MAKALAH INOVASI
OLEH:
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat baik terhadap angka kematian bayi. Pengaruh demikian tidak tampak
pada angka kematian perinatal. Dalam 30 tahun terakhir ini angka kematian
bayi turun dengan mencolok, akan tetapi angka kematian perinatal dalam
ukuran untuk menilai kualitas pengawasan selama masa neonatal karena hal
tidak diketahui secara pasti karena belum ada survey yang menyeluruh. angka
yang ada ialah angka kematian perinatal di rumah sakit – rumah sakit besar
pemberian makan (10 persen), tetanus neonatorum (10 persen), lainnya (13
Pada saat ini bayi berat lahir rendah merupakan masalah kesehatan
faktor yang mendorong terjadinya berat badan lahir rendah antara lain faktor
ibu yaitu gizi saat hamil yang kurang, umur, jarak kelahiran, status pekerjaan
serta penyakit menahun pada ibu hamil yang dapat menyebabkan Bayi Berat
2012). Salah satu cara perawatan pada bayi untuk meningkatkan berat badan
pada bayi dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) dan prematur yaitu dengan
cara metode kanguru, dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan
tubuhnya pun lebih baik. Selain itu, cara ini mencegah bayi kedinginan. Bayi
lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat badan menjadi lebih
cepat.
B. Rumusan Masalah
tetap hangat dan dapat meningkatkan hubungan antara ibu dengan bayinya.
Metode tersebut tidak hanya dapat dilakukan pada bayi dengan keadaan
khusus, namun semua bayi perlu dijaga untuk tetap hangat. Dengan begitu
pemberian inovasi terkait dengan penggunaan metode kanguru pada ibu dapat
dengan bayinya.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan berat badan pada bayi baru lahir berat lahir rendah dengan
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Cara metode kanguru, dengan cara ini detak jantung bayi stabil dan
tubuhnya pun lebih baik. Selain itu, cara ini mencegah bayi kedinginan. Bayi
lebih tenang, lebih jarang menangis, dan kenaikan berat badannya menjadi
lebih cepat.
ke kulit antara ibu dan bayi baru lahir dalam posisi seperti kanguru. Dengan
metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi baru lahir prematur
dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu.
Sehingga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.
tubuh yang efektif dan lama serta denyut jantung dan pernafasan yang stabil
pada bayi. Perawatan kulit ke kulit mendorong bayi untuk mencari puting dan
mengisapnya, hal ini mempererat ikatan antara ibu dan bayi serta membantu
bayi baru lahir. Metode ini adalah salah satu teknik yang tepat dan sederhana,
serta murah dan sangat dianjurkan untuk perawatan pada bayi BBLR. Metode
manfaat lebih yang tidak didapat dari pemberian inkubator. Pemberian metode
kangguru ini dirasa sangat efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang
sangat mendasar seperti kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi,
dan intensif. Metode ini tidak diberikan secara terus menerus sepanjang
waktu, hanya diberikan ketika ibu mengunjungi bayi yang masih berada
dalam inkubator dengan durasi minimal satu jam secara terus menerus dalam
satu hari. Metode ini dapat dimulai pada bayi yang yang sakit, yang berada
2013)
dapat membuat bayi stress. Strategi yang dapat dilakukan untuk menghindari
hal tersebut antara lain: Jika bayi masih berada di fasilitas pelayanan
kesehatan, maka lebih baik bayi diletakkan di inkubator. Apabila bayi telah
(Amalia & Herawati, 2018). Pengetahuan ibu BBLR berkaitan dengan umur
dan pendidikan ibu, semakin tinggi pendidikan ibu makan semakin banyak
ilmu pengetahuan yang didapat (Amalia & Herawati, 2018; Idris & Enggar,
pengetahuan dan tingkat pendidikan ibu. Pengetahuan ibu yang baik, akan
berikut :
ekstensi.
6. Lakukan PMK minimal 1 jam, PMK bisa dilakukan ibu, ayah atau
hambatan seperti ibu takut menyentuh bayi, takut terhadap lingkungan dan
peralatan yang ada pada bayi dan kehadiran ibu yang tidak terus menerus
kepanasan dan terlihat tidak nyaman (19,5%), waktu berkurang untuk anak
lain (7,1%) dan terlalu stres (7,1%) (Opara & Okorie, 2017)
yang dilakukan kurang dari 4 jam sehari. PMK memberikan efek kepada bayi
badan bayi, dan daya hisap bayi meningkat (Parsa et al., 2018; Stuard, 2016).
