Anda di halaman 1dari 5

UTS JURNAL

“PENGARUH MUSIK TERHADAP DAYA INGAT PADA MAHASISWA)


Tugas Kelompok
(Tema: Memori)

OLEH : WILHELMUS DWI HENDRAWAN (18081086)


YOSEPAN BUYUNG SINAGA (18081298)
MATA KULIAH : PSIKOLOGI KOGNITIF
KELAS : 13F2

UNIVERISTAS MERCU BUANA YOGYAKARTA


2022
Latar Belakang
Peristiwa emosional dalam hidup kita lebih mungkin untuk diingat lebih lambat
ddibandingkan dengan peristiwa non-emosional yang serupa. Peningkatan memori emosional
dengan menggunakan kata-kata dan gambar (Yonelinas,2015). Memori merupakan kemampuan
individu untuk memiliki dan mengambil kembali suatu informasi (Wade,2008). Memori adalah
proses mempertahankan informasi sepanjang waktu dan memori merupakan bagian penting
dalam kognisi (Atkinson, 2005) dalam (Wade,2008). Terdapat dua level memori yang dimiliki
manusia yakni memori jangka panjang dan memori jangka pendek. Memori jangka panjang
(Long Term Memory) merupakan memori yang tidak memiliki keterbatasan kapasitas dan
bertahan beberapa menit saja hingga sepanjang hidup. Memori jangka pendek (short term
memory) merupakan memori penyimpanan sementara informasi – informasi sebelum diteruskan
ke dalam memori jangka Panjang (Lestari,2013)
Penelitian (Riyanto,2009) dalam Dharmawan (2015) menyatakan daya ingat adalah
kekuatan jiwa manusia untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan,
pengertian-pengertian atau tanggapan-tanggapan. Kemampuan kita untuk belajar (dalam arti
luas) sangat dipengaruhi oleh daya ingat yang kita miliki. Ingatan jangka pendek adalah suatu
proses penyimpanan memori sementara dimana informasi akan disimpan selama informasi itu
dibutuhkan. Setelah berada di sistem memori jangka pendek, informasi tersebut dapat di transfer
lagi dengan proses pengulangan ke sistem ingatan jangka panjang untuk disimpan, atau dapat
juga informasi tersebut hilang/terlupakan karena tergantikan oleh tambahan bongkahan informasi
baru (displacement) (Dharmawan,2015).
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari proses belajar dan mengingat,
yang sangat berkaitan dengan memori. Menurut Healey dan Hasher (2009), aspek-aspek dari
memori cendrung mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia (Santrock, 2012). Sejalan
dengan berjalannya usia memori atau daya ingat akan mengalami penurunan. Akan tetapi bagi
yang pelupa pada usia muda, penyebabnya mungkin karena kelelahan otak atau stress, yang
mengakibatkan daya ingat tidak cukup kuat.
Penelitian (Alexomanolaki, Loveda, & Kenett, 2006) mengatakan bahwa musik sangat
penting dalam proses recall dan memperkuat persepsi pada informasi agar menjadi sesuatu yang
komersial dalam iklan sebuah produk, yang terpenting lagi tidak ada persyaratan khusus untuk
jenis musik tertentu. Menurut M. Suharto dalam buku Kamus Musik (1992) Musik adalah
ungkapan gagasan melalui bunyi yang unsur utamanya berupa melodi, irama dan harmoni
dengan unsur pendukung gagasan, sifat dan warna bunyi. Musik merupakan rangkaian dari
berbagai macam notasi nada yang dinamis, sehingga menghasilkan suara yang nyaman didengar
yang dapat memberikan pengaruh yang positif dalam performance kerja (Oktavia,2013).
Mendukung hal tersebut, Campbell dalam Feriyadi (2012) menyatakan bahwa musik yang sesuai
dengan kesukaan menghasilkan stimulan yang bersifat ritmis. Stimulan ini kemudian ditangkap
pendengaran kita dan diolah dalam sistem saraf tubuh serta kelenjar otak yang mereorganisasi
intepretasi bunyi ke dalam ritme internal pendengarnya. Ritme tersebut yang mempengaruhi
metabolisme tubuh manusia sehingga prosesnya berlangsung lebih baik (Apriliyasari,2018).
Rangsangan ritmis dari musik yang diperdengarkan juga dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa, meningkatkan kreativitas, serta meningkatkan konsentrasi dan daya ingat (Campbell,
2002). Musik adalah seni yang ajaib, karena musik bisa mempengaruhi orang saat
mendengarkannya. Beberapa teori menunjukkan bahwa informasi yang dipelajari dalam suasana
hati yang khusus dan diasosiasikan dengan stimulus emosi akan lebih mudah diingat. Karenanya,
musik yang dapat menjadi stimulus suasana hati akan sangat dibutuhkan dalam lingkungan
belajar untuk memfasilitasi proses mengingat kembali (Chafin, et al., 2004).
Penelitian oleh Dodge (2014) yang menguji pengaruh musik terhadap memori
menunjukkan bahwa mahasiswa yang diperdengarkan musik sambil belajar mampu mengingat
dengan baik dalam kondisi diperdengarkan musik pop maupun dalam kondisi tanpa suara
(hening). Namun kurang baik ketika diperdengarkan musik klasik, dikarenakan mahasiswa tidak
familiar dengan musik klasik (Dodge, 2014). Penelitian oleh Bennet & Bennet (2008) yang
mengeksplorasi hubungan antara musik dan pembelajaran di otak menunjukkan bahwa
mendengarkan musik secara teratur secara jelas membantu neuron tetap aktif dan berkembang.
Mendengarkan musik yang tepat dapat memfasilitasi proses belajar dan berpartisipasi dalam
membuat tersedianya kelebihan serebral tambahan. Musik mendukung sinkronisasi hemisfer
otak, yang menyediakan kesempatan untuk mencapai koherensi otak dan secara signifikan
mengembangkan proses belajar. Banyak penelitian yang telah menunjukkan bahwa musik dapat
meningkatkan kemampuan kognitif (Hall, 1952). Hall (1952) menemukan bahwa performansi
pemahaman bacaan secara signifikan meningkat ketika musik dimainkan. Penelitian Nakata,
Hunter, dan Tamoto (2007) tentang efek mendengarkan musik terhadap berbagai performa
kognitif menyimpulkan bahwa mendengarkan music Mozart dapat meningkatkan berbagai
performa kognitif. Hal ini terjadi karena musik merupakan media yang dapat mengubah keadaan
emosi.
DAFTAR PUSTAKA

