Anda di halaman 1dari 46

I.

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan imunisasi di Indonesia mengacu pada Permenkes RI


No. 12 Tahun 2017, diwajibkan semua fasilitas kesehatan baik pemerintah dan
swasta ikut berperan dalam penyelenggaraan imunisasi. Pada tahun 2018
cakupan imunisasi di Provinsi Bali untuk Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
sebesar 99,0 %, sedangkan Imunisasi Lanjutan untuk DPT-HB-Hib 81,3% dan
Campak 85,1%. Capaian imunisasi lanjutan juga sudah mencapai target nasional
sebesar 60%. Untuk imunisasi anak sekolah, dari pelaksanaan Bulan Imunisasi
Anak Sekolah (BIAS) capaian imunisasi DT 99,20% dan Td 100,97%. Capaian
ini juga telah melampaui target nasional sebesar 95%. Capaian ini hampir merata
pada semua kabupaten/kota.
Hasil survei Riskesdas 2018 menunjukkan IDL di Provinsi Bali
mencapai 87%, sehingga ada selisih 17% dibandingkan data yang dilaporkan
secara rutin. Hal itu menunjukkan kemungkinan data Pusdatin yang dipakai
sebagai target untuk menghitung cakupan imunisasi secara rutin masih lebih
rendah dari sasaran yang real yang ada di Provinsi Bali. Kemungkinan lainnya
dasar perhitungan capaian imunisasi belum mempergunakan kohort imunisasi
dengan baik, sehingga memungkinkan terjadi under reporting pada beberapa
puskesmas yang memiliki fasilitas kesehatan swasta sehingga jejaring belum
optimal atau dapat terjadi over reporting pada beberapa layanan kesehatan yang
menghitung capaian tidak berdasarkan data by name tapi dalam bentuk
aggregate (rekapan).
Sejalan dengan situasi tersebut diatas, hasil monitoring dan evaluasi
terhadap penyelenggaraan imunisasi di Provinsi Bali, menunjukkan sebagai
besar petugas belum memahami dengan baik pencatatan berbasis kohort.
Register Pencatatan Penyelenggaraan Imunisasi (Buku Kuning) yang
diharapkan sebagai pencatatan kohort di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan
belum diisi dengan baik. Kalaupun telah diisi buku kohort imunisasi berbasis
PWS, sehingga sebagian besar diisi oleh pustu atau bidan pemegang wilayah dan
dilaporkan dalam bentuk data rekapan ke puskesmas. Puskesmas sebagai
fasilitas kesehatan terdepan yang wajib melaporkan hasil kegiatan ke
kabupaten/kota juga kesulitan menyalin register kohort dari pustu, karena harus
menulis ulang. Akurasi data menjadi semakin rendah dengan minimnya
kemampuan rekapitulasi data pelayanan imunisasi dari pelayanan swasta yang
mengambil vaksin program, karena pelaporan masih dalam bentuk tulis tangan.
Jejaring antar puskesmas dalam satu wilayah kabupaten/kota sebagian besar
belum dilaksanakan, demikian juga jejaring antara kabupaten/kota. Hal tersebut
sangat berdampak pada semua kabupaten/kota mengingat mobilisasi penduduk
sangat tinggi di Provinsi Bali. Dengan jumlah sasaran yang mendapatkan
pelayanan imunisasi sangat tinggi di Provinsi Bali, memberikan dampak pada
jaminan ketersediaan logistik vaksin dan pendukungnya, karena pemantauan
terhadap stok opname dan indeks pemakaian vaksin belum dapat dilakukan
dengan benar.
Salah satu upaya untuk menanggulangi situasi tersebut dengan
mengoptimalkan pencatatan berbasis kohort di tingkat layanan kesehatan seperti
puskesmas dan puskesmas pembantu. Mengoptimalkan jejaring pelayanan

1
imunisasi terutama untuk fasilitas kesehatan yang melakukan layanan kesehatan
diluar puskesmas dan puskesmas pembantu. Mengoptimalkan pemantauan
logistik vaksin dan pendukungnya mulai dari penerimaan, distribusi sampai pada
logistik yang tidak dapat dipakai. Untuk dapat membantu pengisian kohort
dengan akurasi data yang baik, maka diinisiasi Sistim Informasi dan Data
Imunisasi (SIDI) yang merupakan kohort imunisasi dalam bentuk digital dan
dirancang khusus sehingga sederhana dan mudah dalam aplikasinya. Mengingat
pelayanan imunisasi memiliki sasaran yang banyak dan didukung oleh
banyaknya fasilitas pelayanan kesehatan, maka perlu dikembangkan beberapa
jenis aplikasi SIDI untuk tingkat Jejaring Faskes, Pustu, Puskesmas,
Kabupaten/Kota dan Provinsi yang saling terkait dan mendukung Dengan
adanya group di aplikasi WhatsApp bagi seluruh petugas imunisasi di layanan
kesehatan pada masing-masing puskesmas, demikian juga dimasing-masing
kabupaten/kota, maka sangat memungkinkan memberi informasi cepat termasuk
pengiriman laporan bulanan melalui aplikasi WA (WhatsApp) Web. Penggunaan
SIDI Bali mulai disosialisasikan akhir tahun 2018 dan mulai diterapkan sejak
awal tahun 2019.

II. TUJUAN

1. Umum
Tersedianya data dan informasi tentang sasaran yang diimunisasi per
wilayah banjar, desa, puskesmas, kabupaten /kota dan provinsi dalam
bentuk kohort yang dipantau sejak lahir sampai dengan bayi dibawah dua
tahun.

2. Khusus
a. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per banjar di
tingkat pustu.
b. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per desa di
tingkat puskesmas.
c. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per
puskesmas di tingkat kabupaten/kota.
d. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi per
kabupaten/kota di tingkat provinsi.
e. Tersedianya data dan informasi sasaran yang diimunisasi di fasiltas
kesehatan seperti rumah sakit, klinik, Praktek Mandiri Dokter dan
Praktek Mandiri Bidan.
f. Terbentuk jejaring penyelenggraan imunisasi pada tingkat fasilitas
kesehatan, kabupaten/kota dan provinsi
g. Tersedia data dan informasi logistik imunisasi ditingkat fasilitas
kesehatan, kabupaten/kota dan provinsi
h. Terlaporkan penyelenggaraan imunisasi dan kegiatan logistik dari
tingkat layanan, kabupaten/kota dan provinsi.
i. Terpantau kegiatan penyelenggaraan imunisasi dan transaksi logistik
ditingkat fasilitas kesehatan, kabupaten/kota dan provinsi

2
III. SASARAN

1. Petugas pengelola imunisasi puskesmas se-Provinsi Bali


2. Petugas pengelola logistik imunisasi puskesmas se-Provinsi Bali
3. Petugas pengelola imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Bali
4. Petugas pengelola logistik imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-
Bali
5. Petugas pengelola imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali
6. Petugas pengelola logistik imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

IV. GAMBARAN UMUM

Sistim Informasi & Data Imunisasi (SIDI) Bali, terdiri dari SIDI tingkat
fasilitas kesehatan, SIDI tingkat kabupaten/kota dan SIDI tingkat provinsi.
Untuk tingkat fasilitas kesehatan terdiri dari SIDI Puskesmas, SIDI Jejaring,
SIDI Pustu dan SIDI Logistik Puskesmas. SIDI tingkat kabupaten/kota dan
provinsi terdiri dari SIDI Kabupaten/Kota, SIDI Logistik Kabupaten/Kota, SIDI
Provinsi dan SIDI Logistik Provinsi. Masing-masing puskesmas memiliki SIDI
Puskesmas yang berbeda, sehingga ada sebanyak 120 SIDI Puskesmas se-Bali.
SIDI Jejaring dan SIDI Logistik Puskesmas, masing-masing 1 file untuk semua
faskes dan puskesmas se-Bali. Sedangkan untuk SIDI Pustu disediakan 6 jenis
file untuk Pustu se-Bali, ada isian 5, 10, 15, 20, 25 dan 30 banjar.
SIDI puskesmas dipergunakan untuk Pemantauan Wilayah Setempat
(PWS) puskesmas sehingga dapat menggambarkan situasi pelaksanaan
imunisasi per desa/kelurahan. Dasar pemantauan adalah data kohort bayi dan
baduta (bayi dibawah dua tahun) yang masukkan melalui fasilitas REGISTER
KOHORT IMUNISASI. Fasilitas lainnya adalah DATA DASAR, kumulatif
bulanan dari JANUARI s/d DESEMBER, KUMULATIF, KIPI (Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi) dan GRAFIK. Gambaran menu utama SIDI Puskesmas
seperti Gambar 1 dibawah ini.

3
SIDI Pustu dipergunakan untuk Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
Pustu sehingga dapat menggambarkan situasi pelaksanaan imunisasi per
banjar/dusun. Agak berbeda sedikit dengan SIDI Puskesmas, pada SIDI Pustu
dasar pemantauan adalah data kohort bayi dan baduta (bayi dibawah dua tahun)
yang masuk melalui fasilitas nama banjar/dudum pada REGISTER KOHORT
IMUNISASI. Fasilitas lainnya adalah DATA DASAR, kumulatif bulanan dari
JANUARI s/d DESEMBER, KUMULATIF, KIPI (Kejadian Ikutan Pasca
Imunisasi) dan GRAFIK. Gambaran menu utama SIDI Pustu seperti Gambar 2
dibawah ini.

