Anda di halaman 1dari 36

BAB I

KONSEP DASAR SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

A. Landasan Teori
Menurutl WHO (2004), Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan,
analisis dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan
definisi diatas dapat diketahui bahwa Surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan
penyakit yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan
distribusi penyakit serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada masyarakat sehingga
dapat dilakukan penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif.
Menurut Timmreck (2005), pengertian surveilans kesehatan masyarakat
merupakan proses pengumpulan data kesehatan yang mencakup tidak saja pengumpulan
informasi secara sistematik, tetapi juga melibatkan analisis, interpretasi, penyebaran, dan
penggunaan informasi kesehatan. Hasil surveilans dan pengumpulan serta analisis data
digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang status kesehatan
populasi guna merencanakan, menerapkan, mendeskripsikan, dan mengevaluasi program
kesehatan masyarakat untuk mengendalikan dan mencegah kejadian yang merugikan
kesehatan. Dengan demikian, agar data dapat berguna, data harus akurat, tepat waktu, dan
tersedia dalam bentuk yang dapat digunakan.
Tujuan Surveilans menurut Depkes RI (2004a) adalah untuk pencegahan dan
pengendalian penyakit dalam masyarakat, sebagai upaya deteksi dini terhadap
kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa (KLB), memperoleh informasi yang
diperlukan bagi perencanaan dalam hal pencegahan, penanggulangan maupun
pemberantasannya pada berbagai tingkat administrasi.
Sedangkan Komponen kegiatan surveilans antara lain sebagai berikut :
1. Pengumpulan data, data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas, tepat
dan ada hubungannya dengan penyakit yang bersangkutan. Tujuan dari pengumpulan
data epidemiologi adalah: untuk menentukan kelompok populasi yang mempunyai
resiko terbesar terhadap serangan penyakit, untuk menentukan reservoir dari infeksi,
untuk menentukan jenis dari penyebab penyakit dan karakteristiknya, untuk
memastikan keadaan yang dapat menyebabkan berlangsungnya transmisi penyakit,

1
untuk mencatat penyakit secara keseluruhan, untuk memastikan sifat dasar suatu
wabah, sumbernya, cara penularannya dan seberapa jauh penyebarannya.
2. Kompilasi, analisis dan interpretasi data. Data yang terkumpul selanjutnya
dikompilasi, dianalisis berdasarkan orang, tempat dan Analisa dapat berupa teks
tabel, grafik dan spot map sehingga mudah dibaca dan merupakan informasi yang
akurat. Dari hasil analisis dan interpretasi selanjutnya dibuat saran bagaimana
menentukan tindakan dalam menghadapi masalah yang baru.
3. Penyebaran hasil analisis dan hasil interpretasi data. Hasil analisis dan interpretasi
data digunakan untuk unit-unit kesehatan setempat guna menentukan tindak lanjut
dan disebarluaskan ke unit terkait antara lain berupa laporan kepada atasan atau
kepada lintas sektor yang terkait sebagai informasi lebih lanjut

Pada bidang kesehatan masyarakat, menurut McNabb et al., (2002), kegiatan


surveilans mempunyai aktifitas inti sebagai berikut:
1. Pendeteksian Kasus (Case Detection), merupakan proses mengidentifikasi peristiwa
atau keadaan kesehatan. Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam
penyelenggaraan surveilans epidemiologi seperti rumah sakit, puskesmas,
laboratorium, unit penelitian, unit program-sektor dan unit statistik.
2. Pencatatan Kasus (Registration), merupakan proses pencatatan kasus hasil
identifikasi peristiwa atau keadaan kesehatan.
3. Konfirmasi (Confirmation), merupakan evaluasi dari ukuran-ukuran epidemiologi
sampai pada hasil percobaan laboratorium.
4. Pelaporan (Reporting), berupa data, informasi dan rekomendasi sebagai hasil
kegiatan surveilans epidemiologi yang kemudian disampaikan kepada berbagai pihak
yang dapat melakukan tindakan penanggulangan penyakit atau upaya peningkatan
program kesehatan. Juga disampaikan kepada pusat penelitian dan kajian serta untuk
pertukaran data dalam jejaring surveilans
5. Analisis Data (Data Analysis), merupakan analisis terhadap berbagai data dan angka
sebagai bahan untuk menentukan indikator.
6. Respon Segera atau Kesiapsiagaan Wabah (Epidemic Preparedness), merupakan
kesiapsiagaan dalam menghadapi wabah/kejadian luar biasa.

2
7. Respon Terencana (Response and Control), merupakan sistem pengawasan
kesehatan masyarakat. Respon ini hanya dapat digunakan jika data yang ada bisa
digunakan dalam peringatan dini pada munculnya masalah kesehatan masyarakat.
8. Umpan Balik (Feedback), berfungsi penting untuk sistem pengawasan, alur pesan
dan informasi kembali ke tingkat yang lebih rendah dari tingkat yang lebih tinggi.
Dalam pelaksanaannya, diperlukan sistem evaluasi pada surveilans ini. Evaluasi
Sistem Surveilans Kesehatan merupakan penilaian periodik dari perubahan dalam hasil
yang ditargetkan (sasaran) yang dapat dihubungkan dengan sistem surveilans dan respon.
Evaluasi dimaksudkan untuk melihat perubahan dalam keluaran, hasil dan pengaruh
(negatif atau positif target atau non target) dari sistem surveilans dan respon.
Kriteria evaluasi tersebut menurut Unicef (1990) dalam Trisnantoro (2005) antara lain:
1. Relevansi, apakah nilai intervensi sesuai dengan kebutuhan utama pemegang
kekuasaan, prioritas nasional, kebijakan nasional dan internasional. Standar global ini
bisa sebagai referensi evaluasi baik proses maupun hasil.
2. Efisiensi, apakah program cukup efisien untuk mencapai tujuan.
3. Efektivitas, apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
4. Dampak, yaitu efek yang timbul dari kegiatan baik positif maupun negatif meliputi
sosial, ekonomi, lingkungan individu, komunitas atau institusi.
5. Kelanjutan, yaitu apakah aktivitas dan dampaknya mungkin diteruskan ketika
dukungan dari luar dihentikan dan akankah akan lebih banyak ditiru atau diadaptasi.
Data yang dihasilkan oleh sistem surveilans kesehatan masyarakat dapat
digunakan sebagai :
1. Pedoman dalam melakukan tindakan segera untuk kasus – kasus penting kesehatan
masyarakat.
2. Mengukur beban suatu penyakit atau terkait dengan kesehatan lainnya, termasuk
identifikasi populasi resiko tinggi.
3. Memonitor kecenderungan beban suatu penyakit atau terkait dengan kesehatan
lainnya, termasuk mendeteksi terjadinnya outbreak dan pandemic.
4. Pedoman dalam perencanaan, implementsi dan evaluasi program.
5. Mengevaluasi kebijakan – kebijakan publik.

