Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN HEALTH SEEKING BEHAVIOR DENGAN ASAL DAERAH

PADA MAHASISWA UNIVERSITAS SARI MULIA

Disusun Oleh :
Hardiyanti 16.IK.470

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

ii
DAFTAR ISI

ii
BAB I

A. LATAR BELAKANG
Perilaku pencarian penyembuhan atau pengobatan (Health Seeking
Behavior) adalah perilaku orang atau masyarakat yang sedang mengalami sakit
atau masalah kesehatan yang lain, untuk memperoleh pengobatan sehingga
sembuh atau teratasi masalah kesehatannya. (Notoatmodjo, 2010)
Menurut teori faktor yang mempengaruhi dari Helath Seeking Behavior
yaitu : budaya, pendidikan, keseriusan penyakit, dan cakupan asuransi (Fauziyah,
2017). Dari faktor yang ada peneliti ingin meneliti tentang faktor hubungan
dengan mahasiwa.
Dalam penelitian dengan judul “Prefensi Individu Terhadap Pengobatan
Tradisional Di Indonesia” menunjukkan bahwa usia, wilayah tempat tinggal dan
keberadaan pos obat masing-masing berpengaruh terhadap probabilitas individu
untuk memilih pengobatan tradisional. Sedangkan nilai probabilitas pada setiap
variabel menunjukkan bahwa individu dalam rumah tangga yang berusia lanjut,
tinggal di desa dan tinggal di wilayah mempengaruhi perilaku pencarian
pengobatan (Fauziyah, 2017).
Perilaku kesehatan merupakan faktor terbesar kedua setelah lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, dan masyarakat. Perilaku
kesehatan dikelompokkan menjadi dua yaitu yaitu perilaku orang yang sehat
melakukan tindakan untuk terus mempertahankan kesehatannya (healthy
behavior) dan perilaku orang yang sakit melakukan tindakan untuk memperoleh
penyembuhan (Health Seeking Behavior). Health Seeking Behavior dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor (Abdul, 2016).
Di Indonesia memiliki 3.276 lembaga perguruan tinggi. Jumlah mahasiwa
yang terdaftar di seluruh perguruan tinggi di Indonesia adalah 9.408.178,
mahasiwa di kalimantan selatan 110.335 (Statistik pendidikan tinggi, 2017).
Sedangkan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2018 adalah 261.890.872
jiwa (Profil Kesehatan,2017).
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang melakukan proses menimba ilmu
maupun sedang belajar dan terdaftar sedang menjalankan pendidikan pada suatu
institusi seperti universitas, politeknik maupun institusi pendidikan lainnya
(Hartaji, 2012).
Dampak dari faktor faktor yang ada diatas jika tidak terlaksana maka akan
menyebabkan terjadinya hambatan yang mungkin membatasi akses pasien

1
terhadap pelayanan kesehatan, dan kuranya penelitian Health Seeking Behavior di
Indonesia pada masyarakat, maka karena itu, peneliti ingin meneliti tentang
“Hubungan Health Seeking Behavior Dengan Asal Daerah Pada Mahasiswa
Universitas Sari Mulia”.
.

B. RUMUSAN MASALAH
Apakah faktor asal daerah mahasiswa di Universitas Sari Mulia
mempengaruhi tingkat keinginan untuk mengujungi pelayanan kesehatan?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor Health Seeking Behavior yang mempengaruhi
perilaku kesehatan pada mahasiswa dengan asal daerah yang berbeda dalam
Health Seeking Behavior.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara asal daerah dengan
Health Seeking Behavior pada mahasiswa
b. Untuk membandingakan apakah ada perbedaan antara mahasiswa yang
berasal dan dari luar daerah dan asal Banjarmasin berbeda dalam Health
Seeking Behavior

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat akademis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber ilmu pengetahuan mahasiswa
untuk mengetahui apa saja yang mempengaruh faktor-faktor dalam Health
Seeking Behavior yang ada pada mahasiswa, sehingga dapat menjadi bekal
ilmu saat tugas dikemudian hari.

