Anda di halaman 1dari 32

KURIKULUM DAN MODUL

PELATIHAN ASUHAN MANDIRI


PEMANFAATAN TOGA DAN
AKUPRESUR BAGI FASILITATOR
PUSKESMAS
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang – Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pada pasal 47 menyebutkan bahwa upaya kesehatan diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan dengan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Selanjtunya,
dalam pasal 48 ( 1 ) menyatakan bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan, salah
satunya dilaksanakan melalui kegiatan pelayanan kesehatan tradisional.
Selanjutnya pasal 59 ( 1 ) menyebutkan bahwa berdasarkan cara pengobatannya,
pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi pelayanan kesehatan tradisional
yang menggunakan ramuan dan keterampilan.
Pelayanan kesehatan tradisionla yang merupakan ramuan, salah satunya
adalah jamu, yang diperoleh melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga ( TOGA ) ;
sedangkan pelayanan kesehatan tradisional keterampilan dapat dilakukan dengan
menggunakan teknik manual, alat / teknologi, dan terapi oleh pikir. Pengembangan
pelayanan kesehatan tradisional di Puskesmas ditekankan pada upaya promotif
dan preventif yang dilaksanakan melalui upaya pemberdayaan masyarakat dalam
kemampuannya melakukan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur.
Rencana Strategis ( Renstra ) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019
telah menetapkan indikator pencapaian target penyelenggaraan pelayanan
kesehatan tradisional. Adapun target yang ditetapkan yaitu 75 % dari jumlah
puskesmas yang ada pada tahun 2019 telah mengembangkan pelayanan
kesehatan tradisional. Salah satu pencapaian indikator tersebut diukur berdasarkan
kemampuan puskesmas menggerakkan masayarakat untuk selaras dengan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2014 pada pasal 70, dimana masyarakat
diarahkan agar dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri ( asuhan
mandiri ) yang dilaksanakan melalui pemanfaatan TOGA dan Akupresur merupakan
upaya untuk memelihara dan meningkatkan status kesehatan serta mencegah dan
mengatasi masalah / gangguan kesehatan ringan secara mandiri oleh individu,
keluarga, kelompok, masyarakat dengan memanfaatkan TOGA dan Akupresur.
Untuk dapat mengembangkan kemampuan masyarakat melaksanakan
asuhan mandiri kesehatan tradisional, perlu adanya tenaga kesehatan Puskesmas
yang sudah dilatih sebagai fasilitator puskesmas asuhan mandiri pemanfaatan
TOGA dan Akupresur melalui pelatihan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan
akupresur bagi fasilitator Puskesmas. Fasilitator puskesmas tersebut akan
memfasilitasi kader dalam melakukan orientasi Asuhan Mandiri Pemanfaatan
TOGA dan Akupresur, yang selanjutkan Kader Kesehatan akan berperan sebagai
koordinator sekaligus pembina kelompok keluarga binaan asuhan mandiri
kesehatan tradisional di masyarakat. Melalui Orientasi Asuhan Mandiri dan
Pembinaan yang berkesinambungan, diharapkan anggota kelompok keluarga
binaan akan mempuanyai pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan
TOGA dan Akupresur untuk asuhan mandiri kesehatan tradisional di keluarganya.
Sebagai acuan dalam melaksanakan pelatihan asuhan mandiri pemanfaatan
TOGA dan Akupresur bagi fasilitator puskesmas, menggunakan kurikulum modul
yang disusun bersama dan diakreditasi oleh Pusat Pelatihan SDM Kesehatan.

B. FILOSOFI PELATIHAN
Pelatihan Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupresur bagi fasilitator
puskesmas ini diselenggarakan dengan memperhatikan :
1. Prinsip Andragogi, yaitu bahwa selama pelatihan peserta berhak untuk :
a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya.
b. Dipertimbangkan setiap ide, dan pendapat sejauh berada di dalam konteks
pelatihan.
c. Tidak dipermalukan, dilecehkan atau diabaikan.
2. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk :
a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan
akupresur bagi fasilitator puskesmas.
b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi dengan berbagai
metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi asuhan mandiri
kesehatan tradisional.
c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki, baik secara visual, auditorial
maupun kinestetik ( gerak ).
d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masing – masing tentang
asuhan mandiri kesehatan tradisional
e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka.
f. Melakukan evaluasi ( bagi penyelenggara maupun fasilitator ) dan dievaluasi
tingkat pemahaman dan kemampuannya tentang asuhan mandiri kesehatan
tradisional.
3. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk :
a. Berkesempatan melakukan percobaan berbagai kasus ( gangguan kesehatan
) dengan menggunakan metode pembelajaran antara lain demonstrasi /
peragaan, studi kasus dan praktik baik secara individu maupun kelompok.
b. Melakukan pengulangan ataupun sebaiknya yang dirasa perlu.
4. Berbasis Keterampilan, yang memungkinkan peserta untuk :
a. Mengembangkan keterampilan peserta secara bertahap dalam memperoleh
kompetensi yang diharapkan dalam asuhan mandiri kesehatan tradisional.
c. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan mencapai kompetensi yang
diharapkan pada akhir pelatihan dengan 1 ( satu ) angka kredit.
PERAN, FUNGSI DAN KOMPETENSI