3
6. Memprioritaskan alokasi sumber daya kesehatan.
7. Menyediakan suatu dasar untuk penelitian epidemiologi lebih lanjut.

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa Mengetahui dan Mampu Menjelaskan tentang Pengertian, Tujuan,
Komponen, Kegiatan, dan Evaluasi Kegiatan Surveilans Kesehatan Masyarakat.

C. Bahan praktikum
1. Lembar folio
2. Bolpoin

D. Kegiatan praktikum
1. Mahasiswa mengerjakan soal praktikum
2. Hasil diskusi dipresentasikan didepan
3. Kelompok lain menanggapi

E. Soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Surveilans Kesehatan Masyarakat.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Surveilans Epidemiologi.
3. Apakah Surveilans Kesehatan Masyarakat dan Surveilans Epidemiologi sama?.
Jika YA, Jelaskan persamaanya.
Jika TIDAK, Jelaskan perbedaannya.
4. Apa tujuan diadakanya kegiatan Surveilans Kesehatan Masyarakat?.
5. Jelaskan komponen-komponen di dalam kegiatan Surveilans Kesehatan Masyarakat.
6. Jelaskan kegiatan yang dilakukan dalam Surveilans Kesehatan Masyarakat.
7. Jelaskan tentang Evaluasi Kegiatan Surveilans Kesehatan Masyarakat.
8. Jelaskan Tujuan dilakukanya Evaluasi Kegiatan Surveilans Kesehatan Masyarakat.
9. Apa manfaat dari kegiatan Surveilans Kesehatan Masyarakat?.
10. Apa manfaat data yang dihasilkan dari sistem Surveilans Kesehatan Masyarakat?.

4
BAB II
UKURAN MORDIBITAS DAN MORTALITAS

A. Landasan Teori
Ukuran yang digunakan untuk menentukan Morbiditas (angka kesakitan) dan Mortalitas
(angka kematian) adalah Rasio, Proporsi, dan Angka.
1. Rasio
Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif
yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut. Misalnya, sebuah nilai
kauntitatif A dan nilai kuantitatif lain adalah B maka rasio kedua nilai tersebut adalah
A/B.
Contoh :
Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 orang penderita dan 12
diantaranya adalah anak – anak maka rasio anak terhadap orang dewasa adalah 12/20
= 0,6
2. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut.
Pada proporsi, perbandingan menjadi : A/(A+B). pada contoh di atas proporsi
menjadi :12/(12+20)=0,375
Bila proporsi dikalikan 100 disebut persen (%) sehingga presentase pada contoh
diatas menjadi 37,5%.
3. Angka
Angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus – perbandingan antara pembilang
dan penyebut dinyatakan dalam batas waktu tertentu.
Insidensi merupakan kasus baru suatu penyakit yang terjadi dalam kurun waktu
tertentu. Ini merupakan cara terbaik untuk menentukan risiko timbulnya penyakit.
Angka terbagi menjadi 2, yaitu : Angka Insidensi dan Angka Prevalensi.
a. Angka Insidensi
Batasan untuk angka insidensi ialah proporsi kelompok individu yang terdapat
dalam penduduk suatu wilayah atau Negara yang semula tidak sakit dan menjadi

5
sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah
kasus baru.
Rumusnya sebagai berikut :
d
p= x k
n

p = estimasi angka insidensi


d = jumlah kasusu baru
n = jumlah individu yang awalnya tidak sakit
k = konstanta

atau jumlah kejadian dalam kurun waktu tertentu dibagi penduduk yang
mempunyai risiko (population at risk) terhadap kejadian tersebut dalam kurun
waktu tertentu dikalikan dengan konstanta “k”.

Jumla h kejadian dalam kurun waktu tertentu


Angkainsidensi= xk
Jumla h population at risk waktu tertentu

Misalnya angka insidensi kematian penduduk Negara A karena penyakit jantung


pada tahun 1990 adalah 247 per 100.000 penduduk.
Angka tersebut merupakan hasil perhitungan menggunakan rumus berikut.

jumla h kematian karena penyakit jantung di negara A pada ta h un 1990


x 100.000
jumla h penduduk di negara A pada ta h un 1990

Angka Insidensi di bagi menjadi 3, yaitu :


1. Insidensi Rate
Adalah : jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah
penduduk yang mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutan dalam persen atau permil.
Rumus yang digunakan :

6
jumla h penderita baru
Insidensi Rate= xk
jumla h penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada pertenga h anta h un

keterangan :
k = konstanta (100%, 1000%)

2. Attack Rate
Adalah : jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut pada
saat yang sama dalam persen atau permil.
Rumus yang digunakan :

jumla h penderita baru pada suatu saat


Attack Rate= xk
jumla h penduduk yang mungkin terkena
penyakit tersebut pada saat itu

k = konstanta (100%, 1000%)

3. Secondary Rate
Adalah : jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit pada serangan
kedua dibagi dengan jumlah penduduk dikurangi penduduk yang terkena
serangan pertama dalam persen atau permil.
Rumus yang digunakan :

jumla h penderita baru pada serangan kedua


secondary attack rate= xk
jumla h penduduk −¿ penduduk yang terkena serangan pertama

k = konstanta (100%, 1000%)

b. Angka Prevalensi

7
Untuk prevalensi terdapat dua ukuran yaitu Point Period Prevalence Rate
(prevalensi periode) dan Point Prevalence Rate (prevalensi sesaat).
1. Period Prevalence Rate (prevalensi periode)
Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan
jangka waktu yang bersangkutn dalam persen atau permil.

jumla h semua kasus yang dicatat


Periode Prevalence= x selama satu periode
jumla h penduduk

2. Point Prevalence Rate (prevalensi sesaat)


Adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada
suatu saat dibagi dengan jumlah penduduk pada saat itu dalam persen atau
permil.

jumla h semua kasus yang dicatat


point prevalence= x pada saat tertentu
jumla h penduduk

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa Mengetahui, dan dapat menjelaskan, serta melakukan perhitungan Morbiditas
dan Mortalitas.

