Anda di halaman 1dari 8

Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan

Mitos : Sering minum es menyebabkan bayi menjadi besar di dalam kandungan.


Fakta : Besarnya bayi di dalam kandungan bukan disebabkan karena sering
mengkonsumsi es, melainkan di dalam es yang dikonsumsi tersebut sering
tercampur dengan sirup atau gula yang mengandung karbohidrat sehingga dapat
membuat bobot bayi bertambah.

Mitos : Jika mengidam atau menginginkan sesuatu tidak kesampaian, anak yang
dilahirkan akan ileran.
Fakta : Tidak ada hubungan antara mengidam dan anak yang ileran. Hingga saat
ini, belum ada bukti secara klinis yang menemukan kaitan antara mengidam
dengan kondisi kesehatan janin.

Mitos : Minum air rebusan kacang hijau atau sering mengkonsumsi kacang hijau
dapat melebatkan rambut bayi.
Fakta : Kacang hijau memang bagus untuk dikonsumsi ibu hamil karena
mengandung serat yang tinggi serta vitamin B1, B6 dan B12. Namun lebat atau
tidaknya rambut bayi yang lahir bukan tergantung dari asupan kacang hijau
melainkan tingkat gizi janin yang tercukupi serta faktor genetik.

Mitos : Minum susu kedelai atau air kelapa dapat membuat kulit bayi menjadi
putih.
Fakta : Warna kulit bayi bukan ditentukan oleh seringnya mengkonsumsi susu
kedelai atau air kelapa melainkan dipengaruhi oleh faktor genetik dari kedua
orang tuanya.

Mitos : Bentuk Perut Menentukan Jenis Kelamin Bayi.


Fakta : Belum ada bukti penelitian yang membenarkan hal itu. Yang jelas, lebar
dan mancungnya perut ibu hamil biasanya dipengaruhi oleh posisi bayi serta
kandung kemih.
Mitos : Jika warna leher dan puting berubah menjadi gelap, berarti anak yang
dikandung adalah laki-laki.
Fakta : Perubahan warna pada leher atau puting tidak ada hubungannya dengan
jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada ibu hamil diakibatkan
peningkatan progesteron dan melanost (hormon yang mengatur pigmentsi kulit).
Karena itu, leher dan puting yang menghitam adalah hal yang biasa terjadi pada
saat kehamilan, baik pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki atau
perempuan, dan gejala ini akan menghilang dengan sendirinya setelah
melahirkan.

Mitos : memotong dan menjahit baju membuat bibir sumbing.


Fakta : Bibir sumbing biasanya terjadi karena pengaruh obat-obatan yang
diminum ibu saat hamil, efek radiasi, atau faktor genetik.

Mitos : Minum minyak kelapa agar mudah melahirkan.


Fakta : Yang mempengaruhi lancar tidaknya kelahiran adalah ukuran panggul,
berat bayi, posisi bayi dalam kandungan, pecah atau belumnya ketuban serta
kondisi fisik dan psikologis ibu itu sendiri. Sedangkan minyak kelapa yang
diminum akan masuk ke dalam saluran pencernaan sehingga hanya akan
menambah lemak nabati di dalam tubuh. Efek negatifnya malah bisa
mengakibatkan mules. Yang benar adalah pada proses persalinan, jalan lahir
diberi jeli atau minyak kelapa. Jadi minyak kelapa yang diminum tidak
berpengaruh terhadap kelancaran dalam proses persalinan.

Mitos : Ibu hamil tidak boleh makan nanas, durian, nangka dan daging kambing.
Fakta : Pantangan untuk tidak boleh makan nanas, durian, nangka dan daging
kambing sebenarnya tergantung dari kondisi janin dalam kandungan (lemah atau
kuat) dan kondisi kesehatan dari ibu hamil itu sendiri. Nanas tidak disarankan
bagi ibu hamil dengan usia kehamilan muda (1 - 4 bulan) karena dalam
kandungan nanas (khususnya nanas muda) terdapat unsur antelmintik dan
abortivum yang berpotensi untuk memunculkan kontraksi dalam kandungan
sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan keguguran pada ibu hamil dengan
kandungan yang lemah. Sedangkan bagi ibu hamil dengan usia kehamilan tua (di
atas 4 bulan) diperbolehkan untuk makan nanas tapi dalam batas kewajaran. Bagi
ibu hamil yang mengalami hipertensi memang diharuskan menghidari makanan
seperti daging kambing dan durian dengan alasan kesehatan. Sedangkan nangka
banyak menghasilkan gas dalam perut sehingga sebaiknya dihindari oleh ibu
hamil sebab pada ibu hamil gerakan lambung melambat dan membentuk gas
sehingga mengakibatkan perut terasa kembung.

