TETRALOGY OF FALLOT
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Tahun 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan jantung bawaan sianotik.
Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang
dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel)
dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta (Sylvia,
2013) Tetralogi of fallot (kelainan jantung bawaan) adalah penyakit jantung
kongentinal yang merupakan suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak
lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala sianosis karena
terdapat kelainan VSD (Defek Septum Ventrikel), stenosis pulmonal (penyempitan
pada pulmonalis), hipertrofi ventrikel kanan (penebalan otot ventrikel kanan), dan
overiding aorta (katup aorta membesar) Nursalam dkk (2006).
Di Amerika Serikat, 10% kasus penyakit jantung kongenital adalah Tetralogy
Of Fallot (TOF), sedikit lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan. Seiring
dengan meningkatnya angka kelahiran di Indonesia, jumlah bayi yang lahir dengan
penyakit jantung juga meningkat. Dua per tiga kasus penyakit jantung bawaan di
Indonesia memperlihatkan gejala pada masa neonatus. Sebanyak 25-30% penderita
penyakit jantung bawaan yang memperlihatkan gejala pada masa neonatus
meninggal pada bulan pertama usianya jika tanpa penanganan yang baik. Sekitar
25% pasien TOF yang tidak diterapi akan meninggal dalam 1 tahun pertama
kehidupan, 40% meninggal sampai usia 4 tahun, 70% meninggal sampai usia 10
tahun, dan 95% meninggal sampai usia 40 tahun, Anonim (2012).TOF merupakan
penyakit jantung bawaan biru yang paling banyak dijumpai, sebesar 65% dari seluruh
penyakit jantung bawaan biru atau sekitar 4%-10% dari seluruh penyakit jantung
bawaan.2,3 TOF merupakan kasus yang memerlukan modalitas prasarana yang
besar.
Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita
sindroma Down Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik
karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh
tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas.
Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi mengalami
serangan sianotik karena menyusu atau menangis (Namira, 2017). Kelainan ini juga
lebih sering muncul pada laki – laki daripada perempuan. Dan secara khusus katup
aorta bikuspid bisa menjadi tebal sesuai usia, sehingga stenosis bisa timbul. Hal ini
dapat diminimalkan dan dipulihkan dengan operasi sejak dini. Sehingga deteksi dini
penyakit ini pada anak – anak sangat penting dilakukan sebelum komplikasi yang
lebih parah terjadi, Guyton dan Arthur C (2006).
Jika dibiarkan kelainan jantung bawaan pada anak ini akan menimbulkan
beberapa komplikasi antara lain adalah sebagai berikut, yaitu : 1) trombosis serebri;
2) abses otak; 3) endokarditis bakterialis; 4) gagal jantung kongestif; 5) hipoksia. Dari
latar belakang diatas maka kami ingin membuat Asuhan keperawatan pada anak
dengan TOF dengan kasus yang sudah ada sehingga kami semakin mengerti apa itu
TOF.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan anak pada kasus tetralogi of
fallot.
2. Tujuan Khusus
1) Mampu memahami patofisiologi tentang tetralogi of fallot
2) Mampu membuat mind mapping tetralogi of fallot
3) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada anak dengan
tetralogi of fallot
4) Mampu menganalisis kasus tetralogi of fallot dari aspek etik dan legalitis
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mempelajari dan menganalisis kasus tetralogi of fallot
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya penyakit tetralogi of fallot
3. Mahasiswa mampu memahami konsep gangguan tetralogi of fallot
BAB II
MIND MAPPING
(TERLAMPIR)
BAB III
I. Identitas Klien:
Nama : By Ny.C
Umur : 1 Hari
Jenis Kelamin : Perempuan
II. Identitas Penanggung Jawab:
Nama : Ny. D
Umur : 35th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
III. Riwayat Keperawatan Masa Lalu
a. Imunisasi
Ibu Klien mengatakan klien belum imunisasi karena klien baru berusia 1 hari
b. Penyakit keturunan dalam keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan yang diderita oleh ayah
maupun ibu klien, meliputi penyakit hipertensi, DM, asma, maupun jantung.
c. Tindakan
Ibu klien mengatakan klien belum dilakukan tindakan apa-apa
d. Operasi yang telah dilakukan
Ibu klien mengatakan belum pernah dilakukan operasi pada klien.
e. Riwayat Masa Kehamilan
1. Prenatal
Ibu klien mengatakan waktu hamil hanya priksa ke Bidan desa secara
rutin,pernah USG kehamilan saat usia kehamilan 21 minggu setelah itu hanya
kontrol ke bidan
2. Intra Natal (APGAR Score)
Klinis Skor
0 1 2
Appeareance/warna Biru,pucat,ekstremitas
kulit biru
Pulse/Denyut Jantung 120X/menit
Grimace/Refleks
Activity/Tonus otot Menyeringai
Gerakan
Respiration/Pernafasan Tidak teratur Aktif,fleksi
dangkal
NIlai Apgar Scor 6 (Asfikssedang)
Keterangan
Klien
b. Penyakit
Ibu Klien mengatakan anak menangis kurang kuat kalau minum ASI bibir tangan dan
kaki tampak biru,klien sesak nafas
c. Tumbuh Kembang
1. Pertumbuhan
BB: 2100 Gram
TB: 48Cm
LILA: Tidak terkaji
V. Kebutuhan (sebelum sakit dan setelah masuk RS)
1. Kebutuhan Universal
a. Oksigenasi
Tampak sesak nafas RR 80x/menit
b. Nutrisi & cairan
Klien tepasang infus dan OGT
c. Eliminasi
1) Eliminasi fekal : Saat lahir bayi sudah mengeluarkan meconium.