C. Alat dan Bahan


1. Lembar Folio
2. Bolpoin warna hitam dan biru
3. Kalkulator

D. Kegiatan Praktikum

8
1. Mahasiswa mengerjakan soal morbiditas dan mortalitas yang sudah disediakan secara
berkelompok (sesuai kelompoknya masing-masing)
2. Dipresentasikan didepan secara bergiliran

E. Soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Morbiditas dan Mortalitas.
2. Sebutkan factor-faktor yang mempengaruhi Mortalitas dan Morbiditas.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan Rasio, Proporsi, Insidensi, dan Prevalensi.
4. Jelaskan hubungan antara Insidensi dan Prevalensi.
5. Jelaskan yang dimaksud dengan Attack Rate, Secondary rate, point prevalence dan
periode prevalence.
6. Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 orang penderita dan 12
diantaranya adalah anak-anak. Maka rasio anak terhadap orang dewasa adalah.
7. Pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terdapat 32 orang penderita dan 12
diantaranya adalah anak-anak. Maka proporsi anak terhadap orang dewasa adalah.
8. Sebutkan masing-masing 3 manfaat penggunaan angka pada insidensi dan prevalensi?
9. Seorang peneliti melakukan penelitia diperoleh data sebagai berikut :

Konsumsi Garam Hipertensi Total


Ada Tidak Ada
Tinggi 70 30 100
Rendah 40 60 100
Total 110 90 200

Bila data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan cros sectional maka prevalensi rate
dari hipertensi pada yang mengkonsumsi garam adalah :
a. 70/110x100%
b. 20/200x100%
c. 70/100x100%
d. 70/90x100%
e. 30/110x100%
10. Puskesmas kecamatan Banguntapan melaporkan bahwa selama tahun 2010 terdapat
300 kasus ISPA. Diketahui jumlah peduduk Banguntapan sebanyak 30.000 jiwa.
Hitunglah insiden rate ISPA di Puskesmas Kecamatan Banguntapan tersebut.

9
11. Puskesmas Kecamatan Banguntapan melaporkan adanya penderita penyakit TB paru
sebanyak 200 pederita selama tahun 2010, jumlah tersebut belum termasuk 70 orang
yang masih sakit pada akhir tahun 2009. Jumlah peduduk Kecamatan Banguntapan
sebanyak 30.000 jiwa. Hitunglah Prevalens Rate penyakit TB paru di Puskesmas
Kecamatan Banguntapan tersebut.
12. Pada bulan Februari 2018 terjadi KLB keracunan makanan (tempe bongkrek) di desa
Potorono dengan jumlah penduduk 2000 jiwa, dimana jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 900 jiwa. Jumlah kasus kerancunan 100 orang, diantaranya 37 orang
wanita.Hitung attack Ratenya dan Hitung juga Attact rate jenis kelamin laki-laki.
13. Pada tahun 2009 dilaporkan bahwa di Kecamatan Banguntapan yang berpenduduk
sejumlah 2000 jiwa telah terjadi keamtian sebanyak 20 orang. Hitunglah Mortality
Ratenya.
14. Laporan dari puskesmas Banguntapan menyebutkan bahwa sebanyak 50 orang yang
terdiri dari 40 orang laki-laki dan sisanya wanita telah menderita keracunan makanan
setelah mengikuti acara kenduri. Hitunglah Ratio penderita keracunan makanan
tersebut menurut jenis kelamin wanita dan laki-laki.
15. Laporan dari Puskesmas Banguntapan menyebutkan bahwa sebanyak 50 orang yang
terdiri dari 40 orang laki-laki dan sisanya wanita telah menderita keracunan makanan
setelah mengikuti acara kenduri. Hitunglah Proporsi penderita keracunan makanan
tersebut menurut jenis kelamin laki-laki dan wanita.
16. Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk pada tanggal 1 juli 2018 sebanyak
100.000 orang rentan terhadap penyakit dan ditemukan laporan penderita baru pada
bulan januari 50 orang, bulan maret 100 orang, bulan juni 150 orang, bulan
September 10 orang, dan bulan desember 90 orang, berapakah nilai insidensi rate di
daerah tersebut?
17. Lima ratus orang murid yang tercatat pada sd x ternyata 100 orang diantaranya tiba
tiba menderita muntah berak setelah makan gado-gado dari kantin sekolah.Berapakah
nilai attackrate pada kasus diatas?
18. Suatu kantor dengan jumlah karyawan sebanyak 100 orang,20 orang diantaranya
sejak 2 bulan yang lalu tidak masuk kantor karena menderita penyakit A,dan

10
selanjutnya pada hari ini 30 orang lainnya terpaksa pulang karena juga menderita
penyakit A. Berapakah periode prevalence ratenya?
19. Satu sekolah dengan murid sebanyak 100 orang,keamarin 5 orang menderita penyakit
campak dan hari ini 5 orang lainnya menderita penyakit campak. Berapakah point
prevalence rate nya?.
20. Data desa Potorono pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Jumlah penduduk = 2.000.000


Ratio pria : wanita =2:3
Ratio balita : bukan balita =2:8
Kasus lama/baru campak : Feb = 2/10, Mar = 5/20, Jun = 4/15
Kasus lama/baru diare : Agust = 2/15, Sept = 3/25, Okt = 5/10
Kasus lama/baru ca servik : Apr = 3/5, Jul = 8/5

1) Hitunglah :
a. Incident Rate Campak tahun 2018.
b. Point Prevalence Rate Campak pada bulan Feb, Maret dan Juni.
c. Periode Prevalence Rate Campak pada tahun 2018.
d. Attack Rate Campak.
2) Hitunglah :
a. Incident Rate Diare tahun 2018.
b. Point Prevalence Rate Diare pada bulan Agust, Sept dan Okt.
c. Periode Prevalence Rate Diare pada tahun 2018.
d. Attack Rate Diare.
3) Hitunglah :
a. Incident Rate Ca Servik tahun 2018.
b. Point Prevalence Rate Ca Servik pada bulan April dan Juli.
c. Periode Prevalence Rate Ca Servik pada tahun 2018.