2. Manfaat Klinis

2
a. Sebagai bahan masukan pelayanan kesehatan yang ada di pelayanan
kesehatan agar dapat mengetahui pengaruh faktor-faktor Health Seeking
Behavior di mahasiswa.
b. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan pelayanan
kesehatan agar dapat mengoptimalkan pemberian pelayanan kesehatan.
3. Manfaat Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui
pengaruh asal daerah dalam Health Seeking Behavior dan masyarakat dapat
merubah perilaku yang dapat mengurangi perilaku kesehatan dalam Health
Seeking Behavior.

E. KEASLIAN PENELITIAN

3
BAB II

A. KONSEP
1. Pengertian Health Seeking Behavior
Perilaku pencarian penyembuhan atau pengobatan (Health Seeking
Behavior) adalah perilaku orang atau masyarakat yang sedang mengalami
sakit atau masalah kesehatan yang lain, untuk memperoleh pengobatan
sehingga sembuh atau teratasi masalah kesehatannya (Notoatmodjo, 2010).
Perilaku mencari perawatan kesehatan merupakan aspek dari perilaku
pencarian bantuan kesehatan. Orang berbeda dalam kesediaan mereka untuk
mencari bantuan dari layanan kesehatan. Beberapa pergi mudah untuk
pengobatan sedangkan orang lain hanya pergi ke pelayanan kesehatan saat
kesakitan (Pushpalata,2017).

2. Konsep Health Seeking Behavior


Perilaku mencari perawatan kesehatan menggambarkan sebagai
“rangkaian tindakan perbaikan bahwa individu berusaha untuk memperbaiki
disaat merasa sakit.” (Pushpalata,2017). Dari paraahli berbagai bidang
ekonomi, antropologi, epidemiologi, kebijakan dan manajemen publik telah
dieksplorasi alasan di balik pemanfaatan layanan kesehatan oleh seorang
individu. Ada berbagai model untuk menjelaskan pemanfaatan layanan
kesehatan .
a. Andersen & Newman Model (1973)
Andersen & Newman (1973) rangka pemanfaatan layanan kesehatan,
membayangkan bahwa penggunaan individu perawatan kesehatan
tergantung pada tiga komponen yatu: predisposisi, pendukung, dan
tingkat penyakit.
b. Kroeger (1983).
Kerangka menonjol kedua diberikan oleh Kroeger (1983)
pemanfaatan layanan kesehatan , yang atas dasar kajian literatur
terperinci dalam bidang pemanfaatan kesehatan mengusulkan
kerangka kerja konseptual yang cocok untuk dikembangkan serta
negara-negara berkembang. Kerangka nya terdiri dari, karakteristik
pasien, karakteristik gangguan, pasien persepsi, layanan karakteristik

4
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Health Seeking Behavior
a. Andersen & Newman Model (1973)
keinginan individu perawatan kesehatan tergantung pada tiga komponen
yaitu:
1) Predisposisi
Predisposisi komponen mencoba menjelaskan kecenderungan
seorang individu terhadap penggunaan layanan kesehatan sebelum
awal episode penyakit. Ini terdiri dari demografi, struktur sosial
dan kepercayaan masyarakat.
2) Pendukung
Mengaktifkan komponen terdiri dari variabel yang memainkan
peran pendukung dalam fullment kebutuhan individu dari
perawatan kesehatan. Ini terdiri dari variabel yang mewakili
keluarga dan sumber daya masyarakat
3) Tingkat penyakit.
Tingkat penyakit berfokus pada alasan langsung untuk
penggunaan layanan kesehatan oleh seorang individu.

b. Kroeger (1983).
Faktor- faktor dari kerangka Health Seeking Behavior terdiri dari:
1) Karakteristik pasien
Ini termasuk demografi dan masyarakat variabel terkait
2) Karakteristik gangguan
Karakteristik gangguan terdiri dari tingkat keparahan dan sifat
penyakit ini
3) Persepsi pasien
Persepsi pasien terdiri dari persepsi tentang kesembuhan yang
diharapkan dari pengobatan, persepsi tentang jenis gangguan dan
persepsi tentang penyebab penyakit.
4) Layanan karakteristik
Mencangkup dari layanan yang diberikan oleh pelayanan
kesehatan maupun negara

