Anda di halaman 1dari 32

KEWIRAUSAHAAN

“OPERATION PLAN”

oleh
Kelompok 4

1. Yasinta Feby A 202241004


2. Fitriyana 202241008
3. Ratna Candra Purnamaningtyas 202241017
4. Brigitta Wamis P.S 202241023
5. Markus Purwanto 202241029
6. Agnes Yuni 202241033

STIKES ST. ELISABETH SEMARANG


PROGRAM EKTENSI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami tidak lupa un
tuk mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan bekontr
ubusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bi
sa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam pe
nyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untu
k itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca de
mi kesempurnaan makalah ini.

Surakarta, 14 Desember 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian yang semakin tidak menentu, harga yang semakin
berfluktuasi., serta pesaing bisnis yang semakin banyak memaksa setiap badan
usaha untuk menetapkan suatu perencanaan yang tepat bagi usaha bisnisnya.
Perencanaan tersebut digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menentukan
strategi dan bagaimana kegiatan operasional berjalan sempurna baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek. Suatu perencanaan yang baik diperlukan bagi
badan usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Badan usaha akan sulit untuk menjalankan usahanya dengan efektif dan efisien
tanpa melakukan dan membuat perencanaan yang menjadi landasan bagi fungsi
manajamen lainnya.
Perencanaan adalah proses paling awal dalam fungsi manajamen, karena proses
perencanaan merupakan proses yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan
organisasi di masa mendatang. Fungsi-fungsi manajemen yang lain baru dapat
berjalan dengan baik apabila perencanaan sudah dilakukan oleh organisasi yang
bersangkutan dengan mengikuti setiap tahapan-tahapan dalam perencanaan
tersebut (Situmorang, 2011). Fungsi manajemen yang lain menjadi tergantung
dengan fungsi perencanaan yang menjadi dasar dari setiap aktivitas yang terjadi.
Jadi sebelum melakukan perencanaan perlu menganalisa kembali untuk
memprediksi apa yang menjadi risiko di masa mendatang, sehingga apabila terjadi
permasalahan yang terjadi hal tersebut dapat dikurangi. Oleh karena itu,
perencanaan menjadi dasar sebagai pengambilan keputusan terhadap berjalannya
badan usaha.
Perencanaan juga merupakan proses membuat sasaran dan tujuan serta
menemukan serangkaian tindakan yang seharusnya dilakukan untuk merealisasi
sasaran dan tujuan tersebut (Robbins & Coulter, 2012). Hal ini menunjukkan
bahwa manajer pada badan usaha harus dapat menentukan sasaran dan tujuan
terlebih dahulu yang kemudian memikirkan serangkaian tindakan apa saja yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut. Perencanaan menjadi
penting karena sasaran dan tujuan merupakan hal yang ingin dicapai perusahaan
baik pada jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan menuliskan Calyptra:
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.6 No.1 (2017) 213 perencanaan
dengan rinci, akan lebih memfokuskan seseorang dalam mencapai tujuan serta
menghindari tantangan yang belum diprediksi sebelumnya.

Dalam bukunya, Robins & Coulter (2012) juga membagi perencanaan


berdasarkan keluasan, yaitu prencanaan strategis dan perencanaan operasional.
Strategic Planning merupakan rencana yang berlaku untuk seluruh organisasi dan
menetapkan tujuan atau target keseluruhan organisasi di masa yang akan datang.
Pencapaian target jangka panjang penting untuk ditentukan dengan pasti agar
badan usaha memiliki arah yang fokus dalam mencapai tujuannya. Selain
menentukan perencanaan strategis, badan usaha juga perlu membuat perencanana
operasional untuk mencapai hasil yang maksimal dalam usaha bisnis.
Thome et al (2012), menyatakan bahwa operational planning adalah proses
untuk mengembangkan rencana taktis yang membangun kemampuan manajemen
untuk mengarahkan strategi bisnis untuk mencapai keunggulan kompetitif secara
terus menerus dengan berfokus pada kepuasan pelanggan. Pembuatan rencana ini
dapat mewujudkan rencana strategis yang telah ditentukan oleh badan usaha
dengan meninjau kembali pelaksanaan kinerja dalam bisnis. Rencana operasional
dapat memenuhi tujuan jangka pendek dengan menentukan aktivitas-aktivitas
operasional yang perlu dilakukan badan usaha dalam mengembakan bisnisnya.
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk menulis makalah “Operation
Plan” di mana keadaan sekarang terjadi banyak permasalahan dalam bisnisnya,
baik masalah yang bersifat strategis dan operasional.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan Operasional/Operation
Plan
2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian Rencana Operasional/Operation
Plan
2. Mahasiswa mampu mengetahui Peran Rencana Operasional/Operation Plan
3. Mahasiswa mampu mengetahui kegiatan Rencana Operasional/Operation
Plan
4. Mahasiswa mampu mengetahui isi Rencana Operasional/Operation Plan
5. Mahasiswa mampu mengetahui maanfaat Rencana Operasional/Operation
Plan
6. Mahasiswa mampu mengetahui langkah-langkah Rencana
Operasional/Operation Plan
7. Mahasiswa mampu mengetahui hal-hak yang diperhatikan Rencana
Operasional/Operation Plan

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dengan adanya makalah Rencana Operasional/Operation Plan
ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang
kewirausahaan terkait persiapan rencana bisnis yang diinginkan.
2. Bagi Instansi Rumah Sakit
Diharapkan dengan adanya makalah ini bisa menjadi referensi bagi Rumah
Sakit dalam mempersiapkan rencana bisnis dalam bidang kesehatan.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya makalah Rencana Operasional/Operation Plan
masyarakat dapat mengetahui persiapan dan langkah-langkah yang
dibutuhkan dalam mempersiapkan bisnis dalam bidang kewirausahaan.
BAB II