Ketika kita hamil, muncullah beberapa “nasehat” ataupun larangan / pantangan.


Tidak boleh ini, harus itu, dan sebagainya. Padahal itu cuma mitos belaka.

“Wah, bayimu pasti perempuan. Soalnya, sejak hamil kamu jadi senang
berdandan. Dulu mbakyumu juga begitu. Pokoknya, tebakan Ibu nggak pernah
meleset, deh!” kata seorang wanita baya tentang calon cucunya.

Ternyata tebakannya memang benar. Lahirlah seorang bayi wanita mungil dan
cantik. “Tuh, benar, kan, kata Nenek. Kamu memang sudah kelihatan perempuan
sejak dalam kandungan ibumu,” tutur sang nenek bahagia sambil menggendong
cucunya.

Benarkah bahwa ibu hamil yang senang bersolek pertanda ia bakal melahirkan
bayi perempuan? Sementara ibu hamil yang cenderung malas berdandan pasti
akan melahirkan bayi lelaki?

Secara medis, tentu saja hal itu tak ada kaitannya. Karena yang menentukan bayi
itu laki-laki atau perempuan adalah sperma ayah. Tapi, namanya juga mitos, sah-
sah saja berlaku di tengah masyarakat. Yang jelas, mitos ini berkembang dari
mulut ke mulut dan akhirnya cenderung dipercaya sebagai sebuah kebenaran.
Setiap larangan / pantangan atau anjuran, tetap harus ada alasannya. Apalagi
zaman sekarang ini kita bisa mengkonsultasikan masalah kehamilan dengan
dokter atau bidan.

Bagaimana mitos-mitos seputar kehamilan yang biasa kita dengar dan bagaimana
penjelasannya secara akal sehat dan juga medis?

BERKAITAN DENGAN PERILAKU

~ Wanita hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu
dilakukan, bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Tentu saja tak demikian. Itu cuma takhayul saja. Tapi, yang perlu diingat,
membunuh atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.

~ Dilarang menutup lubang-lubang, seperti lubang semut karena akan


menyulitkan proses persalinan. Sulitnya persalinan tentu saja bukan ditentukan hal
itu. Seperti kita tahu, proses persalinan tergantung pada 3P (power, passage,
passanger). Proses persalinan bisa berjalan lancar jika ketiga komponen tersebut
dalam kondisi baik. Ukuran bayi (passanger) tak terlalu besar agar bisa melalui
jalan lahir (passage). Didukung oleh konstraksi (power) yang teratur dan efektif
sehingga mampu membuka jalan lahir.

~ Harus memakai tali/benang warna hitam melingkari perut di atas rahim agar
bayi dalam kandungan tak naik lagi letaknya sehingga proses persalinan bisa
berjalan lancar.Agar dipahami dengan jelas, letak bayi mengalami tahapan-
tahapan. Kepalanya akan masuk ke rongga panggul menjelang dan pada saat
proses persalinan.

~ Ibu hamil disarankan memasang gunting kecil atau pisau kecil pada pakaian
dalam agar janin terhindar dari marabahaya.Yang bahaya justru bila gunting atau
pisau kecil itu menusuk kulit ibu. Betul, kan?
~ Menyematkan kantung kecil bersisi paku atau bawang putih pada pakaian dalam
agar terhindar dari gangguan kuntilanak.Wah, yang ini, jelas-jelas takhayul.
Salah-salah paku tersebut dapat melukai ibu.

~ Ibu hamil dilarang melilitkan handuk di leher agar anak yang dikandungnya tak
terlilit tali pusat.Ini pun jelas mengada-ada karena tak ada kaitan antara handuk di
leher dengan bayi yang berada di rahim.

Penjelasan secara medis, seperti diterangkan dr. Judi, hiperaktivitas gerakan bayi,
diduga dapat menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya terlalu aktif. Jadi, tak
heran bila ada anjuran agar ibu hamil sudah mengambil cuti sebulan menjelang
persalinan. Diharapkan ibu tak terlalu lelah, agar hal-hal yang tak diharapkan tak
terjadi menjelang persalinan. Dan bisa mempersiapkan segala keperluan untuk
bayi dan ibu sendiri.

~ Agar persalinan lancar, pada Upacara 7 Bulanan, calon ibu dan calon ayah
diminta meloloskan ikan/belut melalui kain sarung yang dikenakan ibu. Jika
ikan/belut keluar dengan lancar (tak menyangkut), pertanda persalinan bakal
lancar. Tentu saja itu tak benar. Karena, seperti sudah disebutkan di atas, lancar-
tidaknya sebuah proses persalinan tergantung pada berat janin, tenaga mengejan si
ibu, dan jalan lahir. Jika semuanya saling mendukung, bisa ditebak pasti lancar.

