Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

TETRALOGY OF FALLOT

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Wahyu Nala Siwi (202241016)


2. Debora Rika Aprilia P. (202241018)
3. Chrishadi Yulian P. (202241020)
4. Findy Picesca Dewi (202241022)
5. Brigitta Wamis Prawulan (202241023)
6. Albertus Briantama Yoga (202241024)
7. Ayu Pravita Sari (202241026)
8. Widodo (202241030)
9. AC Titik Yulianawati (202241031)
10. Agnes Sri Wahyuni (202241033)

Program Study S1 Ilmu Keperawatan Program Ekstensi

STIKES St. ELISABETH SEMARANG

Tahun 2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan jantung bawaan sianotik.
Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek atau lubang
dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel)
dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan lubang aorta (Sylvia,
2013) Tetralogi of fallot (kelainan jantung bawaan) adalah penyakit jantung
kongentinal yang merupakan suatu bentuk penyakit kardiovaskular yang ada sejak
lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan dengan gejala sianosis karena
terdapat kelainan VSD (Defek Septum Ventrikel), stenosis pulmonal (penyempitan
pada pulmonalis), hipertrofi ventrikel kanan (penebalan otot ventrikel kanan), dan
overiding aorta (katup aorta membesar) Nursalam dkk (2006).
Di Amerika Serikat, 10% kasus penyakit jantung kongenital adalah Tetralogy
Of Fallot (TOF), sedikit lebih banyak laki-laki dibandingkan perempuan. Seiring
dengan meningkatnya angka kelahiran di Indonesia, jumlah bayi yang lahir dengan
penyakit jantung juga meningkat. Dua per tiga kasus penyakit jantung bawaan di
Indonesia memperlihatkan gejala pada masa neonatus. Sebanyak 25-30% penderita
penyakit jantung bawaan yang memperlihatkan gejala pada masa neonatus
meninggal pada bulan pertama usianya jika tanpa penanganan yang baik. Sekitar
25% pasien TOF yang tidak diterapi akan meninggal dalam 1 tahun pertama
kehidupan, 40% meninggal sampai usia 4 tahun, 70% meninggal sampai usia 10
tahun, dan 95% meninggal sampai usia 40 tahun, Anonim (2012).TOF merupakan
penyakit jantung bawaan biru yang paling banyak dijumpai, sebesar 65% dari seluruh
penyakit jantung bawaan biru atau sekitar 4%-10% dari seluruh penyakit jantung
bawaan.2,3 TOF merupakan kasus yang memerlukan modalitas prasarana yang
besar.
Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita
sindroma Down Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik
karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh
tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas.
Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi mengalami
serangan sianotik karena menyusu atau menangis (Namira, 2017). Kelainan ini juga
lebih sering muncul pada laki – laki daripada perempuan. Dan secara khusus katup
aorta bikuspid bisa menjadi tebal sesuai usia, sehingga stenosis bisa timbul. Hal ini
dapat diminimalkan dan dipulihkan dengan operasi sejak dini. Sehingga deteksi dini
penyakit ini pada anak – anak sangat penting dilakukan sebelum komplikasi yang
lebih parah terjadi, Guyton dan Arthur C (2006).

Jika dibiarkan kelainan jantung bawaan pada anak ini akan menimbulkan
beberapa komplikasi antara lain adalah sebagai berikut, yaitu : 1) trombosis serebri;
2) abses otak; 3) endokarditis bakterialis; 4) gagal jantung kongestif; 5) hipoksia. Dari
latar belakang diatas maka kami ingin membuat Asuhan keperawatan pada anak
dengan TOF dengan kasus yang sudah ada sehingga kami semakin mengerti apa itu
TOF.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan anak pada kasus tetralogi of
fallot.
2. Tujuan Khusus
1) Mampu memahami patofisiologi tentang tetralogi of fallot
2) Mampu membuat mind mapping tetralogi of fallot
3) Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada anak dengan
tetralogi of fallot
4) Mampu menganalisis kasus tetralogi of fallot dari aspek etik dan legalitis
C. Manfaat
1. Mahasiswa mampu mempelajari dan menganalisis kasus tetralogi of fallot
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses terjadinya penyakit tetralogi of fallot
3. Mahasiswa mampu memahami konsep gangguan tetralogi of fallot
BAB II

