Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Dosen Pengampu : Candres Abadi, M. Pd, Kons

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6 :
AJENG KARTIKA ( 5020016)
NADYA AZIZKA ( 5020027 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI LUBUKLINGGAU
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur, penulis ungkapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik dengan baik dan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Candres Abadi, M.pd, kons sebagai Dosen pengampu mata kuliah
...........Perkembangan..peserta..didik........................................................................
2....Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada
Penulis.
3...Teman-teman yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan
makalah ini.
Namun ibarat pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak” begitu
pun rangkuman ini dibuat tentu saja masih banyak kekurangan dan kesalahan
dalam penyajian. Untuk itu, penulis mohon maaf apabila dalam penyajian terdapat
kekurangan dan kesalahan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Lubuklinggau, 23 januari 2021

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii


DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan penulisan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Anak Dalam Kandungan......................................... 2
B. Pengaruh Prenatal Terhadap Tingkah Laku Postnatal..................... 7
C. Pengaruh Lingkungan Faktor Ekstern Ketegangan Emosional
Takhayul.......................................................................................... 11
D. Pengaruh Sikap Ibu Terhadap Anak................................................ 13
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 17
3.2. Saran..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa prenatal merupakan titik awal dari proses pertumbuhan dan
perkembangan manusia yaitu di saat manusia belum lahir atau masih berada di
rahim ibu. Namun, banyak masyarakat pedesaan pada umumnya cenderung
menganggap bahwa permulaan perkembangan psikologis dimulai pada saat
anak dilahirkan. Akibat kecenderungan ini, kebanyakan dari mereka tidak
melakukan hal-hal yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak
pada masa prenatal. Padahal pada masa inilah penentu dan pembentuk karakter
dan tingkah laku anak sesudah lahir.
Melihat keadaan masyarakat yang demikian, tentu sangat perlu untuk
segera diluruskan. Inilah yang menyebabkan perkembangan masa prenatal
perlu untuk dipelajari. Terutama yang perlu dipelajari yaitu tahapan selama
masa prenatal, pengaruhnya terhadap tingkah laku sesudah dilahirkan, serta
pendidikan yang baik selama masa prenatal.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan anak dalam kandungan?
2. Bagaimana pengaruh prenatal terhadap tingkah laku post natal?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan faktor ekstern ketegangan emosional
takhayul?
4. Bagaimana pengaruh sikap ibu terhadap anak?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan anak dalam kandungan?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh prenatal terhadap tingkah laku
post natal?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan faktor ekstern
ketegangan emosional takhayul?

4
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sikap ibu terhadap anak?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Anak Dalam Kandungan


Pemulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologi dan biologis.
secara biologis kehidupan manusia dimulai pada saat janin mulai bereaksi
terhadap rangsangan-rangsangan dari luar. reaksi terhadap rangsangan dari
luar telah dimulai sangat awal. Skema Pembuahan kemungkinan terjadinya
pembuahan semacam itu telah ditentukan secara alamiah. Sekali dalam 28
hari, seringkali sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam
salah satu kandung telur menjadi masak dan bergerak pelan masuk ke dalam
rahim. Perjalanan ini memakan waktu 3 sampai 7 hari, dan apabila dalam
perjalanan tersebut tidak terjadi pembuahan, maka lenyaplah telur dalam
rahim (Monks, dkk., 1992).
Bila telur dalam perjalanan bertemu dengan spermatozoa dan masuk
melalui dinding telur, maka terjadilah pada detik itu hal-hal sebagai berikut:
sel benih melepaskan 23 bagian kecil-kecil dari dirinya yang disebut
kromosom. Pada saat itu pecahlah inti telur dan lepaslah 23 kromosom.
Kromosom ayah dan kromosom ibu lebur menjadi satu dan membentuk bakal
keturunan bagi anak. Kromosom tadi mengandung bagian yang lebih kecil
lagi yang membawa faktor-faktor keturunan yang sesungguhnya yang disebut
gene (Monks, dkk., 1992)
Periode pranatal berlangsung selama 280 hari atau kurang lebih 40 minggu
yang dihitung mulai dari sesudah hari pertama menstruasi terakhir.
Hurlock (1993) mengatakan bahwa orang awam menghitung kehamilan
selama 9 bulan kalender. Bertentangan dengan itu, para ilmuwan
menggunakan bulan yang lamanya 28 hari (lunar) sebagai tolok ukur. Ini
bertepatan dengan periode siklus menstruasi wanita. Urutan perkembangan
dalam periode pranatal telah pasti dan tidak dapat diubah. Kepala, mata,
tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin dan alat-alat berkembang dengan urutan
tertentu dan juga kurang lebih pada usia pranatal yang sama pada semua

