Anda di halaman 1dari 7

ISSN : 2356 -5209

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN SUMBER INFORMASI


DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG POST PARTUM
BLUES DI RB RATNA KOMALA
BEKASI JAWA BARAT TAHUN 2013

Rini Kundaryanti1
Rukmaini2
Mutiara3
Dosen D4 Kebidanan Fikes UNAS Jakarta1,2, Alumni D4 Fikes UNAS Jakarta3
Jl. sawo manila pejaten ps minggu jakarta 1,2,3
Email: rinik74@gmail.com1),

ABSTRAK
Morbilitas dan mortalitas pada bayi tentunya sangat erat sekali hubungannya dengan kondisi ibu baik
selama kehamilan maupun setelah melahirkan dan selama merawat bayinya. Untuk dapat merawat
bayinya dengan baik maka dibutuhkan seorang ibu yang sehat baik fisik maupun keadaan jiwanya,
seorang ibu yang mengalami gangguan psikologi/jiwa tentunya mereka tidak dapat merawat bayinya
dengan baik sehingga dapat menyokong meningkatnya jumlah kesakitan dan kematian pada bayi.
Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu tahun 2005 hingga tahun 2008
mengalami penurunan, pada tahun 2005 AKB Provinsi Jawa Barat sebesar 40,87 per 1.000 kelahiran
hidup dan pada tahun 2008 sebesar 38,51 per 1.000 kelahiran hidup, namun angka Kematian Bayi
Provinsi Jawa Barat di tahun 2008 masih diatas angka kematian bayi nasional yang mencapai 34 per
1.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi Provinsi Jawa Barat pada tahun 2008 tersebut juga
masih sangat jauh dari target pencapaian MDGs, yang menargetkan AKB di Indonesia sebesar 19 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan study cross
sectional dari data primer. Alat pengumpul data berupa kuesioner dengan populasi ibu post partum
dengan jumlah sampel 50 responden, analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa pengetahuan ibu yang baik tentang post partum blues
paling banyak pada responden yang berpendidikan tinggi yaitu sebesar 75,0% yang mendapatkan
sumber informasi langsung dari tenaga kesehatan yaitu sebanyakn 57,9%. Simpulan yang diperoleh
adalah adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan dan sumber informasi dengan
pengetahuan ibu nifas tentang post partum blues.

Kata Kunci : pendidikan, pengetahuan, post partum blues

Kematian Bayi (AKB) 34 per 1.000


PENDAHULUAN kelahiran hidup. Sedangkan menurut
Survei Demografi Kesehatan Indonesia
tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah 307 per 100.000
Indonesia masih tergolong tinggi jika kelahiran hidup, sedangkan Angka
dibandingkan dengan negara lain di Kematian Bayi (AKB) sebesar 35 per
kawasan ASEAN. Berdasarkan Human 1.000 kelahiran hidup.
Development Report 2010, AKB di
Indonesia mencapai 31 per 1.000
kelahiran. Angka Kematian Bayi (AKB) Dalam rangka pencapaian sasaran
merupakan salah satu indikator sosial yang Milenium Development Goals (MDGs)
sangat penting untuk mengukur status yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
kesehatan ibu dan anak (Kosim, 2003). 102 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)
Menurut BKKBN tahun 2010 Angka dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi
Kematian Ibu (AKI) tercatat sebanyak 228 23 per 1.000 Kelahiran Hidup (KH) pada
per 100.000 kelahiran hidup dan Angka tahun 2015, maka diperlukan upaya