a. Peran
Setelah mengikuti pelatihan peserta berperan sebagai fasilitator puskesmas
asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan Akupresur.
b. Fungsi
1. Melakukan pemanfaatan TOGA
2. Melakukan pemanfaatan Akupresur
3. Melakukan komunikasi, advokasi dan fasilitasi asuhan mandiri pemanfaatan
TOGA dan Akupresur
4. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan Akupresur.
c. Kompetensi
Untuk menjalankan fungsinya peserta memiliki kompetensi dalam :
1. Melakukan pemanfaatan TOGA
2. Melakukan pemanfaatan akupresur
3. Melakukan komunikasi, advokasi dan fasilitasi asuhan mandiri pemanfaatan
TOGA dan akupresur.
4. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan Akupresur.
TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melakukan fasilitasi asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan akupresur di puskesmas.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Melakukan pemanfaatan TOGA
2. Melakukan pemanfaatan akupresur
3. Melakukan komunikasi, advokasi dan fasilitasi asuhan mandiri pemanfaatan
TOGA dan Akupresur
4. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan Akupresur.
STRUKTUR PROGRAM
Struktur rancangan program disusun untuk membantu peserta latih mencapai tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang dilatihkan, dengan paparan materi terinci seperti
tabel dibawah ini :
MATERI ALOKASI WAKTU
NO ( JP )
T P PL TOTAL
MATERI DASAR
1 Kebijakan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional 2 - - 2
2 Kebijakan Teknis Tentang Asuhan Mandiri 2 - - 2
Sub Total 4 - - 4
MATERI INTI
1 Pemanfaatan TOGA 3 7 - 10
2 Pemanfaatan Akupresur 4 7 - 11
3 Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi Asuhan Mandiri 2 6 - 8
Pemanfaatan TOGA dan Akupresur
4 Pemberdayaan Masyarakat dan kemitraan dalam 2 6 - 8
Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupresur
Sub Total 11 26 - 37
MATERI PENUNJANG
1 Building Learning Commitment ( BLC ) - 3 - 3
2 Anti Korupsi 3 - - 3
3 Rencana tindak lanjut Fasilitasi Asuhan Mandiri 1 1 - 2
Sub Total 4 4 - 8
TOTAL 19 30 49
Keterangan :
 1 Jp = 45 menit; T = Penyampaian teori; P = penugasan di kelas; PL = Praktik
Lapangan.
BAB V
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN ( GBPP )

Nomor : MD.1
Materi : Kebijakan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional
Waktu : 2 JP ( T = 2; P=0;P=0 )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami kebijakan program pelayanan kesehatan tradisional.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah selesai mengikuti materi ini
peserta menjelaskan :

1. Penyelenggaraan pelayanan 1. Penyelenggaraan pelayanan  Tugas  Modul  UU No. 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan tradisional kesehatan tradisonal : baca  Bahan Kesehatan
a. Kebijakan pelayanan modul tayangan  UU No. 36 Tahun 2014 tentang
kesehatan tradisional sesuai  Curah ( Slide Tenaga Kesehatan
dengan UU No. 36 Tahun pendapat power point  PP No. 103 Tahun 2014 tentang
2009  Ceramah ) Pelayanan Kesehatan Tradisional
b. Peraturan Pemerintah ( PP ) tanya  Komputer  Kepmenkes No.
No. 103 tahun 2014 tentang jawab  LCD HK.02.02/MENKES/52/2015
Pelayanan Kesehatan ( CTJ ) Projector tentang Renstra Kementerian
tradisional  Sound Kesehatan Tahun 2015 – 2019
c. Rensta Kementerian Sytem Flip
Kesehatan tahun 2015 – Chart
2019  Spidol (
ATK )
2. Klasifikasi jenis pelayanan 2. Klasifikasi Jenis Pelayanan
Kesehatan Tradisional Kesehtaan Tradisional sesuai
PP No. 103 tahun 2014 :
a. Pelayanan Kesehatan
tradisional empiris
b. Pelayanan kesehatan
tradisional komplementer
c. Pelayanan kesehatan
tradisional integrasi