~ Jika mengendurkan semua tali yang ada di rumah, persalinan akan berjalan
lancar. Yang ini juga tak masuk akal. Yang benar, jika ibu menggunakan pakaian
longgar (tanpa tali-tali yang mengikat), ia akan merasa lebih nyaman. “Sehingga
kenyamanan tersebut membuatnya bisa rileks menjalani kehamilan dan
menyambut kelahiran,” kata dr. Judi.

~ Tabu jika sudah menyiapkan perlengkapan bayi sebelum bayi lahir. Ah, yang
benar saja. Alangkah repotnya jika semua perlengkapan baru dibeli saat si kecil
sudah lahir. Yang pasti, jangan terlalu boros dulu. Jadi, yang disiapkan hanya hal-
hal yang benar-benar diperlukan dalam jumlah secukupnya.
~ Jika ibu hamil senang bersolek maka bayinya yang bakal lahir, berjenis kelamin
perempuan.Ini tak sepenuhnya benar. Memang, bawaan ibu hamil berbeda-beda.
Ada yang lebih suka berdandan agar terkesan rapi. Ada yang malas bersolek
karena perut gendutnya sudah cukup membuatnya repot dan kegerahan.

Yang jelas, laki-laki atau perempuan ditentukan oleh sperma ayah. Jika kromosom
X dari sperma ayah bertemu dengan kromosom X dari sel telur ibu, maka bayinya
dipastikan perempuan. Tapi jika kromosom Y dari sperma ayah bertemu dengan
kromosom X dari sel telur, maka bayinya laki-laki.

~ Jika bentuk perut ibu selama hamil meruncing, ia akan melahirkan bayi lelaki.
Sementara jika bundar, yang akan lahir bayi perempuan. Ah, yang ini sih cuma
kata nenek saja. Pada kehamilan pertama, perut cenderung membulat di atas.
“Karena otot-otot dinding perut masih kuat sehingga mampu menyangga rahim,”
papar dr. Judi. Sedang pada kehamilan berikutnya yang bertambah besar dan berat
cenderung turun ke bawah. Ini disebabkan otot-otot dinding perut sudah mulai
kendor dan tak terlalu baik menyangganya.

Bisa juga disebabkan posisi bayi. “Jika melintang, bisa dipastikan perut ibu
melebar ke samping,” kata dr. Judi. Begitu pun jumlah cairan ketuban. Jika
jumlahnya banyak, perut pun kelihatan lebih besar.

~ Saat hamil jangan mengangkat jemuran dan jangan melakukan gerakan


mengangkat. Konon jika ini dilakukan, tali pusatnya akan membelit di leher
bayi.Yang benar, mengangkat barang-barang berat tentu saja tak dianjurkan bagi
ibu hamil. Dikhawatirkan jika ia terlalu lelah, akan mempengaruhi janin dalam
perutnya.

~ Ibu hamil tak boleh makan dengan piring yang besar agar anaknya tak besar.
Tentu saja ini sangat menggelikan. Mungkin saja jika makan dengan piring besar
membuat ibu lupa pada porsi makannya sehingga akhirnya ia makan berlebihan.
Dan tentu saja ini tak baik, karena akan membuat bayi terlalu besar.
Cara makan yang baik bagi ibu hamil adalah sedikit-sedikit tapi sering serta
mengandung makanan 4 sehat 5 sempurna.

~ Tak boleh makan menggunakan sendok besar, agar bibir si bayi mungil.Ini juga
tak masuk akal. Mungil atau tidaknya bibir, juga bentuk mata, alis, hidung, bentuk
wajah, rambut, dan sebagainya, akan mengikuti ayah atau ibunya. Atau kombinasi
keduanya. Bahkan, dapat saja wajah atau rambut bayi mengikuti kakek-neneknya.
Yang jelas, Tuhan tak pernah membuat dua manusia yang mirip seratus persen.

BERKAITAN DENGAN MAKANAN / MINUMAN

~ Wanita hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari)
menjelang kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan lancar.Lo, kok,
minum minyak? Minyak itu, kan, digunakan untuk menggoreng. Entah itu tempe
atau kerupuk. Jangan percaya ah! Semua unsur makanan akan dipecah dalam usus
halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak, dan lain-lain agar mudah
diserap oleh usus.

~ Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Sebenarnya, yang menyebabkan
bayi besar adalah makanan yang bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tak
dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak
dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu
yang berlebihan akan selalu berdampak tak baik. Begitu, bukan?

~ Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis. Bayi yang baru saja
dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit berbau amis darah. Tapi ini
bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma (bau)
cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena
kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.

~ Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan bercak-bercak pada kulit


bayi.Ini jelas omong kosong. Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan buah
stroberi. Yang perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena bisa
sakit perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim atau di
jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.

Anda mungkin juga menyukai