Vol.2 No.1 – Februari 2016 42


ISSN : 2356 -5209

percepatan yang lebih besar dan kerja menyesuaikan diri dengan baik tetap
keras. Morbilitas dan mortalitas pada bayi sebagian lain tidak berhasil menyesuaikan
tentunya sangat erat sekali hubungannya diri dan mengalami ganggguan psikologis
dengan kondisi ibu baik selama kehamilan dengan berbagai gejala atau syndrome
maupun setelah melahirkan dan selama dimana para klinisi menyebutkan keadaan
merawat bayinya. Untuk dapat merawat “ Post – Partum Blues “ / Baby Blues /
bayinya dengan baik maka dibutuhkan Maternity Blues (Iskandar. S, 2007).
seorang ibu yang sehat baik fisik maupun Dalam dekade terakhir ini, banyak peneliti
keadaan jiwanya, seorang ibu yang dan klinisi yang memberi perhatian khusus
mengalami gangguan psikologi / jiwa pada gejala psikologis yang menyertai
tentunya mereka tidak dapat merawat seorang wanita pasca bersalin, dan telah
bayinya dengan baik sehingga dapat melaporkan beberapa angka kejadian dan
menyokong meningkatnya jumlah berbagai faktor yang diduga mempunyai
kesakitan dan kematian pada bayi. kaitan dengan gejala-gejala post partum
blues, berbagai studi mengenai post partum
Angka Kematian Bayi (AKB) blues dari tahun 1983 – 1990 di luar negri
Provinsi Jawa Barat selama kurun waktu (Amerika, Belanda, Swedia, Australia, dll)
tahun 2005 hingga tahun 2008 mengalami melaporkan angka kejadian post partum
penurunan, pada tahun 2005 AKB Provinsi blues cukup tinggi yaitu 76%, di Itali pada
Jawa Barat sebesar 40,87 per 1.000 tahun 1990 sebesar 42 – 76 %. Jumlah
kelahiran hidup dan pada tahun 2008 yang bervariasi ini memungkinkan
sebesar 38,51 per 1.000 kelahiran hidup, disebabkan karena adanya perbadaan
namun angka Kematian Bayi Provinsi populasi dan criteria diagnosis yang
Jawa Barat di tahun 2008 masih diatas digunakan (O’Hara dalam Ismail, dkk,
angka kematian bayi nasional yang 2002).
mencapai 34 per 1.000 kelahiran hidup dan
angka kematian bayi Provinsi Jawa Barat Di Indonesia kegiatan mendeteksi
pada tahun 2008 tersebut juga masih adanya gangguan post-partum blues
sangat jauh dari target pencapaian MDGs, psikologis belum merupakan acuan
yang menargetkan AKB di Indonesia pelayanan pasca salin, karena masalah ini
sebesar 19 per 1000 kelahiran hidup pada dikategorikan sebagai sindrom gangguan
tahun 2015 (Sirait, 2010). Angka Kematian mental yang ringan oleh sebab itu sering
Bayi di Kota Bekasi masih tinggi, tidak dipedulikan sehingga tidak
mencapai 37 bayi dari setiap 1.000 bayi terdiagnosis dan tidak ditatalaksanakan
yang lahir. Menurut Dinas Kesehatan Kota sebagaimana seharusnya.
Bekasi pada Tahun 2009, Angka Kematian
Bayi (AKB) sebanyak 84 kasus, sedangkan Pada akhirnya postpartum blues
pada tahun 2010 Angka Kematian Bayi dapat menjadi masalah yang menyulitkan,
(AKB) sebanyak 59 kasus, berdasarkan dan bahkan dapat berkembang menjadi
AKB tahun 2009 sampai 2010 mengalami keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan
penurunan (Dinas Kota Bekasi, 2010). dan psikosis post partum yang mempunyai
Umumnya wanita merasakan kebahagiaan dampak lebih buruk terutama untuk
ketika hamil, namun kegembiaraan itu kelangunan hidup, pertumbuhan dan
berganti tanpa sebab justru setelah bayi perkembangan anaknya (Iskandar, 2006),
dilahirkan, mungkin ini disebabkan oleh sehingga anak bisa tumbuh menjadi anak
karena, beberapa penyesuaian yang yang mudah menangis, cendrung rewel,
dibutuhkan ibu pada minggu-minggu pencemas sekaligus pemurung. Dampak
pertama atau bulan pertama setelah lain yang tidak kalah merugikan adalah : si
melahirkan baik dari segi fisik maupuk anak mudah cendrung mudah sakit dan
segi psikologis, sebagian wanita berhasil