SIDI Jejaring dipergunakan untuk memperkuat keterlibatan fasilitas


kesehatan lainnya diwilayah puskesmas seperti rumah sakit, klinik, BKIA,
Praktek Mandiri Dokter (PMD) dan Praktek Mandiri Bidan (PMB). sehingga
dapat menggambarkan pelaksanaan imunisasi disetiap jejaring puskesmas
termasuk pelaksanaan imunisasi diluar vaksin program. Terdiri dari informasi
kontak tenaga pengelola imunisasi tingkat provinsi, kabupaten/kota, puskesmas
dan rumah sakit/klinik/PMD/PMB yang difasilitasi pada KONTAK
PROV/KAB/KOTA, KONTAK PUKESMAS dan KONTAK RS/
KLINIK/LAINNYA. Pengisian data kohort bayi dan baduta yang mendapatkan
imunisasi dimasukkan melalui REGISTER. Gambaran menu utama SIDI
Jejaring seperti Gambar 3 dibawah ini.

4
SIDI Logistik Puskesmas dipergunakan untuk memantau kegiatan
logistik imunisasi puskesmas tidak hanya vaksin juga sampai ADS dan pelarut.
Semua transaksi logistik yang dilakukan dimasukkan pada REGISTER. Untuk
dapat melakukan pemantauan dan pelaporan bulanan maka DATA DASAR
wajib diisi dan dilengkapi lebih dulu. Laporan bulanan dapat diliat pada bulan
JANUARI s/d DESEMBER. Pemantauan stok maksimal dan minimal
puskesmas melalui MONITORING. Gambaran menu utama SIDI Logistik
Puksesmas seperti Gambar 4 dibawah ini.

SIDI Kabupaten/Kota dan SIDI Provinsi dipergunakan untuk


Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) kabupaten/kota dan provinsi sehingga
dapat menggambarkan situasi pelaksanaan imunisasi per kabupaten/kota dan
provinsi. Masing-masing Kabupaten/Kota dan Provinsi memiliki SIDI yang
berbeda. Berbeda dengan SIDI Puskesmas, data yang dimasukkan adalah data
kumulatif atau aggregate dari laporan masing-masing puskesmas atau
kabupaten/kota. Data aggregate dimasukkan dalam laporan setiap bulan
JANUARI s/d DESEMBER. Fasilitas lainnya adalah DATA DASAR,
KUMULATIF, KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan GRAFIK.
Gambaran menu utama SIDI Kabupaten/Kota dan Provinsi seperti Gambar 5 dan
6 dibawah ini.

5
SIDI Logistik Kabupaten/kota dan Provinsi dipergunakan untuk
memantau kegiatan logistik imunisasi kabupaten/kota dan provinsi. Sama
dengan SIDI Logistik Puskesmas, SIDI kabupaten/Kota dan provinsi juga dapat
memantau vaksin, ADS dan pelarut. Semua transaksi logistik yang dilakukan
dimasukkan pada REGISTER. Untuk dapat melakukan pemantauan dan
pelaporan bulanan maka DATA DASAR wajib diisi dan dilengkapi lebih dulu.
Laporan bulanan dapat diliat pada bulan JANUARI s/d DESEMBER.
Pemantauan stok maksimal dan minimal kabupaten/kota dan provinsi melalui
MONITORING. Gambaran menu utama SIDI Logistik Kabupaten/Kota dan
Provinsi seperti Gambar 7 dan 8 dibawah ini.

6
V. MANAJEMEN DATA

Manajemen data, menjadi sangat penting untuk mendapatkan laporan


yang akurat. Salah satu kelemahan dalam pelaporan program pada umumnya
adalah tidak adanya pemahaman yang sama tentang manajemen data sehingga
setelah data tercatat langsung dilaporkan. Dalam penyelenggaraan imunisasi
penguatan jejaring sangat dibutuhkan karena pelayanan imunisasi tidak hanya
dilakukan di puskesmas tapi juga di rumah sakit dan praktisi kesehatan.
Pelayanan imunisasi tidak hanya dilakukan oleh pelayanan kesehatan
pemerintah tetapi juga oleh pelayanan swasta. Serta dalam pengunaan vaksin,
juga diperbolehkan menggunakan vaksin non program untuk pelayanan
imunisasi dasar.
Dalam pengembangan SIDI dilengkapi dengan pemahaman yang sama
tentang manajemen data, bagi semua tenaga kesehatan yang melaksanakan
penyelenggaraan imunisasi. Yang dimaksud dengan manajemen data adalah
sebuah proses yang wajib dilakukan terdiri dari entry data, pengumpulan data,
pelaporan dan validasi data. Manajemen data merupakan kegiatan yang saling
terkait. Pada SIDI Bali, manajemen seperti pada skema dibawah ini :

7
Mekanisme Manajemen Data :
Diawali dengan entry data, selanjutnya
dilakukan pengumpulan data untuk
masing-masing tingkat. Setelah dilakukan
pengumpulan data, dapat dilakukan entry
data lagi untuk melengkapi data yang
didapat selama proses pengumpulan data.
Pelaporan dapat dilakukan setiap bulan
dan validasi dapat dilakukan setiap saat
bila diperlukan.

Penjelasan tentang manajemen data secara rinci :

1. Entry Data
Entry data merupakan proses memasukkan data sasaran yang melakukan
imunisasi dan dilakukan disemua fasilitas kesehatan yang melayani
imunisasi termasuk fasilitas kesehatan yang memakai vaksin non program
untuk imunisasi dasar. Entry data dilakukan pada masing-masing fasilitas
kesehatan seperti puskesmas, pustu, rumah sakit, klinik, praktek
dokter/bidan swasta. Pelayanan imunisasi yang dimasukkan by name setiap
bulan berbasis kohort. Pelayanan imunisasi yang dilakukan sebulan penuh
dan tidak ada “tutup buku” pada setiap tanggal 25 bulan berjalan.
Data entry juga dilakukan di masing-masing kabupaten/kota dan provinsi
dalam bentuk data rekapan yang berasal dari masing-masing

2. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada SIDI Bali, dilakukan 3 kali dan diberi istilah
Jejaring Puskesmas (pengumpulan data pertama), Jejaring Kabupaten/Kota
(pengumpulan data kedua) dan Jejaring Provinsi (pengumpulan data ketiga).

SIDI Pustu/Bidan Jejaring puskesmas terdiri dari


Penanggung Jawab
Wilayah
data yang dikumpulkan oleh
semua fasilitas pelayanan
SIDI
kesehatan yang ada diwilayah
SIDI
JEJARING
SIDI
Jejaring kerja puskesmas seperti pelayanan
RS Klinik
PUSKESMAS di puskesmas induk, posyandu,
dan SDI
LOGISTIK pustu, polindes, rumah sakit,
PUSKESMAS
Praktek Bidan Mandiri (PBM),
Praktek Mandiri Dokter dan
SIDI SIDI
Jejaring Jejaring
klinik, seperti gambar disebelah.
PMB PDS

Pengumpulan data pada jejaring puskesmas, akan berasal dari 2 jenis SIDI
(SIDI Jejaring dan SIDI Pustu). Untuk proses pengumpulan data dapat
dilakukan dengan melakukan proses copy dan paste dari masing-masing

8
SIDI. Langkah untuk pengumpulan data dari SIDI Jejaring ke SIDI
Puskesmas :
a. Buka file puskemas yang akan diisi dan SIDI Jejaring yang akan
dipindahkan dan lakukan filter pada masing-masing sheet register pada
kedua file untuk memudahkan proses mengcopy. Contoh SIDI Klinik
Artha Bunda yang berada di wilayah Puskesmas II Denpasar Barat.
Sebelum melakukan filter pastikan krusor berada pada bidang kerja exel
seperti contoh dibawah ini.

Semua baris yang


berada dibawah
judul kolom
disebut bidang
kerja

Lakukan filter dengan memilih Home, Sort & Filter dan Pilih Filter

Pilih Sort & Filter

Pilih Filter

Tanda sudah
difilter

b. Pastikan file jejaring yang dikirim telah melakukan entry data dengan
benar, dengan cara melakukan pengecekan data. Hal ini sangat penting
dilakukan untuk memberikan masukan ke faskes jejaring untuk
melakukan perbaikan. Seperti contoh pada SIDI Klinik Artha Bunda ada
beberapa yang perlu dilakukan proses cleaning data

Ingatkan selalu kesepakatan untuk


mengutamakan NIK anak, bila
belum ada dapat dipakai NIK ibu.
NIK anak agar diuapayakan diisi
bila telah ada
Tanya dan ingatkan tentang
kelengkapan data alamat sasaran
termasuk desanya

9
SIDI yang dipakai perlu diganti
karena sudah disempurnakan,
sehingga No HP orang tua sasaran
dihilangkan.
Nama bayi bila memungkinkan
diganti atau dilengkapi bila telah
ada namanya.