3. Registrasi Perizinan 3. Registrasi dan Perizinan


a. Penyehat Tradisional (Hattra)
b. Tenaga Kesehatan
Nomor : MD.2
Materi : Kebijakan Teknis Tentang Asuhan Mandiri
Waktu : 2 JPL ( T= 2 JPL; P = 0 JPL ; PL = 0 JPL )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami kebijakan teknis tentang asuhan mandiri.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :
1. Menjelaskan Konsep Asuhan 1. Konsep Asuhan Mandiri
Mandiri a. Tujuan  Tugas  Modul  PP No. 103 Tahun 2014 tentang
b. Ruang Lingkup baca  Bahan Pelayanan Kesehatan Tradisional
c. Pengertian modul tayang  PMK Nomor 9 tahun 2016 tentang
 Curah ( Slide Upaya Pengembangan Kesehatan
2. Menjelaskan penatalaksanaan 2. Penatalaksanaan asuhan pendapat power point Tradisional Melalui Asuhan Mandiri
asuhan mandiri mandiri  Ceramah ) Pemanfaatan Taman Obat
a. Tingkat pusat tanya  Komputer Keluarga dan Keterampilan
b. Tingkat provinsi jawab  LCD  Buku saku pedoman pemanfaatan
c. Tingkat kabupaten / kota  KERTAS TOGA dan Akupresur
d. Tingkat kecamatan Flip chart,
e. Tingkat desa / kelurahan  Karton
f. Tingkat kelompok asuhan manila
mandiri berwarna
 White board
3. Menjelaskan pembinaan asuhan 3. Pembinaan asuhan mandiri
 Spidol
mandiri a. Pelaksana
( ATK )
b. Bentuk
Nomor : M1.1
Materi : Pemanfaatan TOGA
Waktu : 10 JPL ( T= 3 JPL; P = 7 JPL ; PL = 0 JPL )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan pemanfaatan TOGA

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Alat Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :
1. Menjelaskan Konsep Dasar 1. Konsep dasar TOGA
TOGA a. Pengertian TOGA  Tugas  Modul  Pedoman Pengelolaan TOGA
b. Fungsi TOGA baca  Bahan  Permentan Nomor 57/
c. Manfaat TOGA modul tayang PERMENTAN/O.T 140 /9./2012
d. Sejarah singkat  Ceramah ( Slide Tentang pedoman budidaya
perkembangan TOGA tanya power point tanaman obat yang baik.
e. Sasaran dan lokasi TOGA jawab ( )  Permentan Nomor 73 /
CTJ )  Panduan PERMENTAN /OT.140 / 7 / 2013
2. Mengenal Tanaman Obat pada 2. Pengenalan tanaman obat pada  Pemutaran latihan tentang pedoman panen, pasca
TOGA TOGA film ( TPK  Komputer panen dan pengelolaan bangsal
a. Jenis – jenis tanaman obat 2 -3 )  Panduan pasca panen holtikultura yang baik
b. Pertelaan tanaman obat  Diskusi demonstrasi  Buku saku pemanfaatan TOGA
c. Kandungan dari tanaman kasus (  LCD dan Akupresur
obat TPK 4 )  KERTAS
 Latihan ( Flip chart,
3. Melakukan cara budidaya dan 3. Budidaya dan pengelolaan TPK 4 -5 )  Karton
pengelolaan pasca panen primer pasca panen primer tanaman  Demonstra manila
tanaman obat obat sai ( TPK 2 berwarna
a. Lingkungan tempat tumbuh )  White board
b. Teknik budaya dan pasca
panen ( Pengolahan primer )  Spidol
tanaman obat. ( ATK )
 Jenis –
jenis
tanaman
4. Membuat ramuan untuk asuhan 4. Cara pembuatan ramuan untuk  Jenis –
mandiri Asuhan Mandiri jenis
a. Hygiene sanitasi simplisia
b. Penyiapan bahan baku (  Kompor
simplisia ) : takaran dan  Gas
ukuran portable
c. Penyiapan alat  Pisau
d. Cara pembuatan stainless
e. Cara penyajian  Saringan
f. Cara penyimpanan  Panci
gerabah/
5. Melakukan pemanfaatan TOGA 5. Pemanfaatan TOGA dalam kaca/
dalam Asuhan Mandiri Asuhan Mandiri stainless
a. Meningkatkan produksi ASI  Gelas
b. Batuk pilek pada balita belimbing
c. Meningkatkan nafsu makan
 Baskom
d. Gatal pada biduran
 Sendok
e. Nyeri haid
f. Susah tidur dan stress  Talenan
g. Kram otot tungkai bawah /  Parutan
kaki  Ulekan
h. Sakit kepala / pusing  Lumpang
i. Peningkatan daya tahan  Pengaduk
tubuh  Air bersih
j. Sakit pinggang  Pipisan
k. Mual, muntah dan nyeri ulu  Kantong
hati plastik
l. Sesak nafas / mengi sampah
m. Melancarkan BAB  Lap
n. Nyeri Sendi  Celemek
o. Pemulihan setelah sakit
Nomor : M1.2
Materi : Pemanfaatan Akupresur
Waktu : 11 JPL ( T= 4 JPL; P = 7 )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan pemanfaatan Akupresur

