Anda di halaman 1dari 9

Kemampuan Umum :

1. Penyusunan & Penyiapan Rencana Kerja, Analisis & Pengolahan Data Rencana
Penyuluhan Kesehatan : *Halaman 62*
Perencanaan adalah serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dibuat dituangkan dalam
bentuk tindakan. Perencanaan merupakan salah satu siklus dari proses pemecahan masalah
untuk mengubah posisi yang ada saat ini kepada posisi yang diinginkan

Tjokroamidjojo (1992, 12-14) mendefi nisikan perencanaan


sebagai suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-baiknya (maximum
output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efi sien dan efektif.
Dengan demikian, maka terdapat 5 (lima) hal pokok yang perlu diketahui dalam
perencanaan, yaitu: 1) permasalahan yang ada, 2) ketersediaan sumberdaya, 3)
tujuan serta sasaran yang ingin dicapai, 4) kebijakan yang ada serta 5) jangka
waktu pencapaian tujuan.
Abe (2001, 43) tidak lain dari susunan (rumusan)
sistematik mengenai langkah (tindakan-tindakan) yang akan dilakukan di masa
depan, dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan yang seksama
atas potensi, faktor-faktor eksternal dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
rangka mencapai suatu tujuan tertentu. prinsip perencanaan, yakni : 1) apa yang akan dilakukan, yang
merupakan jabaran dari visi dan misi; 2) bagaimana mencapai hal tersebut; 3)
siapa yang akan melakukan; 4) lokasi aktivitas; 5) kapan akan dilakukan, berapa
lama; dan 6) sumber daya yang dibutuhkan

Manfaat Perencanaan
1. Memusatkan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai.
2. Mengurangi resiko ketidak pastian terhadap proses kegiatan yang harus
dilakukan.
3. Mencegah pemborosan sumberdaya, dan mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya secara efektif dan efi sien untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai.
4. Kegiatan terjadwal dengan baik
5. Menjadi dasar bagi fungsi manajemen yang lain, yaitu pelaksanaan,
pengawasan, pemantauan dan penilaian.

Jenis-jenis Perencanaan
Ada beberapa jenis perencanaan promosi kesehatan, yaitu:
1. Perencanaan berdasarkan alokasi waktu (jangka pendek, menengah dan
panjang).
2. Perencanaan promosi kesehatan berdasarkan program prioritas
3. Perencanaan berdasarkan tatanan promosi kesehatan.
4. Perencanaan berdasarkan kegiatan promosi disetiap jenjang administrasi, di
pusat, provinsi, kabupaten/kota, puskesmas/ kecamatan, dan kelurahan.
5. Perencanaan berdasarkan pencapaian indikator kinerja, misalnya: pencapaian
PHBS di Rumah Tangga, PHBS di Sekolah, pencapaian Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif, pencapaian target imunisasi lengkap pada bayi, peningkatan target
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, dll
6. Perencanaan berdasarkan pada strategi promosi kesehatan (perencanaan
advokasi, bina suasana, gerakan pemberdayaan masyarakat).
7. Perencanaan berdasarkan ruang lingkup program kesehatan, yaitu untuk satu
program atau program terpadu.
8. Perencanaan dalam menghadapi keadaan darurat.
9. Perencanaan berdasarkan fungsi operasional misalnya: keuangan,
ketenagakerjaan, dll).

Langkah-langkah perencanaan promosi kesehatan merupakan siklus yang


terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yaitu:
1. Analisa situasi, Identifikasi masalah, masyarakat, wilayah dan kebijakan.
2. Menetapkan prioritas masalah
3. Melakukan identifikasi penyebab masalah
4. Menentukan prioritas penyebab masalah
5. Menentukan tujuan promosi kesehatan
6. Menentukan sasaran promosi kesehatan
7. Menentukan jenis kegiatan promosi kesehatan
8. Menentukan metode promosi kesehatan
9. Menetukan media promosi kesehatan
10. Menentukan pelaksana kegiatan
11. Menentukan alokasi dana kegiatan
12. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan
13. Menentukan kegiatan monitoring
14. Menentukan kegiatan evaluasi

