Anda di halaman 1dari 61

Oleh :

DIREKTORAT
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL

1. LATAR BELAKANG

Kecenderungan
Kecenderungan masyarakat
masyarakat untuk
untuk back
back to
to nature
nature
Indonesia
Indonesia memiliki
memiliki 30.000
30.000 jenis
jenis TO,
TO, 7500
7500 9600
9600
tanaman
tanaman berpotensi
berpotensi sebagai
sebagai obat.
obat. 8500
8500 jenis
jenis yang
yang
diteliti
diteliti ,, 300
300 spesies
spesies yang
yang telah
telah digunakan
digunakan
sebagai
sebagai Obat
Obat Tradisional.
Tradisional.
Pengobatan
Pengobatan tradisional
tradisional sudah
sudah dimanfaatkan
dimanfaatkan secara
secara
turun
turun temurun,
temurun, dengan
dengan bukti
bukti ::

59,12
59,12 %
% penduduk
penduduk Indonesia
Indonesia
menggunakan
menggunakan ramuan
ramuan tradisional
tradisional (jamu)
(jamu)
untuk
untuk memelihara
memelihara kesehatannya
kesehatannya dan
dan
95,6%
95,6% diantaranya
diantaranya mengakui
mengakui ramuan
ramuan
tradisional
tradisional sangat
sangat bermanfaat
bermanfaat bagi
bagi
kesehatan
kesehatan (Riskesdas
(Riskesdas 2010).
2010).

30,4%
30,4% rumah
rumah tangga
tangga memanfaatkan
memanfaatkan
Yankestrad
Yankestrad (Riskesdas
(Riskesdas 2013).
2013).

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan


kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar dapat mewujudkan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagaimana
ditetapkan pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
(RPJPN Th 2005 - 2025 ).
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan salah satu
pilar utama yaitu paradigma sehat dilakukan dengan strategi
pengarusutamaan
kesehatan
dalam
pembangunan
kesehatan,
penguatan
promotif,
preventif
dan
pemberdayaan masyarakat
Salah satu strategi pembangunan kesehatan adalah
mendorong
masyarakat
agar
mampu
memelihara
kesehatannya, serta mengatasi gangguan kesehatan ringan
secara mandiri melalui kemampuan asuhan mandiri.
Pelayanan kesehatan tradisional yang merupakan upaya
pengembangan di puskesmas memanfaatkan keterlibatan
masyarakat untuk memelihara kesehatannya secara mandiri.

1.

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL
PENINGKATAN KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
PENYEMBUHAN PENYAKIT DAN PEMULIHAN KESEHATAN
KESEHATAN REPRODUKSI
Pasal 47 : Up.Kes
KELUARGA BERENCANA
diselengg dalam
KESEHATAN SEKOLAH
Bentuk keg dg
KESEHATAN OLAHRAGA
pendekatan Promotif,
PELAYANAN KESEHATAN PADA BENCANA
Preventif, Kuratif dan
Rehab yang
PELAYANAN DARAH
dilaks sec TERPADU,
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
MENYELURUH
PENANGGULANGAN GANGGUAN PENGLIHATAN DAN
dan GANGGUAN
PENDENGARAN
BERKESINAMBUNGAN
KESEHATAN MATRA
PENGAMANAN DAN PENGGUNAAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN
PENGAMATAN MAKANAN DAN MINUMAN
PENGAMANAN ZAT ADIKTIF, DAN/ATAU
BEDAH MAYAT
8

Ps 59 Ayat (1) :
Yankestrad terbagi menjadi yankestrad
Ketrampilan dan ramuan
Ps 59 Ayat (2):
Yankestrad dibina & diawasi o/ Pemerintah
Agar dapat dipertanggung jawabkan
keamanan & manfaatnya serta tdk
bertentangan dengan norma agama
Pasal 59 Ayat (3)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan jenis
pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
9