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :

1. Menjelaskan Konsep 1. Konsep pemanfaatan Akupresur  Tugas baca  Modul  Standar Akupunktur WHO
pemanfaatan akupresur untuk untuk Asuhan Mandiri modul  Bahan Tahun 2008
asuhan mandiri a. Sejarah perkembangan  Ceramah tayang  Buku Ilmu akupunktur, KSMF
2. Melakukan akupresur untuk akupresur tanya jawab ( Slide power Akupunktur RSCM
asuhan mandiri b. Pengertian akupresur untuk ( CTJ ) point )  Pedoman Praktis Akupresur,
3. Melakukan pemanfaatan asuhan mandiri  Braistorming  Panduan Depkes RI 1998
akupresur dalam asuhan mandiri c. Manfaat akupresur untuk  Latihan demonstrasi  Pedoman Pembinaan
asuhan mandiri menentukan  Panduan pengobat Tradisional
titik – titik simulasi Akupresure bagi petugas
2. Teknik akupresur untuk asuhan akupresur kesehatan
mandiri pada lembar  www. All- about - acupuncture
a. Pengenalan titik akupresur skestsa
b. Indikasi dan kontraindikasi ( TPK 2)
c. Teknik pemijatan dalam  Demonstrasi
akupresur ( TPK 2 )
 Simulasi (
3. Pemanfaatan akupresur dalam TPK 3 )
asuhan mandiri
a. Meningkatkan produksi ASI
b. Batuk pilek pada balita
c. Meningkatkan nafsu makan
d. Gatal pada biduran
e. Nyeri haid
f. Susah tidur dan stress
g. Kram otot tungkai bawah /
kaki
h. Sakit kepalan / pusing
i. Peningkatan daya tahan
tubuh
j. Sakit pinggang
k. Mual, muntah dan nyeri ulu
hati
l. Sesak nafas / mengi
m. Melancarkan BAB
n. Nyeri sendi
o. Pemulihan setelah sakit
Nomor : M1.3
Materi : Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupresur
Waktu : 8 JPL ( T= 2 JPL; P = 3 ; PL = 3 )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan Komunikasi, Advokasi dan Fasilitasi Asuhan Mandiri
Pemanfaatan TOGA dan Akupresur

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :

1. Melakukan komunikasi asuhan 1. Komunikasi asuhan mandiri  Tugas baca  Modul  Buku Sisipan STBM :
mandiri pemanfaatan TOGA dan pemanfaatan TOGA dan modul  Bahan Kurikulum dan Modul pelatihan
akupresur akupresur :  Ceramah tayang fasilitator pemberdayaan
a. Pengertian tanya jawab ( Slide power masyarakat di bidang
b. Tujuan ( CTJ ) point ) kesehatan, 2013
c. Model dan Proses  Bermain  LCD  Depkes RI, Dit. Penyehatan
d. Syarat para pihak dalam Peran ‘  Komputer / lingkungan, Modul Pelatihan
membangun komunikasi  Diskusi Laptop Stop BABS 2008
e. Proses penyampaian pesan Kelompok  Flipchart  Depkes RI, Pusat Promkes,
dalam komunikasi  Spidol Kebijakan Nasional Promosi
f. Kegagalan dalam  Skenario Kesehatan, 2004
berkomunikasi Bermain  Depkes RI, Pusat Promkes,
g. Pemanfaatan kemampuan peran Pedoman Pelaksanaan
komunikasi efektif dalam
 Panduan Promosi Kesehatan di Daerah
implementasi perubahan Jakarta, 2005
penugasan
prilaku  ToFok Mardikanto, Konsep –
Konsep Pemberdayaan
2. Melakukan advokasi asuhann 2. Advokasi asuhan mandiri masyarakat, Surakarta, 2010
mandiri pemanfaatan TOGA dan pemanfaatan TOGA dan
Akupresur Akupresur
a. Pengertian
b. Langkah – langkah
c. Cara melakukan advokasi
yang efektif
3. Melakukan fasilitasi asuhan 3. Fasilitasi asuhan mandiri
mandiri pemanfaatan TOGA dan pemanfaatan TOGA dan
akupresur Akupresur
a. Peran, Fungsi, dan
kemampuan fasilitator
b. Fasilitasi di masyarakat
c. Teknik fasilitasi
Nomor : M1.4
Materi : Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan dalam Asuhan Mandiri Pemanfaatan TOGA dan Akupresur
Waktu : 8 JPL ( T= 2 JPL; P = 3 ; PL = 3 )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraaan dalam
Asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur.