2) Eliminasi Urin : Saat lahir bayi sudah BAK warba kuning jernih
d. Aktivitas dan istirahat
No Fungsi Skor Uraian Nilai Skor
Sebelum Saat
Sakit masuk RS
2 Mandiri
2 Mandiri
2 Mandiri
2 Mandiri
2 Bantuan 2 orang
3 Mandiri
3 Mandiri
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 0 0
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
1 Mandiri
Total Skor 0 0
Keterangan :
20 : mandiri
12 – 19 : Ketergantungan Ringan
09 – 11 : Ketergantungan Sedang
05 - 08 : Ketergantungan Berat
1 – 04 : Ketergantungan Total
e. Neurosensori
Tubuh kurus, lemas, rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32 ,
koordinasi reflek untuk menelan, menghisap dan bernafas biasannya
terbentuk pada gestasi minggu ke 32.
f. Interaksi sosial relasional
Tidak terkaji
g. Kenyamanan
Bayi tidak nyaman karna sesak nafas
h. Keamanan dan proteksi
Tidak terkaji
i. Integritas ego : tidak terkaji
2. Kebutuhan Development
a. Tumbuh Kembang
• Pertumbuhan
Antopometri : BB : 2100 gram, TB/PB : 48 cm
Lingkar Kepala: -
Lingkar dada:-
Lingkar Perut:-
Skin Fold Thickness:-
• Perkembangan 7 reflek
1. Rooting reflek menyusu
Reflek menghisap sudah ada
2. Sucking reflex ( menghisap )
Reflek menghisap sudah ada
3. Moro reflek
Sudah ada reflek terkejut
4. Asymetric Tonic neck reflex : adanya reflek berlawanan arah antara
kepala dengan tubuh
5. Palmar grasp reflex ( reflek menggenggam )
Sudah ada reflek mengenggam
6. Babinski reflex, muncul saat telapak kaki bayi di garuk, lalu jempol bayi
akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki lainnya akan terbuka
7. Stepping reflex ( walking/ dance reflek)
Belum ada reflek seolah ingin berjalan saat diangkat
b. Reproduksi dan seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan
3. Health Deviation
Ibu Klien sebelumnya belum pernah mendapatkan promosi kesehatan tentang
penyakit anaknya saat dalam kandungan,setelah melahirkan ibu klien baru tahu
tentang penyakit anaknya.
VI. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
HR : 120 X/menit
RR : 80x/menit
Suhu : 36,7 oC
b. Head to too :
Kepala : bentuk mesochepal, masih terdapat caput
Ubun-ubun : belum menutup, rambut hitam, tidak ada
hematom
Mata : bentuk simetris mata kanan kiri, tidak ada kotoran, sclera
ikterik , lebih banyak memejamkan mata.
Hidung : bersih, tidak ada kelainan bentuk hidung.
Mulut : warna sianosis, terpasang OGT
Telinga : bentuk simetris kiri dan kanan , tidak ada serumen.
Leher :bersih, tidak ada pembesaran vena juglularis, tidak ada
pembengkakan tonsil.
Dada
Inspeksi : tidak ada jejas
Palpasi : dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Jantung
Inspeksi : tidak ada jejas, dada simetris
Palpasi : tidak ada lesi atau benjolan
Perkusi : pekak
Auskultasi : detak jantung 120 x/menit, terdengar bunyi murmur pada
batas batas sternum kiri dan S2 tunggal
Abdomen
Inspeksi : warna kuning , bentuk datar, tali pusat belum kering
Auskultasi : bising usus 6x/menit
Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang
Genetalia : jenis kelamin perempuan , tidak ada kelainan, bersih, adanya
lubang pada anus tidak ada kelainan
Ekstremitas
Atas (tangan) : normal, Gerakan kurang aktif, jari lengkap 10 buah
Bawah (kaki) : normal, antara kanan dan kiri simetris, pergerakan kurang
aktif, jumlah jari lengkap ada 10 buah
Kulit : kulit warna kuning, lemak subcutan tipis, turgor kulit baik,
tidak ada kelainan pada kulit
VII. Pemeriksaan Penunjang
HAEMATOLOGI
Darah Rutin
KIMIA KLINIK
Bilirubin Direk-Indirek
1.
BAB IV
1. Kesimpulan
Dengan membuat asuhan keperawatan pada anak dengan TOF dari khasus
yang ada kami mahasiswa semakin mengetahui apa itu TOF dan proses
keperawatan pada anak dengan TOF.
2. Saran
Bagi Mahasiswa : Dengan mengetahui kasus tentang TOF apabila menemukan
bayi dengan tanda-tanda TOF dapat menganalisa dan melakukan asuhan
keperawatan dengan tepat