KONSEP TEORI

A. Pengertian Rencana Operasional /Operation Plan


 “Operation Plan” adalah bagian dari rencana strategi bisnis yang menjelaskan
bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan, alur kerja dari awal hingga akhir, serta
sumberdaya apa saja yang harus digunakan dalam prosesnya. Tujuan dari
operational plan adalah sebagai kontrol terhadap suatu proses yang ada di dalam
proses bisnis.
B. Peran Rencana Operasional/Operation Plan
Peran operational plan dalam proses bisnis adalah memberi gambaran jelas kepada
seluruh pelaku bisnis yang terlibat tentang informasi dari proses bisnis tersebut.
Informasi dapat berupa kondisi suatu proses bisnis, sumberdaya, tujuan, tanggung
jawab tiap orang yang terlibat, dan langkah-langkah yang diambil. Hal tersebut
sangatlah penting, sebab jika dijalankan tanpa perencanaan, sebuah proses bisnis
dapat tidak mengenai sasaran atau bahkan gagal ditengah jalan.
C. Kegiatan Rencana Operasional/Operation Plan
Ada dua kegiatan perencanaan dalam menjalankan sebuah bisnis proses dalam
sebuah perusahaan, yaitu “strategic plan” dan “operational plan”. Strategic
plan dikerjakan oleh pihak management level atas dan membahas tentang hal-hal
yang berhubungan dengan perusahaan dalam jangka waktu panjang, seperti misi
untuk meningkatkan laba perusahaan dalam beberapa tahun kedepan. Operational
plan umumnya dikerjakan oleh pihak management dengan level yang lebih rendah
dan ditujukkan untuk jangka waktu tertentu yang lebih singkat, dan ditujukkan
untuk mendukung strategic plan agar berhasil. Operatoional plan biasanya dibuat
untuk waktu satu tahun, misalnya langkah apa saja yang harus dilakukan untuk
meningkatkan pendapatan pada tahun pertama, tahun kedua, dan seterusnya.
Perbedaan dari business plan dan operational plan secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Strategic Plan
a. Membahas sebuah proses management dalam perusahaan secara umum
b. Perancangan yang dibuat berlangsung untuk jangka panjang
c. Lebih bersifat statis
d. Dijalankan oleh berbagai pemegang kepentingan dalam sebuah organisasi
e. Dibuat oleh pihak management tingkat atas dan didukung oleh operational
plan dari pihak management tingkat bawa (eksekutor)

2. Operational Plan
a. Membahas secara mendetail rancangan dari sebuah strategic plan
b. Perancangan yang dibuat berlangsung untuk jangka pendek
c. Lebih bersifat dinamis dan bisa berubah untuk tiap tahun nya
d. Umumnya hanya orang yang berada dalam suatu bagian/divisi pada
sebuah perusahana yang bertanggung jawab atas keberlangsungan dari
sebuah operational plan
e. Dibuat dan dijalankan oleh pihak management tingkat bawah, umumnya
satu divisi/bagian untuk mendukung strategic plan dari managemen
tingkat atas
D. Isi Rencana Operasional/Operation Plan
1. Tujuan yang jelas
2. Kegiatan yang akan disampaikan
3. Standar kualitas
4. Hasil yang diinginkan
5. Persyaratan kepegawaian dan sumber daya
6. Jadwal pelaksanaan
7. Sebuah proses untuk memantau kemajuan

E. Manfaat Rencana Operasional/Operation Plan


1.  Menjelaskan dari mana akan mendapatkan sumber daya yang diperlukan
2.  Cara menggunakan sumber daya itu secara efisien
3.  Mendefinisikan secara jelas persyaratan sumber daya yang paling penting.
4.  Mengurangi risiko jika memungkinkan, dan menyiapkan rencana selanjutnya
jika diperlukan.
5.  Memikirkan masa depan proyek/bisnis, termasuk keberlanjutannya.

F. Langkah-langkah Rencana Operasional/Operation Plan


Rencana operasiona membahas empat pertanyaan :
1.    Dimana kita sekarang ?
2.    Kemana kita mau ?
3.    Bagaimana kita bisa sampai di sana ?
4.    Bagaimana kita mengukur kemajuan kita ?
Sedang komponen utama dari rencana operasional yang lengkap meliputi:
1. Modal manusia. 
 Staf dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek, serta
sumber potensial dan sumber daya saat ini yang potensial.
2. Persyaratan keuangan
Pendanaan yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek, sumber dana
saat ini dan potensial dari dana ini.
3. Tugas beresiko
Risiko apa yang ada dan bagaimana mereka bisa diatasi.
4. Perkiraan umur proyek, strategi keberlanjutan dan exit
Berapa lama proyek akan bertahan, kapan dan bagaimana akan keluar
dari proyek, dan bagaimana akan menjamin keberlanjutan pencapaian
proyek.
G. Hal yang diperhatikan Rencana Operasional/Operation Plan
1.  Mengumpulkan informasi dan analisa data
2.  Menyelenggarakan perubahan dalam bentuk kebutuhan
3.  Mengidentifikasi tujuan dan prioritas
4.  Membentuk alternatif-alternatif penyelesaian
5.  Mengimplementasi, menilai dan memodifikasi
JURNAL

ANALISIS MANFAAT STRATEGIC DAN OPERATIONAL PLANNING


PADA UD “X” DI JOMBANG

Felisia Suharjo
Jurusan Akuntansi / Fakultas Bisnis dan Ekonomika
felisiasuharjo1@gmail.com

Abstrak- Dalam membentuk suatu usaha bisnis, pastinya diperlukan suatu


perencanaan yang tepat, dalam rangka membentuk dan mengembangkan badan
usaha agar terhindar dari permasalahan yang dapat merugikan. Penelitian ini
diharapkan mampu menyadarkan pentingnya perencanaan baik perencanaan
strategis dan operasional dalam badan usaha. Hasil dari penelitian ini adalah
masih banyak ditemukan masalah yang terjadi pada UD “X” baik yang bersifat
strategis dan operasional yang diakibatkan karena perencanaan yang tidak dibuat
sempurna oleh badan usaha. Oleh karena itu, perlu suatu perencanaan yang detail
dan tepat untuk mengatasi masalah tersebut agar tidak menghambat
perkembangan UD “X” dalam dunia bisnis. Perencanaan digunakan untuk
menentukan suatu arah fokus yang mendefinisikan tujuan UD “X” baik pada
jangka panjang maupun jangka pendek. Apabila perencanaan telah dibuat dengan
sempurna maka perlu mengimplementasi dengan baik oleh UD “X” agar dapat
membuat kinerja badan usaha semakin meningkat (baik pada SDM, produk, dan
lain-lain) dan mampu bersaing pada lingkungan bisnis yang memiliki persaingan
ketat.
Kata Kunci : Perencanaan, Manfaat Perencanaan, Perencanaan strategis,
Perencanaan operasional

Abstract- In forming a business, certainly needed a proper planning, in order to


establish and develop business entity in order to avoid the problems that could be
detrimental. This study is expected to realize the importance of planning for both
strategic and operational planning within the enterprise. Results from this study
are still many problems that occur at UD "X" both strategic and operational
planning caused not made perfect by business entities. Therefore, the need for a
detailed planning and the right to resolve the issue so as not to hamper the
development of UD "X" in the business world. Planning is used to determine a
direction of focus that defines the goal UD "X" either on a long term or short
term. If planning has been made perfectly it is necessary to implement well by UD
"X" to be able to make the performance of enterprises is increasing (both in
human resources, products, etc.) and be able to compete in a business environment
that has tough competition.
Keywords : Planning, Benefit of plan, Strategic planning, Operational planning
PENDAHULUAN

Dengan kondisi perekonomian yang semakin tidak menentu, harga yang


semakin berfluktuasi., serta pesaing bisnis yang semakin banyak memaksa setiap
badan usaha untuk menetapkan suatu perencanaan yang tepat bagi usaha
bisnisnya. Perencanaan tersebut digunakan sebagai dasar pemikiran untuk
menentukan strategi dan bagaimana kegiatan operasional berjalan sempurna baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Suatu perencanaan yang baik
diperlukan bagi badan usaha untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Badan usaha akan sulit untuk menjalankan usahanya dengan efektif
dan efisien tanpa melakukan dan membuat perencanaan yang menjadi landasan
bagi fungsi manajamen lainnya.