Tanggal lahir menjadi salah satu


hal utama yang harus diperhatikan,
karena akan sangat membantu
proses filter berikutnya.

Tanggal pelaksanaan imunisasi,


contoh pemberian HB0<24 jam,
yang tidak akan masuk dalam
perhitungan capaian karena salah
ketik atau salah format. Pada
contoh terdapat pelaksanaan 2018
dan beberapa pelaksanaan lainnya
yang salah format.

10
Beberapa fotmat kolom berubah,
disarankan untuk mengcopy ke
SIDI yang telah disempurnakan.

c. Cara melakukan cleaning data untuk tanggal yang belum sesuai format,
seperti contoh untuk tanggal lahir dari data diatas. Hilangkan dulu
centang atau pilihan dengan memilih select all.

Bersihkan dulu dengan memilih Select Pilih tanggal yang belum sesuai
All, sehingga semua centang hilang format

Ganti atau ketik ulang yang bermasalah tersebut, hingga semua masuk
dalam tanggal yang telah ditentukan. Bila dipilih tahun 2019 atau Bulan
Januari akan muncul tanggal pilihan.

11
Bila sudah
diperbaiki
semua
tanggal
akan
masuk
dalam
sistim

Lakukan hal yang sama pada tanggal pelaksanaan imunisasi.

d. Tampilkan kedua file satu layar hingga dapat dibandingkan antar kedua
SIDI, dengan langkah-langkah :
Pastikan ada dua file yang terbuka, contohnya SIDI Klinik Artha Bunda
dan SIDI Puskesmas II Denpasar Barat, seperti dibawah ini.

Setelah klik tanda


exel akan muncul 2
file yang terbuka

Untuk memastikan file yang akan diisi (SIDI Puskesmas II Denpasar


Barat) berada disebelah kiri dan file yang akan dicopy disebelah kanan,
maka buka file yang akan diisi.

12
Pilih View

Pilih Arrange
All
Pilih
Vertical

e. Proses copy mulai dapat dilakukan. Untuk melakukan copy dari file SIDI
Jejaring perhatikan kolom yang akan dicopy, karena ada perbedaan
kolom. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah bulan pengiriman
laporan. Bila bulan pengiriman laporan Januari 2019, dipastikan semua
sasaran belum pernah tercatat, sehingga dapat dicopy semua kolom
karena sebelumnnya belum pernah masuk dalam SIDI. Contoh langkah-
langkah untuk melakukan copy dengan memperhatikan ketersediaan
kolom dari SIDI yang akan dicopy dan SIDI tempat akan dilakukan paste
sebagai berikut :

- Blok Kolom 1 (No) dan Kolom 2 (NIK Ortu) pada SIDI Jejaring Artha
Bunda, lalu pilih copy dan lakukan paste special formulas (fx) pada
SIDI Puskesmas II Denpasar Barat.
- Blok Kolom 4 (Desa) pada SIDI Jejaring Artha Bunda, lalu pilih copy
dan lakukan paste special formulas (fx) pada SIDI Puskesmas II
Denpasar Barat.
- Lakukan hal sama untuk kolom 8 (Alamat Lengkap). Perbedaan
kolom menyebabkan copy harus dilakukan secara bertahap.
- Selanjutnya blok sebanyak 6 kolom dari Kolom 10 (Nama Orang Tua)
sampai dengan Kolom 15 (HB 1-7 har) pada SIDI Jejaring Artha
Bunda, lalu pilih copy dan lakukan paste special formulas (fx) pada
SIDI Puskesmas II Denpasar Barat pada kolom yang sesuai.
- Karena ada tambahan kolom pada SIDI Puskesmas sedangkan pada
SIDI Jejaring ada kolom yang disembunyikan, maka blok selanjutnya
Kolom 17 (BCG) dapat dilakukan tersendiri, lalu pilih copy dan
lakukan paste special formulas (fx) pada SIDI Puskesmas II
Denpasar Barat pada kolom yang sesuai.
- Kegiatan copy selanjutnya dapat dilakukan mulai dari Kolom 18
(DPT/HB/HIB1) sampai kolom terakhir, dengan cara yang sama
dengan diatas.

13
Pada proses pengumpulan data Jejaring Puskesmas yang berasal dari
SIDI Jejaring perlu dilakukan langkah berikutnya dengan melengkapi
bagian yang belum terisi pada SIDI Puskesmas yaitu Kolom 3
(Status), Kolom 4 (Kabupaten/Kota) dan Kolom 18 (Faskes Pertama
HB0/BCG/Polio1) seperti pada gambar dibawah ini dan isilah sesuai
dengan petunjuk pengisian.

f. Proses pengumpulan data ada perbedaan bila laporan dari jejaring setelah
Januari 2019, atau sebelumnya sudah pernah melakukan pelaporan.
Kolom yang dapat dicopy secara langsung adalah pemberian HB0,
karena dipastikan sasaran baru lahir. Sebagai contoh pada SIDI diatas,
kita akan kumpulkan data yang berasal dari SIDI Jejaring Artha Bunda
untuk HB0 pada bulan Februari 2019. Langkah yang ditempuh :
- Filter Kolom HB0 <24 jam pada SIDI Artha Bunda dengan memilih
pelaksanaan imunisasi Bulan Februari 2019
Lakukan Filter
pada Kolom
HB0<24 jam,
untuk Februari
2019

Hasilnya hanya
pelaksanaan
imunisasi Janur

- Kegiatan copy selanjutnya dapat dilakukan seperti langkah diatas.

14
Pengisian kolom pemberian imunisasi selanjutnya, harus memperhatikan
apakah sasaran sudah pernah datang sebelumnya sehingga tidak terjadi
duplikasi pencatatan dan pelaporan. Sebagai contoh akan melakukan
copy terhadap pelaksanaan imunisasi BCG pada bulan februari 2019.
Langkah-langkah pengumpulan data selanjutnya :
- Posisikan 2 file dalam 1 layar
- Filter SIDI Puskesmas pada Kolom Faskes Pertama HB0/BCG/Polio1
sehingga hanya muncul faskes yang akan dicopy, contoh Klinik Artha
Bunda.
- Filter juga pemberian imunisasi sebelumnya seperti HB0 pada bulan
Januari
- Lakukan hal yang sama pada SIDI Jejaring Klinik Arta Bunda

SIDI
Puskesmas
Filter Klinik
Arta Bunda
pada Kolom
Faskes
Pertama

Filter
Januari pada
Kolom
HB0<24
jam

- Bila telah dilakukan hal tersebut nampak dijajarkan 2 file dalam layar
yang sama.

15
SIDI Jejaring Klinik Arta
SIDI Puskesmas II Denpasar Barat Bunda dengan Tanggal
Pemberian Imunisasi BCG

- Disarankan untuk mengetik atau copy tanggal pemberian imunisasi


BCG dari file di sebelah kanan ke file puskesmas yang sebelah kiri.
- Selanjutnya dapat dilakukan hal yang sama pada kolom pelaksanaan
imunisasi selanjutnya.

g. Proses pengumpulan data berikutnya bila berasal dari SIDI Pustu, agak
berbeda dengan pengumpulan data dari SIDI Jejaring. Perbedaan
tersebut karena adanya pewarnaan tulisan pada SIDI Pustu.
Pengumpulan data dari pustu dapat memanfaatkan warna pada sel,
sehingga memudahkan filter. Sebagai contoh proses pengumpulan

Pada petunjuk cara pengisian SIDI Pustu sudah


ditulis,
- Bila pelaksanaan imunisasi dilakukan oleh pustu
bersangkutan, sel tidak diwarna.
- Sel warna merah dan tulisan dimiringkan bila
diluar pustu tapi masih diwilayah puskesmas.
- Sel warna merah dan tulisan tidak miring diluar
pustu masih dalam wilayah kabupaten/kota
- Warna hijau diluar pustu dan berada diluar
wilayah kabupaten/kota.

16
h. Sebagai contoh, akan dicopy dari SIDI Pustu Bunga Mekar pelaksanaan
imunisasi BCG yang dilakukan oleh Pustu yang bersangkutan saja. Cara
melakukan filter warna :

Kik tanda filter

Pilih Filter by
Color

Kemudian pilih
warna yang
diinginkan seperti
Automatic bila
warnanya hitam

Hasilnya
Pilih Automatic

Hasil dari filter warna pada pemberian imunisasi

- Proses copy dapat dilakukan selanjutnya seperti contoh diatas.

Proses pengumpulan data selanjutnya adalah : Jejaring Kabupaten/Kota


(pengumpulan data kedua).

17
Jejaring kabupaten/kota dilakukan
setelah masuknya SIDI dari
SIDI masing-masing puskesmas ke
PUSKESMAS
kabupaten/kota yang dilaksanakan
dari tanggal 1 s/d 3 bulan
berikutnya. seperti gambar
SIDI
KABUPATEN/KOTA
disebelah.