PENYUSUNAN RENCANA 5 TAHUNAN DAN TAHUNAN


Term Of Reference yang disingkat TOR: gambaran umum dan penjelasan mengenai
kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian
Negara/Lembaga. Dalam KAK tercakup:
.
Kegiatan: ..................................
Subkegiatan: ..................................
Detil Kegiatan: ..................................
1. Latar Belakang (why)
• Dasar Hukum
• Gambaran Umum
• Alasan Kegiatan Dilaksanakan
2. Kegiatan Yang Dilaksanakan (what)
• Uraian Kegiatan
• Batasan Kegiatan
3. Maksud dan Tujuan (why)
• Maksud Kegiatan
• Tujuan Kegiatan
4. Indikator Keluaran dan Keluaran
• Indikator Keluaran (kualitatif)
• Keluaran(kuantitatif)
5. Cara Pelaksanaan Kegiatan (how)
• Metode Pelaksanaan
• Tahapan Kegiatan
6. Tempat pelaksanaan Kegiatan (where)
7. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan (who)
• Pelaksana kegiatan
• Penanggungjawab kegiatan
• Penerima manfaat
8. Jadwal Kegiatan
• Waktu pelaksanaan kegiatan (when)
• Matriks pelaksanaan kegiatan (time table)
9. Biaya (How much): total biaya yarrg diperlukan dalam kegiatan.
Tata cara pengisian format KAK adalah sebagai berikut:
1. Kementerian Negara/Lembaga, diisi dengan nomenklatur Kementerian
Negara/Lembaga.
2. Unit Organisasi, diisi dengan nomenklatur Unit Eselon I yang bersangkutan.
3. Program, diisi dengan nama program.
4. Sasaran Program, diisi dengan sasaran program dalam Renja K/L atau RKP.
5. Usulan SBK: diisi sesuai dengan posisi (level) usulan SBK serta keterkaitan
dengan kegiatan, subkegiatan dan detil kegiatan.

Tata cara pengisian format KAK adalah sebagai berikut:


1. Kementerian Negara/Lembaga, diisi dengan nomenklatur Kementerian
Negara/Lembaga.
2. Unit Organisasi, diisi dengan nomenklatur Unit Eselon I yang bersangkutan.
3. Program, diisi dengan nama program.
4. Sasaran Program, diisi dengan sasaran program dalam Renja K/L atau RKP.
5. Usulan SBK: diisi sesuai dengan posisi (level) usulan SBK serta keterkaitan
dengan kegiatan, subkegiatan dan detil kegiatan

Sistematika
1. Latar Belakang
Menjelaskan dasar hukum yang terkait dan kebijakan Kementerian Negara/
Lembaga yang merupakan dasar keberadaan kegiatan/alctifl tas berkenaan
berupa Peraturan Perundangan yang berlaku, Rencana Strategis Kementerian
Negara/Lembaga, dan Tugas Fungsi Kementerian Negara/Lembaga,
sedangkan gambaran umum merupakan penjelasan secara singkat mengapa
(why) kegiatan tersebut dilaksanakan dan alasan penting kegiatan tersebut
dilaksanakan serta keterkaitan kegiatan yang dipilih dengan kegiatan keluaran
(output) dalam mendukung pencapaian sasaran dan kinerja program/yang
pada akhirnya akan mendukung pencapaian tujuan kebijakan.
2. Kegiatan yang dilaksanakan
Menjelaskan uraian kegiatan apa (what) yang akan dilaksanakan dan batasan
kegiatan.
3. Maksud dan Tujuan
Menjelaskan mengapa (why) kegiatan harus dilaksanakan dan berisikan hasil
akhir yang diharapkan dari suatu kegiatan (bersifat kualitatif) serta manfaat
(outcome) kegiatan.
4. Indikator Keluaran dan Keluaran
Menjelaskan indikator keluaran berupa target yang ingin dicapai (bersifat
kualitatif) dan keluaran (output) yang terukur dalam suatu kegiatan (bersifat
kuantitatif). Misalnya: 37% RT sehat, dan lain-lain.
5. Cara Pelaksanaan Kegiatan
Menjelaskan bagaimana (how) cara pelaksanaan kegiatan baik berupa metode
pelaksanaan, komponen, tahapan dalam mendukung pencapaian keluaran
(output) kegiatan.
6. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Menjelaskan dimana (where) kegiatan tersebut akan dilaksanakan.
7. Pelaksana dan Penanggungjawab Kegiatan
Menjelaskan siapa (who) saja yang terlibat dan bertanggungjawab atas
pelaksanaan kegiatannya.
8. Jadwal Kegiatan
Menjelaskan berapa lama dan kapan (when) kegiatan tersebut dilaksanakan,
dengan dilengkapi time table kegiatan.
9. Biaya
Berisikan total biaya (how much) kegiatan sebesar nilai nominal tertentu yang
dirinci dalam (Rencana Anggaran Biaya) RAB sebagai lampiran KAK.
10. Penandatangan KAK
Diisi pejabat yang bertanggung jawab pada kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Analisis Identifikasi Wilayah : *Halaman 66-73*
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH YANG TERKAIT DENGAN MASALAH KESEHATAN
Potensi Wilayah adalah kegiatan penggalian data dan informasi potensi wilayah (data sekunder dan data
primer) yang dilakukan secara partisipatif