Ps. 60 Ayat 1 :
Setiap orang yang melakukan yankestrad yang
menggunakan alat & teknologi harus mendapat
izin dari lembaga kesehatan yang berwenang

Ps 60 Ayat 2 :
Penggunaan alat dan teknologi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus dapat dipertanggung
jawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak
bertentangan dengan norma agama dan
kebudayaan masyarakat
10

Ps 61:1 Masyarakat diberi kesempatan yang se-luas2nya


untuk mengembangkan, meningkatkan dan
menggunakan yankestrad yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat & keamanannya
Ps 61:2 Pemerintah mengatur dan mengawasi yankestrad
dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan
dan perlindungan masyarakat

11

Ps 100 Ayat 1 :
Sumber obat tradisional yg sdh terbukti berkasiat dan aman
digunakan dlm pencegahan, pengobatan, perawatan,
dan/atau pemeliharaan kesehatan tetap dijaga
kelestariannya
Ps 100 Ayat 2 :
Pemerintah menjamin pengembangan dan pemeliharaan
bahan baku obat tradisional

12

Ps 101 Ayat 1 :
Masyarakat diberi kesempatan yg seluas-luasnya untuk
mengolah, memproduksi, mengedarkan, mengembangkan,
meningkatkan, dan menggunakan obat tradisional yg dpt
dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya
Ps 101 Ayat 2 :
Ketentuan mengenai mengolah, memproduksi,
mengedarkan, mengembangkan, meningkatkan, dan
menggunakan obat tradisional diatur dengan Peraturan
Pemerintah

13

Ps 178 : Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan


pembinaan terhadap masyarakat dan terhadap
setiap penyelenggara kegiatan yang berhubungan
dengan sumber daya kesehatan di bidang
kesehatan dan upaya kesehatan
Ps 191 : Setiap orang yang tanpa izin melakukan praktik
yankestrad yang menggunakan alat & teknologi
sehingga mengakibatkan kerugian harta benda,
luka berat atau kematian dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 tahun atau denda paling
banyak 100 juta rupiah
14

PASAL
PASAL 70
70 AYAT
AYAT (1)
(1)

Pemerintah
Pemerintah bertanggung
bertanggung jawab
jawab
memberdayakan
memberdayakan dan
dan mendorong
mendorong peran
peran aktif
aktif
masyarakat
masyarakat dalam
dalam upaya
upaya pengembangan
pengembangan
kesehatan
kesehatan tradisional.
tradisional.
PASAL
PASAL 70
70 AYAT
AYAT (2)
(2)

Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat
masyarakat sebagaimana
sebagaimana
dimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (1)
(1) diarahkan
diarahkan agar
agar
masyarakat
masyarakat dapat
dapat melakukan
melakukan perawatan
perawatan
kesehatan
kesehatan secara
secara mandiri
mandiri (asuhan
(asuhan mandiri)
mandiri)
dan
dan benar
benar
PASAL
PASAL 70
70 AYAT
AYAT (3)
(3)

Perawatan
Perawatan kesehatan
kesehatan secara
secara mandiri
mandiri
sebagaimana
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada
pada ayat
ayat (2)
(2) dapat
dapat
dilaksanakan
dilaksanakan dengan
dengan pemanfaatan
pemanfaatan taman
taman

PASAL
PASAL 22 ::
Pedoman
Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan dan
dan Pembinaan
Pembinaan
Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat Bidang
Bidang Kesehatan
Kesehatan ,,
digunakan
digunakan sebagai
sebagai acuan
acuan bagi
bagi semua
semua pemangku
pemangku
kepentingan
kepentingan dalam
dalam rangka
rangka pelaksanaan
pelaksanaan dan
dan
pembinaan
pembinaan upaya
upaya pemberdayaan
pemberdayaan masyarakat
masyarakat
bidang
bidang kesehatan
kesehatan
PASAL
PASAL 44 ::
Menteri
Menteri Kesehatan,
Kesehatan, Kepala
Kepala Dinas
Dinas Kesehatan
Kesehatan
Provinsi,
Provinsi, dan
dan Kepala
Kepala Dinas
Dinas Kesehatan
Kesehatan
Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota melakukan
melakukan pembinaan
pembinaan dan
dan
pengawasan
pengawasan terhadap
terhadap pelaksanaan
pelaksanaan Peraturan
Peraturan
Menteri
Menteri ini
ini dengan
dengan melibatkan
melibatkan lintas
lintas sektor
sektor dan
dan
pemangku
pemangku kepentingan
kepentingan terkait
terkait