Martini et al (2012) menyatakan bahwa perencanaan adalah proses paling


awal dalam fungsi manajamen, karena proses perencanaan merupakan proses
yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan organisasi di masa mendatang.
Fungsi-fungsi manajemen yang lain baru dapat berjalan dengan baik apabila
perencanaan sudah dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan dengan
mengikuti setiap tahapan-tahapan dalam perencanaan tersebut (Situmorang,
2011). Fungsi manajemen yang lain menjadi tergantung dengan fungsi
perencanaan yang menjadi dasar dari setiap aktivitas yang terjadi. Jadi sebelum
melakukan perencanaan perlu menganalisa kembali untuk memprediksi apa yang
menjadi risiko di masa mendatang, sehingga apabila terjadi permasalahan yang
terjadi hal tersebut dapat dikurangi. Oleh karena itu, perencanaan menjadi dasar
sebagai pengambilan keputusan terhadap berjalannya badan usaha.

Perencanaan juga merupakan proses membuat sasaran dan tujuan serta


menemukan serangkaian tindakan yang seharusnya dilakukan untuk merealisasi
sasaran dan tujuan tersebut (Robbins & Coulter, 2012). Hal ini menunjukkan
bahwa manajer pada badan usaha harus dapat menentukan sasaran dan tujuan
terlebih dahulu yang kemudian memikirkan serangkaian tindakan apa saja yang
diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan tersebut. Perencanaan menjadi
penting karena sasaran dan tujuan merupakan hal yang ingin dicapai perusahaan
baik pada jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan menuliskan
perencanaan dengan rinci, akan lebih memfokuskan seseorang dalam mencapai
tujuan serta menghindari tantangan yang belum diprediksi sebelumnya.

Dalam bukunya, Robins & Coulter (2012) juga membagi perencanaan


berdasarkan keluasan, yaitu prencanaan strategis dan perencanaan operasional.
Strategic Planning merupakan rencana yang berlaku untuk seluruh organisasi dan
menetapkan tujuan atau target keseluruhan organisasi di masa yang akan datang.
Pencapaian target jangka panjang penting untuk ditentukan dengan pasti agar
badan usaha memiliki arah yang fokus dalam mencapai tujuannya. Selain
menentukan perencanaan strategis, badan usaha juga perlu membuat perencanana
operasional untuk mencapai hasil yang maksimal dalam usaha bisnis.

Thome et al (2012), menyatakan bahwa operational planning adalah


proses untuk mengembangkan rencana taktis yang membangun kemampuan
manajemen untuk mengarahkan strategi bisnis untuk mencapai keunggulan
kompetitif secara terus menerus dengan berfokus pada kepuasan pelanggan.
Pembuatan rencana ini dapat mewujudkan rencana strategis yang telah ditentukan
oleh badan usaha dengan meninjau kembali pelaksanaan kinerja dalam bisnis.
Rencana operasional dapat memenuhi tujuan jangka pendek dengan menentukan
aktivitas-aktivitas operasional yang perlu dilakukan badan usaha dalam
mengembakan bisnisnya.

Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk meneliti suatu badan


usaha, di mana terjadi banyak permasalahan dalam bisnisnya, baik masalag yang
bersifat strategis dan operasional. Masalah tersebut timbul dikarenakan kurangnya
perencanaan yang baik dari badan usaha untuk mengembangkan usaha bisnisnya.
Dalam hal ini peneliti memilih UD “X” yang berada di Jombang dan merupakan
badan usaha manufaktur, yang melibatkan peran perencanaan dalam
mengembangkan usahanya. Peneliti memilih UD “X” ini juga dikarenakan
kondisi badan usaha yang semakin menurun di mata masyarakat Jombang dan
menjadi kalah bersaing dengan pesaing bisnis lainnya.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Berdasarlam tujuan dari


penelitian ini adalah explanatory research. Penelitian ini juga termasuk penelitian
terapan (applied research), karena penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada pada badan usaha, kemudian memberikan solusi atau
rekomendasi yang tepat untuk dapat diterapkan pada badan usaha agar dapat
mengembangkan usahanya lebih baik lagi. Peneliti mencari informasi dari pihak-
pihak yang berhubungan langsung dengan badan usaha, yang mengerti akan setiap
aktivitas yang terjadi pada UD “X”.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,


dan analisis dokumen. Wawancara semi structured pemilik badan usaha sendiri,
satu (1) manajer keuangan, satu (1) manajer penjualan, satu (1) manajer
pembelian, satu (1) manajer produksi, dan dua (2) karyawan produksi. Media
yang digunakan dalam proses wawancara berupa catatan tertulis. Observasi non-
participant juga dilakukan untuk menggali data lebih dalam dan mengamati
secara dekat bagaimana kondisi badan usaha. Observasi dilakukan pada aktivitas
operasional (penjualan, pembelian, gudang, produksi, pembayaran, pelayanan
pelanggan, pencatatan, pengendalian, dan penggerakan kinerja SDM). Analisis
dokumen dilakukan dengan membandingkan data wawancara sebelumnya dan
beberapa dokumen lain yang diberikan badan usaha (struktur organisasi, foto
pemasaran, dan tata tertib). Agar data tidak bias maka dilakukan validitas dan
reliabilitas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari alur bisnis dan fungsi manajemen yang terjadi pada UD “X”, peneliti
mendapatkan banyak informasi mengenai hambatan-hambatan apa saja yang
terjadi pada badan usaha. Secara khusus mengenai hambatan pada fungsi
perencanaan yang dilakukan oleh UD “X” saat ini. Fungsi perencanaan yang
terjadi pada UD “X” tidak pernah dibuat secara tertulis, apabila terjadi hambatan
maka pemilik dari badan usaha akan merencanakan dan merealisasikan saat itu
juga, sehingga rencana tidak pernah dipikirkan secara matang yang menimbulkan
berbagai masalah yang masih mampu untuk dihadapi dengan baik.

