2 September 2019
Bayi prematur adalah bayi yang lahir < 37 minggu. Kelahiran prematur adalah penyebab
utama kematian bayi baru lahir (bayi yang hidup dalam 4 minggu pertama
kehidupannya). Perawatan bayi prematur berbeda dengan perawatan bayi cukup bulan,
kondisi tubuh bayi prematur menjadikan beberapa sistim organ belum sempurna.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman ibu merawat bayi
prematur di rumah. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pengambilan
data dengan teknik wawancara secara mendalam dan pertanyaan terbuka. Partisipan
dalam penelitian ini adalah delapan orang ibu yang merawat sendiri bayinya di rumah.
Hasil yang diperoleh terdapat tiga tema yang dihasilkan yaitu timbul perasaan negatif,
perawatan harian yang dilakukan, dan memperoleh dukungan dari berbagai pihak.
Keterlambatan ibu untuk memulai interaksi dengan bayi berakibat terganggunya peran
sebagai ibu. Disarankan ibu mendapat dukungan dan informasi dari tenaga kesehatan
selama dirawat di rumah sakit agar percaya diri merawat bayi prematur di rumah. Bentuk
dukungan moril, finansial dan informasi sangat membantu ibu dalam merawat bayinya di
rumah
Kata kunci : Bayi Prematur, Merawat, Pengalaman
ABSTRACT
Premature babies born under 37 weeks. Premature birth is the main cause of
death for newborns (babies who live in the first 4 weeks of life). Caring premature
baby different from term baby, because some organs system not yet perfectly. This
Study aims to find out how mothers experience caring for premature babies at
home. This study uses qualitative designed with data collection within deep
interview techniques and open questions. Participants in this study were eight
mothers who care for their babies themselves at home. The result obtained is
three themes produced, namely negative feelings, daily care, getting support. The
mothers' commitment to begin interaction with the baby resulting in disruption of
the role of mother. It is recommended that mother get support and information
while caring for premature babies at home. Forms of moral support, financial,
and information are very helpful for mothers in caring for their babies at home.
Keywords: Premature babies, caring, mother experience
Naskah diterima : April 2019 Naskah Revisi : Juli 2019 Naskah diterbitkan :
September 2019
lingkungan fisik yang sesuai seperti: melahirkan anak prematur pada kehamilan
pengaturan suhu, kelembaban udara dan berikutnya dan keadaan kurang gizi juga
kebersihan lingkungan, kebutuhan perfusi akan menyebabkan kelahiran prematur
dan oksigenasi jaringan yang baik, (Prawirohardjo, 2010). Ciri-ciri bayi
kebutuhan nutrisi yang adekuat serta prematur antara lain: ukuran bayi kecil,
kebutuhan emosional dan sosial (Suhardi, kurus karena tidak memiliki lemak
2008). Selama perawatan bayi di rumah subkutan, kepala besar, kulit merah muda
sakit dapat juga dilakukan perawatan halus dan tampak tembus (mengkilap),
dengan Metode Kanguru sebagai pengganti pembuluh darah kecil telihat jelas, banyak
inkubator untuk mempercepat pemulangan terdapat lanugo diseluruh permukaan
bayi dan juga secara ekonomis cukup tubuh, tulang rawan telinga lembut, telapak
efisien dan efektif. Metode ini juga tangan memiliki lipatan, skrotum kecil,
mengurangi hambatan kontak dini ibu testis belum turun, labia minora dan
dengan bayinya dan pemberian air susu ibu klitoris menonjol pada bayi perempuan
(ASI) (Suradi &Yanuaro, 2009). Kriteria menurut Wong (2009).
pemulangan bayi prematur sesuai dengan Beberapa masalah yang sering di jumpai
rekomendasi American Academy of pada bayi prematur adalah jangka panjang
Pediatric (AAP) yaitu bayi dengan berat dan jangka pendek. Jangka panjang berupa
badan 1800 sampai 2000 gram, suhu stabil kelainan neurologik dan jangka pendek
di tempat terbuka, pernafasan stabil tanpa seperti perdarahan, NEC (Necrotizing
oksigen, dapat menyusu dengan baik dan Entero Colitis), BPD(Bronko Pnemonia
sudah tidak menerima obat-obatan. Displasia), retinopati, retardasi mental
Perawatan Metode Kanguru (PMK) (Saifuddin, 2009). Menurut Damanik
lanjutan juga dibutuhkan oleh bayi selama (2008) masalah yang sering terjadi pada
perawatan di rumah karena sangat efektif bayi prematur antara lain: ketidakstabilan
untuk menjaga kestabilan suhu bayi, pola suhu, kesulitan pernapasan, kelainan
pernafasan, denyut jantung yang lebih gastrointestinal dan nutrisi, immaturitas
stabil, frekuensi menangis berkurang dan hati, immaturitas ginjal, Immaturitas
bayi Perawatan bayi di rumah oleh ibu imunologi, kelainan neurologis, kelainan
berdampak pada pertumbuhan dan kardiovaskuler, dan kelainan hemotologi.