Potensi adalah semua sumberdaya yang ada atau tersedia dan yang dapat digunakan
dalam upaya mengatasi masalah yang ada ataupun digunakan dalam upaya mencapai
tujuan. langkah kegiatan indentifi kasi potensi wilayah:

Isi TOR:
1. Uraian mengenai apa (WHAT) pengertian dan apa keluaran (output) yang akan
dicapai dari kegiatan yang dilaksanakan.
2. Mengapa (WHY) kegiatan tersebut perlu dilaksanakan dalam hubungan tugas
pokok dan fungsi atau sasaran program yang hendak dicapai.
3. Siapa (WHO) satker/panitian/tim/personal yang bertanggung jawab
melaksanakan dalam mencapai keluaran (output) dan siapa yang menerima
manfaat dari kegiatan tersebut.
4. Kapan (WHEN) kegiatan dimulai dan selesai,
5. berapa lama (HOW LONG) waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikanya.
6 Dimana/lokasi (WHERE) kegiatan tersebut dilaksanakan.
7. Bagaimana (HOW) kegiatan tersebut dilaksanakan.
8. Berapa perkiraan biayanya (HOW MUCH) yang dibutuhkan

Penyusunan instrument terbuka dan tertutup


instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner
(angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya

PertanyaanTerbuka : responden bebas memberikan jawaban tanpa dibatasi jenis jawabannya. Pertanyaan
terbuka baik untuk memastikan subyektifi tas data. Dengan pertanyaan terbuka kita dapat menangkap
beragam pendapat tentang suatu hal yang kita tanyakan. Pertanyaan
terbuka biasanya diletakkan pada akhir daftar pertanyaan untuk mengetahui
pendapat responden tentang hal yang diteliti.
Kerugian pertanyaan terbuka :
1. Harus dibaca dan dianalisis satu pers atu
2. Interpretasi beberapa pembaca dapat berbeda sehingga sulit disimpulkan.
3. Butuh waktu dan pikiran yang lebih banyak bagi responden untuk
menjawabnya, sehingga mudah bosan.

Pertanyaan tertutup : menggunakan pertanyaan yang jawabannya berupa pilihan.


Tidak ada ketentuan dalam banyaknya pilihan. Biasanya berkisar antara 5-10
pilihan jawaban. Untuk pertanyaan yang mengukur satu variabel atau pendapat misalnya kemudahan
penggunaan, dengan kisaran dari mudah ke sulit, suka ke
tidak suka biasanya pilihannya berjumlah gasal (ganjil)

Untuk kuesioner yang mengukur opini dan variabel yang jumlahnya banyak, seperti
misalnya uji musik, lebih baik menggunakan jumlah pilihan jawaban yang genap,
untuk menghindari banyaknya jawaban yang kosong (tidak punya pendapat).
Keuntungan Pertanyaan Tertutup :
1. Mudah dihitung persentase jawabannya.
2. Dapat menggunakan lembar jawaban komputer sehingga cepat menghitungnya.
3. Mudah melacak pendapat berdasarkan waktu
4. Mudah memfi lter jawaban yang tidak berguna atau yang ekstrim.