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :

1. Menjelaskan konsep dasar 1. Konsep Dasar Pemberdayaan  Tugas baca  Modul  Permenkes Nomor 65 Tahun
pemberdayaan masyarakat Masyarakat dalam asuhan modul  Bahan 2013 tentang Pedoman
dalam asuhan mandiri mandiri pemanfaatan TOGA dan  Ceramah tayang Pelaksanaan dan Pembinaan
pemanfaatan TOGA dan akupresur tanya jawab  Petunjuk/ Pemberdayaan Masyarakat di
Akupresur a. Pengertian ( CTJ ) panduan Bidang kesehatan
2. Melakukan pemberdayaan b. Prinsip Dasar  Curah diskusi  Permenkes No. 84 Tahun 2015
Masyarakat dalam asuhan c. Unsur – unsur pendapat  Skenario tentang pengembangan peran
mandiri pemanfaatan TOGA dan  Diskusi bermain serta organisasi
Akupresur di wilayah 2. Langkah – langkah Kelompok peran kemasyarakatan dan
Puskesmas pemberdayaan Masyarakat  Bermain  Panduan kesehatan.
3. Melakukan kemitraan dalam dalam asuhan mandiri Peran ‘ praktik
asuhan mandiri pemanfaatan pemanfaatan TOGA dan lapangan
TOGA dan Akupresur Akupresur di wilayah Puskesmas  LCD
a. Pembentukan Kelompok  Komputer /
Asuhan Mandiri Pemanfaatan Laptop
TOGA dan Akupresur
 Sound
b. Pembinaan Kelestarian
system
Pengelolaan dan
 Flipchart
Pengembangan Asuhan
Mandiri Pemanfaatan TOGA  Spidol
dan Akupresur  White board
 Kertas meta
plan
3. Langkah – langkah kemitraan  Kertas HVS
dalam asuhan mandiri  Media KIE
pemanfaatan TOGA dan
akupresur
a. Pengertian
b. Tujuan
c. Prinsip dasar
d. Identifikasi dan peran mitra
e. Perencanaan ( Kemitraan
bersama
f. Pelaksanaan kemitraan
g. Pemantauan dan penilaian.
Nomor : MP.1
Materi : Building Learning Commitment ( BLC )
Waktu : 3 JPL ( T= 0 JPL; P = 3 ; PL = 0 )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu mengaplikasikan konsep Buildng Learning Commitment ( BLC )
Dalam proses pelatihan

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :

1. Mengenal sesama peserta, 1. Perkenalan Permainan  Petunjuk dan  Depkes RI, Pusdiklat
pelatih dan penyelenggara alat Kesehatan, Kumpulan Games
2. Menyiapkan diri untuk bersama 2. Pencairan suasana ( Ice permainan dan Energizer, Jakarta 2004
secara aktif dalam suasana breaking )  Flipchsrt  Munir, Baderel, Dinamika
yang kondusif  Spidol Kelompok, Penerapannya
3. Merumuskan harapan – harapan 3. Harapan – harapan dalam  Kertas dalam Laboratorium Ilmu
yang ingin dicapai bersama baik proses pembelajaran dan hasil  Alat tulis Perilaku, Jakarta. 201
dalam proses pembelajaran yang ingin dicapai
maupun hasil yang ingin dicapai
di akhir pelatihan
4. Merumuskan kesepakatan 4. Norma kelas dan pembelajaran
norma kelas yang harus dianut
oleh seluruh peserta pelatihan
selama pelatihan berlangsung
5. Merumuskan kesepakatan 5. Kontrol kolektif dalam
bersama tentang kontrol kolektif pelaksanaan norma kelas
6. Membentuk organisasi kelas 6. Organisasi kelas
Nomor : MP.2
Materi : Anti Korupsi
Waktu : 3 JPL ( T= 3 JPL; P = 0 ; PL = 0 )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami anti korupsi

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :

1. Konsep Korupsi 1. Konsep Korupsi  Tugas baca  Modul  Undang – undang nO. 20
a. Definisi Korupsi modul  Bahan Tahun 2001 tentang
b. Ciri – ciri korupsi  Curah tayang Perubahan Atas Undang –
c. Bentuk / jenis korupsi pendapat  Komputer undang No. 31 Tahun 1999
d. Tingkatan korupsi  Ceramah  Flipchart tentang Pemberantasan Tindak
e. Faktor penyebab korupsi tanya jawab  Spidol Pidana Korupsi
f. Dasar hukum tentang korupsi  Instruksi presiden Nomor 1
tahun 2013
2. Konsep anti korupsi 2. Konsep anti korupsi  Keputusan Menteri Kesehatan
a. Definisi anti korupsi Nomor 232 / Menkes/SK/
b. Nilai – nilai anti korupsi VI/2013 tentang strategi
c. Prinsip – prinsip anti korupsi Komunikasi Pekerjaan dan
Budaya Anti Korupsi
3. Upaya pencegahan korupsi dan 3. Upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi pemberantasan korupsi
a. Upaya pencegahan korupsi
b. Upaya pemberantasan
korupsi
c. Strategi komunikasi
d. Pemberantasan korupsi (PK )