11
BAB III
INDEKS KESEHATAN

A. Landasan Teori
Indeks Kesehatan yang banyak digunakan yaitu : Indeks Fertilitas, Indeks Morbiditas,
Indeks Mortalitas
1. Indeks Fertilitas
Ukuran Fertilitas terdiri dari : Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate [CBR]),
Angka Fertilitas menurut Golongan Umur (Age Specific Fertility Rate [ASFR]),dan
Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate [TFR]).
a. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate [CBR])
Angka Kelahiran Kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam satu
tahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama dan
dikalikan 1000.

Jumla h Kela h iran Hidup yang dicatat


Angka Kelahiran Kasar= x 1000
Jumla h Penduduk pada pertenga h an tah un yang sama

Atau

B
Angka Kelahiran Kasar= xk
P

B = Jumlah lahir hidup yang dicatat selama satu tahun


P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
K = Konstanta = 1000
b. Angka Fertilitas menurut Golongan Umur (Age Specific Fertility Rate [ASFR])
Angka Fertilitas menurut Golongan Umur (Age Specific Fertility Rate [ASFR])
adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat

12
selama satu tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada
tahun yang sama.

Jumla h la hir hidup ole h ibu golongan umur


tertentu yang dicatat selama 1ta h un
Angka Fertilitas menurut Gol Umur= x 1000
Jumla h penduduk wanita golongan umur
tertentu pada pertenga h an ta h un yang sama

c. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate [TFR])


Angka Fertilitas Total (AFT) merupakan jumlah angka fertilitas menurut
golongan umur yang dicatat selama satu tahun.

Angka Fertilitas Total = Jumlah angka fertilitas menurut golongan umur X k

Bila kosntanta k = 1 maka angka yang dihasilkan menunjukkan rata-rata jumlah


anak yang dilahirkan oleh setiap ibu selama masa subur.

2. Indeks Mortalitas
Diantaranya : Angka kematian kasar (Crude death Rate = CDR), Angka kematian
berhubungan dengan umur, Angka kematian berhubung dengan sebab tertentu.
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate [CDR])
Angka kematian kasar (AKK) adalah jumlah kematian yang dicatat selama satu
tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.

Jumla h kematian yang dicatat selama 1ta h un


AKK = x 1000
Jumla h penduduk pada pertenga h an ta h un yang sama

Atau
D
AKK = xk
P

D = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun


P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama
13
K = konstanta = 1000

b. Angka kematian berhubungan dengan umur


1) Angka Kematian menurut Golongan Umur (Age Specific Death Rate [ASDR])
Untuk memperhalus angka kematian kasar, dilakukan perhitungan kematian
pada setiap golongan umur. ASDR dapat dihitung dengan rumus berikut :

dx
Angka Kematian menurut Golongan Umur= xk
px

dx = jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun pada penduduk


golongan umur x
px = jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur x
k = konstanta

2) Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate [IMR])


Angka kematian Bayi (AKI) adalah jumlah kematian penduduk berumur
kurang dari 1 tahun yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Rumusnya sebagai berikut :

Jumla h kematian umur 0−1ta hun yang dicatat selama 1 ta h un


AKI= x 1000
Jumla h la h ir h idup pada ta h un yang sama

Atau
d₀
AKI= xk
B

d ₀ = jumlah kematian bayi yang belum mencapai ulang tahunnya yang


pertama yang dicatat selama satu tahun.
B = Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama
K = konstanta = 1000

14
3) Angka Kematian Neonatal (Neonatal Mortality Rate [NMR])
Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka kematian
neonatal (AKN) adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari
yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang
sama. Rumusnya sebagai berikut :

Jumla h kematian bayi berumur kurang dari 28 h ari


AKN = xk
Jumla h lah ir h idup pada ta h un yang sama

Tinggi rendahnya NMR dapat digunakan untuk mengetahui :


a) Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal
b) Program imunisasi
c) Pertolongan persalinan
d) Penyakit infeksi terutama saluran napas bagian atas
4) Angka Kematian Perinatal (Perinatal Mortality Rate [PMR])

Jumla h kematian janin yang dila hirkan pada


kelah iran 28 minggu ataulebi h+ jumla h kematian
bayi umur kurang dari7 h ari yang dicatat selama 1 tah un
AKP= xk
Jumla h lah ir h idup pada ta hun yang sama

Manfaat angka kematian perinatal, antara lain : angka kematian perinatal


dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Factor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya AKP adalah :
a) Banyaknya bayi dengan berat lahir rendah (BBLR)
b) Status gizi ibu dan bayi
c) Keadaan social ekonomi
d) Penyakit infeksi terutama ISPA
e) Pertolongan persalinan
5) Angka kematian Balita (Under Five Mortality Rate)

15
Angka kematian balita merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan
angka kematian anak 1-4 tahun.
Angka kematian balita adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama satu
tahun per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama.

Jumla h kematianbalita
yang dicatat selama 1ta h un
Angka Kematian Balita= xk
Jumla h penduduk balita
pada tah un yang sama

6) Proporsi Kematian Balita


Proporsi kematian balita merupakan perbandingan antara jumlah kematian
balita yang dicatat selama satu tahun dengan jumlah seluruh kematian pada
tahun yang sama yang dinyatakan dalam persen dengan rumus berikut.

Jumla h kematian balita


yang dicatat selama 1ta hun
Proporsi Kematian Balita= x 100
jumla h seluru h kematian
pada tah un yang sama

7) Angka Kematian berhubung dengan sebab tertentu


8) Angka Kematian karena sebab tertentu
Angka ini merupakan jumlah kematian karena sebab penyakit tertentu yang
dicatat selama satu tahun per 100.000 penduduk pertengahan tahun yang sama
dengan rumus berikut :

jumla h kematian
karena sebab tertentu
yang dicatat selama 1 tah un
Angka kematiankarena sebab tertentu= x 100.000
jumla h penduduk pertenga h an
pada ta hun yang sama

16
9) Case Fatality Rate (CFR)
Case Fatality Rate (CFR) adalah perbandingan antara jumlah kematian karena
penyakit tertentu yang terjadi selama satu tahun dengan jumlah penderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama.