SIDI SIDI
PUSKESMAS PUSKESMAS

Pengumpulan data pada Jejaring Kabupaten/Kota dikoordinir oleh Pemegang


Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota masing-masing. Untuk
proses pengumpulan data dapat dilakukan proses filter pada masing-masing
SIDI Puskesmas yang masuk dan mengumpan balikkan ke semua Puskesmas.
Langkah untuk pengumpulan data dari SIDI Puskesmas sebagai berikut :
a. Buka salah satu file puskesmas kosong yang akan diisi untuk melakukan
pengumpulan data Jejaring Kabupaten/Kota. Seperti contoh buka file
kosong Puskesmas II Denpasar Barat.

b. Buka satu persatu file SIDI Puskesmas, lakukan filter dan copy untuk
wilayah Denpasar. Contoh, buka SIDI Puskesmas IV Densel. Lakukan
filter bulan pencatatan (Januari) dan puskesmas dalam wilayah Denpasar
selain Puskesmas bersangkutan (Puskesmas IV Denpasar Selatan). Filter
dapat juga dilakukan pada Status Luar Wilayah dan Kabupaten/Kota
Denpasar. Setelah dan sebelum difilter seperti gambar dibawah

18
c. Copy dan paste pada SIDI Puskesmas yang kosong dan lakukan pada
semua SIDI Puskesmas.
d. Bila telah selesai simpan dengan nama SIDI Jejaring Kabupaten/Kota
Januari 2019 dan dilakukan setiap bulan.
e. Umpan balikkan ke Puskesmas paling lambat pada tanggal 4 bulan
berjalan.

Proses pengumpulan data selanjutnya adalah : Jejaring Provinsi


(pengumpulan data ketiga).

Jejaring Provinsi dilakukan


SIDI setelah masuknya SIDI dari
PUSKESMAS
masing-masing puskesmas ke
kabupaten/kota yang diteruskan
ke provinsi laksanakan dari
JEJARING tanggal 1 s/d 3 bulan berikutnya.
PROVINSI
seperti gambar disebelah.

SIDI SIDI
PUSKESMAS PUSKESMAS

Pengumpulan data pada Jejaring Provinsi dikoordinir oleh Pemegang


Program Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Untuk proses
pengumpulan data dilakukan bersamaan dengan kegiatan pengumpulan data
Jejaring Kabupaten/Kota. Langkah awalnya, setiap Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota mendapatkan kiriman SIDI Puskesmas dikirim ulang
(forward) ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Langkah untuk pengumpulan
data tingkat provinsi :
a. Pengumpulan data tingkat provinsi sama dengan langkah pada
pengumpulan data kabupaten/kota. Yang membedakan hanya filter Status
Luar Wilayah dan Kabupaten/Kota diluar wilayah kabupaten/kota yang
bersangkutan.
b. Bila telah selesai simpan dengan nama SIDI Jejaring Provinsi Januari
2019. Lakukan setiap bulan.
c. Umpan balikkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota paling lambat pada
tanggal 4 bulan berjalan.

3. Pelaporan
Untuk Pelaporan dilakukan secara berjenjang mulai dari pelaporan
puskesmas ke kabupaten/kota, dilanjutkan ke Provinsi. Pelaporan hanya
dapat dilakukan bila proses pengumpulan data telah selesai dilakukan. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan untuk pelaporan dari puskesmas :
1. Pelaporan setiap bulan dari puskesmas setelah masuknya data dari
pengumpulan data (Jejaring Puskesmas, umpan balik dari pengumpulan
data ke dua atau Jejaring Kabupaten/Kota dan umpan balik dari
pengumpulan data ke tiga atau Jejaring Provinsi).

19
2. Setelah semua data masuk dalam SIDI Puskesmas, lakukan penyimpanan
kembali dengan menambahkan Laporan pada file SIDI sebelumnya,
contoh : file SIDI Puskesmas Denpasar Timur 1 Tahun 2019 Januari
menjadi Laporan SIDI Puskesmas Denpasar Timur 1 Tahun 2019
Januari.
3. Waktu Pelaporan dari puskesmas ke kabupaten/kota dari tanggal 5
sampai dengan tanggal 10 bulan berjalan.
4. SIDI Puskesmas masing-masing dapat dipakai sebagai pelaporan
disamping juga sebagai pencatatan.
5. Pengiriman laporan mempergunakan aplikasi WA Web.

Untuk pelaporan dari kabupaten/kota ke provinsi agar memperhatikan


beberapa hal :
1. Pelaporan setiap bulan dari kabupaten/kota ke provinsi setelah masuknya
laporan dari SIDI Puskesmas masing-masing.
2. Mengingat proses validasi terus berjalan, diharapkan Pelaporan dari
masing-masing puskesmas selalu diambil dari sejak Januari sampai bulan
berjalan.
3. Waktu Pelaporan dari kabupaten/kota ke provinsi dari tanggal 10 sampai
dengan tanggal 12 bulan berjalan.
4. Setelah mengisi SIDI Kabupaten/kota masing-masing dapat dipakai
sebagai pelaporan disamping juga sebagai pencatatan.
5. Pengiriman laporan mempergunakan aplikasi WA Web.

4. Validasi Data
Hampir menyerupai kegiatan monitoring dan evaluasi, maka kegiatan
validasi dilakukan secara terus menerus dan berjenjang. Dengan validasi
data akan ada perubahan periodik laporan sampai output program seperti
IDL dan UCI Desa berakhir pada akhir tahun.

VI. PERSIAPAN SEBELUM PENGISIAN


Sebelum melakukan pengisian data, ada beberapa hal yang wajib
dilakukan sehingga memudahkan dalam proses selanjutnya terutama
rekapitulasi laporan dan memasukkan data dari jejaring. Pesiapan tersebut :

A. Pengaturan Format Waktu


Format waktu yang dipakai adalah Indonesia adalah format
tanggal/bulan/tahun. Contohnya untuk tanggal 1 Januari 2019, format yang
dipakai menjadi 01/01/2019. Setiap laptop atau PC memiliki format yang
berbeda-beda sehingga perlu dilakukan pengaturah format waktu tersebut.
Langkah-langkahnya secara umum :
1. Pastikan dulu format apa yang dipakai laptop/PC yang akan dipakai
untuk entry data. Contoh, saat ini tanggal 6 Agustus 2019, maka format
pengaturan waktu yang benar ada disebelah kiri dari gambar dibawah ini.

20
2. Kalau format belum sesuai, seperti contoh gambar diatas yang sebelah
kanan, maka pengaturan waktu wajib dilakukan.
3. Mulailah dengan mencari Setting pada laptop/PC yang ditandai dengan
gambar seperti dibawah ini.

Setting dapat dicari


dari menu utama
widows atau klik
kanan pada
pengaturan waktu
yang ada di
Laptop/PC

4. Setelah pilih Setting, maka akan muncul beberapa pilihan, selanjutnya


pilih Time & Language

5. Selanjutnya pilih Region & language, atau lebih disarankan mancari


dibaris bawahnya Additional date, time & regional setting, karena pada
semua laptop dan PC akan ada Related settings.

6. Selanjutnya pilih atau double klik Change location

21
7. Cari menu Location dan pilih Home location : Indonesia

Menu Location

Pilih Home location : Indonesia

8. Pilih menu Format, ganti Format dengan Indonesia, pilih Short date
dengan dd/MM/yyyy dan tekan OK

22
9. Pengaturan format waktu telah selesai dilakukan dan dapat dilihat pada
format laptop/PC pada layar laptop/PC masing-masing.

B. Pengelolaan File
Tujuan pengelolaan file dilakukan untuk menjamin adanya data cadangan
dan dapat dipakai bila file hilang atau rusak. Pada pengelolaan file diawali
dengan menyusun file dalam folder yang telah disediakan. Pengelolaan file
tingkat puskesmas, kabupaten/kota dan provinsi pada prinsipnya sama.
Langkah-langkahnya :
1. Buatlah folder di Local Disk D atau E tempat data akan ditempatkan.
Contoh disini, pada Local Disk E akan dibuatkan folder baru

23
2. Beri nama folder yang baru dengan nama tertentu seperti SIDI
PUSKESMAS DAWAN 1 atau SIDI KABUPATEN KLUNGKUNG.
Pada SIDI PUSKESMAS DAWAN 1, dibuatkan minimal 2 folder baru.

3. Beri nama kedua folder, yang pertama SIDI MASTER dan yang kedua
SIDI PUSKESMAS DAWAN 1 TAHUN 2019.

4. Pada folder SIDI MASTER, masukkan semua file master mulai dari awal
dan setiap ada perubahan.
5. Pada folder SIDI PUSKESMAS DAWAN 1 TAHUN 2019, diisi dengan
12 folder untuk diganti namanya menjadi JANUARI sampai dengan
DESEMBER.

24
6. Setiap folder bulanan misalnya JANUARI diisi dengan semua file yang
berasal dari jejaring diwilayah kerja :
a. SIDI Jejaring RS bulan Januari
b. SIDI Jejaring Klinik bulan Januari
c. SIDI Jejaring PMB bulan Januari
d. SIDI Pustu bulan Januari
e. SIDI Puskesmas bulan Januari
f. SIDI Logistik Puskesmas bulan Januari
g. Laporan SIDI Puskesmas bulan Januari
h. Pengumpulan data kabupaten/kota bulan Januari
i. Pengumpulan data provinsi bulan Januari
7. Hal yang sama untuk folder bulan FEBRUARI. Bila ada perubahan data
untuk bulan Januari karena proses validasi data file yangtelah diisi tetap
hanya disimpan pada Folder bulan FEBRUARI atau dengan kata lain file
pada folder bulan JANUARI sudah terkunci, karena proses validasi data
akan terus berlanjut.
8. Untuk pengelolaan file ditingkat kabupaten/kota dan provinsi agar
mengikuti langlah-langkah diatas.