Akar Masalah dari Hambatan Strategic dan Operational

Akar masalah dari hambatan strategic adalah UD “X” tidak mengetahui


arah dari tujuan jangka panjangnya, meskipun UD “X” memiliki tujuan utamanya
(profit), badan usaha masih belum dapat mengidentifikasi secara rinci yang
mendukung tujuan tersebut tercapai. Perencanaan strategic membantu badan
usaha dalam mencapai tujuan di masa mendatang, serta membantu manajemen
untuk mengevaluasi kondisi badan usaha dalam menjalankan setiap aktivitas
bisnis. Pemilik perlu menyadari pentingnya suatu perencanaan strategic agar
proses bisnis dan sumber daya manusia dapat di kelola dengan baik, sehingga
setiap hambatan pun dapat diselesaikan dengan baik.

Akar masalah dari hambatan strategic juga mempengaruhi operational,


UD “X” yang tidak mengetahui tujuan jangka panjang berakibat badan usaha
tidak memiliki tujuan jangka pendek. Hal tersebut saling mempengaruhi satu sama
lain, tujuan jangka pendek yang juga tidak dimiliki secara fokus megakibatkan
kinerja operasional UD “X” menjadi tidak teratur baik pada sumber daya manusia,
maupun aktivitas operasional (seoerti produksi). Kinerja operasional yang tidak
dapat diatur dengan baik mengakibatkan pemilik juga tidak menyadari pentingnya
evaluasi kinerja. Pemilik tidak mengetahui pentingnya evaluasi kinerja
dilaksanakan secara teratur untuk kepentingan kinerja karyawannya, juga tidak
mengerti apa yang akan diukur melewati kegiatan tersebut. Evaluasi kinerja juga
tidak dijadwalkan dengan pasti karena pemilik belum mengetahui dengan pasti
tujuan jangka pendek dari badan usaha, sehingga UD “X” tidak dapat melakukan
perbaikan terhadap keseluruhan yang berkaitan dengan operasionalnya.

Hambatan yang Bersifat Strategic serta Solusi Strategic Planning

Berikut adalah tabel dari hambatan yang bersifat strategic yang terjadi
selama UD “X” menerapkan fungsi perencanaan dan solusi (strategic planning)
untuk menyelesaikan hambatan tersebut.
Tabel 1. Hambatan Strategic dan Solusi Strategic Planning

Hambat Sol
an usi
Tidak ada visi dan misi dari badan Membuat visi dan misi secara tertulis
usaha
Struktur organisasi dan job description Memperbarui dan
yang belum terkoordinasi dengan baik mengaplikasikan
terhadap karyawan struktur organisasi dan job
description
secara tegas dan tertulis
Tanggung jawab terhadap Membuat pendataan individu
quality control suatu yang bertanggung jawab
produk kurang atas quality control
produk
Sumber: data internal diolah

Dari tabel diatas terdapat 3 hambatan yang bersifat strategis pada badan
usaha dan solusi perencanaan strategis untuk mengatasi permasalahan tersebut
agar tidak menghambat perkembangan bisnis dari UD “X”.

Pertama, hambatan mengenai tidak ada visi dan misi dari badan usaha.
Hambatan ini termasuk strategic dikarenakan menyangkut kehidupan masa depan
badan usaha dalam jangka panjang. Visi dan misi ini ditujukan bagi keseluruhan
karyawan yang bekerja, termasuk pemilik badan usaha dalam jangka panjang.
Tetap, pada UD “X”, Ibu DP selaku pemilik tidak pernah memikirkan pembuatan
visi dan misi untuk badan usahanya, tujuan utama yang dimiliki hanya sebatas
mendapatkan profit. Ibu DP merasa, bahwa tanpa hal tersebut usahanya dapat
berjalan dengan lancar tanpa ada hambata yang terjadi. Keinginan jangka panjang
juga tidak diidentifikasi secara tertulis, hanya disampaikan kepada karyawan
secara langsung melalui perintah atau peringatan tanpa mengetahui apakah
karyawan dapat menerima arahan tersebut.

Dari hambatan yang pertama, perlu adanya perencanaan dalam membuat


visi dan misi secara tertulis untuk UD “X”, agar pemilik dapat mengidentifikasi
dengan rinci yang mendukung pencapaian tujuan utamanya. Menurut Papulova
(2014), Darbi (2012), dan Osita et al (2014) menyatakan bahwa pengembangan
visi dan misi merupakan proses manajamen strategis dan pencapaian
keberhasilannya perlu meninjau fakor internal dan eksternal. Berikut adalah
langkah-langkah dalam membuat visi dan misi tersebut:

1. Identifikasi terlebih dahulu yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang


bisnis, dan tantangan yang dihadapi oleh badan usaha
2. Visi yang dibuat harus menggambarkan dengan jelas tentang keinginan masa
depan badan usaha, serta menjawab permasalahan yang ada
3. Bahasa dari visi lebih baik disusun dengan bahasa singkat agar mudah diingat
4. Misi harus dapat memberikan informasi bagaimana visi akan diwujudkan, apa
yang harus dilakukan untuk perkembangan usaha, dengan memperhatikan
faktor internal dan eksternal badan usaha
5. Bahasa misi ringkas, padat, dan mudah dipahami
6. Visi dan misi dibuat secara tertulis dan ditempel pada ruangan yang menjadi
aktivitas inti badan usaha agar seluruh pihak dapat menanamkan hal tersebut
pada perilakunya sehari-hari dalam bekerja untuk badan usaha.

Manfaat yang diterima dari perencanaan ini (1) karyawan secara otomatis
bekerja sesuai dengan visi dan misi badan usaha sehingga memberikan hasil
kinerja yang maksimal, (2) membuat pemilik ingin lebih mengembangkan
usahanya, (3) menentukan harapan jangka panjang secara terarah dan fokus untuk
mengoptimalkan segala kegiatan yang ada pada badan usaha.

Kedua, hambatan mengenai struktur dan job description yang belum


dikoordinasikan dengan baik kepada karyawan masuk dalam kategori strategis
keduanya tidak bisa suatu saat diubah-ubah dalam jangka waktu yang panjang.
Visi dan misi yang akan dijalankan UD “X” memerlukan peran manusia di
dalamnya untuk mencapai tujuan tersebut. Orientasi jangka panjang dari UD “X”
yang menekankan kepada kualitas produknya, juga perlu didukung sumber daya
manusia yang bekerja lebih baik lagi dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Ibu DP juga hanya menyampaikan keduanya dengan cara memberikan penjelasan
di awal mereka bekerja saja, tanpa bentuk tertulis. Hambatan ini juga
menyebabkan terjadinya penyabangan pekerjaan yang dilakukan karyawan, yaitu
dengan membantu pekerjaan karyawan lain sehingga mengakibatkan hasil kerja
yang tidak maksimal. Tetapi penyabangan pekerjaan tersebut diperbolehkan oleh
pemilik kecuali pada bagian keuangan.