4. Tatacara pelaporan dugaan 4. Tata cara pelaporan dugaan


pelanggaran tindak pidana Tindak Pidana Korupsi ( TPK )
korupsi a. Laporan
b. Penyelesaian hasil
penanganan pengaduan
masyarakat
c. Pengaduan
d. Tatacara penyampaian
pengaduan
e. Tim penanganan pengaduan
masyarakat terpadu di
lingkungan Kemenkes
f. Pencatatan pengaduan

5. Gratifikasi 5. Gratifikasi
a. Pengertian gratifikasi
b. Aspek Hukum
c. Gratifikasi dikatakan sebagai
d. Tindak Pidana Korupsi ( TPK)
e. Contoh gratifikasi
f. Sanksi gratifikasi

6. Kasus – kasus korupsi 6. Kasus – kasus korupsi


Nomor : MP.3
Materi : Rencana Tindak Lanjut ( RTL ) Fasilitasi Asuhan Mandiri
Waktu : 2 JPL ( T= 1 JPL; P = 1 ; PL = 0 )
Tujuan Pembelajaran Umum ( TPU ) : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menyusun Rencana Tindak Lanjut ( RTL ) fasilitasi asuhan
Mandiri setelah mengikuti pelatihan

Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan dan Metode Media dan Alat Referensi
( TPK ) Sub Pokok Bahasan Bantu
Setelah mengikuti materi ini
peserta mampu :

1. Menjelaskan konsep RTL 1. Konsep RTL  Tugas baca  Modul  Lembaga Administrasi Negara,
a. Pengertian modul  Bahan Bahan Diklat bagi pengelola
b. Ruang Lingkup  Ceramah tayang Diklat, Rencana Tindak lanjut,
tanya jawab  Panduan 2009
2. Menjelaskan langkah – langkah 2. Langkah – langkah penyusunan  Latihan latihan
penyusunan RTL RTL  Komputer /
laptop
3. Menyusun RTL 3. Penyusunan RTL  LCD
 Flipchart
 Form latihan
BAB VI

DIAGRAM PROSES PEMBELAJARAN

Proses pembelajaran dalam pelatihan dapat dilihat pada diagram berikut :

Pre Test

Pembukaan

Building Learning Commitment ( BLC )

Wawasan : Pengetahuan dan Keterampilan :

E 1. Kebijakan
V Program 1. Pemanfaatan TOGA
A Pelayanan 2. Pemanfaatan Akupresur
L Kesehatan 3. Komunikasi, advokasi dan
U Tradisional fasilitasi asuhan mandiri
A 2. Kebijakan pemanfaatan TOGA dan
S Teknis Asuhan Akupresur
I Mandiri 4. Pemberdayaan masyarakat dan
3. Anti Korupsi kemitraan dalam asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan
Metode : akupresur
 Curah pendapat
 Ceramah tanya Metode :
jawab  Curah pendapat
 Ceramah tanya jawab
 Diskusi kelompok
 Pemutaran film
 Demonstrasi
 Bermain peran
 Latihan

Praktek Lapangan ( PL )

Penutupan Post Test & Evaluasi Penyelenggaara RTL

Proses pembelajaran dalam pelatihan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pre Test
Sebelum acara pembukaan, dilakukan pre test terhadap peserta, dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi awal tentang pengetahuan dan kemampuan
peserta terkait asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan akupresur bagi fasilitator
2. Pembukaan
Pembukaan dilakukan untuk mengawali kegiatan pelatihan secara resmi. Proses
pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut :
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan.
b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya
pelatihan.
3. Membangun komitmen belajar ( Building Learning Commitment / BLC )
Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses
pelatihan. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam proses BLC adalah tujuan
pelatihan, peserta ( jumlah dan karakteristik ) waktu yang tersedia, sarana dan
prasarana yang tersedia. Proses pembelajaran dilakukan dengan berbagai
bentuk permainan sesuai dengan tujuan pelatihan. Proses BLC dilakukan
dengan alokasi waktu 3 Jpl dan proses tidak terputus. Dalam prosesnya, 1 (satu)
orang fasilitator maksimal 30 orang peserta.