Tabulasi dan pengolahan data dengan computer


1. Editing Data ( Pemeriksaan data): proses meneliti hasil survai untuk meneliti
apakah ada response yang tidak lengkap, tidak komplet atau membingungkan (mengembalikan ke survayor,
hasil survay dengan jawaban, cara meneliti kembali data yang terkumpul dari
penyebaran kuesioner. Suplemen MPS1 Kuantitatif

2. Pengembangan Variabel
3. Koding Data (Pemberian Kode pada data)
4. Cek Kesalahan
5. Membuat Struktur Data
6. Cek Preanalisa Komputer
7. Tabulasi
8. Cleaning Data (Pembersihan data)
out of range, tidak konsisten secara logika, ada nilai-nilai ekstrim, data
dengan nilai-nilai tdk terdefi nisi, sedangkan treatmen yang hilang adalah nilai
dari suatu variabel yang tidak diketahui dikarenakan jawaban responden yang
membingungkan
9. Recording Data (Pencatatan Data): Maka perlu adanya recording data, yang merupakan bagian
dari sesudah tahap coding data (Pengkodean Data)
10. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan dengan menggunakan beberapa
instrumen

3. Pelaksanaan Penyuluhan : *Halaman 194-222*

Kemampuan Khusus :

1. Analisis Data & Rencana : *halaman 65-66*


Analisa dan Evaluasi data
Analisa yang digunakan dengan analisa deskriptif. disajikan dalam bentuk tabel, grafi k ataupun bentuk pie
Perencanaan program penyuluhan yang baik harus mengungkapkan hasil analisis
fakta dan keadaan yang “lengkap” yang menyangkut: keadaan sumberdayaalam,
sumberdaya-manusia, kelembagaan, tersedianya sarana/prasarana, dan
dukungan kebijaksanaan, keadaan sosial, keamanan, dan stabilitas politik.

Untuk keperluan tersebut, pengumpulan data dapat dilakukan dengan menghubungi


beberapa pihak (seperti: lembaga/aparat pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat,
organisasi profesi, dll) dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data
(wawancara, pengamatan, pencatatan data-sekunder, pengalaman empirik,
dll), agar data yang terkumpul tidak saja cukup lengkap tetapi juga dijamin
kebenarannya

Data yang sudah diperoleh kemudian dikoreksi untuk menjamin keakuratan dan
kualitas data. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa dan dievaluasi.
Jenis data yang dianalisa dan dievaluasi meliputi:
1. data umum antara lain keadaan geografis dan musim, keadaan penduduk
(jumlah, kepadatan), pendidikan, keadaan ekonomi dll.
2. data khusus kesehatan antara lain meliputi angka kesakitan, angka kematian,
angka kelahiran, keadaan gizi, jenis-jenis penyakit tertentu.
3. data perilaku antara lain pola makan, pola kepemimpinan, kebiasaan buang
sampah, kebiasaan berobat, kebiasaan buang air besar, kebiasaan, dll

Dalam menetapkan prioritas masalah harus mempertimbangkan beberapa hal


sebagai berikut:
1. Beratnya/besarnya masalah
2. Kelompok masyarakat yang diserang
3. Distribusi geografi s
4. Pertimbangan politis

Persiapan Perencanaan
Untuk merumuskan rencana kegiatan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku utama
dan pelaku usaha;
2. Ketersedian teknologi/inovasi, sarana dan prasarana, serta sumberdaya lain
yang mendukung kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat;
3. Tingkat kemampuan (Pengetahuan, Keternampilan dan Sikap) Penyuluh
Kesehatan Masyarakat;
4. Situasi lingkungan fi sik sosial dan budaya yang ada; dan
5. Alokasi pembiayaan yang tersedia.