Vol.2 No.1 – Februari 2016 43


ISSN : 2356 -5209

menyokong semakin bertambahnya Angka kognitif, ataupun kedua-duanya. Angka


Kesakitan Bayi dan Angka Kematian Bayi. kejadian psikosis pasca persalinan adalah
Depresi ibu yang tidak tertangani dengan 1-2 per 1.000 kelahiran dari seluruh wanita
baik dan berpengaruh pada perkembangan pasca persalinan, dan angka kejadian post-
fisik dan mental anak setidaknya sampai si partum blues adalah 50 – 70% dari wanita
anak berusia 6 tahun (Syamil, dkk, 2007). pasca persalinan dari latar belakang diatas
penulis ingin melihat hubungan antara
Menurut Ismail Irawati (2002) pendidikan dan sumber informasi dengan
dalam disertasinya menyebutkan, angka kejadian post partum blues di BPS Ratna
kejadian depresi Antepartum 18% yang Komala S.S.T Bekasi Jawa Barat.
berlanjut ke post-partum blues mencapai METODE
60% dan berlanjut ke depresi post partum
50%. Dari hasil penelitian di ruang Jenis penelitian ini menggunakan
bersalin RSU Dr. Soetomo Surabaya tahun rancangan cross sectional. Populasi pada
2006 ditemukan 54,84% mengalami post- penelitian ini adalah seluruh ibu post
partum blues dimana penyebabnya 38,7% partum di RB Ratna Komala April Tahun
dari pengalaman dalam proses kehamilan 2013. Sedangkan sampel pada penelitian
dan persalinananya, 19,35% kurangnya ini adalah ibu post partum dimana pada
dukungan sosial dari lingkungan, 16,3% saat penelitian berlangsung masih dalam
kualitas bayi yang di lahirkan dan 9,78% masa nifas dan bersedia menjadi
dari faktor spiritual. responden. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan April 2013 sampai bulan Juni
Hasil penelitian di RSHS Bandung oleh 2013. Sumber data yang digunakan dalam
Wratsangka (1996) menunjukan proporsi penelitian ini adalah data primer yaitu data
sebesar 29,6% ibu yang mengalami post- yang diperoleh melalui pengumpulan
partum blues pada populasi yang tidak secara langsung oleh peneliti terhadap
memperhatikan tingkat pendidikan atau responden dengan menggunakan
pekerjaan sampel, sedangkan setelah kuesioner dan wawancara. Data diolah
dilihat dari proses kelahiran spontan, dengan SPSS 17. Tehnik analisis data
ditemukan 33% mengalami post-partum dalam penelitian ini dilakukan secara
blues. bertahap meliputi: analisi univariat untuk
Penelitian lain di Jakarta menghitung distribusi frekuensi dan analisi
menunjukan angka kejadian post-partum bivariat untuk melihat apakah ada
blues 28,8% (Ismail Irawati, 2002). hubungan antara variable dependent
Sedangkan menurut susilowati (2001) dengan variable independent, denngan
faktor-faktor yang berhubungan gangguan menggunakan uji Chi Sguare.
psikologis masa nifas adalah umur ibu ≥ Uji Chi Sguare merupakan uji
30 tahun mempunyai resiko 5,07 kali umur statistic non parametric untuk melihat
20 – 35 tahun dan umur ≤ 20 tahun lebih hubungan dua buah variable nominal atau
beresiko 4,65 kali dari umur 20 – 30 tahun, antara variable nominal dengan ordinal.
status sosial ekonomi rendah lebih Dalam penelitian ini uji Chi Sguare
beresiko terjadinya gangguan psikologis digunakan untuk melihat hubungan antara
2,88 kali dibandingkan dengan ibu yang pendidikan dan sumber informasi dengan
sosial ekonominya cukup, dukungan sosial tingkat pengetahuan ibu tentang post
kurang, beresiko tejadi DPP 2,66 kali dari partum blues. Dari uji ini akan di dapatkan
ibu yang dukungan social cukup. hasil: Ho diterima atau Ha ditolak bila p
Gangguan non psikotik pada periode pasca value > nilai α = 0,05, artinya tidak ada
persalinan cukup tinggi, penelitian hubungan yang bermakna. Dan jika Ho
menunjukan 20 – 40% wanita hamil ditolak atau Ha diterima bila p value ≤
mengalami gangguan emosi dan disfungsi

Vol.2 No.1 – Februari 2016 44


ISSN : 2356 -5209

nilai α = 0,05, artinya ada hubungan yang mengenai hubungan antara pendidikan dan
bermakna. sumber informasi dengan tingkat
pengetahuan ibu tentang post partum blues
HASIL DAN PEMBAHASAN di RB Ratna Komala Bekasi Jawa Barat
Analisis dilakukan untuk melihat tahun 2013 dengan sampel sebanyak 50
hubungan antara masing-masing variabel responden.
independent dan variabel dependent