perkembangan bayi prematur. Bila ibu Di rumah sakit perawatan menggunakan
tidak melakukan perawatan bayi dengan inkubator terbatas dan memerlukan biaya
benar maka angka kejadian infeksi, yang mahal. Mengingat terbatasnya
malnutrisi dan kematian bayi yang fasilitas di pedesaan, negara– negara
meningkat sehingga akan bertambah bayi berkembang sangat menganjurkan
yang mengalami kesakitan dan kematian. mengadopsi metode perawatan kanguru
yang pelaksanaannya di supervisi oleh
KAJIAN LITERATUR tenaga kesehatan (Agustinayanto, 2008).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada Perawatan metode kanguru membantu
usia kehamilan kurang dari 37 minggu mempertahankan suhu tubuh tetap stabil,
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram sehingga bayi dapat tidur lelap dan refleks
(Nugroho. 2010). Menurut World Health hisap lebih kuat sehingga dapat
Organization (WHO, 2014) mengatakan meningkatkan nutrisi bayi yang berdampak
prematur atau BBLR adalah neonatus yang pada kenaikan berat badan (Anik, 2009).
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 Prinsip prinsip merawat bayi di rumah
gram. Persalinan prematur dapat antara lain: (1) menjadi ibu kanguru,
disebabkan beberapa faktor antara lain: dengan menggendong bayi layaknya
faktor ibu, umur, pendidikan, paritas dan kanguru (2) memperhatikan posisi tidur
riwayat persalinan (Manuaba, 2009). bayi, hindari posisi tengkurap tanpa
Wanita yang sebelumnya mempunyai penjagaan (3) menjauhkan bayi dari orang
riwayat melahirkan prematur akan - orang yang sakit karena imun bayi
mempunyai kemungkinan besar akan prematur rendah sehingga rentan tertular
penyakit (4) melakukan imunisasi rutin
secara berkala (5) memperhatikan nutrisi rumah. Suku bangsa dari partisipan
dengan cara memberikan ASI yang cukup beraneka ragam, diantaranya Batak, Jawa,
sekitar 8 - 10 kali setiap harinya. Sunda, Betawi. Semua partisipan terlibat
Kecukupan ASI dapat kita lihat dari BAK langsung dalam memberikan asuhan
bayi yang sering dan banyak. (6) menjaga kepada bayinya.
kehangatan bayi dengan mengatur suhu Peneliti membahas mengenai tema-tema
lingkungan bayi. Menurut Linbergh & yang dihasilkan dari proses analisa yang
Ohrling (2008) memiliki bayi prematur mengacu pada tujuan penelitian.
adalah hal yang mengejutkan. Ibu tidak Berdasarkan tujuan penelitian diperoleh
siap merawat bayi prematur. tiga tema yang berkaitan dengan
Membutuhkan waktu lama bagi ibu pengalaman ibu merawat bayi prematur di
menerima perannya sebagai ibu dengan rumah, yakni timbul perasaan negatif,
bayi prematur. Sedangkan menurut Morais, perawatan harian yang dilakukan, dan
Quirino & Almeida (2009) memperoleh dukungan dari berbagai
mengungkapkan bahwa ibu menganggap pihak.
bayi prematur itu rentan karena ukuran Timbul perasaan negatif
bayi yang mungil. Dari hasil wawancara dalam penelitian ini
teridentifikasi kondisi stres atau ungkapan
METODE PENELITIAN perasaan ibu memiliki dan merawat bayi
Penelitian ini menggunakan desain prematur di rumah seperti: timbulnya
fenomenologi deskriptif. Penelitian ini perasaan negatif terhadap fisik anak dan
berfokus pada pengumpulan data dengan negatif terhadap diri sendiri.