MIND MAPPING

(TERLAMPIR)
BAB III

Asuhan Keperawata Pada Anak Dengan TOF (Tetralogy Of Fallot)

Nama Pengkajian : Zr.Y

Cara Pengkajian : Alloanamnese

I. Identitas Klien:
Nama : By Ny.C
Umur : 1 Hari
Jenis Kelamin : Perempuan
II. Identitas Penanggung Jawab:
Nama : Ny. D
Umur : 35th
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
III. Riwayat Keperawatan Masa Lalu
a. Imunisasi
Ibu Klien mengatakan klien belum imunisasi karena klien baru berusia 1 hari
b. Penyakit keturunan dalam keluarga
Ibu klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan yang diderita oleh ayah
maupun ibu klien, meliputi penyakit hipertensi, DM, asma, maupun jantung.
c. Tindakan
Ibu klien mengatakan klien belum dilakukan tindakan apa-apa
d. Operasi yang telah dilakukan
Ibu klien mengatakan belum pernah dilakukan operasi pada klien.
e. Riwayat Masa Kehamilan
1. Prenatal
Ibu klien mengatakan waktu hamil hanya priksa ke Bidan desa secara
rutin,pernah USG kehamilan saat usia kehamilan 21 minggu setelah itu hanya
kontrol ke bidan
2. Intra Natal (APGAR Score)

Klinis Skor

0 1 2

Appeareance/warna Biru,pucat,ekstremitas
kulit biru
Pulse/Denyut Jantung 120X/menit
Grimace/Refleks
Activity/Tonus otot Menyeringai
Gerakan
Respiration/Pernafasan Tidak teratur Aktif,fleksi
dangkal
NIlai Apgar Scor 6 (Asfikssedang)

IV. Riwayat Keperawatan Saat Ini


a. Trigenogram

Keterangan

Laki – laki garis keturunan

Perempuan garis pernikahan


meninggal

Klien
b. Penyakit
Ibu Klien mengatakan anak menangis kurang kuat kalau minum ASI bibir tangan dan
kaki tampak biru,klien sesak nafas
c. Tumbuh Kembang
1. Pertumbuhan
BB: 2100 Gram
TB: 48Cm
LILA: Tidak terkaji
V. Kebutuhan (sebelum sakit dan setelah masuk RS)
1. Kebutuhan Universal
a. Oksigenasi
Tampak sesak nafas RR 80x/menit
b. Nutrisi & cairan
Klien tepasang infus dan OGT
c. Eliminasi
1) Eliminasi fekal : Saat lahir bayi sudah mengeluarkan meconium.
2) Eliminasi Urin : Saat lahir bayi sudah BAK warba kuning jernih
d. Aktivitas dan istirahat
No Fungsi Skor Uraian Nilai Skor

Sebelum Saat
Sakit masuk RS

1 Mengendalikan 0 Tak terkendali/tak teratur 0 0


rangsang defikasi
1 Kadang-kadang tak terkendali
(BAB)

2 Mandiri

2 Mengendalikan 0 Tak terkendali/pakai catheter 0 0


rangsang berkemih
1 Kadang-kadang tak terkendali
(1x24jam)

2 Mandiri

3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain 0 0


(cuci muka, sisir
1 Mandiri
rambut, dll)

4 Penggunaan 0 Tergantung pertolongan orang lain 0 0


jamban, masuk dan
1 Perlu pertolongan pada beberapa
keluar (memakai
kegiatan tetapi dapat mngerjakan
celana, menyiram)
sendiri

2 Mandiri

5 Makan 0 Tidak mampu 0 0

1 Perlu ditolong memotong makanan

2 Mandiri

6 Merubah sikap dari 0 Tidak mampu 0 0


berbaring ke duduk
1 Perlu banyak bantuan untuk bisa
duduk (2 orang)