PASAL
PASAL 44 ::
Puskesmas
Puskesmas mempunyai
mempunyai tugas
tugas melaksanakan
melaksanakan kebijakan
kebijakan
kesehatan
kesehatan untuk
untuk mencapai
mencapai tujuan
tujuan pembangunan
pembangunan
kesehatan
kesehatan di
di wilayah
wilayah kerjanya
kerjanya dalam
dalam rangka
rangka
mendukung
mendukung terwujudnya
terwujudnya kecamatan
kecamatan sehat
sehat
PASAL
PASAL 55 ::
Dalam
Dalam melaksanakan
melaksanakan tugas
tugas Puskesmas
Puskesmas
menyelenggarakan
menyelenggarakan fungsi
fungsi ::
1.
1.UKM
UKM tingkat
tingkat pertama
pertama di
di wilayah
wilayah kerjanya
kerjanya
2.
2.UKP
UKP tingkat
tingkat pertama
pertama di
di wilayah
wilayah kerjanya
kerjanya
PASAL
PASAL 66 ::
Dalam
Dalam menyelenggarakan
menyelenggarakan fungsi,
fungsi, Puskesmas
Puskesmas
berwenang
berwenang untuk
untuk ::
c.
c. Melaksanakan
Melaksanakan komunikasi,
komunikasi, informasi,
informasi, edukasi,
edukasi, dan
dan
pemberdayaan

SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya Pembinaan,
Pengembangan dan
Pengawasan Upaya
Kesehatan Tradisional dan
Komplementer

INDIKATOR
% Puskesmas
yang
menyelenggara
kan kesehatan
tradisional

BASEL
2015
INE

12 %

2016

2017 2018 2019

15 % 25 % 45 % 60 % 75 %

DEFINISI OPERASIONAL
Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan tradisional terhadap masyarakat di
wilayah kerjanya yang memenuhi salah satu kriteria dibawah ini :
Puskesmas yang memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih yankes tradisional
Puskesmas yang melaksanakan asuhan mandiri kestrad ramuan dan keterampilan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan pembinaan meliputi pengumpulan data
Kestrad, fasilitasi registrasi/perizinan dan bimbingan teknis serta pemantauan
yankestradkom
22

KENAPA
DENGAN
TOGA ???

1. Murah, aman dan mudah


di dapat karena ada
disekitar kita
2. Dapat meningkatan
asupan gizi keluarga.
3. Menciptakan keindahan
dan penghijauan
lingkungan.
4. Untuk melestarian
warisan budaya bangsa.
5. Menggalian jenis
tanaman lokal asli
daerah
setempat/tanaman
langka yang berkhasiat
obat.
6. Menambah pendapatan

KENAPA
DENGAN
AKUPRESUR???

Aman dan mudah dilakukan


untuk diri sendiri maupun
untuk keluarga (dengan titiktik yang terpilih)
1.Akupresur dapat mencegah
dan mengatasi ganguan
kesehatan ringan yang ada di
masyarakat
2.Memelihara dan
Meningkatkan daya tahan
tubuh
3.Memulihkan kesehatan
4.Aman, bermanfaat dan
dapat dilakukan sendiri
(asuhan mandiri)

Upaya pengembangan kesehatan tradisional


melalui asuhan mandiri pemanfaatan taman obat
keluarga dan keterampilan bertujuan untuk
terselenggaranya asuhan mandiri pemanfaatan
taman obat keluarga dan keterampilan , melalui :
Pembentukan dan Pengembangan kelompok
asuhan mandiri;
Kegiatan kelompok asuhan mandiri secara benar
dan berkesinambungan; dan
Pelaksanaan pembinaan asuhan mandiri secara
berjenjang.