cara wawancara untuk mengetahui Semua partisipan (n=8) mengungkapkan
fenomena essensial partisipan dalam perasaan negatif terhadap kondisi fisik
pengalaman hidupnya dimana bertujuan anaknya. Berbagai perasaan negatif
untuk menggambarkan secara penuh diceritakan para partisipan, antara lain:
tentang pengalaman dan pengembangan takut tidak bisa nafas, takut biru, takut
persepsi (Polit & Beck, 2012). Penelitian muntah masuk paru-paru. Berikut
ini dilakukan pada ibu yang memiliki bayi ungkapan partisipan yang mendukung:
prematur di daerah Jabodetabek dari
Januari 2018 sampai September 2018. “Setelah pulang takut pasti ada, karena
Teknik pengambilan sampel yaitu Non- saat nangis masih terlihat biru. Pastinya
Probability Sampling dengan Purposive sih mikir ini anak hidup apa ga ya ntar
Sampling. Partisipan dalam penelitian ini atau hidup tetapi cacat. ” (P6)
adalah delapan orang ibu yang merawat
sendiri bayinya di rumah Wawancara yang “Waktu bayinya dibawa pulang tuch saya
dilakukan menggunakan jenis wawancara takut..saya degdegan takut dia lupa nafas,
semi terstruktur dengan menggunakan takut dia biru. Kalau kata suster tuch
pertanyaan terbuka. Saat wawancara kalau dia lupa nafas tuch suka biru, itu
partisipan dimotivasi untuk berbicara yang saya takutkan” (P2)
dengan bebas tentang pengalamamnya
merawat bayi dengan prematur. Lamanya Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi
wawancara dilaksanakan selama 30 menit. adanya perasaan negatif terhadap diri
sendiri saat merawat bayinya di rumah.
PEMBAHASAN Berikut ungkapan yang mendukung:
Jumlah partisipan sebanyak delapan orang
dan berada di rentang usia 26 - 40 tahun “....karena ini anak pertama saya. Saya
yang memiliki anak usia 6 bulan - 5 tahun. juga belum siap. Takut tidak bias
Partisipan berpendidikan D3 dan S1 dan merawat.” (P7)
sebagian berprofesi sebagai ibu rumah
tangga, 3 orang partisipan yang bekerja di “Takut saya ga bisa merawat dengan
perusahaan swasta memilih resign baik....” (P8)
sementara dan merawat anaknya sendiri di
Perawatan menjaga suhu tubuh bayi Salah satu partisipan juga mengungkapkan
dengan cara mengatur suhu AC juga melakukan imunisasi pada bayinya.
diungkapkan oleh dua partisipan. Berikut Berikut kutipan ungkapan partisipan yang
ungkapan partisipan yang mendukung: mendukung:
" AC juga saya perhatikan biasa saya “Yang pasti selain nutrisi untuk melihat
pakai AC enam belas kipas tiga sekarang imunisasinya ya, kita takut ada apa apa”
semenjak ada si baby ACnya saya pakai (P6)
duaenam, duatujuh, duadelapan kipasnya
satu. Yaaaa saya harus berkorban untuk Perawatan menstimulasi otak dengan cara
kepanasan demi dia" (P2) memperdengarkan musik klasik, berikut
ungkapan partisipan yang mendukung:
" Saat tidur selalu saya kasih musik & almeida (2009) mengatakan sebaiknya
musik klasik untuk menstimulasi otaknya " bayi prematur dipenuhi kebutuhan
(P5) nutrisinya dengan ASI saja, karena ASI
sangat penting untuk pertumbuhan dan
“ Memberikan musik instrumen yang perkembangan bayi prematur. Menurut
klasik klasik gitu. Saya pikir sih bisa Depkes (2016) ibu memiliki kewajiban
merangsang dia punya apa namanya ee dalam penjadwalan penimbangan berat
otaknyalah pikirannya " (P6) badan pada bayi BBLR secara rutin setiap
hari setelah pulang dari rumah sakit.
Sebagian besar dari bayi prematur Kenaikan berat badan setiap hari 15
memerlukan perawatan di rumah sakit gram/kg/hari harus tercatat dibuku KMS
sebelum akhirnya dibawa pulang kerumah. anak tersebut. Pada penelitian ini juga
Dinyatakan boleh keluar dari rumah sakit diidentifikasi adanya partisipan yang takut
apabila bayi prematur telah mampu bayinya muntah saat diberikan minum.
menerima asupan ASI atau susu formula Hasil penelitian Riyanti (2012)
tanpa bantuan alat nasogastrik atau mengatakan prinsip utama pemberian
orogastrik, kenaikan berat badan stabil, minum bayi prematur adalah sedikit demi
serta suhu tubuh yang tetap stabil diluar sedikit, secara perlahan dan hati hati.