5
fetus. Perkembangan yang teratur menurut skema tertentu itu sebelum dan
sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal yang sangat penting. Pertumbuhan
yang teratur ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa semua fetus selalu dapat
memutar kepalanya lebih dahulu sebelum mereka dapat melencangkan
kepalanya (Monks, dkk., 1998).
Periode pranatal yang berlangsung selama 10 bulan lunar dikelompokkan
menjadi tiga bagian (Hurlock, 1992), yakni:
1. periode zigot, berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
2. periode embrio berlangsung akhir minggu kedua sampai akhir bulan
kedua,
3. periode janin berlangsung dari akhir bulan kedua sampai lahir.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Santrock (2002) bahwa periode
pranatal dibagi menjadi tiga fase yang meliputi periode germinal, embrionis
dan fetal. Adapun masing-masing periode dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Periode Germinal
Periode germinal merupakan periode awal perkembangan pranatal
yang berlangsung pada 2 minggu pertama setelah pembuahan. Ini
merupakan meliputi penciptaan zigot, dilanjutkan dengan pemecahan sel,
dan melekatnya zigot ke dinding kandungan. Sekitar seminggu setelah
pembuahan, zigot terdiri dari 100 hingga 150 sel. Pemisahan sel telah
dimulai ketika lapisan dalam dan lapisan luar organisme terbentuk.
Blastocyst adalah lapisan dalam sel yang berkembang selama periode
germinal. Trophoblast ialah lapisan luar sel yang berkembang selama
periode germinal. Sel-sel ini kemudian menyediakan gizi dan dukungan
bagi embrio. Implantation adalah melekatnya zigot ke dinding kandungan,
berlangsung sekitar10 hari setelah pembuahan.
2. Periode Embryonic
Periode embryonic/embrionis merupakan periode perkembangan
pranatal yang terjadi dari 2 hingga 8 minggu setelah konsepsi. Selama
periode embrionis, angka pemisahan sel meningkat, sistem dukungan bagi
sel terbentuk dan organorgan mulai tampak. Ketika zigot mendekati

6
dinding rahim, sel-selnya membentuk dua lapisan. Massa sel tersebut
disebut embrio. Embrio yang sudah terbentuk terdiri dari:
a. lapisan bagian dalam sel (endoderm) yang akan berkembang menjadi
sistem pencernaan dan pernapasan,
b. lapisan luar yangterdiri dari lapisan paling luar sel (ectoderm) dan
lapisan tengah (mesoderm). Ectoderm akan berkembang menjadi
sistem syaraf, penerima sensor (misalnya telinga, hidung, mata) dan
bagian kulit (misalnya rambut dan kuku), sedangkan mesoderm akan
berkembang menjadi sistem peredaran, tulang, otot, sistem
pembuangan kotoran badan, dan sistem reproduksi. Ketika ketiga
lapisan embrio terbentuk, sistem dukungan kehidupan bagi embrio
matang dan berkembang dengan cepat. Sistem dukungan kehidupan
ini meliputi ari-ari, tali pusar, dan amnion, dan lebih jelaskan dapat
diuraikan sebagai berikut.
1) Ari-ari (placenta)
merupakan suatu sistem dukungan kehidupan yang terdiri dari
sekelompok jaringan yang berbentuk piring yang didalamnya
pembuluh darah dari ibu dan anak mengait tetapi tidak menyatu.
2) Tali pusar (umbilical cord)
adalah suatu sistem dukungan kehidupan yang mengandung dua
pembuluh nadi dan satu pembuluh vena yang menghubungkan
bayi dengan ari-ari. Molekul-molekul yang sangat kecil seperti
udara, air, garam, makanan dari darah ibu, dan karbon dioksida
serta kotoran pencernaan dari darah embrio berpindah dari ibu
kepada bayi dan dari bayi kepada ibu. Molekul-molekul yang
besar tidak dapat berpindah melalui dinding ari-ari; ini meliputi
sel darah merah dan zat-zat berbahaya seperti kebanyakan
bakteri, kotoran ibu dan zat-zat berbahaya seperti kebanyakan
bakteri, kotoran ibu dan hormon. Mekanisme yang mengatur
pemindahan zat-zat melalui hambatan ari-ari itu kompleks dan
masih belum seluruhnya dipahami.
3) Amnion

