Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No.

2 September 2019

Pengalaman Ibu Dalam Merawat Bayi Prematur di


Rumah
Royantina Simanjuntak1, Lina Dewi Anggraeni2
1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sint Carolus, Jakarta
ABSTRAK

Bayi prematur adalah bayi yang lahir < 37 minggu. Kelahiran prematur adalah penyebab
utama kematian bayi baru lahir (bayi yang hidup dalam 4 minggu pertama
kehidupannya). Perawatan bayi prematur berbeda dengan perawatan bayi cukup bulan,
kondisi tubuh bayi prematur menjadikan beberapa sistim organ belum sempurna.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali lebih dalam pengalaman ibu merawat bayi
prematur di rumah. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pengambilan
data dengan teknik wawancara secara mendalam dan pertanyaan terbuka. Partisipan
dalam penelitian ini adalah delapan orang ibu yang merawat sendiri bayinya di rumah.
Hasil yang diperoleh terdapat tiga tema yang dihasilkan yaitu timbul perasaan negatif,
perawatan harian yang dilakukan, dan memperoleh dukungan dari berbagai pihak.
Keterlambatan ibu untuk memulai interaksi dengan bayi berakibat terganggunya peran
sebagai ibu. Disarankan ibu mendapat dukungan dan informasi dari tenaga kesehatan
selama dirawat di rumah sakit agar percaya diri merawat bayi prematur di rumah. Bentuk
dukungan moril, finansial dan informasi sangat membantu ibu dalam merawat bayinya di
rumah
Kata kunci : Bayi Prematur, Merawat, Pengalaman

ABSTRACT

Premature babies born under 37 weeks. Premature birth is the main cause of
death for newborns (babies who live in the first 4 weeks of life). Caring premature
baby different from term baby, because some organs system not yet perfectly. This
Study aims to find out how mothers experience caring for premature babies at
home. This study uses qualitative designed with data collection within deep
interview techniques and open questions. Participants in this study were eight
mothers who care for their babies themselves at home. The result obtained is
three themes produced, namely negative feelings, daily care, getting support. The
mothers' commitment to begin interaction with the baby resulting in disruption of
the role of mother. It is recommended that mother get support and information
while caring for premature babies at home. Forms of moral support, financial,
and information are very helpful for mothers in caring for their babies at home.
Keywords: Premature babies, caring, mother experience

Naskah diterima : April 2019 Naskah Revisi : Juli 2019 Naskah diterbitkan :
September 2019

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 21


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

PENDAHULUAN merawat bayi prematur. Akibat rasa


Prematur atau Berat Badan Lahir Rendah ketidakpercayaan diri ini peran ibu
(BBLR) merupakan neonatus yang lahir merawat bayi kurang karena lebih sering
dengan berat badan kurang dari 2500 gram dilakukan oleh tenaga kesehatan di ruang
dan dibawah usia 37 minggu (World perawatan bayinya. Hal ini didukung
Health Organization/WHO, 2014). dengan hasil penelitian Nicolaou,
Kelahiran prematur adalah penyebab Rosewell, Marlow & Glazebrook (2009)
utama kematian bayi baru lahir (bayi yang yang menyatakan bahwa ibu bayi prematur
hidup dalam 4 minggu pertama merasa tidak yakin dan cemas ketika
kehidupannya). Dari 184 negara, presentasi memulai berinteraksi dengan bayinya.
bayi lahir prematur adalah 5-18% dari Perasaan tidak percaya diri dan cemas
kelahiran seluruh bayi (Molika, 2014). sering menghambat ibu merawat bayi
Proporsi kematian tertinggi kelahiran prematur.
prematur terjadi di Asia Tenggara (23%, Keterlambatan ibu untuk memulai interaksi
atau lebih dari 400.000 kematian), diikuti dengan bayi berakibat terganggunya peran
oleh Amerika (19%) dan Eropa (18%), dan sebagai ibu. Reaksi orang tua terhadap
diikuti oleh Indonesia (15,5%) (WHO, kelahiran bayi yang tidak sesuai dengan
2013). WHO mencatat angka kelahiran harapan sering dianggap sebagai krisis
bayi di Indonesia sebanyak 4.371.800 jiwa. kekacauan dirinya sebelum akhirnya
Dari jumlah tersebut, 1 dari 6 kasus lahir mampu mengatasi perasaan dan mengatasi
prematur atau 15,5% per 100 kelahiran masalahnya. Proses psikologi orang tua
hidup terlahir prematur (WHO, 2013). antara lain syok, marah dan mencari
Indonesia adalah salah satu negara yang penyebabnya pada diri sendiri dan orang
memiliki presentase kelahiran prematur dan berduka (Reeder, 2011).
yang cukup tinggi yaitu sebanyak 10,2% Perawatan di rumah sakit yang memakan
dengan presentase tertinggi di Sulawesi waktu lama dan biaya yang besar
Tengah (16,8%) dan provinsi Sumatera menimbulkan stres untuk orang tua dan
Utara sebanyak (7,2%) (Kemenkes, 2015). keluarga (Lissauer, 2009). Dukungan
Kelahiran bayi prematur disebabkan sosial yang mencakup keluarga dan
beberapa faktor yaitu faktor ibu dan janin. masyarakat sangat dibutuhkan oleh ibu
Faktor ibu antara lain: kelainan letak (Girsang, 2009). Dukungan keluarga
plasenta, ketuban pecah dini, kelainan diberikan oleh suami, kakak kandung atau
dalam rahim, preeklamsi, perdarahan pada orang tua, dukungan masyarakat dari
kehamilan, uterus berbentuk tidak normal, sekitar tetangga sekitar rumah, dan juga
sedangkan faktor janin adalah kehamilan dukungan dari tenaga kesehatan. Selain
kembar (Goldenberg, Culhane, Iams & mendapat dukungan dibutuhkan juga
Romero, 2008). Sekitar seperlima bayi informasi tentang perawatan bayi di rumah
yang lahir dibawah usia 32 minggu tidak (Nicolaou, Rosewell, Marlow &
dapat bertahan hidup dalam tahun pertama, Glazebrook, 2009). Kurangnya informasi
dibandingkan dengan 1% kematian bayi pada orang tua tentang bayi preterm dapat
yang lahir dengan usia 33-36 minggu menimbulkan perasaan takut dan cemas
(Krisnadi, 2009). sehingga terkadang ibu enggan
Berdasarkan studi pendahuluan yang berpartisipasi dalam perawatan bayinya
dilakukan peneliti melalui wawancara, (Sitohang, 2009).
rata-rata ibu cemas merawat bayinya dan Setiap orang tua yang memiliki bayi
takut menggendong bayinya karena masih prematur membutuhkan sistem pendukung
terlalu kecil, kondisi fisik bayi saat di yang adekuat baik dari keluarga maupun
inkubator terlihat lemah, merintih dan lingkungan diluar keluarga, edukasi berupa
menggunakan alat bantu pernafasan, pengetahuan cara perawatan bayi prematur
seringnya bayi mengalami lupa nafas, suhu yang tepat dan benar (Guillaume &
tubuh bayi gampang dingin, rentan Natacha, 2013). Perawatan bayi di rumah
terhadap infeksi. Hal ini yang membuat sakit diberikan untuk memenuhi kebutuhan
para ibu merasa tidak percaya diri dalam dasar bayi antara lain berupa kebutuhan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 22


