Anda di halaman 1dari 3

NAMA : PUSPITASARI

NIM : 203020601095

KELAS : B 2020

MATA KULIAH : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

Argumentasi tentang terjadinya korupsi yang berdampak pada perekonomian yang terjadi
di Indonesia.

 Tindak pidana suap kelas kakap berpotensi merugikan keuangan atau perekonomian
negara dalam jumlah besar sehingga dapat mengganggu sumber daya pembangunan dan
membahayakan stabilitas politik suatu negara. suap tidak mustahil sudah bersifat
transnasional, contohnya adalah apa yang dinamakan commercial corruption, yaitu
penyuapan oleh perusahaan-perusahaan multinasional kepada pejabatpejabat negara
berkembang.
 Walaupun korupsi, termasuk suap-menyuap, dinyatakan sebagai tindak pidana korupsi,
dalam beberapa hal tindak pidana suap juga dikriminalisasikan sebagai lex specialis,
misalnya suap-menyuap yang terjadi di lingkungan perbankan, yang berkaitan dengan
pemilihan umum, dan suap yang berkaitan dengan kepentingan umum.

 Perluasan tindak pidana suap dalam bentuk retour-commissie atau gratifikasi diatur
dalam Pasal 418 KUHP. Pasal ini kemudian juga diangkat menjadi tindak pidana korupsi
(UU No 31 Tahun 1999 jo UU No 20 Tahun 2001); 'Gratifikasi merupakan pemberian
hadiah yang luas dan meliputi: pemberian uang, barang, rabat (discount), komisi,
pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata,
pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
 Banyak sekali instrumen regional (misalnya EU, Inter- American, African Union,
Southern African Development Community) maupun organisasi internasionalonal
(misalnya OECD, GRECO) yang dirumuskan untuk mencegah dan memberantas korupsi
termasuk suap-menyuap. Dalam pertumbuhannya instrumen-instrumen itu mengerucut
dalam bentuk UN Convention Against Corruption, 2003. Dalam Konvensi PBB ini ruang
lingkup bribery diperluas dan mencakup penyuapan terhadap pejabat publik, termasuk
pejabat publik asing dan pejabat publik dari organisasi internasional, baik aktif maupun
pasif.

Polres Kotawaringin Timur Amankan 40.000 Butir Obat Tanpa Izin Edar

Jajaran Unit Satnarkoba Polres Kotawaringin Timur mengamankan puluhan butir obat, serta
ribuan bungkus jamu tanpa ijin edar, dari berbagai merk dan jenis, di kamar barak, Jalan
Gatot Subroto, Sampit. Minggu (1/9/2019). Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad
Rommel mengatakan, keberhasilan jajaran Satnarkoba Polres Kotim ini berawal dari adanya
laporan warga yang mengetahui akan ada pengiriman obat dan jamu ilegal. "Kemudian
petugas kepolisian melakukan penyidikan, serta berhasil meringkus seseorang yang diduga
pemilik obat ilegal tersebut," kata Rommel melalui grup WhatsApp Mitra Polda Kalteng,
Minggu (1/9/2019).

Setelah berhasil meringkus El Pramono alias Paijo (45), polisi lalu mengembangkan kasus
tersebut, dengan melakukan penggerebekan di salah satu kamar barak, di jalan Gatot
Subroto, Sampit. Hasilnya, polisi menemukan barang bukti berupa 1.079 bungkus jamu,
40.000 butir obat dari berbagai merek dan jenis, serta resi dari salah satu jasa pengiriman.
Kini Paijo, diduga pemilik lebih dari puluhan ribu butir dan ribuan bungkus jamu tanpa izin
edar tersebut sudah diamankan di Polres Kotawaringin Timur.

Jajaran kepolisian juga masih akan terus mengembangkan kasus peredaran obat dan jamu
atau sejenisnya, yang tidak memiliki izin edar. Pemilik obat dan jamu terlarang itu diancam
dengan Pasal 197 dan atau Pasal 196, Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009, tentang
Kesehatan, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara serta denda maksimal
Rp 1 miliar.

Anda mungkin juga menyukai