Jumla h kematian karena penyakit tertentu


CFR=
Jumla h seluru h penderita penyakit tersebut

10) Angka kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi
kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000
kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Jumla h kematian ibu h amil , persalinan ,


dan nifas yang dicatat selama 1 ta h un
Angka kematian ibu= x 1000
Jumla h lah ir h idup pada ta h un yang sama

3. Indeks Morbiditas
Indeks Morbiditas atau Angka Morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat
selama satu tahun per 1000 penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama.

Jumla h penderita yang dicatat selama 1 ta h un


Angka Morbiditas= x 1000
Jumla h penduduk pada pertenga h an ta h un yang sama

Angka ini digunakan untuk :


a) Menggambarkan keadaan kesehatan secara umum
b) Mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit
c) Mengetahui keadaan sanitasi lingkungan
d) Memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan

B. Tujuan Praktikum

17
Mahasiswa dapat Mengetahui, Menjelaskan, dan Menghitung Indeks Kesehatan

C. Bahan Praktikum
1. Lembar folio
2. Bolpoin warna hitam dan biru
3. Kalkulator

D. Kegiatan Praktikum
1. Mahasiswa mengerjakan Soal Indeks Kesehatan yang sudah disediakan sesuai dengan
kelompoknya masing-masing
2. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjaanya, dan kelompok lain menanggapi

E. Soal
1. Jelaskan yang dimaksud dengan Indeks Fertilitas, Indeks Morbiditas, dan Indeks
Mortalitas.
2. Jelaskan manfaat Indeks Fertilitas, Indeks Morbiditas, dan Indeks Mortalitas.
3. Pada tahun 2018, jumlah penduduk di Sleman adalah 200.000 jiwa. Dalam periode 1
tahun telah terjadi kematian sebanyak 600 orang. Tentukan angka kematian kasarnya
di daerah tersebut.
4. Pada tahun 2018 di Daerah Bantul telah terjadi kelahiran bayi berjumlah 3.000 jiwa.
Dari proses kelahiran tersebut 42 bayi meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun.
Tentukan nilai Infant Mortality daerah X.
5. Pada tahun 2018 jumlah penduduk Kota Jogja sebanyak 2.000.000 jiwa. Dari jumlah
tersebut persentase kelompok penduduk yang berusia 55–59 tahun adalah 5%. Dalam
kelompok usia tersebut telah terjadi kematian sebanyak 400 orang. Tentukan ASDR
kota Jogja.
6. Keadaan penduduk daerah ‘ X’ pada tahun 2018 adalah sebagai berikut :
a. Jumlah penduduk tahun 2018 : 1.200.000 orang
b. Jumlah kematian bayi : 350 orang
c. Jumlah kematian ibu hamil : 500 orang
d. Jumlah kematian ibu nifas : 25 orang

18
e. Jumlah kematian ibu bersalin : 100 orang
f. Jumlah bayi yang Lahir : 98.000 orang
g. Jumlah anak balita : 102 orang
h. Jumlah kematian pada anak balita menurut penyebab : 
e) Menderita Diare = 50 orang
f) Menderita ISPA 160 orang
g) Menderita Gizi Buruk = 20 orang.
i. Jumlah kasus (baru & lama) penyakit pada anak balita:
h) Diare = 800 orang
i) ISPA = 1600 orang
j) Gizi Buruk= 100 orang
Hitunglah angka kematian, angka kesakitan dan angka kelahiran di daerah tersebut :
A. Crude Death Rate (CDR)
B. Infant Mortality Rate (IMR)
C. Maternal mortality Rate (MMR)
D. Cause Spesifik Death Rate (CSDR)
E. Crude Birth Rate (CBR) .
F. Prevalensi gizi buruk pada anak balita
G. Prevalensi ISPA pada anak balita
H. Child Mortality Rate 
7. Penduduk Indonesia pada pertengahan tahun 2018 = 178.440.000 orang dengan
jumlah kematian selama tahun 2018 = 17.308.680 orang. Berapa CDR pada tahun
2018?.
8. Bila jumlah kematian karena tetanus pada tahun 2018 = 180.000 orang. Berapa SDR
tetanus per 1000 penduduk?.
9. Jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan di Singapura hanya 1 orang. Pada tahun
2018, dengan jumlah seluruh kelahiran hidup sebanyak 49.864 orang. Berapa MMR
pada tahun 2018?.
10. Hasil sensus penduduk Jepang tahun 2018, dilaporkan jumlah kematian bayi <1 tahun
sebanyak 5.616 orang, jumlah kematian bayi umur 4 minggu sebanyak 3.179 orang,
jumlah kematian janin umur 28 minggu s/d 7 hari post partum sebanyak 7.001 orang.

19
Jika jumlah kelahiran hidup 1.227.900 orang. Hitunglah IMR, PMR, NMR tahun
2018

20
BAB IV
PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, ANALISIS DATA,
DAN PENYEBARAN INFORMASI

A. Landasan Teori
Dalam melakukan Surveilans terdapat 4 kegiatan pokok , yaitu : Pengumpulan Data,
Pengolahan Data, Analisis Data, dan Penyebaran Informasi.
1. Pengumpulan data
Dalam melakukan pengumpulan data terdapat beberapa hal yang harus diketahui
yaitu : Sumber data, metode pengumpulan data, dan Teknik pengumpulan data.
a. Sumber data
Data ada 2, yaitu data primer dan data sekunder.
Adapun sumber data primer terletak di masyarakat yang dapat dilakukan dengan
cara : Survei epidemmiologi, Pengamatan epidemiologi, dan Penyaringan.
Sumber data sekunder dapat berupa : Sarana pelayanan kesehatan, misalnya;
Rumah sakit, Puskesmas, Balai pengobatan, Instansi yang berhubungan dengan
kesehatan, misalnya; Departemen kesehatan, Dinas kesehatan, Biro pusat statistic,
Absensi, misalnya; Sekolah, Industri, Perusahaan.
b. Metode pengumpulan data
Setelah ditentukan sumber data yang digunakan kemudian dilakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode
berikut :
1) Pengumpulan data kuantitatif :
a. Mengumpulkan data dari catatan medik di sarana pelayanan kesehatan
atau instansi yang berhubungan dengan kesehatan.
b. Pengumpulan data dapat juga dilakukan dengan survey
2) Pengumpulan data kualitatif :
a. Diskusi kelompok terarah
b. Wawancara mendalam
c. Teknik pengumpulan data
1. Pengumpulan data kuantitatif dapat dilakukan dengan teknik :