5
c. Menurut Fauziyah 2017 faktor yang berkorelasi dengan perilaku mencari
kesehatan. yaitu:
1) Sosio-demografi
2) Ekonomi
3) Status perkawinan (Fauziyah, 2017)

d. Hasil Studi Health Seeking Behavior pada masyarakat


Hasil dari penelitian Fauziyah 2017 yang berjudul “Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Health Seeking Behavior Keluarga Di Desa Tutul
Kecamatan Balung Kabupaten Jember” Faktor- faktor yang mempengaruhi
Health Seeking Behavior yaitu :
1) Kombinasi antara perawatan diri dan konsultasi ke penyedia layanan
kesehatan (41%).
2) Perawatan diri (36%).
3) Konsultasi ke pusat kesehatan masyarakat (16%)
4) Konsultasi ke perawatan kesehatan swasta (5%). (Fauziyah, 2017)

Pada penelitian Afolabi 2013 yang berjudul “Health-seeking behaviour


and student perception of health care services in a university community in
Nigeria” hasil di dapatkan bahwa:
1) Sebanyak (37.5%) siswa berkonsultasi kepada teman-temannya .
2) Beberapa siswa (24,7%) lebih memilih apotek komunitas
3) Sementara yang lain menjaga kesehatan mereka atau abstain dari
perawatan medis karena alasan agama (16,8%) (Afolabi, 2013).

6
B. KERANGKA TEORI

Faktor-faktor Health Seeking Behavior

Presisposisi
Pengalaman pelayanan kesehatan Ingin pergi ke
sebelumnya, Persepsi pasien tentang Keinginan pelayanan
kesembuhan, Ekonomi mendapatkan kesehatan
Sosio-demografi kesembuhan Tidak ingin
Umur, jenis kelamin, agama, pergi ke
pendidikan, kepercayaan masyarakat, pelayanan
status perkawinan, persepsi tentang kesehatan
penyakit, geografi

Faktor pengganggu
Health Seeking Interntion to act
Kebiasaan individu,
Behavior (or not)
saran dari orang di
sekitar, letak
pelayanan, pelayanan
yang diberikan

C. KERANGKA KONSEP

Variable bebas Variable terikat


Mahasiswa Universitas Sari Mulia Health Seeking Behavior terhadap
Banjarmasin yang berasal dari luar pelayanan kesehatan
daerah

D. HIPOTESIS
Adanya hubungan health seeking behavior dengan asal daerah pada
mahasiswa Universitas Sari Mulia

7
BAB III

A. DESAIN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasi dengan pedekatan
cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen.

B. POPULASI
Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan

C. SAMPLE
Mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Sari Mulia

D. ANALISIS
Penelitian ini akan di uji di SPSS 24.0 menggunakan uji Chi Square.

E. ALAT UKUR
Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner

F. VALIDITAS

BAB IV

A. HASIL
B. PEMBAHASAN

8
DAFTAR PUSTAKA

Fajar L R, P. N. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


PENCARIAN PELAYANAN KESEHATAN (HEALTH SEEKING
BEHAVIOUR) PADA MAHASISWI PRODI KEPERAWATAN YANG
MENGALAMI KELUHAN DISMENORE DI UNIVERSITAS DIPONEGORO .
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT , 519-526.

Fauziyah, T. H. (2017). FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP HEALTH


SEEKING BEHAVIOR KELUARGA DI DESA TUTUL KECAMATAN
BALUNG KABUPATEN JEMBER . THE INDONESIAN JOURNAL OF
HEALTH SCIENCE, 171-182.

K.B, P. N. (2017). Health care seeking Behavior A Theoretical perspectiv3. Indian


Journal of Research, 790-792.

Notoatmodjo, S. (2010). Imu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Untung S.S, D. B. (2017). Profil Kesehatan Indonesia 2017. Dalam K. K. Indonesia,


Health Statistic (hal. 418). jakarta: Profil Kesehatan Indonesia 2017.

Anda mungkin juga menyukai