inkubator (Supardam, dkk, 2010). Hasil Tingkat kematangan anatomi dan fisiologi,
penelitian ini mengidentifikasi cara reflek menghisap dan menelan yang belum
menstabilkan suhu tubuh bayi dilakukan sempurna serta kapasitas lambung yang
dengan cara mengatur tingkat derajat suhu masih terbatas membuat cara memberikan
AC yang dimiliki partisipan dan waktu minum bayi sedikit demi sedikit.
memandikan tidak terlalu pagi untuk Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi
menghindari bayinya kedinginan. Hal ini adanya partisipan yang melakukan metode
sesuai dengan penelitian yang dilakukan kanguru untuk meningkatkan suhu dan
oleh Girsang (2009) yang mengatakan pola berat badan bayinya. Metode ini digunakan
kebersihan adalah pola perawatan yang dengan cara, ibu dan anak melakukan
mendapat perhatian lebih dari partisipan. kontak secara langsung anatar kulit bayi
Perawatan ini adalah perawatan yang dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact.
sering dilakukan pada bayi. Pengaruh Dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya
kondisi fisik bayi yang kecil dan rentan untuk menghangatkan bayi.
akan suhu yang dingin membuat beberapa Metode perawatan ini juga terbukti
partisipan takut memandikan bayinya mempermudah dalam pemberian ASI,
(Riyanti, 2012). meningkatkan stimulasi dan kasih sayang
Hasil penelitian ini mengidentifikasi antara ibu dan bayinya, meminimalkan
partisipan menjemur bayinya pagi hari. Hal terjadinya infeksi (Department
ini sesuai dengan penelitian yang Reproductive Health and Research World
dilakukan oleh Girsang (2009) yang Health Organization Geneva, 2013).
mengatakan bahwa bayi prematur dijemur Ditemukan efek positif dari manfaat
oleh ibunya saat bayi berada di rumah di pelaksanaan metode kanguru pada bayi
pagi hari. Dengan menjemur bayi dipagi prematur ataupun BBLR rerata sangat
hari bayi menjadi hangat, sehingga suhu bermanfaat dalam menurunkan jumlah
bayi bisa terjaga secara optimal. neonatus atau bayi yang lahir meninggal,
Hasil penelitian ini mengidentifikasi ada menghindari BBLR dari kedinginan,
satu partisipan yang membawa bayinya menstabilkan suhu bayi, mengurangi
pulang masih menggunakan orogastrik infeksi, meningkatkan pertumbuhan dan
dikarenakan biaya yang mahal dan tidak perkembangan bayi, meningkatkan
mampu lagi meneruskan perawatan di pemberian ASI eksklusif dan ikatan
rumah sakit. Beberapa partisipan lain (Bounding Attachment) antara ibu dan bayi
memberikan ASI ekslusif dan ASI (Suradi, 2010).
ditambah dengan formula bayi khusus Beberapa partisipan dalam penelitian ini
prematur. Hasil penelitian Morais, Quirino juga teridentifikasi melakukan pijat bayi di
rumah untuk menstimulasi dan menaikkan tertekuk, akhirnya anak saya bernafas
berat badan bayi. Ada yang melakukan lagi” (P3)
setiap hari dan ada juga yang kadang-
kadang melakukan. Hal ini sesuai dengan " kebetulan ada yang bisa bantu ngasih
penelitian yang dilakukan oleh apa namanya..ngasih tambahan PASI gitu.