Rencana penyuluhan kesehatan masyarakat harus memuat unsur-unsur:


SIADIBIBA:
1. Siapa yang akan melaksanakan?
2. Bilamana/kapan waktu pelaksanaan?
3. Berapa banyak hasil yang ingin dicapai (Kwantitas dan Kwalitas)?
4. Berapa korbanan yang diperlukan (biaya, tenaga, dll)?
5. Bagaimana melaksanakannya (melalui kegiatan apa)?

Rencana kegiatan yang disajikan dalam bentuk tabulasi/matriks yang berisi


masalah, kegiatan, metode, keluaran, sasaran, volume/frekuensi, lokasi, waktu,
biaya, sumber biaya, penanggungjawab pelaksanaan dan pihak terkait

2. Pengumpulan Data Primer : *Halaman 68-70*


Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dengan cara:
1. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap
muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara di mana pewawancara dan informan terlibat
dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Keunggulannya ialah memungkinkan peneliti mendapatkan jumlah
data yang banyak, sebaliknya kelemahan ialah karena wawancara melibatkan aspek emosi, maka
kerjasama yang baik antara pewawancara dan yang diwawancari sangat diperlukan.

2. Diskusi kelompok terarah


Diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion), yaitu upaya menemukan
makna sebuah isu oleh sekelompok orang lewat diskusi untuk menghindari
diri pemaknaan yang salah oleh seorang peneliti. FGD memungkinkan peneliti
mendapatkan data yang lengkap dari informan yang biasanya dijadikan
landasan suatu program (pilot study). Pelaksanaan FGD juga relatif cepat, yang terlama adalah waktu
rekruitmen informan. FGD juga memungkinkan peneliti lebih fl eksibel dalam menentukan desain
pertanyaan, sehingga bebas bertanya kepada informan sesuai dengan tujuan penelitian. Namun FGD
relatif membutuhkan biaya yang cukup besar, bahkan dalam beberapa kasus, para
informan mendapat selain konsumsi juga ‘uang lelah’ karena telah mengikuti diskusi.

Tujuan FGD adalah untuk memperoleh informasi mendalam pada konsep, persepsi dan gagasan untuk
suatu kelompok FGD mengarahkan untuk menjadi lebih dari suatu pertanyaan-pertanyaan interaksi jawaban.
Ini merupakan suatu diskusi kelompok antara 6 sampai 12 orang yang dipandu oleh seorang fasilitator dan
co-fasilitator.

Beberapa tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan
informasi fakta, hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building
raport, ulang kembali jawaban untuk klarifi kasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negative.

3. Observasi berkelanjutan
Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung
atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.
Dalam hal ini, peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya perlu
mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau
kondisi yang ada di lapangan.

Hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang masalahnya dan mungkin
petunjuk-petunjuk tentang cara pemecahannya. Tujuan observasi adalah untuk memperoleh berbagai data
konkret secara langsung di lapangan atau tempat penelitian.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat),
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, perasan.

Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut:


1) Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
2) Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi.
3) Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
5) Harus diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi, seperti telah menyediakan buku catatan, kamera,
tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.

Pengumpulan data sekunder dari beberapa sumber


Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada seperti
profi l kesehatan, laporan tahunan program promkes, hasil kajian PHBS, dan lainlain.
Data sekunder dikumpulkan untuk diolah dan dianalisa sebagai kelengkapan
bahan untuk membuat perencanaan penyuluhan kesehatan masyarakat
3. Analisis Tabulasi Data : *Halaman 70-73*
Analisa hasil tabulasi data secara analitik
proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diintepretasikan. Fungsi pokok tes
statistik
adalah menyederhanakan daata hasil penelitian yang jumlahnya sangat besa
rmenjadi suatu informasi yang sederhana dan mudah dimengerti

Interpretasi atau inferensi dapat dilakukan dengan dua cara:


1. Interpretasi secara terbatas Peneliti hanya melakukan interpretasi atas data dan hubungan yang ada dalam
penelitiannya. Interpretasi yang demikian ini dilakukan peneliti
secara bersamaan pada saat analisis data dilakukan.
2. Peneliti berusaha mencari pengertian yang lebih luas tentang hasil-hasil yang diperoleh dari analisis
data.Interpretasi yang demikian dengan membandingkan hasil analisisnya dengan
kesimpulan peneliti lain serta menghubungkan interpretasi tersebut dengan
teori, tahap ini sangat penting, akan tetapi sering tidak dilakukan oleh peneliti.