Proses pembelajaran meliputi :


a. Forming
Pada tahap ini setiap peserta masing – masing memilih observasi dan
memberikan ide kedalam kelompok. Pelatih berperan memberikan
rangsangan agar setiap peserta berperan serta dan memberikan ide yang
bervariasi.
b. Storming
Pada tahap ini mulai terjadi debat yang makin lama suasananya makin
memanas karena ide yang diberikan mendapatkan tanggapan yang saling
mempertahankan idenya masing – masing. Pelatih berperan memberikan
rangsangan pada peserta yang kurang terlibat agar ikut aktif menanggapi.
c. Norming
Pada tahap ini suasana yang memanas sudah mulai reda karena kelompok
sudah setuju dengan klasifikasi yang dibuat dan adanya kesamaan persepsi.
Masing – masing peserta mulai menyadari muncul rasa mau menerima ide
peserta lainnya. Dalam tahap ini sudah terbentuk norma baru yang disepakati
kelompok. Pelatih berperan membulatkan ide yang telah disepakati menjadi
ide kelompok.
d. Performing
Pada tahap ini kelompok sudah kompak, diliputi suasana kerjasama yang
harmonis sesuai dengan norma baru yang telah disepakati bersama. Pelatih
berperan memacu kelompok agar masing – masing peserta ikut secara aktif
dalam kegiatan kelompok dan tetap menjalankan norma yang telah
disepakati.
Hasil yang didapatkan pada proses pembelajaran adalah :
a. Harapan yang ingin dicapai
b. Kekhawatiran
c. Norma kelas
d. Komitmen
e. Pembentukan tim ( organisasi kelas )
4. Pemberian Wawasan
Setelah BLC, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi dasar pengetahuan/
wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini. Materi tersebut
adalah Kebijakan Program Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Kebijakan
Teknis Tentang Asuhan Mandiri.
5. Pembekalan Pengetahuan dan Keterampilan
Pemberian materi pengetahuan dan keterampilan dari proses pelatih mengarah
pada kompetensi yang ingin dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan
dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk
berperan aktif dalam mencapai kompetensi tersebut. Yaitu curah pendapat,
ceramah tanya jawab, diskusi kelompok, pemutaran film dan latihan.

Pengetahuan dan keterampilan yang disampaikan meliputi materi :


a. Pemanfaatan TOGA
b. Pemanfaatan Akupresur
c. Komunikasi, advokasi dan fasilitasi asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan
Akupresur
d. Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan Akupresur.

6. Rencana Tindak lanjut ( RTL )


Masing – masing peserta menyusun rencana tindak lanjut asuhan mandiri
pemanfaatan TOGA dan akupresur di instansinya masing – masing.

7. Evaluasi
 Evaluasi yang dimaksud adalah evaluasi terhadap proses pembelajaran
tiap hari ( refleksi ) dan terhadap pelatih / fasilitator.
 Evaluasi tiap hari ( refleksi ) dialakukan dengan cara me – review kegiatn
proses pembelajaran yang dusah berlangsung, sebagai umpan balik
untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya.
 Evaluasi terhadap fasilitator dilakukan oleh peserta pada saat pelatih /
fasilitator telah mengakiri materi yang disampaikannya. Evaluasi dilakukan
dengan menggunakan form evaluasi terhadap Pelatih/fasilitator.

8. Post Test dan Evaluasi Penyelenggara


Setelah keseluruhan materi dilaksanakan, dilakukan post test. Post Test
bertujuan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta
setelah mengikuti pelatihan.

Evaluasi penyelenggaraan diberikan setelah semua materi disampaikan dan


sebelum penutupan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dari peserta
tentang penyelenggaraan pelatihan yang akan digunakan untuk
menyempurnakan penyelenggaraan pelatihan berikutnya.

9. Penutupan
Acara penutupan adalah sesi akhir dari semua rangkaian kegiatan, dilaksanakan
oleh pejabat yang berwenang dengan susunan acara sebagai berikut :
a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan
b. Pengumuman peringkat keberhasilan peserta
c. Pembagian sertifikat
d. Kesan dan pesan dari perwakilan peserta
e. Pengarahan dan penutupan oleh pejabat yang berwenang
f. Pembacaan doa.
BAB VII

PESERTA DAN PELATIH / FASILITATOR

A. Peserta
1. Kriteria Peserta
Peserta latih adalah tenaga kesehatan puskesmas, dengan kriteria :
a. Pegawai negeri sipil aktif
b. Perawat, bidan dan fisiotherapis dengan pendidikan minimal D-III, atau
dokter umum
c. Telah dilatih akupresur / akupunktur dan dibuktikan dengan sertifikat

2. Jumlah peserta
Jumlah peserta sebanyak – banyaknya 30 orang.

B. Pelatih / Fasilitator
Kriteria pelatih / fasilitator :
1. Menguasai substansi yang akan dilatih dengan melampirkan curiculum vitaae
2. Pendidikan minimal S1 / setara dengan pendidikan peserta
3. Telah mengikuti pelatihan pengembangan ketermapilan dasar teknik
instruksional ( pekerti ) TOT / TPPK / Widyaswara dasar / pengalaman
melatih
4. Memahami kurikulum pelatihan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan
Akupresur bagi fasilitator Puskesmas, terutama GBPP materi yang akan
diajarkan.
BAB VIII

