M. aulia rizki (Hales dan Barker, 2001; Pemprov Sulawesi Barat, 2016)
Rentang 100 hari pertama merupakan periode yang sensitif, karena akibat yang
ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi.
Diketahui bahwa faktor lingkungan sejak konsepsi sampai usia 2 tahun merupakan penyebab
terpenting ukuran tubuh pendek, gemuk, dan penyakit degerenatif, dan indikator hidup
lainnya (hales, 2001).
Dari teori developmental plasticity bahwa janin bersifat sangat fleksibel dan plastis
terhadap lingkungan, termasuk lingkungan gizi. Perubahan tersebut merupakan interaksi
antara gen dan lingkungan barunya. Lingkungan gizi yang buruk pada masa janin
menyebabkan janin mengalami reaksi penyesuaian diantaranya perlambatan pertumbuhan
dengan pengurangan jumlah dan pengembangan sel-sel tubuh pembentuk organ, seperti otak
dan organ lainnya.
Selain lingkungan yang buruk, faktor Ibu juga berperan penting dimana Ibu yang
memiliki berat badan prahamil dan kehamilan rendah akan berisiko mengalami pertumbuhan
janin terhambat atau IUGR dan melahirkan bayi dengan BBLR. Saat bayi dilahirkan,
sebagain besar perubahn tersebut bersifat menetap dan selesai, kecuali beberapa fungsi,
yakni perkembangan otak dan imunitas yang berlanjut sampai beberapa tahun pertama
kehidupan bayi. Perubahan ini bersifat irreversible atau permanen.
Hasil reaksi penyesuaian ini diekspresikan pada usia selanjutnya dalam bentuk tubuh
pendek serta rendahnya kemampuan kognitif akibat pertumbuahn dan perkembangan otak
yang tidak optimal. Reaksi penyesuaian tersebut akan berakibat pada malnutrisi pada usia
anak yang cenderung meningkatnya risiko PTM (Hales, 2001) (Bappenas, 2013)
3. Apa saja penyebab fungsi kognitif anak menurun, pendek, dan PTM?
Raihani (Brown, 2016)
Penyebab fungsi kognitif anak menurun:
1. Malnutrisi yang parah menyebabkan BB anak menjadi rendah dan dapat menurunkan
fungsi kognitif anak
2. Kekurangan gizi kronis seperti IUGR (Intra Uterine Growth Retardation) dan linear
growth retardation, seperti stunting, juga dapat menyebabkan fungsi kognitif anak
menurun.
3. Kurangnya interaksi anak dengan orang tua atau pengasuhnya juga dapat
menyebabkan fungsi kognitif anak menurun. Hal ini dikarenakan, interaksi anak
dengan orang tua atau pengasuhnya dapat merangsang perkembangan otak.
4. Bagaimanakah status gizi ibu pra-hamil dan pertambahan BB hamil yang baik
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin?
Mikayla (Pritasari, damaiyanti, dan lestari, 2017).
Status gizi ibu pra hamil baiknya untuk BMInya adalah 18.5 – 25. Ibu hamil sehat dengan
status gizi baik diukur melalui:
a. Lila nya lebih besar atau sama dengan dari 23,5 cm
b. BMI pra hamil = 18.5 – 25
c. Selama hamil, kenaikan BB sesuai dengan usia kehamilan
d. Kadar Hb normal lebih besar dari 11gr/dL
e. Tekanan darah normal untuk sistolik kurang dari 120mmHg dan diastolnya kurang
dari 80mmHg
f. Gula darah urine negative
g. protein urine negative
Raihani
Sistem Hormonal Plasenta mensekresikan sejumlah besar hormone yang dibutuhkan
untuk mendukung perubahan fisiologis kehamilan (Brown, 2016). Pada bulan ke-4,
plasenta akan mensekresikan hormone estrogen dan progesterone. Plasenta juga akan
mensekresikan CRH, HCS, dan relaxin.
- Progesteron memastikan bahwa myometrium rileks dan serviks tertutup rapat
- HCS (Human Chorionic Somatomammotropin) membantuk mempersiapkan
kelenjar susu untuk menyusui, meningkatkansintesis protein dan mengatur aspek
metabolisme tertentu pada ibu dan janin.
- CRH (Chorticotropin Releasing Hormone) Penentu waktu kelahiran
- Relaxin Meningkatkan fleksibilitas simfisis pubis dan ligament sacroiliac dan
sacrococcygeal serta membantu untuk dilatasi serviks uterus saat persalinan
(Tortora dan Derrickson, 2012).