Analisis data terbagi menjadi 2 kategori:


1. Analisis data untuk data kategorikal
adalah metode tabulasi silang yang juga dikenal sebagai analisis elaborasi.
2. Analisis untuk data bersambungan, biasanya digunakan berbagai teknik atau tes
statistik seperti distribusi frekuensi ukuran analisis varians, analisis korelasi dan
sebagainya.

4. Penyusunan Rencana Strategi Penyuluhan : *Halaman 73*


PENGEMBANGAN RENCANA STRATEGI PENYULUHAN KESEHATAN
MASYARAKAT
1. Penyusunan rancangan strategi penyuluhan program terpadu
1. Tingkat Kecamatan
2. Kabupaten
3. Provinsi
4. Nasional
2.Penyusunan rancangan strategi penyuluhan tingkat internasional
3. Penyusunan uji coba rancangan strategi

5. Penyusunan & Penyeleksian Materi Penyuluhan : *Halaman 74-78*


Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi
atau pesan-pesan kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran, sehingga
sasaran mau dan mampu untuk mengubah perilaku sesuai dengan pesan yang
disampaikan (DEPKES RI, 2006).
Pengembangan media promosi kesehatan dapat dilakukan dengan pendekatan Proses P.
Proses P ini diperkenalkan oleh Universitas John Hopkins bersama-sama PATH (Program
for Approriate Technology in Health) sewaktu melaksanakan proyek PCS (Population
Communication Services).

tahap-tahap Proses P dalam pengembangan media promosi kesehatan yaitu:


A. Tahap analisis masalah dan sasaran
Pada tahap ini dilakukan penelaahan analisis:
1. Masalah Kesehatan, termasuk penyebab masalahnya, sifat masalah, epidemiologi
masalah termasuk masalah perilaku yang ada di masyarakat sehubungan dengan
masalah kesehatan yang ditimbulkan.
2. Kelompok sasaran, dalam hal demografi , sosial-ekonomi, faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya dan adatistiadat,
pendapatan, serta pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan
dengan masalah kesehatan.
3. Kebijaksanaan-kebijaksanaan, peraturan dan program penanggulangan yang
telah ada dari berbagai instansi sektoral untuk mengetahui pengalaman yang
lalu, harapan di masa yang akan datang. Di sini dapat dipelajari arahanarahan
dan dalam membuat suatu program kegiatan KIE, masing-masing
sektor. Apakah masalah sosial, kesehatan, ekonomi, demografi atau bahkan
politik. Dan melihat program serta pendukung-pendukung apa saja yang telah
tersedia.
4. Memilih institusi, organisasi atau LSM yang mampu mendukung program.
Dilihat kemampuan internal dan eksternal dari organisasi tersebut.
5. Sasaran komunikasi yang tersedia, untuk menetapkan media dan sarana
yang tersedia dan yang telah dilaksanakan, yang mempengaruhi perilaku
masyarakat seperti umur, pendidikan, budaya dan adat istiadat, pendapatan
serta pengembangan sikap dan perilaku yang berhubungan denmagan
masalah kesehatan

B. Tahap Rancangan Pengembangan Media


1. Menetapkan tujuan
Tujuannya adalah suatu pernyataan tentang suatu keadaan di masa datang
yang akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan tertentu (Notoatmodjo,2005).
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan harus:
a. Realistis, artinya bisa dicapai bukan hanya angan-angan.
b. Jelas dan dapat diukur.
c. Apa yang akan diukur.
d. Siapa sasaran yang akan diukur.
e. Seberapa banyak perubahan yang akan diukur.
f. Berapa lama dan di mana pengukuran dilakukan.
Penetapan tujuan adalah sebagai dasar untuk merancang media promosi
kesehatan dan dalam merancang evaluasi. Jika tujuan yang ditetapkan tidak
jelas dan tidak operasional maka program menjadi tidak fokus dan tidak
efektif (Notoatmodjo,2005).