Solusi yang diberikan untuk hambatan kedua, adalah dengan memperbarui dan
mengaplikasikan struktur organisasi dan job description secara tegas dan tertulis
pada karyawan. Andrew (2012) dan Tran & Tian (2013) menyatakan bahwa
struktur organisasi menunjukkan posisi pekerjaan yang mengarahkan kompetensi
kerja karyawan, dan koordinasi antar manajamen puncak dan bawah. Stybel
(2010), berpendapar bahwa job description berisi jabatan, ringkasan dari tanggung
jawab, rentang pekerjaan, otoritas pengambilan keputusan, serta syarat pekerjaan.
Langkah-langkah melakukan perencanaan ini:

1. Ketahuilan visi, misi, dan tujuan dari badan usaha, serta bisnis proses untuk
mengetahui siapa saja yang dibutuhkan untuk mrlakukan tugas tersebut.
2. Penyusunan struktur organisasi berdasarkan bakat dan kemampuan pekerja.
Self assessment untuk mendukung apakah jabatan yang diberikan telah sesuai.
3. Penyusunan job description dibuat secara detail dan rinci berkaitan dengan
tugas dan tanggung jawab dari jabatan tersebut.
4. Pengaplikasian struktur organisasi dan job des dibuat secara tertulis
Manfaat yang diterima dari perencanaan ini adalah (1) karyawan lebih jelas
akan wewenang dan pekerjaannya masing-masing, (2) pemilik juga dapat
mengetahui siapa saja yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang terjadi saat
ini, (3) karyawan dapat bekerja secara fokus pada pekerjaannya masing-masing
dan menghasilkan kinerja yang maksimal untuk mencapai tujuan badan usaha.
Ketiga, hambatan dari kurangnya tanggung jawab karyawan dalam melakukan
quality control suatu produk termasuk strategic karena mencakup jangka panjang
badan usaha berkaitan dengan produk utama yang menjadi sumber pendapatan.
UD “X” sendiri yang memiliki orientasi jangka panjang untuk menjaga kualitas
produk di mata pelanggan demi mencapai tujuan utama. Tetapi, manajer produksi
belum melaksanakan tanggung jawab untuk selalu melakukan quality control
dengan baik. Apabila kualitas produk menurun, UD “X” akan gagal dalam
menjalankan strategi bisnisnya dan kalah saing dengan kompetitor yang lain. Ibu
DP juga mengaku tidak dapat melakukan kegiatan tersebut dikarenakan terlalu
sibuk dengan pekerjaan lain, sama seperti keterangan yang diberikan oleh manajer
produksi. Bahkan yang melakukan quality control adalah karyawan produksi
sendiri, yang dianggap telah profesional dalam pekerjannya.
Solusi perencanaan yang diberikan adalah dengan membuat pendataan
individu terkait dengan siapa yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
quality control produk. Marire et al (2014), melakukan penelitian mengenai
permasalahan quality control di sektor manufaktur yang dinilai tidak sadar atas
kualitas kontrol, dan tidak mampu memahami kebutuhan pelanggan. Langkah-
langkah melakukan perencanaan ini adalah:
1. Quality control harus dilakukan setiap saat ketika proses produksi berjalan
sesuai dengan peraturan yang ditentukan sebelumnya.
2. Membuat buku pendataaan untuk karyawan yang melakukan quality control
(nama, hari dan tanggal, jenis baju yang diperiksa, kondisi baju, tanda tangan
pemilik/GM). Pendataan ini harus diisi dengan detail, kondisi baju baik
maupun buruk.
3. GM atau pemilik akan mengecek ulang jalannya quality control.
Manfaat yang diterima dari perencanaan ini adalah (1) manajer produksi akan
menjalankan tanggung jawabnya dengan maksimal, (2) manajer tidak
meremehkan kegiatan quality control dalam menjamin kualitas dari produk, (3)
hasil produksi mencapai standar kualitas yang diharapkan UD “X” dan pelanggan,
(4) biaya produksi efisien tanpa perlu mengulang kembali produk yang cacat.

Hambatan yang Bersifat Operational serta Solusi Operational Planning

Berikut adalah tabel dari hambatan yang bersifat operational yang terjadi
selama UD “X” menerapkan fungsi perencanaan dan solusi (operational
planning) untuk menyelesaikan hambatan tersebut.
Tabel 2. Hambatan Operational dan Solusi Operational Planning

Hambat Sol
an usi
Karyawan produksi yang Training secara berkelanjutan
tidak
kompeten
Harga yang belum sesuai dengan Harga disesuaikan dengan target
target market
market dan pesaingnya
Inefisiensi biaya bahan baku Budget pembelian bahan
baku,
penjualan, dan tenaga kerja
Keterlambatan proses pembuatan dan Reward and punishment
kepada
penyelesaian produk
karyawan produksi
Sumber: data internal diolah