Dinas

Kesehatan Provinsi
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas
Penanggung jawab lintas sektor (seperti
Gubernur, Bupati, Camat, Kepala
Desa/Lurah, TP PKK, Kader, Kelompok
asuhan mandiri dan Linsek lainnya)

Pendanaan penyelenggaraan asuhan


mandiri kesehatan tradisional bersumber
dari :
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN)
Anggaran Pendapatan Belanja Negara
Daerah (APBD)
Sumber lain yang tidak mengikat yang
sesuai dengan perundang-undangan

PEMBENTUKAN KELOMPOK ASUHAN MANDIRI


PRINSIP
PERSYARATAN
PEMBENTUKAN KELOMPOK
PASCA PEMBENTUKAN KELOMPOK

PENATALAKSANAAN ASUHAN MANDIRI


TINGKAT PUSAT
TINGKAT PROVINSI
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
TINGKAT KECAMATAN
TINGKAT DESA/KELURAHAN
TINGKAT KELOMPOK ASUHAN MANDIRI

PEMBENTUKAN KELOMPOK ASMAN


Prinsip
1. kesadaran dan keinginan sindiri
2. kebersamaan, wujudnya saling
berbagi ilmu
pengetahuan
3. kerjasama dan aktif koordinasi dg
fasilitator
4. kemandirian
5. berorientasi kebutuhan masyarakat
6. komitmen ilmu yg digunakan untuk
masyarakat dan tidak dikomersilkan

PEMBENTUKAN KELOMPOK ASMAN


persyaratan
1. saling mempercayai
2. saling terbuka
3. saling mengakui kelebihan dan
kekurangan
4. saling belajar
5. memupuk rasa kebersamaan
6. menerima umpan bali

PEMBENTUKAN KELOMPOK ASUHAN MANDIRI


Pembentukan kelompok
1. penyiapan SDM
- TOT Pusat dan Kab/Kota,
- pelatihan Fasilitator
2. sisialisasi dan pembentukan kader
- fasilitator sosialisasi di intern Pusk dan Linsek
- melakukan orientasi kepada kader
3. pembentukan kelompok asman
- mengidentifikasi kelompok yg sdh ada
- memsosialisasikan asman kpd masyarakat
- fasilitator membentuk kelompok asman dibantu
mitra
4. pembentukan asman paling lama 3-6 bulan

PEMBENTUKAN KELOMPOK ASUHAN MANDIRI


Pasca pembentukan kelompok
- kader melakukian pembinaan rutin tiap bulan sekali
- mengecek kegiatan yg dilakukan dg rencana kerja
- dana terbatas perlu dukungan Pemerintah : Pusat,
Daerah dan
sumber lain yang tidak mengikat

PENATALAKSANAAN ASUHAN MANDIRI


Tingkat Pusat
Tingkat Provinsi
Tingkat Kabupaten/Kota
Tingkat Kecamatan
Tingkat Desa/kelurahan
Tingkat Kelompok Asuhan Mandiri

TINGKAT PUSAT
1. Menetapkan Kebijakan dan NSPK
2.Menyusun rencana kerja dan anggaran di Kemkes
3.Sosialisasi dan advokasi LP dan LS tk Pusat dan Provinsi
4.TOT asman
5.Binwas asman tk Provinsi
TINGKAT PROVINSI
1.Kebijakan Provinsi
2.Menyusun rencana kerja dan anggaran
3.Melakukan sosialisasi dan advokasi
4.TOT asman
5.Binwas asman tk Kab/Kota

TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1. Membuat Kebijakan
2.Menyusun rencana kerja dan anggaran
3.Sosialisasi dan advokasi LP dan LS tk Kab/Kota
4.Pelatihan Fasilitator asman
5.Binwas asman ke Puskesmas
TINGKAT KECAMATAN (Fasilitator Puskesmas)
1.Orientasi kpd kader
2.Memfasiliasikader dlm pembentukan kelompok asman
3.Bersama kader, TPPKK, Pertanian untuk pembinaan asman
4.Pemantauan secara periodik
5.Menjemput catatan kader setiap triwulan

TINGKAT DESA/KELURAHAN
1. Kades menetapkan SK Kader, Pok Asman dan PJ
asman
2.Petugas Puskesmas mengidentifikasi masalah kesehatan
3.Fasilitator mengembangkan asman
4.Melakukan SMD
5.Forum MMD
6.Kades dan Fasilitator membuat rencana kerja
7.Kades mengusulkan anggaran
8.Kader dan Fasilitator melakukan penyuluhan dan binwas
9.Kader membina 5 s/d 10 keluarga binaan (masing-masing
punya minimal 5 jenos tanaman obat)

TINGKAT ASUHAN MANDIRI


1. Melakukan Kegiatan dg syarat :
a. aman
b. norma
c. praktis
d. partisipasi aktif
2.Dipimpin kader sebulan sekali melakukan kegiatan :
a. keluarga binaan tahu cara pembibitan s/d pemanenen
TOGA
b. kader didampingi Fasilitator memfasilitasi produk untuk
dimanfaatkan sendiri dan untuk ekonomi keluarga
c. kader dan Fasilitator melatihan keterampilan untuk
keluhan ringan
d. keluarga binaan menerapkan asman untuk keluhan ringan
e. saling berbagi ilmu pengetahuan
f. melakukan penilaian dan melakukan pencatatan
g. kader setiap bulan merekap kegiatan keluarga binaan
h.pok asman membentuk pok asman yang baru, min 5-10
keluarga

1. PELAKSANA PEMBINAAN ASMAN


TINGKAT PUSAT---) KEMKES, Dit. Yankestrad
TINGKAT PROVINSI ---) penanggung jawab program
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
DI LINGKUP WILAYAH PUSKESMAS
2. BENTUK PEMBINAAN ASMAN
TINGKAT PUSAT
TINGKAT PROVINSI
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
DI PUSKESMAS

Bentuk pembinaan oleh :


1. Tingkat Pusat
- membuat kebijakan
-membentuk tim pelatih tingkat Provinsi
- melakukan evaluasi pelaksanaan pelatihan tk
Provinsi
- melakukan pengawasan thd pelatihan asman
tk Provinsi
2. Tingkat Provinsi
-membuat kebijakan asman tk provinsi
- membentuk tim pelatih tk kab/kota
- melakukan evaluasi pelaksanaan pelatihan tk
kab/kota
- melaksanaan pengawasan thd pelatihan asman
tk kab/kota

Bentuk

pembinaan oleh :
3. Tingkat Kabupaten/Kota
- membuat kebijakan asman tk kab/kota
- melakukan pelatihan fasilitator Puskesmas
- melakukan binwas thd pelaksanaan asman
- melakukan evaluasi sejauh mana pembentukan
kelompok asman
4. Lingkup wilayah Puskesmas
- membuat kebijakan asman tk Puskesmas
- melakukan orientasi kpd kader
- melakukan penyuluhan kpd kelompok2 masyarakat
- melakukan binwas thd kader dan keluarga binaan
- melakukan evaluasi thd pelaksanaan kegiatan asman

TOT ASUHAN
MANDIRI
PELATIHAN
ASUHAN MANDIRI

PENGEMBANGAN
ASUHAN MANDIRI

Pemanfaatan
TOGA

Pijat
Akupresur

PEMBENTUKAN
KELOMPOK
ASMAN

ORIENTASI
ASMAN

PEMBINAAN
KELOMPOK ASMAN

LOMBA
TOGA

51

Djamlah (Kab. Boalemo Gorontalo)