Hubungan Antara Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu


tentang Post Partum Blues di RB Ratna Komala
Bekasi tahun 2013

Pengetahuan Ibu Post Partum


Pendidikan Baik Kurang Total P - value
n % n % n %
Rendah 11 28,9 27 71,1 38 100 0,005
Tinggi 9 75,0 3 25,0 12 100
Total 20 40,0 30 60,0 50 100 OR = 7,364

pendidikan rendah menunjukan prestasi


Hasil analisa hubungan antara tertinggi terjadinya post partum blues yaitu
pendidikan terhadap pengetahuan ibu sebesar 53,84%, sebagian besar latar
tentang post partum blues berdasarkan belakang pendidikan penderita post partum
tabel di atas diperoleh hasil bahwa blues adalah yang berpendidikan rendah.
pengetahuan ibu post partum yang baik Demikian pula pada hasil penelitian
paling banyak pada responden yang Susilowati memperlihatkan secara proporsi
berpendidikan tinggi yaitu sebanyak 9 ibu yang berpendidikan rendah lebih
responden (75,0%) dibandingkan dengan banyak yang mengalami depresi post
ibu yang berpendidikan rendah yaitu partum blues. Hal ini sesuai dengan teori
sebanyak 11 responden (28,9%). yang menyebutkan Pendidikan adalah
Sedangkan pengetahuan ibu post partum aktifitas belajar yang memberikan
yang kurang paling banyak pada responden tambahan ilmu pengetahuan, ketrampilan
yangberpendidikan rendah yaitu sebanyak serta dapat mempengaruhi proses berfikir
27 responden (71,1%) dibandingkan secara sistematis dimana pendidikan
dengan ibu yang berpendidikan tinggi tersebut bukan hanya transfer informasi
yaitu sebanyak 3 responden (25,0%). Hasil pengetahuan tetapi juga merupakan suatu
uji statistik chi square diperoleh nilai p- seni yang dapat membentuk keteraturan
value 0,005 < α (0,05), maka dapat sikap dan segala budaya manusia
disimpulkan ada hubungan yang signifikan (Notoatmodjo.S 2010).
antara pengetahuan ibu hamil dengan
pendidikan dengan nilai OR = 7,364 (OR >
1) yang artinya ibu pendidikan tinggi Menurut Kamus Besar Bahasa
berpeluang 7,364 lebih besar untuk Indonesia (2007) pendidikan adalah proses
mempunyai pengetahuan yang baik. pengubah sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya
Hal ini sejalan dengan Penelitian pengajaran dan pelatihan, proses,
Resna (1999) bahwa pendidikan SD atau pembuatan cara mendidik. Pendidikan

Vol.2 No.1 – Februari 2016 45


ISSN : 2356 -5209

adalah upaya persuasi atau pembelajaran bahwa pendidikan sangat berpengaruh


kepada masyarakat agara masyarakat ingin terhadap pengetahuan ibu tentang post
melakukan tindakan-tindakan (praktik) partum blues, apabila ibu yang mempunyai
untuk memelihara (mengatasi masalah- pendidikan tinggi maka akan lebih banyak
masalah) dan meningkatkan kesehatannya mengetahui tentang pengetahuan sehingga
(Notoatmodjo, 2010). Menurut Peneliti bisa mencegah post partum blues.

Hubungan Antara Sumber Informasi dengan Tingkat Pengetahuan Ibu


tentang Post Partum Blues di RB Ratna Komala
Bekasi tahun 2013

Pengetahuan Ibu Post Partum


Sumber Informasi Baik Kurang Total P – Value
n % n % n %
Langsung (Nakes) 11 57,9 8 42,1 19 100 0,043
Tidak Langsung Non 9 29,0 22 71,0 31 100
Nakes
Total 20 40,0 60,0 50 100 OR = 0,298

Hasil analisa hubungan antara semakin banyak pula pengetahuan yang


sumber informasi terhadap pengetahuan dimiliki.
ibu tentang post partum blues Menurut penelitin Siti Haeriyah
berdasarkan table di atas di peroleh hasil (2009), mengemukakan seseorang akan
bahwa pengetahuan ibu post partum yang mengetahui seseuatu apabila ia
baik paling banyak pada responden yang memperolehnya dari suatu sumber yang
mendapatkan sumber informasi langsung berada di sekitarnya. Menurut penelitian
dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 11 Yuli Catur Putri (2012), sumber
responden (57,9%) dibandingkan dengan informasi adalah sesuatu yang menjadi
ibu yang mendapatkan sumber informasi perantara dalam menyampaikan
tidak langsung dari tenaga kesehatan informasi, merangsang pikiran dan
yaitu sebanyak 9 responden (29,0%). kemampuan, informasi yang diperoleh
Sedangkan pengetahuan ibu post partum dalam menyampaikan informasi yang
yang kurang paling banyak pada diperoleh dari berbagai sumber akan
responden yangmendapatkan sumber mempengaruhi tingkat pengetahuan
informasi tidak langsung dari tenaga seseorang. Bila seseorang memperoleh
kesehatan yaitu sebanyak 22 responden informasi, maka cendrung mempunyai
(71,0%) dibandingkan dengan ibu yang pengetahuan yang lebih luas. Menurut
mendapatkan sumber informasi langsung penelitian Suyono (1998), semakin sering
dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 8 seseorang memperoleh informasi,
responden (42,1%). Hasil uji statistik chi semakin banyak pula pengetahuan yang
square diperoleh nilai p value 0,043 < α dimiliki.
(0,05), maka dapat disimpulkan ada Menurut Notoatmodjo (2007),
hubungan yang signifikan antara sumber informasi kesehatan diperoleh
pengetahuan ibu post partum dengan dari media, karena media merupakan
sumber informasi dengan nilai OR = saluran (channel) untuk penyampaian
0,928. Hal ini sejalan dengan penelitian informasi kesehatan bagi masyarakat atau
yang dilakukan Suyono (1998), semakin klien. Menurut Peneliti, Sumber
sering seseorang memperoleh informasi, informasi yang di dapat oleh ibu tentang