Dari hambatan operasional yang pertama mengenai karyawan produksi yang


tidak kompeten ini, bersifat operasional karena menyebabkan kegiatan produksi
dalam jangka pendek menjadi tidak optimal lagi dalam proses pelaksanaannya,
yang dapat berakibat produk yang dihasilkan menurun kualitasnya. Bahkan
kegiatan operasional dalam memproduksi menjadi semakin memakan waktu dan
kuantitas yang dihasilkan tidak sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan karena
kurangnya training dari UD “X” terhadap karyawannya. Training hanya
dilakukan di awal saja, namun tidak berlanjut, sehingga karyawan harus
beradaptasi sendiri, dan jika tidak mengerti bertanya pada pihak yang
berpengalaman saja. Ibu DP tidak menganggap training diperlukan terus menerus
karena kepercayaan telah diserahkan pada skill karyawan masing-masing,
sehingga tidak membuang waktu dan tenaga untuk melakukan training. Tetapi,
hal tersebut menyebabkan hasil kinerja karyawan semakin menurun.
Solusinya dengan membuat perencanaan mengadakan training secara
berlanjut kepada karyawan untuk meningkatkan kinerja. Salmah (2012), Tahir et
al (2014), dan Boadu et al (2014) melakukan penelitiah mengenai program
pelatihan dan pengembangan karyawan terhadap kompetensi karyawan pada suatu
perusahaan. Salmah (2012) mengatakan bahwa apabila aktivitas pelatihan dan
pengembangan karyawan meningkat maka kompetensi karyawan juga meningkat
dan sebaliknya. Langkah-langkah perencanaan tersebut:
1. Analisis tujuan, visi, dan misi dari badan usaha agar pelatihan lebih efektif
2. Rencanakan program pelatihan dalam skala waktu 3 hingga 12 bulan dan
jadwalkan dengan pasti kapan pelatihan akan dilaksanakan, serta tentukan
jenis pelatihan dan siapa yang mengikuti program tersebut
3. Jalankan pelatihan tersebut minimal seahun sekali dengan teratur
Manfaat yang diterima dari perencanaan ini adalah (1) karyawan mengetahui
bekerja secara efektif dan efisien dan mengurangi waktu belajar karyawan, (2)
menjalankan jon description sesuai dengan tanggung jawabnya, (3) mampu
mengatasi hambatan tanpa panduan lagi oleh atasan dan beradaptasi dengan
caepat pada lingkungan kerja, (4) menciptakan loyalitas, sikap, dan kerjasama
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Hambatan kedua, mengenai harga yang masih belum sesuai dengan target
market UD “X”, dapat memberikan ketidaknyamanan bagi pelanggan dan dapat
menghambat kegiatan operasional. Banyak keluhan yang diajukan pelanggan
terhadap UD “X” mengenai harga yang terlalu mahal. Ibu DP tidak menganggap
serius hambatan ini dikarenakan produk yang dihasilkan sudah berkualitas baik
sehingga harga mengikuti. Jika harga tidak sesuai dengan target market, maka
dapat membuat UD “X” mengalami penurunan profit dan kehilangan daya tarik
pelanggan dalam membeli produk, sehingga kegiatan operasional pun menjadi
terhampat perkembangannya. Ibu DP hanya memberikan diskon apabila
pelanggan sering membeli produk dari UD “X” dalam jumlah banyak.
Solusi yang diberikan, dengan membuat perencanaan untuk menyesuaikan
harga dengan target market dan pesaing yang menjual produk sejenis, sehingga
pada jangka pendek tujuan UD “X” dapat tercapai. Shabastian & Samuel (2013)
dan Faith Edwin (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh strategi harga
terhadap produk yang akan dibeli oleh pelanggan. Langkah-langkah perencanaan:
1. Analisis dan tentukan daerah mana yang dijadikan target market untuk
penjualan produk
2. Cari infomasi data pendapatan target market yang dituju serta informasi harga
pesaing yang menjual produk sejenis
3. Tentukan harga produk dengan tepat sesuai dengan data yan telah
dikumpulkan sebelumnya dengan mempertimbangkan pengeluaran dan
pemasukan yang akan diterima.
Manfaat yang diterima dari perencanaan ini adalah (1) dalam jangka pendek,
pelanggan memberikan loyalitasnya karena harga dan kualitas produk sesuai
dengan harapan, (2) akan lebih banyak minat dari pelanggan untuk membeli
produk sehingga penjualan meningkat, (3) badan usaha dikenal oleh masyarakat
luas dengan memiliki nilai tambah berupa kualitas dan harga yang terjamin.
Hambatan ketiga yang dialami oleh UD “X” mengenai inefisiensi biaya dari
pembelian bahan baku, termasuk operasional karena dapat menjadi permasalahan
yang timbul pada jangka pendek dari segala kegiatan operasional badan usaha.
Dampak yang terjadi adalah proses produksi tidak dapat berjalan dengan
maksimal akibat dari inefisiensi biaya bahan baku. Ibu DP memang sebagai orang
yang berkuasa terhadap semua pengeluaran yang terjadi pada UD “X”. Atas
pembelian bahan baku yang berlebihan memang dilakukan oleh Ibu DP, dengan
pemikiran bahan baku tersebut dapat digunakan kembali untuk pelanggan yang
lainnya. Tetapi fakta membuktikan bahwa bahan baku tersebut tidak terpakai di
gudang dan kehilangan masa trennya. Ibu DP dalam menghadapi masalah tersebut
dengan berpikiran positif bahwa pengeluaran tersebut dapat tergantikan oleh
pemsaukan selanjutnya.
Solusi yang diberikan dengan membuat rencana pelaksanaan budget
pembelian bahan baku, budget penjualan, dan budget tenaga kerja langsung.
Mowen et al (2012), menyatakan bahwa semua bisnis harus mempersiapkan suatu
anggaran yang dapat membantu pemilik bisnis dan manager merencanakan ke
depan, dan selanjutnya, melatih kontrol dengan membandingkan apa yang
sebenarnya terjadi dengan apa yang diharapkan pada anggaran. Langkah-langkah
perencanaan anggaran penjualan adalah:
1. Analisa kembali yang menjadi tujuan dan strategi pemasaran di tahun depan
2. Siapkan dan analisa data penjualan tahun sebelumnya untuk mengetahui
kemampuan masyarakat menerima produk badan usaha
3. Analisa dan susun jumlah penjualan di masa yang akan datang (sales forecast)
dengan mempertimbangkan faktor-faktor produksi.
4. Tentukan jumlah penjualan yang akan dianggarkan di masa depan dengan
mempertimbangkan jumlah penjualan di masa lalu.
5. Mengkomunikasikan dengan pihak yang berkepentingan dan menyusun
anggaran penjualan menurut jenis produk dan daerah pemasaran setiap tahun
Langkah-langkah dalam membuat anggaran pembelian bahan baku:
1. Mempersiapkan data pembelian bahan baku tahun sebelumnya dan
merencakana kebutuhan bahan baku tahun berikutnya.
2. Menganalisa biaya yang ditanggung untuk pembelian bahan baku dan
menganalisis resiko seperti penyimpanan bahan baku di gudang.
3. Identifikasi fluktuasi harga bahan baku di masa mendatang, dan melihat
ketersedian modal untuk pengeluaran biaya bahan baku.
4. Menyusun anggaran pembelian bahan baku di masa yang akan datang dengan
memperhatikan informasi yang telah dianalisis sebelumnya
5. Mengkoordinasikan dengan pihak yang berkepentingam dan menyusun
anggaran dengan rinci menurut jenis, jumlah, dan harga bahan baku dan
menjalankan anggaran setiap tahun dengan teratur
Langkah-langkah dalam membuat anggaran tenaga kerja langsung:
1. Mempersiapkan data produksi yang dihasilkan oleh tenaga kerja tahun
sebelumnya dan menganalsis kembali kebutuhan dan kemampuan tenaga kerja
dalam menghasilkan produk
2. Indentifikasi dan buatlah standar berkaitn dengan berapa jam tenaga kerja
untuk menghasilkan satu produk
3. Analisa kembali biaya yang diberikan untuk tenaga kerja sesuai jam kerja
4. Menyusun anggaran tenaga kerja dengan menunjukkan biaya upah dan jam
kerja yang menjadi tanggungjawab tenaga kerja, menurut waktu, jenis, dan
jumlah produk yang dihasilkan
5. Mengkoordinasikan dengan pihak yang berkepentingam dan menjalankan
anggaran bulanan atau enam bulan sekali
Manfaat yang dapat diterima dari perencanaan ini adalah (1) penyusunan
anggaran dapat menjadi kekuatan UD “X” dalam menyusun perencanaan, dimana
manajemen melihat ke depan untuk mencapai tujuan yang dinyatakan secara
finansial, (2)menjadi alat pendorong mengukur prestasi individu, (3)
memaksimalkan laba dalam jangka panjang, (4)menjadi alat pengawasan kegiatan
perusahaan, penyimpangan antara realisasi dan anggaran mudah dianalisa, (5)
menjadi alat koordinasi kerja berbagai kegiatan perusahaan.
Hambatan yang keempat mengenai keterlambatan pembuatan dan
penyelesaian produk oleh karyawan produksi, termasuk operasional karena
berpengaruh secara langsung bagi proses produksi dan membuat proses produksi
semakin lambat yang mengakibatkan jumlah produksi yang diharapkan oleh
badan usaha tidak dapat terpenuhi. Hambatan tersebut juga mempengaruhi
loyalitas yang diberikan pelanggan semakin menurun pada UD “X” karena waktu
penyelesaian tidak sesuai dengan yang dijanjikan dari awal. Ibu DP dalam
mengatasi masalah ini hanya menyuruh karyawan produksi bekerja lebih cepat
tanpa ada pemberian hukuman yang jelas. Ibu DP dan manajer produksi juga
merasa bahwa waktu yang ditentukan sudah sesuai dengan kemampuan mereka.
Solusi, untuk menjaga kedisiplinan karyawan produksi dalam bekerja dengan
rencana untuk menetapkan reward dan punishment bagi tiap karyawan. Gohari et
al (2013) dan Wei & Yazdanifard (2014) menyatakan bahwa suatu penghargaan
berupa bonus dapat mengontrol kinerja dan hukuman dapat memberikan
kedisiplinan dalam kinerja. Langkah-langkah pembuatan perencanaan adalah:
1. Indentifikasi terlebih dahulu apa yang menjadi kelemahan dari kinerja SDM
2. Menetapkan standard dan menentukan kondisi bagaimana suatu reward dan
punishment akan diberikan kepada karyawan
3. Pemberian reward dan punishment ditentukan sesuai dengan kemampuan dan
keinginan dari pemilik badan usaha
4. Memberitahukan dengan jelas dan rinci kepada setiap karyawan
Manfaat yang diterima dari perencanaan ini adalah (1) memberikan sikap
disiplin bagi karyawan dalam bekerja, (2) karyawan memiliki tujuan baru dengan
mengejar penghargaan daripada membuat kesalahan, (3) memberi doronagan
terhadap peningkatan kinerja karyawan lebih optimal, (4) reward
mempertahankan karyawan agar tetap bekerja pada UD “X”, (5) punishment
membatasi perilaku yang tidak diharapakan dari karyawan.
KESIMPULAN DAN SARAN