21
1) Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung
antara pewawancara dengan responden. Data yang dikumpulkan dapat
bersifat:
a. Fakta, misalnya, umur, pekerjaan, pendidikan, penyakit yang pernah
diderita.
b. Sikap, misalnya sikap terhadap pembuatan jamban keluarga, penyuluhan
kesehatan.
c. Pendapat, misalnya pendapat tentang layanan kesehatan yang dilakukan
oleh bidan di desa.
d. Keinginan, misalnya pelayanan kesehatanyang diinginkan.
e. Penglaman, misalnya pengalaman waktu terjadi wabah kolera yang
melanda.
2) Angket
Pada angket jawaban didiisi oleh responden sesuai dengan daftar pertanyaan
yang diterima. Untuk pengambilan daftar isiandapat dapat dilakukan dengan
dua cara sebagai berikut:
a. Canvassar yaitu daftar yang telah diisi, ditunggu oleh petugas yang
menyerahkan
b. Householder yaitu jawaban responden dikirimkan pada alamat yang telah
ditentukan
3) Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang menggunakan
pertolonganindra mata. Teknik ini brmanfaat untuk:
a. Mengurangi jumlah petanyaan, misalnya pertanyaan mengenai kebersihan
rumah tidak perlu ditanyakan, tetapi cukup dilakukan observasi oleh
pewawancara
b. Mengukur kebenaran jawaban pada wawancara, misalnya pertanyaan
tentang kualitas air minumyang digunakan oleh responden dapat dinilai
dengan melakukan observasi langsung pada sumber air yang dimaksud

22
c. Untuk memperolah data yang tidak dapat diperoleh dengan cara
wawancara atau angket, misalnya, pengamatan terhadap prosedur tetap
dalam suatu pelayanan kesehatan
4) Pemeriksaan
Teknik pemeriksaan dapat dilakukan berupa:
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan radiologis
2. Pengumpulan data kualitatif
Untuk pengumpulan data kualitatif digunakan pertanyaan terbuka. Dalam
bidang epidomolgi digunakan untuk meneliti penyakit baru yang belum
diketahui sebabnya. Dalam bidang kesehatan, cara ini digunakan untuk
meneliti sikap, pendapat atau penerimaan progam pelayanan kesehatan.
Teknik yang digunakan adalah:
a. Wawancara mendalam
Wawancara mendalam merupakan salah satu cara untuk pengumpulan
data pada studi kualitatif dengan tujuan memperoleh informasi yang
mendalam tentang persepsi, pendapat, kepercayaan dan sikap terhadap
hal- hal yang berkaitan denagn epidomolgi.
Hasil wawancara mendalam dapat digunakn dalam hal- hal berikut:
1) Untuk mengetahui secara mendalam progam yang telah atau akan
dijalankan.
2) Untuk memperoleh hipotesis sebelum dilakukan penelitian
kuantitatif
3) Untuk menyusun rencana pelayan kesehatan
b. Diskusi kelompok terarah
Untuk mengatasi keterbatasan tenaga dalam melakukan wawncara
mendalam, dilakukan wawncara secara kelompok yang biasnyadaam satu
kelompok terdiri antara 8-12 orang. Dalam diskusi kelompok teararah
atau Focus Group Discussion setiap anggota kelompok berperan aktif

23
dalam memberikan pendapat, persepsi, dan kepercayaan. Pada prinsipnya
FGD terdiri dari tiga tahap:
1) Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan- kegiatan berikut:
a. Menentukan lokasi FGD.
b. Menentukan kriteria sasaran dan jumlah pesera dalam satu
keloompok.
c. Mencari reespoonden yang sesuai dengan criteria yang ditentukan.
d. Menentukan fasilitatoryang akan memimpin diskusi.
e. Mempesiapkan pecatat (transkriper) dan sarana lain yang
dibutuhkan.
2) Tahap pelaksanaan
a. Fasilitator membimbing diskusi dan tidak bersifat menggurui.
b. Fasilitator hendaknya tidak tidak mengemukakan pendapat
tentang masalah yang di bahas sebelu diskusi selesai.
c. Bila dalam satu kelompok terdapat peserta yang mendominasi dan
kurang member kesempatan pada peserta lain untuk mengemkakan
pendapatnya.
3) Tahap analisis
Dalam tahap analisis hasil diskusi dan penarikan kesimpulan
hendaklah dilakukan oleh fasilitator dengan seksama dan htai-
hati.analisis dilakuakan beberapa oran kemudian hasil di akurkan dan
bila terdapat hal- halyang tidak sesuai maka akan dilakukan diskusi
untuk diambil kesepakatan.
Pengumpulan data kualitatif dilakukan untuk mengetahui: Pendapat, Persepsi,
Kepercayaan, dan Penerimaan.

Skala Ukuran

Untuk ukuran jawaban yang sesuai dengan posisinya, disusun jenjang ukuran atau skala.
Untuk skala ukuran ini, kita mengenal 4 macam skala yaitu:

24
1. Skala Nominal
Data nominal diperoleh pada pertanyaan dengan jawaban ‘ya” atau “tidak” atau
petanyaan yang bersifat kategori, seoerti jenis kelamin, agama, dan suku bangsa.
Pada data skala nominal semua sifat yang sama disatukan dalam subkategori
kemudian frekuensiya dijumlahkan dan dihitung persentase dari masing –masing
subkategori.
2. Skala ordinal
Data dengan skala ordinal digunakan unntuk mengklasifikasikan jawaban
respoden, tetapi pada data dengan skala ordinal telah terdapat jenjang walaupun
hanya bersifat kualitatifyang berarti urutan antar subkategori mempunyai
perbedaan atau jenjang, tetapi jarak antara subkategori tidak sama dan tidak tetap.
3. Skala interval
Data dengan skala interval dapat menyatakan kelebihan atau kekurangan satu
subkategori terhadap subkategori lain secara kuantitatif denagn angka.
4. Skala rasio
Data dengan skala rasio, selain memiliki cirri-ciri ketiga skala diatas juga
memiliki titik nol yang absolute.