VII. CARA PENGISIAN

Pengisian SIDI Bali disusun sebagai bagian dari petunjuk teknis yang
dilengkapi dengan contoh pengaplikasian secara bertahap. Langlah-langkah dan
cara pengisian untuk masing-masing SIDI :

25
A. SIDI Jejaring
1. SIDI Jejaring dipakai untuk semua faskes lain diluar puskesmas di
Provinsi Bali untuk itu dipastikan hanya terdapat 1 (satu) file SIDI Jejaring
dan perubahannya mengikuti perubahan dari provinsi.
2. Mengingat SIDI Jejaring merupakan data kohort, maka isi SIDI Jejaring
selama setahun dan tidak ada sasaran imunisasi ditulis lebih dari sekali.
Sebagai contoh bayi A diberikan imunisasi HB0 pada tanggal 3 Januari
2019 dan dimasukkan dalam SIDI Jejaring, dan bila datang lagi pada bulan
Februari 2019 untuk mendapatkan imunisasi BCG dan Polio 1, maka
informasi pada SIDI Jejaring cukup ditulis tanggal pemberian imunisasi
tanpa memasukkan kembali nama bayi.
3. Langkah berikutnya, buka file dan pastikan semua faskes memiliki file
cadangan, dengan menyimpan ulang file (save as). Contoh simpan ulang
dengan nama file : SIDI Jejaring RSU Prima Medika Denpasar Tahun
2019. Artinya register ini dari RSU Prima Denpasar untuk Tahun 2019.
4. Aplikasi siap diisi, mulailah dengan mencari menu utama. Dapat dilakukan
dengan memilih/mengklik vitur Menu Utama pada semua sheet.
5. Dari Menu Utama dapat dilengkapi Kabupaten/Kota, Nama
RS/Klinik/DPS/BPM dan tahun. Contoh seperti dibawah ini dirubah
Kabupaten/Kota dari Badung ke Denpasar, Nama RS/Klinik/DPS/BPM
dari RSU Graha Asih menjadi RS Prima Medika dan Tahun 2018 menjadi
Tahun 2019.

Sebelumnya

Perubahan
dipilih bukan
diketik

6. Pengisian register dapat mulai dilakukan dengan memilih REGISTER


pada MENU UTAMA atau pada sheet yang tersedia. Cara pengisian
setiap kolom pada register dirinci :

Kolom 1, No.
Diisi nomor urut sasaran yang diimunisasi. Nomor urut diisi tidak harus
mengikuti waktu dilaksanakan imunisasi, tetapi lebih tepat urut nomor
yang tercatat.

Kolom 2, NIK Ortu


Diisi NIK anak atau NIK orang tua (ibu). Khusus NIK orang tua harus
ditambahkan urutan anak.

26
Contoh : 5171014702660001-1 ( tanda -1 artinya anak pertama).

Kolom 3, Kab_Kota
Pilih list kabupaten/kota yang merupakan alamat sasaran yang
mendapatkan imunisasi dan jangan diketik sehingga dapat dilakukan
analisa lebih lanjut. Bila sudah ada pilihan nama kabupaten/kota pada
kolom yang sama, dapat juga dilakukan proses copy cell dilanjutkan
dengan paste. Tampilan register dengan list pilihan kabupaten/kota.

Pilih :
Buleleng
Jembrana
Tabanan
Badung
Denpasar
Gianyar
Bangli
Klungkung
Karangasem

Kolom 4, Desa
Pilih list desa yang merupakan alamat sasaran yang mendapatkan
imunisasi dan jangan diketik. Bila sudah ada pilihan nama desa pada
kolom yang sama, dapat juga dilakukan proses copy cell dilanjutkan
dengan paste. Mengingat pilihan desa sangat penting dalam jejaring,
sedangkan orang tua dari sasaran yang melakukan imunisasi tidak dapat
mengetahui dengan tepat desa tempat tinggalnya, maka diharapkan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota masing-masing dapat menyusun dan
mengirimkan list alamat sampai tingkat desa untuk membantu hal
tersebut. Pada pilihan desa akan mengikuti pilihan kabupaten/kota di
kolom sebelumnnya. Seperti contoh pada tampilan dibawah, bila
pilihan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Nama desa
di Kota
Denpasar

Nama desa
Kabupaten
Badung

27
Perlu diperhatikan pilihan desa akan muncul bila pilihan
kabupaten/kota telah terisi. Hasil akhir pada kolom desa setelah
dilengkapi dengan pilihan desa seperti gambaran dibawah ini.

Nama desa yang dipilih


sesuai dengan
kabupaten/kota

Kolom 5-7, Puskesmas, Nama_Petugas, HP_Puskesmas


Kolom 5 s/d 7, akan terisi secara otomatis bila nama desa telah terisi.
Bila tidak terisi kemungkinan ada kesalahan atau perubahan nama desa.
Hasil akhir pada kolom Puskesmas, Nama Petugas dan HP Puskesmas
setelah desa dilengkapi seperti gambaran dibawah ini.

Kolom 8, Alamat Lengkap


Alamat lengkap ditulis alamat tempat tinggal bukan alamat di KTP.
Wajib dilengkapi sehingga dapat dilakukan pelacakan bila diperlukan.

Kolom 9, Nama Orang Tua


Nama orang tua, adalah nama ibu atau ayah. Penulisan sesuai dengan
nama pada KTP.

Kolom 10, Nama Bayi


Nama bayi agar dilakukan perubahan terutama pada kelompok sasaran
tertentu yang mendapatkan nama setelah usia 3 bulan.

Kolom 11, Tanggal Lahir


Penulisan tanggal lahir mengikuti format baku tanggal/bulan/tahun.
Contohnya : 2/1/2019, sehingga dapat menjadi seperti gambar dibawah
ini.

28
Sangat dibutuhkan memiliki format yang sama
dan benar sejak awal.

Kolom 12, Jenis Kelamin


Pengisian kolom dilakukan dengan memilih (jangan diketik) “L”, bila
laki-laki dan “P: bila perempuan. Untuk memudahkan dapat dicopy dari
pilihan sebelumnya pada kolom yang sama.

Klik disini untuk pilihan “L”


atau “P”

Hasilnya setelah dipilih

Kolom 13-25, Pemberian Imunisasi Dasar


Pengisian dari kolom 13-25 tentang tanggal pemberian imunisasi mulai
dari HB0 <24 jam, HB0 1-7, BCG, Polio 1, DPT/HB/Hib1, Polio 2,
DPT/HB/Hib2, Polio 3, DPT/HB/Hib3, Polio 4, IPV, MR dan JE.
Penulisan diisi sesuai tanggal pemberian mengikuti format baku
tanggal/bulan/tahun. Contohnya : 2/1/2019. Untuk pemberian imunisasi
HB0 pada kelompok tertentu (misalnya bayi dengan BBLR) yang
diberikan setelah melewati 7 hari dapat dimasukkan pada kolom HB0
1-7 hari. Demikian juga dengan pemberian imunisasi wajib yang
berasal dari vaksin non program, tetap ditulis tanggal pemberian
disesuaikan dengan jenis antigennya.

Kolom 26, IDL


Diisi tanggal pemberian mengikuti format baku tanggal/bulan/tahun
bila imunisasi dasar telah lengkap. Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)
tahun 2019 bila telah mendapatkan imunisasi HB0 <24 jam, HB0 1-7,
BCG, Polio 1, DPT/HB/Hib1, Polio 2, DPT/HB/Hib2, Polio 3,
DPT/HB/Hib3, Polio 4, IPV dan MR. Untuk mencapai IDL, sasaran
boleh diberikan atau dilengkapi status imunisasi dasarnya sampai
dengan usia <12 bulan, kecuali HB0.

Kolom 27, Lainnya (Sebutkan)


Diisi nama vaksin non program yang wajib diberikan pada sasaran bayi
<12 bulan, yang biasanya dilakukan oleh rumah sakit, klinik atau dokter
praktek atas permintaan orang tua pasien. Contoh seperti gambar
dibawah ini.

29
Contoh :
Imojev, isinya antigen JE, ditulis
tanggal pemberian imunisasi pada
kolom JE

Hexaxim isinya antigen DPT/HB/Hib


dan Polio, ditulis tanggal pemberian
pada kolom yang sesuia.

Kolom 28-29, Pemberian Imunisasi Lanjutan


Pengisian dari kolom 28-29 tentang tanggal pemberian imunisasi
lanjutan DPT/HB/Hib dan MR. Penulisan diisi sesuai tanggal
pemberian mengikuti format baku tanggal/bulan/tahun. Contohnya :
2/1/2019. Pemberian imunisasi lanjutan yang wajib dan berasal dari
vaksin non program, tetap ditulis tanggal pemberian disesuaikan
dengan jenis antigennya.