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

lingkungan fisik yang sesuai seperti: melahirkan anak prematur pada kehamilan
pengaturan suhu, kelembaban udara dan berikutnya dan keadaan kurang gizi juga
kebersihan lingkungan, kebutuhan perfusi akan menyebabkan kelahiran prematur
dan oksigenasi jaringan yang baik, (Prawirohardjo, 2010). Ciri-ciri bayi
kebutuhan nutrisi yang adekuat serta prematur antara lain: ukuran bayi kecil,
kebutuhan emosional dan sosial (Suhardi, kurus karena tidak memiliki lemak
2008). Selama perawatan bayi di rumah subkutan, kepala besar, kulit merah muda
sakit dapat juga dilakukan perawatan halus dan tampak tembus (mengkilap),
dengan Metode Kanguru sebagai pengganti pembuluh darah kecil telihat jelas, banyak
inkubator untuk mempercepat pemulangan terdapat lanugo diseluruh permukaan
bayi dan juga secara ekonomis cukup tubuh, tulang rawan telinga lembut, telapak
efisien dan efektif. Metode ini juga tangan memiliki lipatan, skrotum kecil,
mengurangi hambatan kontak dini ibu testis belum turun, labia minora dan
dengan bayinya dan pemberian air susu ibu klitoris menonjol pada bayi perempuan
(ASI) (Suradi &Yanuaro, 2009). Kriteria menurut Wong (2009).
pemulangan bayi prematur sesuai dengan Beberapa masalah yang sering di jumpai
rekomendasi American Academy of pada bayi prematur adalah jangka panjang
Pediatric (AAP) yaitu bayi dengan berat dan jangka pendek. Jangka panjang berupa
badan 1800 sampai 2000 gram, suhu stabil kelainan neurologik dan jangka pendek
di tempat terbuka, pernafasan stabil tanpa seperti perdarahan, NEC (Necrotizing
oksigen, dapat menyusu dengan baik dan Entero Colitis), BPD(Bronko Pnemonia
sudah tidak menerima obat-obatan. Displasia), retinopati, retardasi mental
Perawatan Metode Kanguru (PMK) (Saifuddin, 2009). Menurut Damanik
lanjutan juga dibutuhkan oleh bayi selama (2008) masalah yang sering terjadi pada
perawatan di rumah karena sangat efektif bayi prematur antara lain: ketidakstabilan
untuk menjaga kestabilan suhu bayi, pola suhu, kesulitan pernapasan, kelainan
pernafasan, denyut jantung yang lebih gastrointestinal dan nutrisi, immaturitas
stabil, frekuensi menangis berkurang dan hati, immaturitas ginjal, Immaturitas
bayi Perawatan bayi di rumah oleh ibu imunologi, kelainan neurologis, kelainan
berdampak pada pertumbuhan dan kardiovaskuler, dan kelainan hemotologi.
perkembangan bayi prematur. Bila ibu Di rumah sakit perawatan menggunakan
tidak melakukan perawatan bayi dengan inkubator terbatas dan memerlukan biaya
benar maka angka kejadian infeksi, yang mahal. Mengingat terbatasnya
malnutrisi dan kematian bayi yang fasilitas di pedesaan, negara– negara
meningkat sehingga akan bertambah bayi berkembang sangat menganjurkan
yang mengalami kesakitan dan kematian. mengadopsi metode perawatan kanguru
yang pelaksanaannya di supervisi oleh
KAJIAN LITERATUR tenaga kesehatan (Agustinayanto, 2008).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada Perawatan metode kanguru membantu
usia kehamilan kurang dari 37 minggu mempertahankan suhu tubuh tetap stabil,
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram sehingga bayi dapat tidur lelap dan refleks
(Nugroho. 2010). Menurut World Health hisap lebih kuat sehingga dapat
Organization (WHO, 2014) mengatakan meningkatkan nutrisi bayi yang berdampak
prematur atau BBLR adalah neonatus yang pada kenaikan berat badan (Anik, 2009).
lahir dengan berat badan kurang dari 2500 Prinsip prinsip merawat bayi di rumah
gram. Persalinan prematur dapat antara lain: (1) menjadi ibu kanguru,
disebabkan beberapa faktor antara lain: dengan menggendong bayi layaknya
faktor ibu, umur, pendidikan, paritas dan kanguru (2) memperhatikan posisi tidur
riwayat persalinan (Manuaba, 2009). bayi, hindari posisi tengkurap tanpa
Wanita yang sebelumnya mempunyai penjagaan (3) menjauhkan bayi dari orang
riwayat melahirkan prematur akan - orang yang sakit karena imun bayi
mempunyai kemungkinan besar akan prematur rendah sehingga rentan tertular
penyakit (4) melakukan imunisasi rutin