Penelitian Opara dan Okorie (2017) mengemukakan durasi PMK yang efektif
dilakukan selama di rumah sakit 2,03 ± 1,22 ( 0,81 – 3,25) jam dan di rumah
selama 3,25 ± 2,85 (0,5 – 12) jam. Hal ini didukung oleh penelitian
Namnabati et al., (2016) yang menyatakan durasi PMK selama 60 menit
1. Menurunkan AKN
suhu, laju pernapasan, dan laju denyut jantung bayi lebih cepat dari bayi
yang dirawat dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa nyaman dan
hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda vital dapat lebih cepat stabil.
kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR tanpa PMK (120 menit vs. 180
menit)
2. Mengurangi Infeksi
bayi terpapar oleh kuman komensal yang ada pada tubuh ibunya sehingga
sebesar 3,9% pada kelompok PMK dan 14,8% pada kelompok kontrol
infeksi pada bayi adalah bayi dapat dipulangkan lebih cepat sehingga
masa perawatan lebih singkat, dan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
badan, panjang badan dan lingkar kepala BBLR yang menjalani PMK
dengan pemberian ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan sangat
mudah diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena bayi dengan PMK,
menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu
setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu dapat dengan mudah merasakan
bayi untuk mencari puting susu ibunya. Ibu dapat menilai kesiapan
dan menilai isapan mulut bayi. Berikan ASI saat bayi sudah terjaga dari
tidurnya. Bila telah terbiasa melakukan PMK, ibu dapat dengan mudah
metode kanguru juga meningkatkan ikatan (bonding) ibu dan bayi serta
ayah dan bayi secara bermakna. Posisi bayi yang mendapat PMK
Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat meningkatkan produksi ASI
ibu, sehingga ibu akan lebih sering memberikan air susunya sesuai dengan
kebutuhan bayi.
langsung ke payudara ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah
Pemberian ASI pada bayi yang dilakukan PMK umumnya akan diteruskan
di rumah saat dipulangkan, dan lama pemberian ASI lebih panjang. PMK
PENUTUP
A. Kesimpulan
merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau kelahiran prematur
dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau
B. Saran
Untuk memantau kecukupan asupan ASI, timbang bayi sekali sehari hingga
seminggu, dan selanjutnya timbang bayi sekali seminggu sampai usia bayi
Adam, A., Bagu, A. A., & Sari, N. P. (2016). Pemberian Inisiasi Menyusu Dini Pada
Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(2), 76.
https://doi.org/10.33490/jkm.v2i2.19
Asih, Y., & Risneni. (2016). Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan (Pertama). Trans
Info Media.
Amalia, L., & Herawati, E. (2018). Hubungan pengetahuan dan sikap dalam
pelaksanaan perawatan metode kanguru. Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia, 4(2). https://doi.org/10.17509/jpki.v4i2.13658
Giannì, M. L., Bezze, E., Sannino, P., Stori, E., Plevani, L., Roggero, P., … Mosca,
F. (2016). Facilitators and barriers of breastfeeding late preterm infants
according to mothers’ experiences. BMC Pediatrics, 16(1), 1–8.
https://doi.org/10.1186/s12887- 016-0722-7
Idris, I., & Enggar, E. (2019). Pengaruh penyuluhan menggunakan audio visual
tentang asi eksklusif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil di puskesmas
Singgani kota Palu. Jurnal Bidan Cerdas (JBC), 2(1), 1.
https://doi.org/10.33860/jbc.v2i1.159
Fitri, L. (2018). Hubungan Bblr Dan Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Di
Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance, 3(1), 131.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.1767
Hutagaol, H. S., Darwin, E., & Yantri, E. (2014). Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) terhadap Suhu dan Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir. Jurnal
Kesehatan Andalas, 3(3), 332–338. https://doi.org/10.25077/jka.v3i3.113
Marmi. (2015). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Pustaka Pelajar.
Namnabati, M., Talakoub, S., Mohammadizadeh, M., & Mousaviasl, F. (2016). The
implementation of kangaroo mother care and nurses’ perspective of barriers in
Iranian’ NICUs. Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, 21(1), 84.
https://doi.org/10.4103/1735-9066.174753
Nina, M., Magdalena, Z., & Przemko, K. (2018). Does type of feeding affect body
composition in very low birth weight infants? A prospective cohort
study. Science Direct, 04(010), 1–6.
https://doi.org/10.1016/j.pedneo.2018.04.010
Opara, P., & Okorie, E. (2017). Kangaroo mother care: Mothers experiences post
discharge from hospital. Journal of Pregnancy and Neonatal Medicine, 01(01),
16–
Triningsih, W. (2019). Tata Laksana Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR). In Perinotologi RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
https://sardjito.co.id/2019/06/03/tata-laksana-perawatan-bayi-berat-badan-lahir-