2 Bantuan 2 orang

3 Mandiri

7 Berpindah/berjalan 0 Tidak mampu 0 0

1 Bisa (pindah) dengan kursi roda

2 Berjalan dengan bantuan 1 orang

3 Mandiri

8 Memakai baju 0 Tergantung orang lain 0 0

1 Sebagian dibantu (misal


mengancingkan baju)

2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 0 0

1 Butuh pertolongan

2 Mandiri

10 Mandi 0 Tergantung orang lain 0 0

1 Mandiri

Total Skor 0 0

Nama & Tanda tangan Perawat

Keterangan :
20 : mandiri
12 – 19 : Ketergantungan Ringan
09 – 11 : Ketergantungan Sedang
05 - 08 : Ketergantungan Berat
1 – 04 : Ketergantungan Total

e. Neurosensori
Tubuh kurus, lemas, rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32 ,
koordinasi reflek untuk menelan, menghisap dan bernafas biasannya
terbentuk pada gestasi minggu ke 32.
f. Interaksi sosial relasional
Tidak terkaji
g. Kenyamanan
Bayi tidak nyaman karna sesak nafas
h. Keamanan dan proteksi
Tidak terkaji
i. Integritas ego : tidak terkaji
2. Kebutuhan Development
a. Tumbuh Kembang
• Pertumbuhan
Antopometri : BB : 2100 gram, TB/PB : 48 cm
Lingkar Kepala: -
Lingkar dada:-
Lingkar Perut:-
Skin Fold Thickness:-
• Perkembangan 7 reflek
1. Rooting reflek menyusu
Reflek menghisap sudah ada
2. Sucking reflex ( menghisap )
Reflek menghisap sudah ada
3. Moro reflek
Sudah ada reflek terkejut
4. Asymetric Tonic neck reflex : adanya reflek berlawanan arah antara
kepala dengan tubuh
5. Palmar grasp reflex ( reflek menggenggam )
Sudah ada reflek mengenggam
6. Babinski reflex, muncul saat telapak kaki bayi di garuk, lalu jempol bayi
akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki lainnya akan terbuka
7. Stepping reflex ( walking/ dance reflek)
Belum ada reflek seolah ingin berjalan saat diangkat
b. Reproduksi dan seksualitas
Klien berjenis kelamin perempuan

3. Health Deviation
Ibu Klien sebelumnya belum pernah mendapatkan promosi kesehatan tentang
penyakit anaknya saat dalam kandungan,setelah melahirkan ibu klien baru tahu
tentang penyakit anaknya.
VI. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
HR : 120 X/menit
RR : 80x/menit
Suhu : 36,7 oC
b. Head to too :
Kepala : bentuk mesochepal, masih terdapat caput
Ubun-ubun : belum menutup, rambut hitam, tidak ada
hematom
Mata : bentuk simetris mata kanan kiri, tidak ada kotoran, sclera
ikterik , lebih banyak memejamkan mata.
Hidung : bersih, tidak ada kelainan bentuk hidung.
Mulut : warna sianosis, terpasang OGT
Telinga : bentuk simetris kiri dan kanan , tidak ada serumen.
Leher :bersih, tidak ada pembesaran vena juglularis, tidak ada
pembengkakan tonsil.
Dada
Inspeksi : tidak ada jejas
Palpasi : dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
Jantung
Inspeksi : tidak ada jejas, dada simetris
Palpasi : tidak ada lesi atau benjolan
Perkusi : pekak
Auskultasi : detak jantung 120 x/menit, terdengar bunyi murmur pada
batas batas sternum kiri dan S2 tunggal
Abdomen
Inspeksi : warna kuning , bentuk datar, tali pusat belum kering
Auskultasi : bising usus 6x/menit
Palpasi : tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Punggung : tidak ada kelainan tulang belakang
Genetalia : jenis kelamin perempuan , tidak ada kelainan, bersih, adanya
lubang pada anus tidak ada kelainan
Ekstremitas
Atas (tangan) : normal, Gerakan kurang aktif, jari lengkap 10 buah
Bawah (kaki) : normal, antara kanan dan kiri simetris, pergerakan kurang
aktif, jumlah jari lengkap ada 10 buah
Kulit : kulit warna kuning, lemak subcutan tipis, turgor kulit baik,
tidak ada kelainan pada kulit
VII. Pemeriksaan Penunjang

HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN

HAEMATOLOGI

Darah Rutin

Haemoglobin 18.8 15.2-23.6 g/dl

Leukosit 19.72 9.40-34.00 Ribu/uL

Hematokrit 54.7 44.0-720 %

Trombosit 282 229-553 Ribu/uL

KIMIA KLINIK

Bilirubin Total 27.1 7.64-24.81 mg/dl

Bilirubin Direk-Indirek

Bilirubin Direk 2.1 0.14-1.63 mg/dl

Bilirubin Indirek 25.1 7.02-23.18 mg/dl

VIII. Program Terapi

Nama Komposisi Dosis Rute Indikasi Kontraindikasi Tanggal


Obat Obat Pemberian
ibuprofe ibuprofen
n

TGL DAN DATA MASALAH ETIOLOGI


WAKTU
10 Maret 2023 DS: Imaturitas
Jam 10.00 - Pola Napas Tidak neurologis
DO: Efektif
1. tampak sesak nafas D.0005
2. RR 80x/menit
3.
10 Maret 2023 DS: Perfusi Perifer Tidak Penurunan
Jam 10.15 - Efektif aliran arteri
DO: D.0009 dan/atau vena
1. Bibir sianosis
2. Terdengar murmur
pada batas atas
sternum kiri dan S2
tunggal
3. dst
10 Maret 2023 DS : Resiko Gangguan Prematuritas
Jam 10.20 - Pertumbuhan
DO : D.0108
1. muka, sclera,
telinga, leher,
dada, perut,
tangan dan
paha terlihat
kuning
2. berat badan
lahir rendah
2100 gram

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis dibuktikan dengan pola
nafas abnormal (takipnea, dyspnea)
b. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri dan/atau vena
dibuktikan dengan pengisian kapiler >3 detik
c. Resiko gangguan pertumbuhan berhubungan dengan prematuritas dibuktikan oleh
kelainan jantung bawaan