Vol.2 No.1 – Februari 2016 46


ISSN : 2356 -5209

post partum blues akan lebih baik apabila


petugas tenaga kesehatan memberikan [7] Notoatmodjo, S. 2010. Metode
penyuluhan kesehatan kepada ibu dan Penelitian Kesehatan. RinekaCipta
saling bekerjasama dengan baik, sumber : Jakarta.
informasi tidak hanya dari tenaga
kesehatan yakni bisa melalui sarana [8] Nursalam. 2008. Konsep dan
telekomunikasi seperti radio, Penerapan Metodologi Penelitian
televisi/video, artikel majalah/ surat kabar Ilmu Keperawatan. Salemba
yang merupakan sumber informasi yang Medika : Jakarta
dapat meningkatkan pengetahuan ibu,
sehingga sumber informasi merupakan [9] Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu
faktor yang berhubungan dengan tingkat Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
pengetahaun ibu tentang post partum
blues. [10] Riwidikdo, H. 2009. Statistik untuk
Penelitian Kesehatan dengan
KESIMPULAN Aplikasi Program R dan SPSS.
Yogyakarta :Pustaka Rihama.
Pengetahuan ibu tentang post
partum blues sangat berhubungan dengan [11] Salehah, S. 2002. Asuhan
pendidikan dan sumber informasi, Kebidanan PadaMasa Nifas.
sehingga perlu lebih ditingkatkan lagi Salemba Medika : Jakarta
peran serta tenaga kesehatan dalam
memberikan konseling pada ibu hamil [12] Sayogo, S. 2008. Majalah
dan nifas sehingga kasus post partum Kesehatan Kedokteran Indonesia
blues dapat berkurang. Vol.V No. 10.

DAFTAR PUSTAKA [13] Suherni, S. Pd, APP, M.Kes. Hesty


Widyasih, SST. Anita Rahmawati,
[1] Dewi M, S.ST, MKes, 2012. SST, 2009. Perawatan masa nifas.
Asuhan Kebidanan Nifas Dan Fitramaya : Yogyakarta.
Menyusui. Pustaka, Pelajar :
Yogyakarta. [14] Sraight. Barbara, R. 2002.
Keperawatan Ibu dan Bayi Baru
[2] Irianti, I. 2010. Psikologi Untuk Lahir. EGC: Jakarta
MahasiswaKebidanan.
EGC:Jakarta [15] Sulistyawati, A. 2011.Asuhan
Kebidanan pada Masa Kehamilan.
[3] Jhaquin, A. 2010.Psikologi Untuk Jakarta : Salemba Medika.
Kebidanan. Nuha Medika :
Yogyakarta [16] Suherni. 2009. Perawatan Masa
Nifas. Fitramaya: Yogyakarta
[4] Mochtar, R. 1998. Sinopsis
Obstetri.EGC : Jakarta [17] Syafrudin, Karningsing, dan
Mardiana. 2011. Untaian Materi
[5] Notoadmodjo, S. 2003. Pendidikan Penyuluhan KIA (Kesehatan Ibu
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : dan Anak). Jakarta : TIM.

[6] Notoadmodjo, S. 2007.Kesehatan


Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta :

Vol.2 No.1 – Februari 2016 47


ISSN : 2356 -5209

[18] Vivian NLD, Tri S, 2011. Asuhan


Kebidanan Pada Ibu Nifas.
Salemba Medika : Jakarta.

[19] Wiknjosastro, H. 2002. Ilmu


Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono, Prawirohardjo.

Vol.2 No.1 – Februari 2016 48

Anda mungkin juga menyukai