Anda di halaman 1dari 3

HISTOLOGI CAVUM NASI

Terbagi menjadi 3 bagian yakni : regio vestibularis, regio respiratorius dan regio
olfaktorius.

1. Regio vestibularis
Mukosa mengandung pigmen, dilapisi epithelium squamous kompleks dengan
corpus papillare, banyak mengandung rambut yang berguna untuk menyaring
udara. Dibawah epithelium terdapat lamina propria dengan glandula serosa,
dibawahnya terdapat sub mucosa yang kaya akan vasa dan nervi. Pada Nares
anteriores berubah menjadi kulit luar. Pada kuda banyak mengandung rambut,
glandula sebacea dan glandula tubuler.
2. Regio respiratorius
Pada regio ini epithel squamous komplek berubah menjadi ep. Kollumner
komplek dan kemudian menjadi epithel pseudokomplek bersilia dengan sel-sel
piala. Membrana basalis banyak mengandung serabut retikuler, pada lamina
propria banyak serabut elastis, terdapat banyak leukosit dan nodus
lymphaticus. Pada lamina propria banyak terdapat glandula tubulo alveolar
yang kebanyakan bersifat serosa, tetapi ada juga yang bersifat mukosa dan
campuran. Pada karnivora glandulanya kecil dan jarang-jarang. Sekresinya
membuat udara respirasi menjadi lebih lembab.
Sub mucosanya terdiri dari jaringan kolagen yang banyak mengandung plexus
venosus dan bersifat erektil. Banyaknya plexus venosus membantu memanasi
udara inspirasi. Sub mukosa berbatasan langsung dengan periosteum atau
perikhondrium dari septum nasi.
3. Regio olfaktorius
Warna dari bagian ini berbeda dengan 2 bagian yang lain karena banyak
mengandung pigmen. Pada kuda dan sapi berwarna kuning muda, biri-biri
kuning, kambing gelap, babi coklat dan carnivora berwarna kelabu pada bagian
ini banyak ditemukan glandula tubuler. Epithelium olfactorius terdiri dari 3
macam epithelium yakni : Sel sustentaculer, sel basal dan sel olfactorius. Sel
sustentaculer berbentuk
tinggi, langsing, dengan EM terlihat sel ini mempunyai juction complexes
yang berhubungan dengan sel-sel olfaktorius atau sel sustentaculum
tetangganya . Permukaan bebasnya banyak mengandung mikrovili. Pada
bagian apex terdapat Golgi komplek dan granula pigmen. Pada beberapa
spesies sel sustentaculum bersifat sekretorik dan mengnadung banyak granula
musigen. Diantara bagian basal sel sustentaculum terdapat sel yang menyusun
diri dalam satu lapisan sel-sel. Sel ini mempunyai nukleus gelap dan
mempunyai processus bercabang.
Sel-sel olfaktorius bersifat kapiler dan tersebar diantara sel
sustentaculum. Nukleusnya berbentuk bulat dan terlihat dalam suatu barisan
antara sel sustentaculum dengan jaringan pengikat. Bagian apex dari sel
merupakan modifikasi dair dendrit berupa processus yang berbentuk silindris
dari nukleus kepermukaan epithelium.
Ujung proksimalnya meruncing membentuk filament halus tebal 1
mikron, dan ini merupakan azon serabut saraf dari nervus olfaktorius. Berjalan
menembus jaringan ikat dan bersama-sama dengan axon yang lain
membentuk berkas sebanyak 20 buah yang dikenal dengan nama Fila
olfaktorius yang bersifat makroskopik. Sitoplasma sel olfaktorius banyak
mengandung neurofibril terutama didekat nukleus. Pada tempat ditemukannya
juctional complexes sel sedikit mengalami konstriksi.
Sebelah distal dari bagian ini sel menggembung dan dari sini keluar
lendir, bagian ini kadang-kadang disebut Vesicula olfaktoria, dari sini
keluarlah 6-8 buah cilia olfaktoria. Cilia ini bersifat nonmotil dan sangat
panjang, cilia ini merupakan komponen dari organa sensorik yang dapat
distimulasi dengan substansi berbau.
Serabut saraf tak bermielin dari nervus olfaktorius diikat bersama dengan
jaringan ikat yang halus hanya dengan makrofag. Dengan melalui foramen
cribiformis dari osethnoidale masuk dalam bulbus olfaktorius otak. Membrana
mukosa olfaktoria juga diinervasi saraf bermielin berasal dari n trigeminus.
Ujung saraf ini berakhir pada permukaan bebas pada sel-sel sustentaculum dan
merupakan reseprto stimuli yang tak bersifat bau.
Lamina propria bersatu dengan periosteum, didalamnya terdapat sel-sel
pigmen dan sel lymphoid. Dibawah epithelium lamina propria hanya plexus
kapiler. Lebih ke profundal terdapat plexus, vena-vena besar dan jala-jala
padat, kapiler-kapiler lymphe. Kapiler lymphe ini kemudian menuju ke
saluran lymphe besar dibagian samping kepala. Lamina propria dan regio
olfaktorius banyak mengandung glandula olfaktoria dari Bowman yang
berbentuk tubulo alveolar bercabang. Pars sekretoriknya biasanya sejajar
dnegan permukaan sednag duktus ekretoris tegak lurus dan bermuara
dipermukaan.
Sinus paranasalis dilapisi dengan membrana mukosa yang sedikit
berbeda dengan kavum nasi, glandulanya lebih sedikit dan bersifat serosa.
Glandula nasi lateralis bersifat serosa, glandula ini tidak ditemukan pada
manusia dan sapi.
Mukosa dari duktus incisivus sebagian diliputi dengan kartilago hyalin
yang padat. Banyak ditemukan glandula tubuler yang bersifat serosa dan
campuran, leukosit dan nodulus lymphaticus.

Histofisiologi Penghidu
Stimulus bau mungkin bersifat kimia, sekresi glandula Bowman
menghasilkan pelarut yang cukup dan menjaga permukaan epithelium olfatorius
tetap basah. Substansi-substansi yang bukan kebanyakan lebih mudah larut dalam
lipida dari pada dalam air. Sel-sel olfaktorius dan cilianya banyak mengandung
lipida, sehingga substansi yang berbau, meski dalam jumlah yang sedikit dapat
menjadi cukup kental dalam regio olaktorius.

Sinus Paranasal
Merupakan sinus tambahan dari cavum nasi terdiri atas sinus frontalis,
ethnoidalis, sphenoidalis dan maxillaris. Epithelium yang melapisi sama sengan
cavum nasi tetapi lebih sedikit mengandung glandula. Cilia bergerak mengusir
benda-benda asing ataupun mukus kering ke kavum nasi. Mukosanya melekat erat
ke periosteum.
Sumber:
Eroschenko V.P. 2008. Atlas Histologi diFiore. Jakarta: EGC. pp 346-9.

Anda mungkin juga menyukai