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 23


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

secara berkala (5) memperhatikan nutrisi rumah. Suku bangsa dari partisipan
dengan cara memberikan ASI yang cukup beraneka ragam, diantaranya Batak, Jawa,
sekitar 8 - 10 kali setiap harinya. Sunda, Betawi. Semua partisipan terlibat
Kecukupan ASI dapat kita lihat dari BAK langsung dalam memberikan asuhan
bayi yang sering dan banyak. (6) menjaga kepada bayinya.
kehangatan bayi dengan mengatur suhu Peneliti membahas mengenai tema-tema
lingkungan bayi. Menurut Linbergh & yang dihasilkan dari proses analisa yang
Ohrling (2008) memiliki bayi prematur mengacu pada tujuan penelitian.
adalah hal yang mengejutkan. Ibu tidak Berdasarkan tujuan penelitian diperoleh
siap merawat bayi prematur. tiga tema yang berkaitan dengan
Membutuhkan waktu lama bagi ibu pengalaman ibu merawat bayi prematur di
menerima perannya sebagai ibu dengan rumah, yakni timbul perasaan negatif,
bayi prematur. Sedangkan menurut Morais, perawatan harian yang dilakukan, dan
Quirino & Almeida (2009) memperoleh dukungan dari berbagai
mengungkapkan bahwa ibu menganggap pihak.
bayi prematur itu rentan karena ukuran Timbul perasaan negatif
bayi yang mungil. Dari hasil wawancara dalam penelitian ini
teridentifikasi kondisi stres atau ungkapan
METODE PENELITIAN perasaan ibu memiliki dan merawat bayi
Penelitian ini menggunakan desain prematur di rumah seperti: timbulnya
fenomenologi deskriptif. Penelitian ini perasaan negatif terhadap fisik anak dan
berfokus pada pengumpulan data dengan negatif terhadap diri sendiri.
cara wawancara untuk mengetahui Semua partisipan (n=8) mengungkapkan
fenomena essensial partisipan dalam perasaan negatif terhadap kondisi fisik
pengalaman hidupnya dimana bertujuan anaknya. Berbagai perasaan negatif
untuk menggambarkan secara penuh diceritakan para partisipan, antara lain:
tentang pengalaman dan pengembangan takut tidak bisa nafas, takut biru, takut
persepsi (Polit & Beck, 2012). Penelitian muntah masuk paru-paru. Berikut
ini dilakukan pada ibu yang memiliki bayi ungkapan partisipan yang mendukung:
prematur di daerah Jabodetabek dari
Januari 2018 sampai September 2018. “Setelah pulang takut pasti ada, karena
Teknik pengambilan sampel yaitu Non- saat nangis masih terlihat biru. Pastinya
Probability Sampling dengan Purposive sih mikir ini anak hidup apa ga ya ntar
Sampling. Partisipan dalam penelitian ini atau hidup tetapi cacat. ” (P6)
adalah delapan orang ibu yang merawat
sendiri bayinya di rumah Wawancara yang “Waktu bayinya dibawa pulang tuch saya
dilakukan menggunakan jenis wawancara takut..saya degdegan takut dia lupa nafas,
semi terstruktur dengan menggunakan takut dia biru. Kalau kata suster tuch
pertanyaan terbuka. Saat wawancara kalau dia lupa nafas tuch suka biru, itu
partisipan dimotivasi untuk berbicara yang saya takutkan” (P2)
dengan bebas tentang pengalamamnya
merawat bayi dengan prematur. Lamanya Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi
wawancara dilaksanakan selama 30 menit. adanya perasaan negatif terhadap diri
sendiri saat merawat bayinya di rumah.
PEMBAHASAN Berikut ungkapan yang mendukung:
Jumlah partisipan sebanyak delapan orang
dan berada di rentang usia 26 - 40 tahun “....karena ini anak pertama saya. Saya
yang memiliki anak usia 6 bulan - 5 tahun. juga belum siap. Takut tidak bias
Partisipan berpendidikan D3 dan S1 dan merawat.” (P7)
sebagian berprofesi sebagai ibu rumah
tangga, 3 orang partisipan yang bekerja di “Takut saya ga bisa merawat dengan
perusahaan swasta memilih resign baik....” (P8)
sementara dan merawat anaknya sendiri di