Kolom 30, Lainnya (Sebutkan)


Diisi nama vaksin non program yang wajib diberikan pada sasaran
baduta <24 bulan, yang biasanya dilakukan oleh rumah sakit, klinik
atau dokter praktek atas permintaan orang tua pasien.

Kolom 31, KIPI (1)


Dipilih salah satu dari dua jenis Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI). KIPI Serius bila terjadi kejadian medis setelah imunsasi
(sampai dengan 30 hari) yang menyebabkan rawat inap, kecacatan dan
kematian serta menimbulkan keresahan masyarakat. KIPI Non Serius
bila terjadi kejadian medis setelah imunsasi (sampai dengan 30 hari)
yang ringan dan tidak berpotensi pada kesehatan sasaran orang yang
diimunisasi. Khusus KIPI Serius agar segera melaporkan ke Puskesmas
terdekat serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk dilakukan
investigasi lanjutan. Contoh seperti gambaran dibawah ini.

Klik untuk mendapatkan pilihan


“Serius” dan “Non Serius”

Kolom 33, Efek Simpang Dominan (1)


Kolom efek simpang dominan diisi biidak perlu diisi kolom efek
simpang dominan karena sudah mempergunakan format Investigasi
KIPI Serius. Pilihan hanya satu, yang merupakan efek simpang
dominan, seperti gambar dibawah ini.

30
Klik pilihan :
- Panas
- Mual
- Muntah
- Sakit kepala
- Kemerahan
- Abses
- Gatal
- Lainnya

Hasilnya

Kolom 34, Tanggal Awal KIPI (1)


Diisi tanggal awal mulai munculnya KIPI, yang dapat diisi berdasarkan
hasil wawancara atau observasi, diisi untuk KIPI Serius dan non serius

Kolom 35-40, KIPI (II) s/d Tanggal Awal KIPI (III)


Merupakan pengulangan dari tiga kolom sebelumnya (KIPI, Efek
Simpang Dominan dan Tanggal Awal KIPI). Dipakai bila ada
pengulangan KIPI pada sasaran yang sama.

Kolom 41, Frekwensi KIPI


Diisi jumlah kejadian KIPI Serius dan KIPI Non Serius selama
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Dapat dilakukan perubahan
bila ada penambahan KIPI.

B. SIDI Pustu
1. SIDI Pustu dipakai untuk pustu atau bidan yang mewilayahi unit
administrasi terkecil (desa) yang dapat terdiri dari beberapa banjar/dusun.
Tedapat 6 buah SIDI Pustu yang dapat dipakai berdasarkan jumlah
banjar/dusun.
2. Mengingat SIDI Pustu juga berbasis kohort, maka isi SIDI Pustu selama
setahun dan tidak ada sasaran imunisasi ditulis lebih dari sekali. Mengingat
SIDI Pustu akan berbeda untuk masing-masing Kabupaten/Kota maka
pastikan SIDI Pustu yang dipakai untuk kabupaten/koya masing-masing.
3. Langkah berikutnya, buka file dan pastikan semua faskes memiliki file
cadangan, dengan menyimpan ulang file (save as). Contoh simpan ulang
dengan nama file : SIDI Pustu Bunga Mekar Badung Tahun 2019.
Artinya register ini dari Pustu Bunga Mekar di wilayah kabupaten Badung
untuk Tahun 2019.
4. Aplikasi siap diisi, mulailah dengan mencari menu utama. Dapat dilakukan
dengan memilih/mengklik vitur Menu Utama pada semua sheet.
5. Dari Menu Utama dapat dilengkapi dengan mengetik Nama Pustu
Memilih Kabupaten/Kota, Puskesmas yang mewilayahi dan Tahun
pengisian. Contoh : Pustu Bunga Mekar ada diwilayah Kabupaten Badung,
Puskesmas Mengwi I.

31
Nama Pustu setelah diketik

Sebelumnya

Perubahan
dipilih bukan
diketik

6. SIDI Pustu dapat menggambarkan capaian pelayanan imunisasi per


banjar/dusun setiap bulannya. Untuk mendapatkan data tersebut
diperlukan pengisian data dasar. Dari menu utama dapat dipilih Data
Dasar. Lengkapi dengan mengetik nama banjar/dusun, sedangkan jumlah
sasaran per tahun, terdiri dari bayi baru lahir, survival infant dan baduta
cukup diketik pada kolom warna kuning. Contohnya : di Pustu Bunga
Mekar, terdapat 4 banjar (Banjar Mekar Kangin, Banjar Mekar Kaja,
Banjar Bunteran dan Banjar Dajan Peken). Karena hanya 4 banjar
sedangkan SIDI Pustu untuk isian 5 banjar, sehingga ada yang tidak terisi,
seperti gambar dibawah ini.

Diketik Nama Sasaran bayi baru Sasaran survival Sasaran


Banjar lahir per banjar infant per banjar Batita/Baduta per
banjar

32
7. Pengisian register dapat mulai dilakukan dengan memilih REGISTER
pada MENU UTAMA atau pada sheet yang tersedia. Cara pengisian
sebagian besar sama dengan SIDI Jejaring, kecuali beberapa kolom :

Kolom 3, Status
Status dari sasaran sangat dibutuhkan untuk menentukan sasaran yang
masuk dalam pelaporan bulanan puskesmas. Status dibagi menjadi
“Dalam Wilayah” dan “Luar Wilayah”. Pilih “Dalam Wilayah” bila
sasaran berasal dari desa diwilayah puskesmas yang mewilayahi.
Demikian juga “Luar Wilayah” bila sasaran diluar wilayah puskesmas.
Contoh : Pustu Bunga Mekar berada diwilayah Puskesmas Mengwi I,
bila sasaran berasal dari Desa Gulingan yang merupakan salah satu desa
diwilayah Mengwi I, maka dipilih “Dalam Wilayah”, sebaliknya bila
berasal dari luar Puskesmas Mengwi I misalnya Desa Sibang Gede
wilayah Puskesmas Abiansemal III, maka dipilih “Luar Wilayah”
seperti gambar dibawah ini

Klik pilihan :
-Dalam Wilayah
-Luar Wilayah

Kolom 4, Kab-Kota
Pilih list kabupaten/kota sangat terkait dengan kolom sebelumnya, bila
kolom status “Dalam Wilayah” maka pada kolom Kab-Kota dipilih “-“
sedangkan bila kolom status “Luar Wilayah” dapat dipilih
kabupaten/kota alamat sasaran yang mendapatkan imunisasi dan jangan
diketik sehingga dapat dilakukan analisa lebih lanjut. Bila sudah ada
pilihan tanda “-“ atau nama kabupaten/kota pada kolom yang sama,
dapat juga dilakukan proses copy cell dilanjutkan dengan paste.
Tampilan register dengan list pilihan kabupaten/kota.

33
Pilih :
Tanda “ – “ bila
status “Dalam
Wilayah”

Pilih :
Salah satu
kabupaten/kota
bila status “Luar
Wilayah”

Hasilnya

Kolom 5-6, Desa dan Puskesmas


Pilih list desa yang merupakan alamat sasaran yang mendapatkan
imunisasi dan jangan diketik. Bila sudah ada pilihan nama desa pada
kolom yang sama, dapat juga dilakukan proses copy cell dilanjutkan
dengan paste. Pada pilihan desa akan mengikuti pilihan kolom
sebelumnya. Kolom selanjutnya (6) adalah Nama Puskesmas yang
mewilayahi dan secara otomatis akan muncul sehingga memudahkan
petugas Pustu dan puskesmas untuk melakukan kontak. Seperti contoh
pada tampilan dibawah.

 5 orang dari Puskesmas Mengwi I (dalam wilayah)


 1 orang dari Puskesmas Abiansemal III (luar wilayah masih
di Kabupaten Badung)
 1 orang dari Puskesmas Ubud II (luar wilayah diluar
Kabupaten Badung )

Kolom 7, Banjar-Kelurahan
Kolom 7, pilih banjar/kelurahan alamat tempat tinggal sasaran. Kolom
ini diisi dengan memilih nama banjar/kelurahan. Pengisian kolom
banjar/kelurahan hanya diisi bila kolom desa adalah desa wilayah kerja

34
pustu. Bila desa dilar wilayah pustu dikosongkan. Sebagai contoh Pustu
Bunga Mekar mewilayahi Desa Gulingan, Puskesmas Mengwi I,
sedangkan desa lain diwilayah Puskesmas Mengwi I dikosongkan.

Desa wilayah
Pustu Bunga
Mekar

Banjar diisi
hanya di
wilayah Pustu
Bunga Mekar

Kolom 8 s/d 39, Alamat Lengkap s/d Frekwensi KIPI


Pengisian dan cara pengisian dari kolom 8 (Alamat Lengkap) sampai
dengan kolom 39 (Frekwensi KIPI), sama dengan pengisian SIDI
Jejaring.