Rakhmawati (2009) selain dapat Tapi bentuknya sih katanya itu ASi tapi
meningkatan berat badan bayi prematur, serbuk gitu. Ada dokter anak yang baik "
pijat bayi juga dapat meningkatkan daya (P6)
tahan tubuh, memperbaiki peredaran dan
pernafasan bayi, merangsang fungsi Dukungan dari suami, keluarga dan temen
pencernaan, meningkatkan produksi ASI teman sangat membantu para ibu dalam
dan meningkatkan ikatan batin ibu dan mengatasi kecemasan selama merawat bayi
bayinya. prematur di rumah. Dari semua partisipan
yang diteliti mengungkapkan bahwa
Memperoleh dukungan dari berbagai dukungan dari suami, orang tua, mertua,
pihak adik, kakak, teman-teman dan masyarakat
Partisipan mengungkapkan mendapat sangat membantu mereka untuk melakukan
dukungan dari keluarga terutama suami, perawatan bayi di rumah. Hasil penelitian
orang tua, mertua, kakak, adik selama ini juga diungkapkan oleh Shanmugam,
merawat bayi prematur di rumah. Berikut Valliammal. (2015) mengatakan dukungan
ungkapan partisipan yang mendukung: dari perawat seperti edukasi kepada
keluarga dapat membantu terlaksananya
" Dukungannya sih yang pasti suami, perawatan bayi prematur di rumah yang
untungnya sih suaminya sih mau ganti baik. Awal pulang dari rumah sakit,
gantian jaga jagain. sama ada orang tua bantuan suami baik berupa tenaga maupun
saya yang ngasih dukungan ke.. saya juga, kasih sayang yang selalu dicurahkan
dia bantuin saya juga ngasi minum, kepada istri dan anaknya mampu
jagain. Sama ibu mertua saya " (P1) meningkatkan emosional dan kepercayaan
diri ibu merawat bayinya di rumah. Hal ini
" yang mendukung saya yang pasti sesuai dengan penelitian yang dilakukan
suami ya sus ya. Dia selalu mendukung oleh Riyanti (2012) yang mengatakan
saya dari dirawat sampai pulang trus individu dengan sistim pendukung yang
keluarga, ... " (P2) kuat akan membutuhkan intervensi yang
minimum dalam menyelesaikan krisis,
Partisipan juga mendapatkan dukungan sedangkan yang tidak memiliki sistem
yang berasal dari teman-teman. Berikut pendukung yang kuat membutuhkan
ungkapan partisipan yang mendukung: intervensi yang komplek.
Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi
" Teman-teman komplek. Teman-teman ungkapan partisipan yang mengatakan
perkumpulan semua dukung saya "(P2) mendapat dukungan dari teman-teman
kerja. Hal ini sesuai dengan penelitian
" teman teman dekat saya juga ikut Mbekenga, Christensson & lugina (2011)
memberikan support dan semangat ke yang mengatakan bahwa dukungan sosial
saya " (P5) yang diberikan kepada ibu prematur dapat
berasal dari siapa saja, namun yang lebih
Salah satu partisipan mengatakan sering memberi dukungan adalah suami,
mendapat dukungan dari tenaga kesehatan keluarga, ibu kandung, nenek dan teman-
memberikan PASI. Berikut ungkapan temannya.
partisipan yang mendukung:
Dukungan dari tetangga pada partisipan
“...saya rangsang sesuai yang diajarkan selama merawat bayinya di rumah sangat
suster dengan mengelus bagian dada dan membantu ibu dalam merawat bayinya.
memposisikan lehernya jangan sampai Penelitian ini sesuai dengan yang
Epidemiologi and causes of preterm Morais, A.C., Quirino, M.D., & Almeida,
birth. Lancet M.S. (2009). Home Care of The
Premature Baby. Acta Paul enferm.
Guillaume, S., Natacha, et al. (2013).
Parent's Expectations of staff in the Nicholaou, M, Rosewell, R, Marlow, N, &
early bonding process with their Glazebrook, C (2009). Mother
premature babies in the intensive experiences of interacting with their
care setting: A qualitative prematur infant Journal of
multicenter study with 60 parents. Reproductive and Infant psichology
BMC Pediatrics.
Nugroho, T. 2010. Kesehatan Wanita,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Gender dan Permasalahannya.
2015, Pelayanan Kesehatan Ibu di Yogyakarta: Nuha Medika.
Fasilitas Kesehatan Dasar.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing
Krisnadi & Sofie, R. (2009), Prematuritas, Research: Appraising Avidence for
Penerbit Refika Aditama, Bandung. Nursing Practice (9th ed).
Philadelphia: Lippincott Williams &
Lee, C.S., Long, A., &Boore, J. (2009). wilkins
Taiwanese womens experiences of
becoming a mother to a very-low- Prawirohardjo. S. (2010). Pelayanan
birth-weight preterm infant: A kesehatan maternal dan neonatal.
grounded theory study. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Internasional Journal of Nursing
Studies Rahmayanti. (2011), Pelaksanaan
perawatan Metode Kanguru Pada
Linbergh, B., & Ohrling, K. (2008). ibu yang memiliki Bayi BBLR,
Experience of having a prematurly Jakarta
born infant from the prespective of
mothers in northern Sweden. Reeder, Martin & Koniak, G. (2011).
International Journal of Keperawatan Maternitas. Penerbit
Circumpolar Heath Buku Kedokteran EGC, Jakarta