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 24


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Hasil penelitian ini mengidentifikasi situasi yang penuh dengan kecemasan,


perasaan saat pertama melakukan cemas jika anaknya sakit, terluka atau
perawatan bayi prematur di rumah. Rata- tidak bisa mempertahankan kehidupannya.
rata ibu mengalami perasaan takut, sedih, Ketakutan, kesedihan, perasaan cemas dan
cemas, khawatir. Hasil penelitian ini khawatir, sangat mempengaruhi orang tua
sejalan dengan penelitian di negara Swedia saat merawat bayi prematur di rumah.
tentang pengalaman ibu yang memiliki Perasaan cemas ibu akan mempengaruhi
bayi prematur yang merupakan sebuah kemampuan ibu dalam merawat bayi
pengalaman yang sangat dalam yang prematur di rumah, sehingga timbul
membuat orang tua terutama ibu perasaan negatif saat merawat bayinya di
mengalami duka, kecemasan dan sedih rumah. Hal ini sesuai dengan hasil
yang mendalam (Linberg & Ohrling, penelitian Riyanti (2012) Perasaan seperti
2008). Selain itu, penelitian ini juga selaras takut, cemas, khawatir, sedih sangat
dengan penelitian yang dilakukan Lee, mempengaruhi orang tua dalam
Long, & Boore (2009) yang mengatakan berinteraksi dengan bayinya. Perasaan
perawatan khusus bayi prematur cemas ibu akan mempengaruhi
menimbulkan krisis bagi para ibu dan kemampuan ibu dalam merawat bayi
menganggap pengalaman tersebut prematur di rumah, sehingga tidak percaya
merupakan hal yang menyedihkan. diri dalam merawat bayinya.
Rasa takut yang dialami ibu teridentifikasi Perawatan harian yang dilakukan
dari hasil penelitian ini. Salah satu Perawatan harian bayi prematur yang
partisipan dalam penelitian ini mengalami dilakukan partisipan selama di rumah
ketakutan dan ketidaksiapan merawat bayi antara lain: pemenuhan gizi, perawatan
di rumah dan ketidaksiapan merawat bayi tubuh, mengatur lingkungan, mencegah
di rumah. Hal ini sesuai dengan hasil infeksi, menstimulasi perkembangan otak.
penelitian dari Nicolau, dkk (2009) tentang Salah satu partisipan mengungkapkan saat
pengalaman ibu berinteraksi dengan dirumah bayinya masih minum
bayinya, yang menemukan bahwa ibu menggunakan selang ini terlihat dari
merasa takut ketika bayi diperbolehkan kutipan ungkapan partisipan sebagai
pulang untuk dirawat di rumah karena ibu berikut:
kurang mampu merawat di rumah dan
tidak ada petugas kesehatan setelah pulang " Perawatan yang dilakukan inikan
kerumah. Hasil penelitian ini juga problemnya itu dia itu minumnya masih
didukung oleh hasil penelitian Lee, Long, belum bisa, jadi saya pulang bawa selang
& Boore (2009) yang meneliti tentang makan " (P1)
pengalaman wanita Taiwan menjadi ibu
dari bayi prematur dengan hasil ibu bayi Ada juga partisipan yang
prematur menggambarkan perasaan takut mengungkapkan saat di rumah memberi
ketika memiliki bayi prematur. minum dengan tambahan PASI. Berikut
Perasaan cemas yang dirasakan ibu juga ungkapan partisipan yang mendukung:
teridentifikasi dari hasil penelitian ini.
Kekhawatiran dan kecemasan memiliki " Perawatan..yang pastinya sih nutrisi,
bayi prematur yang masih kecil, rentan kan ASI baru sedikit, kebetulan ada yang
terkena penyakit dan tidak bisa bisa bantu ngasih apa namanya..ngasih
mempertahankan hidupnya diungkapkan tambahan PASI gitu. Tapi bentuknya sih
oleh beberapa partisipan didalam katanya itu ASi tapi serbuk gitu" (P6)
penelitian ini. Mereka juga khawatir jika
bayinya mengalami kecacatan yang akan Salah satu partisipan juga mengungkap
berpengaruh pada masa depannya. Hal ini memberi minum dengan tambahan formula
sesuai dengan hasil penelitian Linberg & karena ASInya sedikit dengan cara airnya
Ohrling (2008) tentang pengalaman ibu dimasak dan dipisahkan untuk yang
memiliki bayi prematur di Swedia panas dan yang dingin. Berikut
teridentifikasi bahwa ibu berada dalam ungkapan partisipan yang mendukung:

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 25


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Salah satu partisipan juga mengungkapkan