2. Menetapkan segmentasi sasaran


Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang
tepat dan dianggap sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan.
Tujuannya adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan
memberikan kepuasan pada masing-masing segmen.

Dapat juga untuk menentukan ketersediaan, jumlah dan jangkauan produk.


Selain itu juga dapat menghitung jenis media dan menempatkan media yang
mudah diakses oleh khalayak sasaran. Sebelum media promosi kesehatan
diluncurkan hendaknya perIu mengumpulkan data sasaran seperti:
a. Data karakteristik perilaku khalayak sasaran.
b. Data epidemiologi.
c. Data demografi .
d. Data geografi .
e. Data psikologi (Notoatmodjo,2005)

3. Mengembangkan posisioning pesan


Posisioning adalah suatu proses atau upaya untuk menempatkan suatu
produk perusahaan, individu atau apa saja dalam alam pikiran mereka yang
dianggap sebagai sasaran atau konsumennya. Posisioning bukan sesuatu
yang dilakukan terhadap produk tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak calon konsumen atau
khalayak sasaran. Hal ini bukan strategi produk tetapi
strategi komunikasi. Di sini berhubungan dengan bagaimana calon konsumen
menempatkan produk kesehatan di dalam otaknya (Notoatmodjo,2005

4.Menentukan strategi posisioning


Pada prinsipnya seseorang yang ingin melakukan kegiatan posisioning
memerlukan suatu ketekunan dan kejernihan berpikir dalam memandang produk
dan pasar yang tengah diusahakan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan
(Notoatmodjo,2005):
a. Identifi kasi para pesaing.
Tujuannya adalah melakukan identifi kasi atas sejumlah pesaing yang ada di
masyarakat.
b. Persepsi konsumen
Tujuannya adalah memperoleh sejumlah atribut yang dianggap penting
oleh khalayak sasaran.
c. Menentukan posisi pesaing
Mengetahui posisi yang diduduki oleh pesaing dilihat dari berbagai sudut
pandang.
d. Menganalisis preferensi khalayak sasaran yaitu mengetahui posisi yang
dikehendaki oleh khalayak sasaran terhadap suatu produk tertentu.
e. Menentukan posisi merek produk sendiri
Penentuan posisi merek yang akan kita jual harus mempertimbangkan halhal
sebagai berikut : analisis ekonomi, komitmen terhadap segmen pasar,
jangan mengadakan perubahan yang penting, pertimbangkan simbolsimbol
produk.
f. Ikuti perkembangan posisi
Secara bersekala posisi produk harus ditinjau dan dinilai kembali apakah
masih cocok dengan keadaan.

5.Memilih Media Promosi Kesehatan


Pemilihan media adalah jabaran saluran yang akan digunakan untuk
menyampaikan pesan pada khalayak sasaran. Yang perlu diperhatikan di sini
adalah:
a. Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran, bukan pada
selera pengelola program.
b. Media yang djpilih harus memberikan dampak yang luas.
c. Setiap media akan mempunyai peranan yang berbeda.
d. Penggunaan beberapa media secara serempak dan terpadu akan
meningkatkan cakupan, frekuensi dan efektifi tas pesan (DEPKES RI, 2006).
6. Uji Coba Media : *Buku Biru Hal. 78-82*
7. Evaluasi atas Proses & Hasil dari Media Penyuluhan : *Halaman 232*
8. Olah Data Penyuluhan : *Halaman 242*
9. Advokasi Kesehatan : *Halaman 89*
10. Penggalangan Dukungan Sosial : *Halaman 117*
11. Pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan : *Halaman 194*
12. Penyiapan Bahan / Data Informasi Kebijakan Pengembangan Penyuluhan Kesehatan :
*Halaman 292*.

Anda mungkin juga menyukai