Tgl/ N Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Tujuan


Jam o.
D
P
10/3/20 1 Pola Nafas Pemantaua Observasi
23 (L.01003) n Respirasi 1. untuk
Jam Setelah dilakukan tindakan keperawatan (I.01014) mengetahui
10.30 selama 3x24 jam pola nafas membaik Observasi frekuensi
dengan kriteria hasil : 1. Monitor pernafasan
DOMAIN : Fisiologis frekuensi, sudah
KELAS : Respirasi irama, normal atau
OUTCOMES : kedalaman tidak
Indikator AT dan upaya 2. Untuk
1. Dispnea 3 5 nafas mengetahui
1) Me 2. Monitor sejauh mana
nin pola nafas penurunan
gka Terapeutik bunyi nafas
t 3. Atur indikasi
2) Cuk interval atlekasi,
up pemanta ronchi,
me uan indikasi
nin respirasi akumulasi
gka sesuai secret atau
t kondisi ketidakmam
3) Sed pasien puan
ang 4. Dokumnt membersihk
4) Cuk asi hasil an jalan
up pemanta nafas
me 3 5 uan sehingga
nur Edukasi otot aksesori
un 5. Jelaskan digunakan
5) Me tujuan dan kerja
nur dan pernafasan
un prosedur meningkat
Ket: pemanta Terapeutik
ses uan 3. untuk
ak 6. Informas memberikan
naf ikan rasa nyaman
as 3 5 hasil kepada
aw pemanta pasien
aln uan jika 4. untik
ya perlu memantau
sed sejauh mana
ang perkembang
targ an pasien
et Edukasi
yan 5. untuk
g 3 5 mengetahui
dih apa tujuan
ara dan
pka bagaimana
n prosedur
ses pemantauan
ak yang akan
naf diberikan
as 6. untuk
me memberitah
nur ukan pasien
un sejauh mana
2. Penggunaan otot hasil
bantu nafas pemantauan
1)
10/3/20 2 Meningkat Perawatan Observasi
23 2) Cukup sirkulasi 1.
Jam meningkat (I.14569) Mengetahui
10.30 3) Observasi adanya nadi
Sedang 1. Periksa perifer atau
4) Cukup sirkulasi edema
menurun perifer Terapeutik
5) (pengisian 2. Untuk
Menurun kapiler, menghindari
Ket: otot bantu warna) pemasangan
nafas awalnya Terapeutik infus atau
sedang target 2. hindari pengambilan
yang pemasanag darah di
diharapkan otot an infus area
bantu nafas atau keterbatasan
menurun pengambila perfusi
3. Frekuensi nafas n darah di
1) Memburuk area
3 2) Cukup keterbatasa
10/3/20 memburuk n perfusi
23 3) Sedang Observasi
Jam 4) Cukup membaik 1. Feeding
10.30 5) Membaik Manageme adalah
Ket: Frekuensi n nutrisi memberikan
nafas yang (I.03119) cairan nutrisi
awalnya sedang Observasi ke dalam
target yang 1. lambung
diharapkan Identifikasi pasien yang
membaik perlunya tidak mampu
4. Kedalaman nafas penggunaa menelan,
n selang membantu
1) Memburuk nasogastrik pemberian
2) Cukup 2. monitor makanan
memburuk asupan kepada
3) Sedang makanan pasien
4) Cukup 3. Monitor dalam
membaik berat badan keadaan
5) Membaik Terapeutik lemah atau
Ket: kedalaman nafas 4. Hentikan tidak sadar
yang awalnya sedang pemberian 2.
target yang makan kelemahan
diharapkan membaik melalui dan
selang anoreksia
nasogastrik mengakibatk
jika asupan an
oral dapat penurunan
Perfusi perifer ditoleransi berat badan
(l.02011) Kolaborasi dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5. malnutrisi
selama 3x24 jam perfusi perifer kolaborasi yang serius
meningkat dengan kriteria hasil : dengan ahli 3.
DOMAIN : Fisiologis gizi untuk membantu
KELAS : Sirkulasi menentukan mengidentifi
OUTCOMES: jumlah kasi
Indikator A T kalori dan malnutrisi
1. Warna kulit 3 5 jenis nutrien protein-kalori
pucat yang pasien
2. Pengisian 3 5 dibutuhkan, khususnya
kapiler jika perlu bila berat
3. Turgor kulit 3 5 badan
kurang dari
normal
Terapeutik
Status Pertumbuhan 4.
(L.10102) Menghentika
Setelah dilakukan tindakan keperawatan n pemberian
selama 3x24 jam status pertumbuhan makan
meningkat dengan kriteria hasil: melakui
DOMAIN : Psikologis selang
KELAS : Pertumbuhan dan nasogastrik
perkembangan jika asupan
OUTCOMES: oral dapat
Indikator A T ditoleransi
1. Berat badan 3 5 Kolaborasi
sesuai usia 5. Sangat
2. Kecepatan 3 5 penting dan
pertambahan bermanfaat
berat badan dalam
3. Asupan nutrisi 3 5 perhitungan
dan
penyesuaian
diet untuk
memenuhi
kebutuhan
nutrisi
pasien
dilakukan
oleh tenaga
profesional
yang tepat

1.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Dengan membuat asuhan keperawatan pada anak dengan TOF dari khasus
yang ada kami mahasiswa semakin mengetahui apa itu TOF dan proses
keperawatan pada anak dengan TOF.
2. Saran
Bagi Mahasiswa : Dengan mengetahui kasus tentang TOF apabila menemukan
bayi dengan tanda-tanda TOF dapat menganalisa dan melakukan asuhan
keperawatan dengan tepat

Anda mungkin juga menyukai