" Karena ASI saya ga terlalu banyak perawatan menjaga suhu tubuh bayi
harus pakai formula.. Nahhh…untuk dengan cara metode kanguru. Berikut
campuran airnya saya masak semua lalu ungkapan partisipan yang mendukung:
saya pisah yang panas dan yang biasa "
(P8) " Saya ukur suhunya jangan sampai
kedingininan, terutama kakinya tuh sus
Perawatan bayi di rumah yang dilakukan suka dingin, karena masih terlalu kecil
partisipan teridentifikasi salah satunya berat badannya saya sering gendong
memandikan bayi lebih siang dan habis seperti yang diajarin suster. Pakai cara
berjemur. Berikut ungkapan dari gendong kayak kangguru gitu sus " (P7)
partisipan:
" Di rumah saya mandiin pagi, sebelum Hasil penelitian juga mengidentifikasi cara
mandi saya biasanya jemur tuch tapi kalau perawatan bayi yang dilakukan partisipan,
sudah agak siangan baru saya mandiin" berikut ungkapan partisipan yang
(P2)" Mandiin seperti biasa. Cuma kalau mendukung:
baru dari rumah sakit saya hanya satu kali
sehari itupun setelah jemur pagi" (P4) " Sebelum mandi saya biasanya jemur
tuch tapi kalau sudah agak siangan baru
Peneliti juga mengidentifikasi adanya saya mandiin, trus saya pijat bayi" (P2)
ungkapan yang mengatakan memandikan
bayinya dengan sabun khusus yang tidak "Saat santai kadang saya pijat,dengan
bikin alergi. Berikut ungkapan partisipan dipijat bayi saya tidurnya lebih nyenyak"
yang mendukung: (P5)

" Mandiin saya pakai sabun khusus Hasil penelitian mengidentifikasi


yang ga bikin alergi" (P8) perawatan yang dilakukan di rumah untuk
mencegah infeksi dengan cara tidak
Beberapa partisipan yaitu P1, P2 dan P5 memperbolehkan orang berkunjung ke
mengungkapkan bahwa setiap hari kamar bayinya. Berikut kutipan ungkapan
menjemur bayinya sebelum mandi. Berikut partisipan yang mendukung:
ungkapan partisipan yang mendukung:
" Saya juga tidak memperbolehkan
" Sebelumnya sih dijemur dulu ya sus orang orang berkunjung sampai kekamar
ya.. dijemur dulu, abis dijemur trus itu lihat bayinya" (P7)
dimandiin" (P1)
" Saya agak over protektif untuk yang
" Sebelum mandi saya biasanya jemur mo berkunjung dan untuk yang flu atau
tuch " (P2) sakit saya ga kasih" (P8)

Perawatan menjaga suhu tubuh bayi Salah satu partisipan juga mengungkapkan
dengan cara mengatur suhu AC juga melakukan imunisasi pada bayinya.
diungkapkan oleh dua partisipan. Berikut Berikut kutipan ungkapan partisipan yang
ungkapan partisipan yang mendukung: mendukung:

" AC juga saya perhatikan biasa saya “Yang pasti selain nutrisi untuk melihat
pakai AC enam belas kipas tiga sekarang imunisasinya ya, kita takut ada apa apa”
semenjak ada si baby ACnya saya pakai (P6)
duaenam, duatujuh, duadelapan kipasnya
satu. Yaaaa saya harus berkorban untuk Perawatan menstimulasi otak dengan cara
kepanasan demi dia" (P2) memperdengarkan musik klasik, berikut
ungkapan partisipan yang mendukung:

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 26


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

" Saat tidur selalu saya kasih musik & almeida (2009) mengatakan sebaiknya
musik klasik untuk menstimulasi otaknya " bayi prematur dipenuhi kebutuhan
(P5) nutrisinya dengan ASI saja, karena ASI
sangat penting untuk pertumbuhan dan
“ Memberikan musik instrumen yang perkembangan bayi prematur. Menurut
klasik klasik gitu. Saya pikir sih bisa Depkes (2016) ibu memiliki kewajiban
merangsang dia punya apa namanya ee dalam penjadwalan penimbangan berat
otaknyalah pikirannya " (P6) badan pada bayi BBLR secara rutin setiap
hari setelah pulang dari rumah sakit.
Sebagian besar dari bayi prematur Kenaikan berat badan setiap hari 15
memerlukan perawatan di rumah sakit gram/kg/hari harus tercatat dibuku KMS
sebelum akhirnya dibawa pulang kerumah. anak tersebut. Pada penelitian ini juga
Dinyatakan boleh keluar dari rumah sakit diidentifikasi adanya partisipan yang takut
apabila bayi prematur telah mampu bayinya muntah saat diberikan minum.
menerima asupan ASI atau susu formula Hasil penelitian Riyanti (2012)
tanpa bantuan alat nasogastrik atau mengatakan prinsip utama pemberian
orogastrik, kenaikan berat badan stabil, minum bayi prematur adalah sedikit demi
serta suhu tubuh yang tetap stabil diluar sedikit, secara perlahan dan hati hati.
inkubator (Supardam, dkk, 2010). Hasil Tingkat kematangan anatomi dan fisiologi,
penelitian ini mengidentifikasi cara reflek menghisap dan menelan yang belum
menstabilkan suhu tubuh bayi dilakukan sempurna serta kapasitas lambung yang
dengan cara mengatur tingkat derajat suhu masih terbatas membuat cara memberikan
AC yang dimiliki partisipan dan waktu minum bayi sedikit demi sedikit.
memandikan tidak terlalu pagi untuk Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi
menghindari bayinya kedinginan. Hal ini adanya partisipan yang melakukan metode
sesuai dengan penelitian yang dilakukan kanguru untuk meningkatkan suhu dan
oleh Girsang (2009) yang mengatakan pola berat badan bayinya. Metode ini digunakan
kebersihan adalah pola perawatan yang dengan cara, ibu dan anak melakukan
mendapat perhatian lebih dari partisipan. kontak secara langsung anatar kulit bayi
Perawatan ini adalah perawatan yang dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact.
sering dilakukan pada bayi. Pengaruh Dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya
kondisi fisik bayi yang kecil dan rentan untuk menghangatkan bayi.
akan suhu yang dingin membuat beberapa Metode perawatan ini juga terbukti
partisipan takut memandikan bayinya mempermudah dalam pemberian ASI,
(Riyanti, 2012). meningkatkan stimulasi dan kasih sayang
Hasil penelitian ini mengidentifikasi antara ibu dan bayinya, meminimalkan
partisipan menjemur bayinya pagi hari. Hal terjadinya infeksi (Department
ini sesuai dengan penelitian yang Reproductive Health and Research World
dilakukan oleh Girsang (2009) yang Health Organization Geneva, 2013).
mengatakan bahwa bayi prematur dijemur Ditemukan efek positif dari manfaat
oleh ibunya saat bayi berada di rumah di pelaksanaan metode kanguru pada bayi
pagi hari. Dengan menjemur bayi dipagi prematur ataupun BBLR rerata sangat
hari bayi menjadi hangat, sehingga suhu bermanfaat dalam menurunkan jumlah
bayi bisa terjaga secara optimal. neonatus atau bayi yang lahir meninggal,
Hasil penelitian ini mengidentifikasi ada menghindari BBLR dari kedinginan,
satu partisipan yang membawa bayinya menstabilkan suhu bayi, mengurangi
pulang masih menggunakan orogastrik infeksi, meningkatkan pertumbuhan dan
dikarenakan biaya yang mahal dan tidak perkembangan bayi, meningkatkan
mampu lagi meneruskan perawatan di pemberian ASI eksklusif dan ikatan
rumah sakit. Beberapa partisipan lain (Bounding Attachment) antara ibu dan bayi
memberikan ASI ekslusif dan ASI (Suradi, 2010).
ditambah dengan formula bayi khusus Beberapa partisipan dalam penelitian ini
prematur. Hasil penelitian Morais, Quirino juga teridentifikasi melakukan pijat bayi di

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 27


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

rumah untuk menstimulasi dan menaikkan tertekuk, akhirnya anak saya bernafas
berat badan bayi. Ada yang melakukan lagi” (P3)
setiap hari dan ada juga yang kadang-
kadang melakukan. Hal ini sesuai dengan " kebetulan ada yang bisa bantu ngasih
penelitian yang dilakukan oleh apa namanya..ngasih tambahan PASI gitu.
Rakhmawati (2009) selain dapat Tapi bentuknya sih katanya itu ASi tapi
meningkatan berat badan bayi prematur, serbuk gitu. Ada dokter anak yang baik "
pijat bayi juga dapat meningkatkan daya (P6)
tahan tubuh, memperbaiki peredaran dan
pernafasan bayi, merangsang fungsi Dukungan dari suami, keluarga dan temen
pencernaan, meningkatkan produksi ASI teman sangat membantu para ibu dalam
dan meningkatkan ikatan batin ibu dan mengatasi kecemasan selama merawat bayi
bayinya. prematur di rumah. Dari semua partisipan
yang diteliti mengungkapkan bahwa
Memperoleh dukungan dari berbagai dukungan dari suami, orang tua, mertua,
pihak adik, kakak, teman-teman dan masyarakat
Partisipan mengungkapkan mendapat sangat membantu mereka untuk melakukan
dukungan dari keluarga terutama suami, perawatan bayi di rumah. Hasil penelitian
orang tua, mertua, kakak, adik selama ini juga diungkapkan oleh Shanmugam,
merawat bayi prematur di rumah. Berikut Valliammal. (2015) mengatakan dukungan
ungkapan partisipan yang mendukung: dari perawat seperti edukasi kepada
keluarga dapat membantu terlaksananya
" Dukungannya sih yang pasti suami, perawatan bayi prematur di rumah yang
untungnya sih suaminya sih mau ganti baik. Awal pulang dari rumah sakit,
gantian jaga jagain. sama ada orang tua bantuan suami baik berupa tenaga maupun
saya yang ngasih dukungan ke.. saya juga, kasih sayang yang selalu dicurahkan
dia bantuin saya juga ngasi minum, kepada istri dan anaknya mampu
jagain. Sama ibu mertua saya " (P1) meningkatkan emosional dan kepercayaan
diri ibu merawat bayinya di rumah. Hal ini
" yang mendukung saya yang pasti sesuai dengan penelitian yang dilakukan
suami ya sus ya. Dia selalu mendukung oleh Riyanti (2012) yang mengatakan
saya dari dirawat sampai pulang trus individu dengan sistim pendukung yang
keluarga, ... " (P2) kuat akan membutuhkan intervensi yang
minimum dalam menyelesaikan krisis,
Partisipan juga mendapatkan dukungan sedangkan yang tidak memiliki sistem
yang berasal dari teman-teman. Berikut pendukung yang kuat membutuhkan
ungkapan partisipan yang mendukung: intervensi yang komplek.
Hasil penelitian ini juga mengidentifikasi
" Teman-teman komplek. Teman-teman ungkapan partisipan yang mengatakan
perkumpulan semua dukung saya "(P2) mendapat dukungan dari teman-teman
kerja. Hal ini sesuai dengan penelitian
" teman teman dekat saya juga ikut Mbekenga, Christensson & lugina (2011)
memberikan support dan semangat ke yang mengatakan bahwa dukungan sosial
saya " (P5) yang diberikan kepada ibu prematur dapat
berasal dari siapa saja, namun yang lebih
Salah satu partisipan mengatakan sering memberi dukungan adalah suami,
mendapat dukungan dari tenaga kesehatan keluarga, ibu kandung, nenek dan teman-
memberikan PASI. Berikut ungkapan temannya.
partisipan yang mendukung:
Dukungan dari tetangga pada partisipan
“...saya rangsang sesuai yang diajarkan selama merawat bayinya di rumah sangat
suster dengan mengelus bagian dada dan membantu ibu dalam merawat bayinya.
memposisikan lehernya jangan sampai Penelitian ini sesuai dengan yang