PENYELENGGARAAN DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara
Pelatihan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan Akupresur bagi Fasilitator
Puskesmas diselenggarakan Balai Besar Pelatihan Keseahtan ( BBPK ) dan
Balai Pelatihan Kesehatan ( Bapelkes ) berkoordinasi dengan Direktorat
Pelayanan Kesehatan Tradisional atau Dinkes Provinsi dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Memiliki tenaga pelatih pengendali pelatihan atau seseorang yang ditunjuk
sebagai pengendali proses pembelajaran yang menguasai materi pelatihan.
2. Memiliki minimal satu orang tenaga SDM yang telah mengikuti pelatihan
penyelenggara pelatihan / Training Officer Course ( TOC )

B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA dan Akupresur bagi fasilitator
Puskesmas diselenggarakan di Bali Besar Pelatihan Kesehatan ( BBPK ), Balai
Pelatihan Kesehatan ( Bapelkes ) dan institusi lain yang memenuhi persyaratan
untukpelatihan.
BAB IX

EVALUASI

Evaluasi dilakukan terhdap :

A. Peserta
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dari peserta.
Evaluasi terhadap peserta dilakukan melalui :
1. Penjajakan awal melaui pre test
2. Pot test untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi yang telah
diterima.
B. Pelatih / Fasilitator
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan pelatih dalam menyampaikan
materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan yang dapat
dipahami dan diserap oleh peserta, yaitu :
1. Penguasaan materi
2. Sistematika penyajian
3. Kemampuan menyajikan
4. Ketepatan waktu kehadiran dan menyajikan
5. Penggunaan metode dan sarana diklat
6. Sikap dan perilaku
7. Cara menjawab pertanyaan dari peserta
8. Penggunaan bahasa
9. Pemberian motivasi kepada peserta
10. Pencapaian tujuan pembelajaran
11. Kerapian berpakaian
12. Kerjasama antar tenaga pengajar

C. Penyelenggaraan
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap pelaksanaan pelatihan sesuai form
terlampir yang meliputi :
1. Efektivitas penyelenggaraan
2. Ketersediaan bahan pelatihan
3. Kesiapan sarana pelatihan
4. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana
5. Ketersediaan dan kelengkapan sarana dan prasarana pelatihan
6. Kebersihan :
- Kelas
- Asrama
- Ruang Makan
- Kamar mandi
7. Ketersediaan fasilitas olah raga dan kesehatan
BAB X

SERTIFIKASI

Setiap peserta yang telah mengikuti pelatihan dengan ketentuan minimal 95 % dari
keseluruhan jam pembelajaran akan mendapatkan sertifikasi pelatihan yang
dikeluarkan oleh kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit 1 ( satu ). Sertifikat
ditandatangani oleh kepala Pusat Pelatihan SDM Kesehatan atas nama Menteri
Kesehatan ri. Pada halaman belakang sertifikat ditandatangani oleh panitia
penyelenggara.
REFERENSI

1. Undang – undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Departemen Kesehatan RI ; Keputusan Menteri Kesehatan RI;Nomor 725
/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan ; Pusdiklat –
BPP – SDM; Jakrta ; Tahun 2003
3. Departemen Kesehatan RI; keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional
;Jakarta Tahun 2003
4. Departemen Kesehatan RI, Pusdiklat Kesehatan , Kumpulan Games dan
Energizer;Jakarta, 2004
5. Kementerian Kesehatan RI ; Peraturan Menteri kesehatan RI No. 64 / 2015
tentang Organisasi dan Tatakerja Kemkes RI ; Sekjen Kemenkes RI ; Jakarta
6. Departemen Kesehatan RI, Pedoman Penyusunan Kurikulum Modul Pelatihan
Berorientasi Pembelajatan ; Pusdiklatkes-BPP-SDM;Jakarta;Tahun 2004
7. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO HK>03.01/60/I/2010 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014 ; Tahun 2010
8. Keputusan Menteri Kesehatan No. 128 /Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; tahun 2004
9. Kementerian Pertanian : Kebijakan Pertanian tentang Pengembangan Tanaman
Obat SK Kementerian Pertanian No.511 / KPPS/PG/310/IX/2006 Tentang
Komoditas Binaan Holtikultura
10. Kementerian Kesehatan Pedoman Pengelolaan dan Pemanfaatan TOGA Tahun
2011
11. Kementerian Kesehatan Pedoman Pembinaan Battra tahun 2008
12. Kementerian kesehatan Pedoman Penyelenggaraan Yankestrad ramuan Tahun
2011.

Anda mungkin juga menyukai