2. Pengolahan Data
Pengolahan data biasanya dilakukan secara manual atau dengan computer sesuai
kebutuhan dan kemampuang yang dimiliki.

3. Analisis Data dan Penyebaran Informasi


Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan variable orang, tempat, dan
waktu sehingga diperoleh gambaran yang sistematis tentang penyakit yang sedang
diamati dan hasilnya dilaporkan ke semua instansi.

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat Mengetahui dan Melakukan Pengumpulan Data, Pengolahan Data, dan
Analisis Data serta Penyebaran Informasi.

25
C. Bahan Praktikum
1. Kasus (penyakit yang sedang terjadi)
2. Kuesioner
3. Bolpoin warna hitam dan biru
4. Kertas folio
5. Laptop

D. Kegiatan Praktikum
1. Mahasiswa menentukan kasus (penyakit yang sedang terjadi). Setiap kelompok kasus
yang berbeda.
2. Setelah ditentukan kasusnya, tentukan teknik, metode pengumpulan datanya.
3. Buatlah kuesioner, pedoman wawancara, angket, daftar pertanyaan yang diperlukan
dalam mealukan pengumpulan data.
4. Lakukan pengumpulan data
5. Lakukan pengolahan data
6. Lakukan analisis data
7. Lakukan penyebaran informasi
8. Presentasikan

NB : Buatlah skenario di lingkungan Kampus.

26
BAB V
SURVEILANS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

A. Landasan Teori
Pengertian Kejadian Luar Biasa
1. Kejadian yang melebihi keadaan biasa, pada satu / sekelompok masyarakat tertentu.
(Mac Mahon and Pugh, 1970; Last, 1983, Benenson, 1990),
2. Peningkatan frekuensi penderita penyakit, pada populasi tertentu, pada tempat dan
musim atau tahun yang sama (Last, 1983).

Undang-Undang Wabah , 1969:

Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan/kematian, yang meluas secara cepat baik
dalam jumlah kasus maupun luas daerah penyakit, dan dapat menimbulkan malapetaka.

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya suatu kejadian kesakitan/kematian dan
atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu (Undang-
undang Wabah, 1969).

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 949/MENKES/SK/VII/2004

Kejadian Luar Biasa (KLB) : timbulnya atau meningkatnya kejadianKesakitan atau


kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu.

Kriteria Kejadian Luar Biasa (Keputusan Dirjen PPM No 451/91) tentang


Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.

Tergolong Kejadian luar biasa, jika ada unsur :

1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal.
2. Peningkatan kejadian penyakit terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-
turut menurut penyakitnya (jam, hari, minggu).

27
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya (jam,hari,minggu,bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau
lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun
sebelumnya.

Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB :

Wabah harus mencakup:

1. Jumlah kasus yang besar


2. Daerah yang luas
3. Waktu yang lebih lama.
4. Dampak yang timbulkan lebih berat.

Tujuan Penyidikan KLB

Tujuan Umum :

1. Mencegah meluasnya (penanggulangan).


2. Mencegah terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).

Tujuan khusus :

1. Diagnosis kasus yang terjadi dan mengidentifikasi penyebab penyakit.


2. Memastikan bahwa keadaan tersebut merupakan KLB.
3. Mengidentifikasikan sumber dan cara penularan.
4. Mengidentifikasi keadaan yang menyebabkan KLB.
5. Mengidentifikasikan populasi yang rentan atau daerah yang beresiko akan
terjadi KLB (CDC,1981; Bres, 1986).

LANGKAH-LANGKAH PENYIDIKAN KLB


1. Persiapan penelitian lapangan.
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB.
3. Memastikan Diagnosis Etiologis.

28
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan.
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu dan tempat.
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan).
7. Mengidentifikasi sumber dan cara penyebaran.
8. Mengidentifikasi keadaan penyebab KLB.
9. Merencanakan penelitian lain yang sistimatis.
10. Menetapkan saran cara pencegahan atau penanggulangan.
11. Menetapkan sistem penemuan kasus baru atau kasus dengan komplikasi.
12. Melaporkan hasil penyidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada
sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa diharapkan memiliki Pengetahuan dan Ketrampilan dalam melakukan
Penyelidikan Kejadian Luar Biasa (KLB) berdasarkan data puskesmas maupun data
kasus KLB yang sudah terjadi.

C. Bahan Praktikum
1. Lembar folio
2. Bolpoin
3. Laptop

D. Kegiatan Praktikum
1. Mengumpulkan data penyakit (data rutin) di Puskesmas.
2. Menganalisis data penyakit (10 penyakit) terbesar di Puskesmas melalui data rutin.
3. Mengolah data secara manual dan atau computer.
4. Membuat deskripsi atau gambaran dan interprestasi data 5 penyakit terbesar di
puskesmas yang potensial menjadi KLB.
5. Menentukan salah satu dari 5 penyakit yang potensial menjadi KLB.
6. Membuat perencanaan penyelidikan KLB pada penyakit yang ditetapkan potensial
KLB.
7. Melakukan penyelidikan KLB dan menyusun laporan KLB.