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 28


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

dikatakan Girsang (2009) bahwa kelompok tubuh, mengatur lingkungan, mencegah


masyarakat yang banyak memberikan infeksi dan menstimulasi otak. Semua
dukungan adalah tetangga. Biasanya perawatan harian yang dilakukan lebih
bentuk dukungan yang mereka berikan khusus dibanding perawatan bayi-bayi
adalah dengan menanyakan kabar, normal pada umumnya karena berat badan
membesuk dan menemani ibu di rumah. kacil dan sistem organnya yang masih
Adanya dukungan berupa materi atau belum matur. Dukungan yang diperoleh
finansial yang diperoleh partisipan selama oleh ibu dari keluarga, lingkungan
merawat bayinya di rumah. Karena biaya masyarakat dan tenaga kesehatan baik dari
perawatan bayi itu mahal, baik biaya di segi moril, finansial dan informasi sangat
rumah sakit maupun biaya setelah bayi berperan penting dalam kelangsungan dan
berada di rumah. Hasil penelitian ini sesuai kelancaran proses perawatan bayinya
dengan penelitian yang dilakukankan oleh dirumah. Pelayanan keperawatan
Waiswa (2010) yang mengatakan diharapkan dapat memberikan pelayanan
perawatan bayi prematur di rumah yang holistik bagi bayi dan ibu yang
membutuhkan biaya. Biaya tersebut melakukan perawatan bayi di rumah.
dibutuhkan untuk membeli kebutuhan Adapun pelayanan yang dapat diberikan
selama merawata bayi di rumah antra lain: berupa pemberian dukungan emosional
bahan bakar arang untuk menghangatkan dan informasi mengenai perawatan bayi di
bayi, minyak untuk mengolesi bayi, baju rumah. Rutin melakukan kunjungan atau
dan selimut bayi. Adanya dukungan kontak dengan ibu yang merawat bayi
finansial yang cukup akan serta merta prematur di rumah untuk mengetahui
membantu memenuhi kebutuhan bayi perkembangan bayi dan sejauh mana ibu
dengan baik dan status kesehatan bayipun mampu merawat bayi prematur di rumah.
ikut meningkat.
Salah satu dari partisipan dalam penelitian REFERENSI
ini juga mengungkapkan bahwa suami dan
keluarga tidak hanya bicara saja tetapi ikut Agustriana, T. (2012), Faktor-faktor yang
berpartisipasi langsung dalam merawat Berhubungan dengan Persalinan
bayinya di rumah. Hal ini sesuai dengan Prematur di Indonesia Tahun 2010
penelitian yang dilakukan oleh Mbekenga, (Analisis Data Rikerdas), Skripsi
Christensson & lugina (2011) yang S.Kep, Universitas Indonesia.
mengatakan bahwa dukungan fisik yang
diberikan keluarga antara lain ibu kandung, Anik, M. (2009), Perawatan Metode
saudara perempuan, nenek, tetangga yang Kanguru, http//www.Info kes.com,
ikut membantu ibu ketika memandikan, diakses:12/6/2011
merawat tali pusat, memberi makan juga
membantu pekerjaan rumah. Dengan Depkes RI (2016). Perawatan Bayi Berat
adanya bantuan fisik tersebut akan Lahir Rendah (BBLR) dengan
membantu ibu dalam mengurangi beban Metode Kanguru terhadap Respon
kerjanya dan meningkatkan perhatian lebih Psikologis Bayi Prematur. Jakarta:
dalam mengurus bayi prematur di rumah. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Nasional Volume 5.
PENUTUP
Timbulnya perasaan negatif pada ibu yang Girsang, B. M. (2009). Pola Perawatan
merawat bayinya di rumah dikarenakan Bayi Berat Lahir rendah (BBLR)
masih seringnya bayi lupa bernafas dan oleh ibu di rumah sakit dan di
berat badan bayi yang masih terlalu kecil, rumah dan hal-hal yang
sehingga timbul perasaan takut, cemas dan mempengaruhi: Study Grounded
khawatir saat merawat bayi prematur di Theory. Universitas indonesia.
rumah. Perawatan harian yang dilakukan
saat merawat bayi prematur di rumah Goldenberg, R. L., Culhane, J.F., Iams, J.
antara lain pemenuhan gizi, perawatan D., & Romero, R. (2008)