8. Perbedaan cara pengisian untuk Kolom 13 s/d 28 tentang tanggal


pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, harus dibedakan antara pemberian
imunisasi yang diberikan langsung (memakai vaksin dari pustu) warna
tulisan hitam. Imunisasi didapat dari faskes lainnya dan masih diwilayah
puskesmas yang bersangkutan maka tulisan tanggal pemberian imunisasi
berwarna merah dan dimiringkan (Italic). Pelaksanaan imunisasi dari
faskes lainnya dan diluar diwilayah puskesmas yang bersangkutan maka
tulisan tanggal pemberian imunisasi berwarna merah dan tanpa
dimiringkan (Italic). Bila pelaksanaan imunisasi dari faskes diluar
wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan maka tulisan tanggal
pemberian imunisasi berwarna hijau. Seperti contoh, pada situasi
dibawah ini.

- Pemberian HB0<24
jam dan BCG
diberikan oleh salah
satu faskes diluar
wilayah puskesmas
tapi masih didalam
wilayah kabupaten/
kota
- Pemberian imunisasi
dilakukan oleh Pustu
yang bersangkutan
- Pemberian imunisasi dilakukan - Pemberian imunisasi dilakukan
oleh faskes dalam wilayah oleh faskes diluar kabupaten/kota
puskesmas yang bersangkutan

35
9. Fasilitas lainnya yang ada adalah rekapitulasi laporan bulanan. Dari Menu
Utama dapat diklik bulan Januari, Februari dst. Seperti contoh, Pustu
Gulingan mewilayahi Desa Gulingan, terdiri dari 4 (empat) banjar, telah
terisi register seperti dibawah ini.

Sedangkan BCG yang dilakukan dan berasal dari Pustu Gulingan hanya 2
orang pada bulan Januari, hingga pada rekapitulasi laporan Bulan Januari
akan seperti pada gambar dibawah ini.

Laporan bulanan terdiri dari laporan bulan yang bersangkutan (bagian


atas) seperti diatas dan laporan kumulatif sampai bulan bersangkutan
(bagian bawah)

Laporan bulan bersangkutan Kumulatif sampai dengan bulan


bersangkutan

8. Fasilitas lainnya adalah kumulatif KIPI yang dapat dipantau dengan


mengklik pilihan KIPI pada MENU UTAMA. Seperti pada contoh
dibawah ini, dilaporkan 9 kali kejadian KIPI Non Serius, berasal dari 3
banjar/dusun, dengan efek simpang dominan panas, kemerahan dan abses.

36
9. Selanjutnya terdapat fasilitas grafik dengan mengklik pilihan GRAFIK
pada MENU UTAMA. Seperti contoh dibawah ini tentang pelaksanaan
imunisasi BCG di Pustu Gulingan sampai dengan Bulan Januari.

C. SIDI Puskesmas

1. SIDI Puskesmas dipakai untuk puskesmas yang memberikan pelayanan di


puskesmas induk. Juga dipakai untuk memasukkan semua pelasanaan
imunisasi yang berada dalam Jejaring puskesmas.
2. Pengisian SIDI Puskesmas tidak jauh berbeda dengan SIDI Pustu.
Terdapat 120 SIDI Puskesmas yang mencakup semua desa/kelurahan
dimasing-masing puskesmas.
3. Perbedaan SIDI Puskesmas dengan SIDI Pustu pada kolom

Kolom 5, Desa
Pilih list desa pada SIDI Puskesmas hanya desa diwilayah puskesmas
masing-masing, sedangkan pada SIDI Pustu, pilihan desa lebih banyak
(semua desa diwilayah kabupaten/kota).

Kolom 13-25, Fakses Pemberian Imunisasi Bulan Ini


Ada tambahan antara kolom 15 dan 16 pada SIDI Puskesmas yaitu
Kolom “Faskes Pemberian Imunisasi Bulan Ini”. Kolom ini khusus

37
dipakai untuk memudahkan proses pengumpulan data pertama di
masing-masing puskesmas. Cara pengisian dengan memilih nama
faskes jejaring diwilayah kerjanya (rumah sakit/ Praktek Mandiri Bidan
/Praktek Mandiri Dokter) yang melakukan imunisasi bulan
sebelumnya. Faskes seperti rumah sakit, klinik, pustu atau jejaring
lainnya termasuk juga pelayanan di puskesmas induk yang melakukan
pemberian imunisasi pada bulan Juni 2019, seperti gambar kolom
dibawah ini.

Pilih Faskes tempat


dilakukan imunisasi pada
bulan ini (Juni 2019)

Pada contoh tabel dibawah nampak faskes tempat pelaksanaan


imunisasi bulan Juni 2019 di Klinik Kulhen, Klinik Kasih Ibu dan BPM
IA Suartika.

4. Perbedaan cara pengisian untuk Kolom 13 s/d 28 tentang tanggal


pemberian imunisasi dasar dan lanjutan, harus dibedakan antara pemberian
imunisasi yang diberikan langsung (memakai vaksin dari puskesmas)
warna tulisan hitam. Imunisasi didapat dari faskes lainnya dan diluar
diwilayah puskesmas yang bersangkutan maka tulisan tanggal pemberian
imunisasi berwarna merah. Bila pelaksanaan imunisasi dari faskes diluar
wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan maka tulisan tanggal
pemberian imunisasi berwarna hijau. Seperti contoh, pada situasi
dibawah ini.

38
- Pemberian HB0<24 jam diberikan oleh faskes
diluar wilayah puskesmas tapi masih didalam
wilayah kabupaten/ kota
- Pemberian imunisasi dilakukan oleh faskes
yang ada diwilayah puskesmas.
- Pemberian imunisasi dilakukan oleh faskes
diluar kabupaten/kota yang bersangkutan

D. SIDI Logistik

1. SIDI Logistik terdiri dari SIDI Logistik Puskesmas, SIDI Logistik


Kabupaten/Kota dan SIDI Logistik Provinsi. Jenis SIDI Logistik
tergantung pada lokasi pelaksanaan pengelolaan logistik.
2. Langkah pertama, buka file dan pastikan semua faskes memiliki file
cadangan, dengan menyimpan ulang file (save as). Contoh simpan ulang
dengan nama file : SIDI Logistik Puskesmas Mendoyo 1 Jembrana
Tahun 2019. Artinya register logistik ini dari Puskesmas Mendoyo 1
Kabupaten Jembrana untuk Tahun 2019.
3. Aplikasi siap diisi, mulailah dengan mencari menu utama. Dapat
dilakukan dengan memilih/mengklik vitur Menu Utama pada semua
sheet.
4. Dari Menu Utama untuk SIDI Logistik Puskesmas dapat dilengkapi
Tahun, Kabupaten/Kota dan Nama Puskesmas. Untuk SIDI Logistik
Kabupaten/Kota dan Provinsi dapat dilengkapi dengan Tahun dan
Kabupaten/Kota. Contoh seperti nampak pada gambar dibawah ini.

SIDI Logistik
Puskesmas

SIDI Logistik
Kabupaten/Kota

SIDI Logistik
Provinsi

5. Pengisian data dasar harus dilakukan untuk menjamin pemantaun dan


pelaporan dapat terisi lengkap. Dari menu utama dapat dipilih Data
Dasar. Pada data dasar terdapat data stok awal, sasaran yang
mendapatkan imunisasi dan penggunaan vaksin tahun sebelumnya.

39
Dimulai dari stok awal, yang diisi dari stok bulan sebelumnya. Stok awal
terdiri dari stok opname dan stok real.

Stok opname:
Stok yang ada di gudang faskes jejaring/puskesmas/dinas kesehatan
kabupaten/kota tergantung SIDI Logistik yang dipakai dan dapat
disimpan dalam periode waktu tertentu. Contoh untuk SIDI Logistik
Puskesmas, stok opname ada di rumah sakit, klinik, PDS, PMB dan
Pustu diwilayah kerja puskesmas. Untuk SIDI Logistik Kabupaten/Kota
stok opname terdapat di semua puskesmas, demikian juga untuk SIDI
Logistik Provinsi stok opname ada di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Untuk stok opname bulan Januari 2019, dapat dipakai dari alokasi
logistik terakhir yang belum dilaporkan pemakaiannya. Bulan
selanjutnya bila register telah diisi maka stok opname dapat dilihat dari
laporan bulanan.

Stok real :
Stok yang ada di gudang puskesmas/dinas kesehatan kabupaten/kota
yang dapat dihitung karena tidak dialokasikan. Stok real bulan Januari
2019, dapat dipakai dari stok pada 31 Desember 2018. Bulan selanjutnya
bila register telah diisi maka stok real dapat dilihat dari laporan bulanan.
Perhitungan stok real agar dilakukan sebelum dimasukkan dalam data
dasar.

Sasaran yang mendapatkan imunisasi


Semua sasaran yang mendapatkan imunisasi dari fasilitas kesehatan
yang masuk dalam jejaring puskesmas, tanpa membedakan antara
sasaran yang berdomisili di puskesmas atau luar puskesmas. Seluruh
sasaran yang diimunisasi dengan vaksin program atau non program.
Untuk itu wajib semua fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan
imunisasi melaporkan ke puskesmas diwilayah kerja.

Penggunaan Vaksin Tahun Sebelumnnya


Pada data dasar ini yang wajib disi adalah pemakaian tahun lalu,
sedangkan stok awal tahun lalu dan stok akhir tahun lalu dapat diisi bila
SIDI logistik telah terisi sebelumnya.