29
BAB VI
SURVEILANS PENYAKIT TIDAK MENULAR

A. Landasan Teori
Surveilans penyakit tidak menular merupakan analisis terus menerus dan sistematis
terhadap penyakit tidak menular dan factor resiko untuk mednukung upaya pemberantasan
penyakit. Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyakit yang diderita oleh seseorang bukan
disebabkan infeksi mikroorganisme tetapi juga bias terjadi karena proses degenaratif. System
surveilans (penyakit tidak menular / PTM) terdiri dari jaringan kerja sama dengan lembaga
penelitian, lembaga pendidikan, lembaga social masyarakat, serta organisasi profesi yang
bergerak di bidang PTM.
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti cacat fisik,
gangguan mental, kanker, penyakit degeneratif, penyakit gangguan metabolism, dan
kelainan-kelainan organ tubuh lain penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan
darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi
dan kecemasan.
Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan dalam
waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban ganda
dalam pelayanan kesehatan, tantanganyang harus dihadapi dalam pembangunan bidang
kesehatan di Indonesia.
Jenis Penyakit Tidak Menular
Selain yang sudah dijelaskan diatas jenis penyakit tidak menular yang lainya yaitu :
1. Stroke
2. Gagal Ginjal
3. Tumor Otak
Karakteristik Penyakit Tidak menular
1. Tidak ditularka
2. Etiologi sering tidak jelas
3. Agent penyebab : non living agent
4. Durasi penyakit panjang (kronis)
5. Fase subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis

30
6. Penularan tidak melalui ranta penularan tertentu
7. Biaya pencegahan maupun pengobatannya cukup tingi
8. Mempunyai variasi yang cukup luas
9. Factor penyebabnya bermacam-macam (multifactor)

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan kegiatan surveilans Penyakit Tidak Menular

C. Bahan Praktikum
1. Lembar folio
2. Bolpoin warna hitam, merah, biru
3. Kuesioner
4. Laptop

D. Kegiatan Praktikum :
1. Buatlah pedoman kegiatan surveilans penyakit tidak menular
2. Lakukan kegiatan surveilans penyakit tidak menular
3. Presentasikan kegiatan surveilans penyakit tidak menular

31
BAB VII
SURVEILANS PENYAKIT MENULAR

E. Landasan Teori
Surveilans penyakit menular cenderung memantau dan memprediksi adanya wabah/
epidemik. Interval waktu pelaksanaan pengumpulan data dalam mingguan dan bulanan,
sumber data dapat berasal dari sarana pelayanan kesehatan. Feedback dan tindak lanjut harus
dilaksanakan segera.
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh penularan dari
suatu agent infeksi atau produk racuya dari orang atau hewan yang terinfeksi ke penjamu
yang peka baik secara langsung maupun tidak. Penyakit menular tetap menjadi masalah
penting di semua Negara.
Ada 3 kelompok utama penyakit menular :
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun
akibatnya lebih ringan dari yang pertama.
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah
yang menimbulkan kerugian materi.
Pada proses perjalanan penyakit menular didalam masyarakat factor yang memegang
peranan penting :
1. Factor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab penyakit
2. Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
3. Cara penularan khusus melalui mode of transmission

Unsur penyebab dikelompokkan dalam :


1. Kelompok arthopoda/ serangga seperti scabies, peiculosis dll
2. Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut
3. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba dll
4. Fungsi atau jamur baik uni maupun multiseluler
5. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia
6. Virus sebagai kelompok yang paling sederhana

32
Proses penularan penyakit

Sumber penularan Keadaan penjamu

1. Penderita 1. Keadaan umum


2. Pembawa kuman 2. Kekebalan
3. Binatang sakit 3. Status gizi
4. Tumbuhan/benda 4. Keturunan

Cara penularan

1. Kontak langsung
2. Melalui udara
3. Melalui makanan atau minuman
4. Melalui vektor

Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke


penjamu melalui :

1. Mukosa atau kulit


2. Saluran pencernaan
3. Saluran pernapasan
4. Saluran urogenatilia
5. Gigitan, suntikan, luka
6. Plasenta

33
Jenis penyakit dalam surveilanas Penyakit Menular

penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi :

1. Measles
2. Mumps
3. Rubella
4. Pertusis
5. Tetanus
6. Diphtheria
7. Influenza
8. Pneumococcal infection
9. Varicella dan herpes zoster
10. Poliomyelitis

Penyakit menular sexual transmitted diseases

1. Gonorhoe
2. Chlamydia
3. HIV
4. HPV
5. Trichomonas
6. Hepatitis dll

Penyakit menular close personal contact

1. ISPA
2. Hepatitis virus
3. Herpes simplex
4. Trachoma
5. Tuberculosisi
6. Lepra dll

34
Penyakit menular speread by food and water

1. Tifoid
2. Sigelosis
3. Kolera
4. Amubiasis

Penyakit menular transmitted by arthopod

1. Malaria
2. Tripasonoma
3. Leismaniasis
4. DBD dll

Penyakit menular transmitted from animal

1. Rabies
2. Salmonellosis
3. Brueellosis
4. Leptospirosis
5. Toxoplasmosis dll

F. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan kegiatan surveilans Penyakit Menular.

G. Bahan Praktikum
1. Lembar folio
2. Bolpoin warna hitam, merah, biru
3. Kuesioner
4. Laptop

H. Kegiatan Praktikum
1. Buatlah pedoman kegiatan surveilans penyakit menular
2. Lakukan kegiatan surveilans penyakit menular
3. Presentasikan kegiatan surveilans penyakit menular

35
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004b. Kepmenkes tentang Pedoman


Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan Penyakit Menular
dan Tidak Menular Terpadu
German, R.R. (2001) Recommendations and Reports, Update Guidelines for Evaluating
Public Health Surveillance System
Giesecke, J. 2002. Modern Infectious Disease Epidemiology. London:Arnold.
Timmreck, C.T. (2005). Epidemiologi : Suatu Pengantar. EGC, Jakarta
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/07/teori-surveilans-kesmas.html
http://pkmtanjungpalasutara.blogspot.com/2011/08/surveilans-kesehatan-
masyarakat.html
http://blogkesmas.blogspot.com/2011/11/surveilans-epidemiologi.html
Ridwan Amiruddin, Surveilans Kesehatan Masyarakat, IPB Press, Jakarta, 2013
Depkes RI, Panduan Praktis Surveilans Epidemiologi Penyakit, Jakarta, 2005
Dinkes Prop. Jateng, Buku Petunjuk Pelaksanaan Surveilans, Semarang, 2000
Bhisma Murti, Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. 2003
Widoyono, Penyakit Tropis, epidemiologi, penularan, pencegahan dan
pemberantasannya, Edisi Kedua, Erlangga, 2011.
Budiarto Eko.Pengantar Epidemiologi Edisi 2, EGC, Bandung, 2013

36

Anda mungkin juga menyukai