Ibu DP dalam menjalankan usahanya masih belum dapat membuat


perencanaan yang sempurna dalam menentukan strategi bisnis dan bagaimana
menjalankan kegiatan operasional dengan baik. Perencanaan yang saat ini dimiliki
oleh UD “X” tidak dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan tepat.
Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan yang tepat dalam mengatasi masalah
yang terjadi baik perencaaan strategik maupun perencanaan operasional. Dengan
adanya perencanaan yang tepat maka manajemen UD “X” dapat dikelola dengan
maksimal serta teratata dengan baik. Strategic Planning digunakan untuk
menentukan arah jangka panjang yang ingin dituju badan usaha dan perencanaan
tersebut mempengaruhi keseluruhan dari badan usaha. Sedangkan Operational
Planning digunakan untuk mendukung strategic planning dilaksanakan dengan
baik, yang mencakup wilayah operasional badan usaha dengan menentukan
aktivitas apa yang harus dilakukan untuk perkembangan bisnis.

Saran untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar dapat meneliti fungsi


perencanaan atau fungsi manajemen lainnya yang telah diterapkan oleh UD “X”
lebih dalam lagi. Penelitian selanjutnya juga diharapkan menemukan masalah
lainnya yang terjadi pada badan usaha agar mendapatkan gambaran yang lebih
luas dalam memberikan solusi yang tepat bagi UD “X”

DAFTAR PUSTAKA
Boadu, F., E. Dwomo., J. Kofi B., C. Owusu K. 2014. Training and Development:
A Tool for Employee Performance in The District Assemblies in Ghana,
International Journal of Education and Research, Vol.2 (5): 513-522.
Faith, D. Oritsematosan., and A. M. Edwin. 2014. A Review of The Effect of
Prcing Strategies on The Purchase of Consumer Goods. International
Journal of Research in Management, Science & Techonology, Vol. 2 (2):
88-102.
Gohari, P., A. Kamkar., S. Jafar H., M. Zohoori. 2013. Relationship Between
Rewards and Employee Performance: A Mediating Role Of Job
Satisfaction. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in
Business, Vol. 5 (3): 571-597.
Marire, M. Ijeoma., B. Ekpere N., N. Sydney A. 2014. The Problems of Quality
Control in the Manufacturing Sector A Study of Nigeria Breweries Plc,
Enugu. Journal of Business and Management, Vol. 16 (2): 96-107.
Martini, N., Budi R., A. Nugraha. 2012. Analisis Fungsi Perencanaan pada Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Karawang Dalam Menurunkan Tingkat
Pengangguran Terbuka Di Kabupaten Karawang. Jurnal Manajemen,
Vol. 09 (4):920-930.
Mowen, M. M., Don R. Hansen., Dan L. Heitger. 2012. Managerial
Accounting: The Cornerstone of Business Decisions, 4th ed. US:
South-Western, Cengage Learning.
Papulova, Z. 2014. The Significance of Vision and Mission Development for
Enterprises in Slovak Republic. Journal of Economics, Business, and
Management, Vol. 2 (1): 12-16
Robbins, Stephen P., and M. Coulter. 2012. Management, 11th ed. UK:
Prentice Hall.
Salmah, N. Non A. 2012. Pengaruh Program Pelatihan dan Pengembangan
Karyawan Terhadap Kompetensi Karyawan PAda PT. Muba Electric
Power Sekayu. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi, Vol. 2 (3):
278- 290.
Shabastian, M., dan H. Samuel. 2013. Pengaruh Strategi Harga dan Strategi
Produk Terhadap Brand Loyalty di Tator Café Surabaya Town
Square. Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol 1 (1): 1-9.
Situmorang, James R. 2011. Perencanaan Jangka Panjang di Perusahaan
Multi Nasional. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 7 (1): 73-91.
Stybel, Laurence J. 2010. Managing the Inner Contradictions of Job
Descriptions: A Technique for Use in Recruitment. The psychologist-
Manager Journal, Vol. 13 (2): 105-110.
Tahir, N., I. Khan Y., S. Jan., M. Hashim. 2014. The Impact of Training and
Development on Employees Performance and Productivity A Case
Study of United Bank Limited Peshawar city, KPK, Pakistan.
International Journal of Academic Research in Business and Social
Sciences, Vol. 4 (4): 86-98.
Thome, Marcio T., L. Felipe S., N. A. Jose S. 2012. Sales and operation
planning and the firm performance. International Journal of
Productivity and Performance, Vol 61 (4): 359-381. Towards a New
Indonesia Business Architecture, 31-46.
Tran, Q., and Y. Tian. 2013. Organizational Structure: Influencing Factors
and Impact on a Firm. American Journal of Industrial and Business
Management, Vol.3: 229-236
Wei, L. Teen., and R. Yazdanifard. 2014. The Impact of Positive
Reinforcement on Employees’ Performance in Organizations.
American Journal of Industrial and Business Management, Vol. 4: 9-
12.
BAB III