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 29


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Epidemiologi and causes of preterm Morais, A.C., Quirino, M.D., & Almeida,
birth. Lancet M.S. (2009). Home Care of The
Premature Baby. Acta Paul enferm.
Guillaume, S., Natacha, et al. (2013).
Parent's Expectations of staff in the Nicholaou, M, Rosewell, R, Marlow, N, &
early bonding process with their Glazebrook, C (2009). Mother
premature babies in the intensive experiences of interacting with their
care setting: A qualitative prematur infant Journal of
multicenter study with 60 parents. Reproductive and Infant psichology
BMC Pediatrics.
Nugroho, T. 2010. Kesehatan Wanita,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Gender dan Permasalahannya.
2015, Pelayanan Kesehatan Ibu di Yogyakarta: Nuha Medika.
Fasilitas Kesehatan Dasar.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2012). Nursing
Krisnadi & Sofie, R. (2009), Prematuritas, Research: Appraising Avidence for
Penerbit Refika Aditama, Bandung. Nursing Practice (9th ed).
Philadelphia: Lippincott Williams &
Lee, C.S., Long, A., &Boore, J. (2009). wilkins
Taiwanese womens experiences of
becoming a mother to a very-low- Prawirohardjo. S. (2010). Pelayanan
birth-weight preterm infant: A kesehatan maternal dan neonatal.
grounded theory study. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Internasional Journal of Nursing
Studies Rahmayanti. (2011), Pelaksanaan
perawatan Metode Kanguru Pada
Linbergh, B., & Ohrling, K. (2008). ibu yang memiliki Bayi BBLR,
Experience of having a prematurly Jakarta
born infant from the prespective of
mothers in northern Sweden. Reeder, Martin & Koniak, G. (2011).
International Journal of Keperawatan Maternitas. Penerbit
Circumpolar Heath Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Lissauer, T & Fanaroff, A. (2009). At a Riyanti. (2012), Pengalam Ibu Merawat


Glance Neonatologi diterjemahkan Bayi Prematur di rumah , Tesis
dalam bahasa Indonesia: Indonesia M.Kep, Universitas indonesia.
Erlangga.
Saifuddin, A.B. (2009). Ilmu Kebidanan
Manuaba, IBG. (2009). Kapita selekta sarwono prawirohardjo, PT bina
penatalaksanaan rutin obstetri Pustaka sarwono Prawirohardjo,
ginekologi dan KB. Jakarta: EGC. Jakarta

Mbekenga. C.K., Christennson, K., Shanmugam, V. (2015). Stress and coping


Lugiana, H.I. & Olsson, P. (2011), Strategies Among mothers of
Joy. Struglee and Support: Neonates, admitted in Neonatal
Postpartum Experiences of First- Intensive care unit. Asian Journal
Time Mother in Tanzanian Suburb. Of nursing Education and Research.
Women and Birth
Sitohang, N.A. (2009) Asuhan
Molika, E . (2014), Pintar Mengurus Bayi Keperawatan pada Bayi Berat
Prematur, Arena KIDS, Jakarta. Badan lahir Rendah Universitas
Sumatera Utara (USU): USU
Library

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 30


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 7 No. 2 September 2019

Soepardam, dkk (2010), Panduan


perawatan bayi sakit. Jakarta: Puspa
Swara.

Suhardi (2008), Penatalaksanaan dan


Perawatan bayi Dismatur ( Bayi
Berat Lahir rendah), Medika

Suradi, et al. 2010. Indonesia Menyusui.


Jakarta: IDAI.

Suradi, R., & Yunarso, P. B. (2009).


Metode Kanguru sebagai pengganti
inkubator bagi BBLR. Sari Pediatri

Damanik, S.M. (2008). Buku Ajar


Neonatologi edisi pertama: IDI

Waiswa, P., Nyanzi, S., Namusoko, S, K.,


Peterson, S., Tomson, G., Pariyo,
G.W. et al (2010). Inever Thouht
that this Baby Would Survive;I
Thougt that it would.

WHO. (2013). Comprehensive


Implementation Plan on Maternal,
Infant and Young Child Nutrition

WHO. (2014), Preterm Birth, Dillihat pada


18 Maret 2015, dari
http://www.who.int.

Wong, L., Donna et al. 2009, Buku ajar


Keperawatan Pediatrik vol.1,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta. Alih bahasa: Agus Sutarna,
S.Kp, & dr. H.Y. Kuncara.

World Health Organizaton (WHO) (2013).


Development of Strategy Towards
Promoting Optimal Fetal Growth.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 31


http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan

Anda mungkin juga menyukai