Kader apakah diambil dari posyandu atau
bisa dari yang lain, misal dasawisma
yang mau bekerjasama

Komang (Sulawesi Tengah)


Sudah melaksanakan kegiatan akupresur
15 tahun, belajar di India (sebuah klinik)
tanpa sertifikat, di puskesmas dilakukan
kepada teman2 yang ada dipuskesmas,
pertemuan di provinsi yang diadakan
oleh pusat.
Sertifikat akupresur sebagian besar
peserta tidak pernah mengikuti
pelatihan akupresur secara formal,
syarat untuk mejadi fasilitator di
puskesmas?


1.

2.

3.

Sentanu (Bali)
Beda Yankestrad dengan
Yankestradkom?
Lomba Pemanfaatan TOGA, leading
sectornya siapa? Desa atau kader?
Implementasi asuhan mandiri, aspek
legal sudah ada, sudah melaksanakan
sejak tahun 2016, kendala anggaran
yang diajukan ke APBDes terkendala
oleh aturan, Dinas Kesehatan Kabupaten
sudah memiliki renstra tetapi kesehatan
tradisional tidak masuk dalam renstra
tersebut.

Pembentukan kelompok asuhan mandiri lebih


mudah dilakukan pada kelompok-kelompok
yang sudah ada, ex: kelompok dasawisma, dll,
Apabila ada KK yang berminat bisa dibentuk
kelompok asuhan mandiri juga
Perlu jelas dibedakan, praktek dipuskesmas
dilakukan bila sudah mengikuti pelatihan
akupresur selama 9 hari
Tenaga puskesmas sebagai fasilitator
diharapkan sudah pernah dilatih, untuk
pelatihan asuhan mandiri ini diharapkan untuk
dilaksanakan di masyarakat

Perlu legal aspek untuk asuhan mandiri,


diharapkan dengan sudah memiliki sertifikat
Pelatihan asuhan mandiri ini diharapkan peserta
sudah pernah mengikuti orientasi pemanfaatan
TOGA & Akupresur
Yankestradkom sebelum pindah ke Direktorat
Jenderal Baru, sebelumnya di Direktorat
Jenderal Bina Gizi dan KIA, saat ini berada di
Dirketorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.
Sesuai dengan PP Nomor 103 Tahun 2014,
dalam perkembangannya pelayanan kesehatan
tradisional dibagi menjadi 3 : yankestrad
empiris, yankestrad komplementer, yankestrad
integrasi

Masing-masing provinsi ada dana untuk


pembentukan kelompok asuhan mandiri,
turut mengundang puskesmas sebagai
fasilitator, Kepala Desa, Kader, Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, Anggota
Keluarga Binaan
Lomba pemanfaatan TOGA dilakukan di
puskesmas, secara operasional akan
menilai desa mana yang sudah siap untuk
diikutkan lomba (1 atau beberapa desa),
dari puskesmas diteruskan ke
kabupaten/kota, lalu ke provinsi, dan ke
pusat
Kriteria : Perkotaan, Pedesaan, dan DTPK

Dana : diharapkan dana bisa juga


dilakukan untuk pemberdayaan
masyarakat
Dana bisa diambil dari JKN

STPT : dulu dikeluarkan dari dinas


kesehatan kabupaten/kota, apakah
puskesmas bisa mengeluarkan rekomendasi
atau STPTnya?
Sesuai dengan Kepmenkes no. 1076 tahun
2003 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Tradisional, boleh dikeluarkan
STPT dan SIPT
Dalam PP Nomor 103 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Kesehatan Tradisional hanya
boleh mengeluarkan STPT
Penyehat tradisional tidak boleh melakukan
tindakan invasif, tidak boleh beriklan
Akupunktur tidak boleh

Anda mungkin juga menyukai