PEMBAHASAN

Menurut kelompok kami dari teori yang ada mengenai Operation Plan dan
Jurnal yang kami ambil memberitahukan betapa pentingnya melakukan Operation
Plan dalam sebuah usaha. Dimana apabila sebuah usaha melakukan Operation Plan
dengan baik maka usaha tersebut akan berkembang dengan baik.Operation Plan
sendiri memiliki pengertian adalah bagian dari rencana strategi bisnis yang
menjelaskan bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan, alur kerja dari awal hingga
akhir, serta sumberdaya apa saja yang harus digunakan dalam prosesnya. Tujuan dari
operational plan adalah sebagai kontrol terhadap suatu proses yang ada di dalam
proses bisnis.Sedangkan dalam Jurnal peneliti menemukan hambatan-hambatan yang
terjadi dalam sebuah usaha khusunya mengenai hambatan pada fungsi perencanaan
yang dilakukan oleh UD “X” saat ini. Fungsi perencanaan yang terjadi pada UD “X”
tidak pernah dibuat secara tertulis, apabila terjadi hambatan maka pemilik dari badan
usaha akan merencanakan dan merealisasikan saat itu juga, sehingga rencana tidak
pernah dipikirkan secara matang yang menimbulkan berbagai masalah yang masih
mampu untuk dihadapi dengan baik.Dalam jurnal tersebut peniliti menuliskan akar
masalah dari hambatan strategic adalah UD “X” tidak mengetahui arah dari tujuan
jangka panjangnya, meskipun UD “X” memiliki tujuan utamanya (profit), badan
usaha masih belum dapat mengidentifikasi secara rinci yang mendukung tujuan
tersebut tercapai. Perencanaan strategic membantu badan usaha dalam mencapai
tujuan di masa mendatang, serta membantu manajemen untuk mengevaluasi kondisi
badan usaha dalam menjalankan setiap aktivitas bisnis. Pemilik perlu menyadari
pentingnya suatu perencanaan strategic agar proses bisnis dan sumber daya manusia
dapat di kelola dengan baik, sehingga setiap hambatan pun dapat diselesaikan dengan
baik. Akar masalah dari hambatan strategic juga mempengaruhi operational, UD “X”
yang tidak mengetahui tujuan jangka panjang berakibat badan usaha tidak memiliki
tujuan jangka pendek.

Peneliti tidak hanya memaparkan tentang hambatan yang terjadi,tetapi peniliti


juga memberikan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang etrjadi dalam UD
tersebut.Adapun hambatan dan solusi yang di tuliskan peneliti adalah sebagai berikut,

Hambatan Solusi

Tidak ada visi dan misi dari badan Membuat visi dan misi secara tertulis

usaha

Struktur organisasi dan job Memperbarui dan


description mengaplikasikan struktur
organisasi dan job description
yang belum terkoordinasi dengan
baik terhadap karyawan secara tegas dan tertulis

Tanggung jawab terhadap Membuat pendataan individu


quality control suatu produk yang bertanggung jawab atas
kurang quality control

produk

Dalam jurnal tersebut penulis juga menyebutkan langkah-langkah dalam membuat


perencanaan serta maafaat yang diperoleh dalam membuat langkah perencanaan
untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam objek penelitian tersebut.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan dalam proses bisnis, perusahaan adalah penting, karena sebagai
fungsi menenentukan tujuan hendak dicapai, sebagai pedoman kerja dan
pengendalian, menghindari pemborosan, sarana membuat keputusan, dan sarana
berkomunikasi, penentuan sumber daya dan keuangan, sedangkan rencana
operasional (operational plan)  adalah bagian dari rencana strategi bisnis yang
menjelaskan bagaimana sebuah pekerjaan dilakukan, alur kerja dari awal hingga
akhir, serta sumberdaya apa saja yang harus digunakan dalam prosesnya.

B. Saran
Disarankan kepada pelaku bisnis baik skala besar maupun kecil untuk membuat
rencana strategi yang memberikan visi, arahan dan sasaran bagi bisnis,
Selanjutnya dijabarkan dalam rencana operasional yang menerjemahkan ke
dalam alur kerja sehari-hari yang diharapkan menmbuahkan hasil yang
didefinisikan oleh strategi  agar proses bisnis dapat dikontrol dengan baik.
Daftar Pustaka

1. Supriyanto. 2009. Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usa


ha. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Sanawiri, Brillyanes dkk. 2018. Kewirausahaan. UB Press: Malang.
3. John. 2020. Perencanaan Bisnis (Business plan) Aplikasi Dalam
Bidang Sumberdaya Alam. daya Alam. Yogyakarta: Deepublish.
4. Arbayanti. 2018. Operational Plan (Rencana Opersional) dalam
Kewirausahaan.
http://tpaalhuda008.blogspot.com/2018/07/operational-plan-rencana-
operasional.html diakses 14 Desember 2022 pukul 14.42

Anda mungkin juga menyukai