40
Contoh pada jenis barang untuk imunisasi yang telah diisi pada jenis barang.

Data dasar untuk stok opname dan stok Data dasar untuk sasaran yang Data dasar tentang pemakaian vaksin dan logistic lainnya tahun
real mendapatkan imunisasi sebelumnya, sebagai dasar monitoring

41
6. Selanjutnya kegiatan pengelolaan logistik dapat mulai dicatat dengan
mengisi register. Register pada semua SIDI Logistik sama. Register
terdiri dari baris bulanan. Tiap-tiap bulan disediakan sebanyak 100 baris
dan dibedakan menurut warna. Mengingat transaksi kemungkinan akan
kekurangan kolom, maka dapat dilakukan insert pada baris bulan yang
bersangkutan. Contoh baris seperti dibawah ini.

Baris 1-100 untuk Baris 101-200


bulan Januari untuk bulan
berwarna biru Februari berwarna
merah muda

Contoh melakukan insert pada bulan januari :

Insert akan dilakukan


pada baris ke 99, bulan
Januari

Hasil insert dan copy


bulan Januari dari baris
99 sampai 101

7. Pengisian register diawali dengan :


Kolom 1 : Tanggal
Diisi tanggal kegiatan setiap bulannya. Sebaiknya tanggal ditulis
berurutan, sehingga memudahkan bila akan dipakai sebagai kartu
monitoring stok barang.

Diisi Tanggal
tanggal transaksi
transaksi pengelolaan
pengelolaan logistic
logistik. setelah diisi.

Kolom 2 : Jenis Barang


Diisi dengan memilih jenis barang/logistik untuk penyelengaraan
imunisasi. Terdapat 18 jenis barang yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan imunisasi. Seperti contoh dibawah ini

42
Pilih :
Vaksin OPV
Vaksin IPV
Vaksin BCG
Vaksin HB
Vaksin DPT/HB/Hib
Vaksin Campak
Vaksin MR
Vaksin JE
Vaksin Td
Vaksin DT
ADS 0,5 ml
ADS 0,05 ml
ADS 5 ml
Safety Box
Pelarut MR
Pelarut JE
Pelarut BCG
Penetes Polio

Kolom 3 : Status
Diisi dengan memilih jenis transaksi logistik yang dilakukan mulai
dari diterima, distribusi, dipakai, dikembalikan dan dihapus.
Diterima :
Bila menerima barang/logistik untuk penyelengaraan imunisasi.
Masing-masing unit penerima akan berbeda-beda pengirimnya.
Distribusi :
Bila dilakukan distribusi ke unit lainnya yang berada dalam
jejaringnya. Puskesmas melakukan distribusi dapat ke rumah sakit,
klinik, Praktek Dokter Mandiri (PDM), Praktek Bidan Mandiri
(PBM), Pustu, Posyandu dan UGD. Kabupaten/kota distribusi hanya
dapat dilakukan ke puskesmas wilayah kerja, sedangkan provinsi
distribusi hanya dapat dilakukan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Catatan :
Untuk distribusi, bila dialokasikan ke unit yang tidak memiliki
tempat penyimpanan, maka jumlah distribuasi dapat diganti
menjadi jumlah yang dipakai. Sebagai contoh pelayanan imunisasi
dilakukan di Posyandu Kembang Merta, didistribusi sebanyak 10
vial, setelah selesai pelaksanaan imunisasi dikembalikan sebanyak

Dipakai :
Data pemakaian dapat diisi bila kegiatan telah selesai dilakukan
(pustu, posyandu) atau pada saat permintaan vaksin dan logistic
lainnya bagi yang punya stok opname. Sebagai contoh kegiatan
posyandu Kembang Merta pemakaian 5 vial, pada hari tersebut
setelah selesai kegiatan dapat ditulis dipakai 5 vial. Sedangkan bagi
klinik yang distribusi sebelumnya 25 vial, pada waktu meminta
vaksin kembali bulan berikutnya pemakaian vaksin menjadi 20
karena masih sisa 5 vial.

43
Dikembalikan/ Dihapus :
Dikembalikan adalah istilah bagi vaksin dan logistik lainnya yang
tidak dapat dipakai karena berbagai sebab dan berada di unit
pelayanan yang mampu melakukan penyimpanan (stok opname).
Sedangkan dihapus bagi vaksin dan logistik lainnya yang tidak dapat
dipakai karena berbagai sebab dan berada di unit pelayanan yang
mampu dihitung (stok real). Sebagai contoh ada 10 vial vaksin yang
kadaluarsa di rumah sakit, maka itu diistilahkan dikembalikan.
Contoh lain terdapat 120 vial vaksin yang VVM C dan tidak dapat
dipakai di gudang puskesmas, maka diistilahkan dihapus.

Pilih kegiatan logistik


yang dilakukan sesuai
penjelasan diatas

Hasil pilihan

Kolom 4 : Jumlah
Diisi jumlah kegiatan logistik yang dilakukan dengan satuan terkecil
seperti buah atau vial.
Kolom 5 : Expire Date (ED)
Diisi bulan dan tahun ED dari masing-masing jenis barang. Kegiatan
logistik yang dilakukan ditulis sesuai dengan ED dari jenis barang.
Contoh : menerima vaksin JE, sebanyak 50 vial, 25 vial expire date
juni 2019 dan 25 vial expire date tanggal 7 Mei 2021, maka dalam
SIDI Logistik tertulis seperti dibawah ini.

Kolom 6 : No. Batch


Diisi nomor batch dari vaksin mengikuti kolom expire date. Bila ada
perbedaan nomor batch walaupun ED sama, maka dirinci lebih lanjut
dalam baris yang berbeda.
Kolom 7 : VVM
Diisi kualitas vaksin dengan memantau VVM pada saat dilakukan
transaksi logistik. Pilihannya ada A, B dan C.

44
Pilih A,B atau C sesuai
dengan kondisi vaksin saat itu

Kolom 8 : Pabrik
Diisi nomor batch dari vaksin mengikuti kolom expire date. Bila ada
perbedaan nomor batch walaupun ED sama, maka dirinci lebih lanjut
dalam baris yang berbeda.
Kolom 9 : Kondisi
Diisi kondisi fisik vaksin pada saat dilakukan transaksi logistik.
Pilihannya Baik dan Rusak.

Pilih A,B atau C sesuai


dengan kondisi vaksin saat itu

Kolom 10 : Instansi Pengirim/Penerima


Diisi instansi pengirim/penerima tergantung jenis transaksi logistik
yang dilakukan dan unit pelaksana. Seperti contoh, bila transaksi
adalah distribusi, maka akan muncul beberapa pilihan untuk SIDI
Logistik Puskesmas yang berbeda dengan SIDI Logistik
Kabupaten/Kota.

SIDI Logistik Puskesmas SIDI Logistik Kabupaten/Kota

Kolom 11 : Keterangan
Diketik keterangan nama instansi pengirim/penerima logistik
imunisasi. Seperti contoh, pada saat distribusi vaksin instansi yang
menerima adalah RSU Bakti Rahayu. Contoh lainnya pada saat
mengisi pemakaian dilengkapi dengan Tonja sebagai Pustu yang
memakai vaksin.

45
8. Stok maksimal dan minimal dapat dilihat dengan memilih Monitoring
pada Menu Utama. Stok ini dapat dipantau setelah pengisian Data
Dasar. Dengan membandingkan antara stok maksimal/minimal dengan
Stok Real dan Opname yang ada maka pengalokasian logistik dapat
disesuaikan sehingga tidak sampai kelebihan atau kekurangan logistik.
Seperti contoh dibawah ini.

Vaksin OPV stok maksimal selama tahun 2019 berdasarkan pemakaian


tahun 2018 sebesar 104 dan stok minimal 83. Pada awal bulan Januari
stok awal 100, sehingga tidak ada alokasi vaksin (Terima), karena
diharapkan vaksin yang ada tidak melebihi 104 dan kurang dari 83.
Sebaliknya dengan vaksin IPV, stok maksimal yang diharapkan ada 104
dan stok minimal 83, tetapi stok awal tidak ada, sedangkan penerimaan
vaksin juga tidak ada, hal ini kemungkinan terkait ketidaksediaan
vaksin.

9. Juga tersedia laporan bulanan dari Januari s/d Desember, yang


merupakan rekapitulasi dari semua kegiatan yang telah dilakukan untuk
masing-masing antigen, pelarut, ADS dan safety box. Juga dilaporkan
IP vaksin.

VIII. PENUTUP

Petunjuk Teknis SIDI Bali disusun untuk melengkapi penjelasan yang


diberikan secara berkelanjutan kepada semua tenaga yang terlibat dalam
penyelenggaraan imunisasi. Disamping itu dapat dipakai sebagai bahan rujukan
bagi petugas dan informasi tambahan bagi instansi terkait yang tertarik dengan
penyelenggaraan pencatatan imunisasi berbasis kohort. Dengan adanya
pencatatan dan pelaporan berbasis digital ini di Provinsi Bali akan dapat
memberikan data penyelengraan imunisasi yang lebih berkualitas dan tepat
waktu.

46

Anda mungkin juga menyukai