Alexomanolaki, M., Loveda, C., & Kenett. (2006). Music and memory in advertising;
music as a device of implicity learning and recall
Apriliyasari, Renny Wulan dkk. (2018). Peningkatan Memori Jangka Pendek Melalui
Pemberian Terapi Musik Pada Pasien Stroke Iskemik Di Rsud Kudus. Jurnal Keperawatan dan
Kesehatan Masyarakat. Vol. 7, No. 2 Oktober, 2018
Bennet, A., & Bennet, D. (2008). The Human Knowledge System: Music and Brain
Coherence. The Journal of Information and Knowledge Management System, Vol. 38, No. 3,
277-295.
Campbell, D. (2002). Efek Mozart: memanfaatkan kekuatan music untuk mempertjam
pikiran, meningkatkan kreativitas, dan menyehatkan tubuh. Jakarta: PT Gramedia.
Dharmawan, Triadib. (2015). Musik Klasik Dan Daya Ingat Jangka Pendek Pada Remaja.
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol. 03, No.02, Agustus 2015
Dodge, L. (2014). Music and Memory: Effects of Listening to Music While Studying in
College Students. Journal of Student Research , 203-215
Hall, J. (1952). The Effect of Background Music on The Reading Comprehension of
Eighth and Ninth Grade Students. journal of Educational Research, 45, , 451-458.
Lestari, Oktavia dkk. (2013). Analisis Pengaruh Audio Visual Terhadap Kemampuan
Memori Jangka Pendek Pada Kelompok Usia Produktif Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
Makalah Penelitian Tugas Akhir 2013, 1-25
Santrock. J.W. (2012). Life-spam development perkembangan masa hidup edisi 5 jilid 2.
Jakarta: Erlangga
Schellenberg, E. G., & Hallam, S. (2005). Music Listening and Cognitive Abilities in 10
and 11-year-olds. University of Toronto
Wade, C., & Tavris, C. (2008). Psikologi edisi 9 jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Yonelinas, A. P., and Ritchey, M. (2015). The slow forgetting of emotional episodic
memories: an emotional binding account. Trends Cogn. Sci. 19, 259–267. doi:
10.1016/j.tics.2015.02.009

Anda mungkin juga menyukai