7
merupakan suatu keranjang yang berisi cairan bening yang
darahdalamnya embrio yang sedang berkembang mengapung.
Seperti halnya ari-ari dan tali pusar, amnion berkembang dari
telur yang dibuahi bukan dari tubuh ibu. Pada kira-kira usia 16
minggu ginjal janin mulai memproduksi air kencing yang
merupakan sumber utama cairan amniotis hingga trimester
ketiga, ketika beberapa cairan dikeluarkan dari paru-paru oleh
janin yang sedang bertumbuh. Isi cairan amniotis meningkat
sepuluh kali lipat dari usia ke 12 hingga ke 40 minggu
kehamilan, dan dikeluarkan dengan bebagai cara. Sebagian
ditelan oleh janin, dan sebagian lagi diserap melalui tali pusar
dan selaput yang menutup ari-ari. Cairan amniotis penting dalam
menyediakan lingkungan yang suhu dan kelembabannya
terkendali, serta untuk melindungi janin dari guncangan
Beberapa perkembangan penting dari embrionis antara lain pada minggu
ketiga, saluran syaraf yang pada akhirnya menjadi susunan tulang
belakang terbentuk. Pada usia kira-kira 21 hari, mata mulai kelihatan, dan
pada usia 24 hari sel untuk jantung mulai berpisah. Selama minggu
keempat, penampakan pertama sistem saluran kencing alat kelamin
(urogenital) kelihatan, dan kuncup lengan serta kaki muncul. Empat bilik
jantung terbentuk dan pembuluh darah naik ke permukaan. Dari minggu
kelima hingga kedelapan, lengan dan kaki selanjutnya berpisah, pada saat
ini, wajah mulai berbentuk tetapi masih begitu dapat dikenal. Bidang usus
berkembang dan struktur wajah tersususn bersama. Pda usia 8 minggu,
janin yang sedang berkembang beratnya kira-kira sepertigapuluh ons dan
panjangnya satu inci. Proses pembentukan organ yang berlangsung selama
dua bulan pertama perkembangan pranatal disebut organogenesis.
3. Periode Fetal
Periode fetal merupakan periode perkembangan pranatal yang
dimulai dari dua bulan setelah pembuahan dan pada umumnya
berlangsung sampai 7 bulan. Tiga bulan setelah pembuahan, panjang janin
kira-kira 3 inci dan beratnya kira-kira1ons. Janin semakin aktif

8
menggerakkan tangan dan kakinya, membuka dan menutup mulutnya, dan
menggerakkan kepalanya. Wajah, dahi, kelopak mata, hidung, dan dagu
dapat dibedakan, demikian pula lengan bagian atas, tangan, dan tungkai,
serta alat kemaluan dapat diidentifikasi sebagai lakilaki atau perempuan.
Pada akhir bulan keempat, janin telah tumbuh hingga 5,5 inci panjangnya
dan beratnya sekitar 4 ons.
Pada saat ini, suatu percepatan pertumbuhan terjadi pada tubuh
bagian bawah. Refleks pranatal semakin kuat, gerakan-gerakan lengan dan
kaki dapat dirasakan untuk pertama kalinya oleh ibunya.Pada akhir bulan
kelima, panjang janin kira-kira 10 – 12 inci dan beratnya 0,5 – 1 pon. Struktur
kulit sudah terbentuk misalnya kuku jari kaki dan kuku jari tangan. Janin
semakin aktif, yang memperlihatkan keinginan akan suatu posisi tertentu di
dalam kandungan. Pada akhir bulan keenam, panjang janin kira-kira 14 inci
dan beratnya naik 0,5 – 1 pon lagi. Mata dan kelopak mata benar-benar
terbentuk, suatu lapisan rambut halus menutup kepala. Refleks menggegam
muncul, dan pernafasan yang belum beraturan terjadi. Pada akhir bulan
ketujuh, panjang janin 14 – 17 inci dan naik beberapa pon lagi hingga
beratnya 2,5 – 3 pon. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, janin tumbuh
lebih panjang dan naik lebih berat lagi kira-kira 4 pon. Ketika lahir, rata-rata
bayi Amerika beratnya 7 – 7,5 pon dan tingginya sekitar 20 inci. Pada dua
bulan terakhir, jaringan lemak berkembang dan fungsi berbagai sistem organ,
misalnya jantung dan ginjal.Adapun pertumbuhan dan perkembangan utama
janin selama tiga trimester mulai dari periode germinal sampai fetal dapat
dirinci ke dalam tiga tabel yang disajikan berikut ini (Santrock, 2002). 1
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan kehidupan manusia
secara biologis dimulai pada saat konsepsi atau pembuahan yaitu bertemunya
sel telur dan spermatozoa. Secara psikologis kehidupan manusia dimulai saat
janin dalam kandungan mulai bereaksi terhadap rangsang-rangsang dari
luar.Masa kehamilan merupakan masa yang penting, karena dalam kehamilan
terjadi beberapa hal yang berefek pada perkembangan janin selanjutnya.

1
Rita Eka Izzaty Dkk, Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2008) Hal.55-57

9
Periode pranatal yang berlangsung selama 10 bulan lunar dikelompokkan
menjadi tiga bagian (Hurlock, 1992), yakni:
a. periode zigot, berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu
kedua,
b. periode embrio berlangsung akhir minggu kedua sampai minggu
sampai akhir bulan kedua,
c. periode janin berlangsung dari akhir bulan kedua sampai lahir. Monks,
dkk. (1992) membagi periode pranatal menjadi
1) fase germinal (waktu 2 minggu pertama),
2) fase embrional (waktu 6 – 8 minggu berikutnya),
3) fase fetal (mulai minggu ke-8 sampai saat dilahirkan).
Implikasinya dalam bidang pendidikan, supaya bayi yang
dilahirkan sehat, maka ibu harus merawatnya dengan baik dan
membutuhkan perawatan secara fisik dan psikis dan menjauhkan
dari bahaya-bahaya selama kehamilan. Pada umumnya ahli
psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap
perkembangan. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan
periode prenatal ini berikut akan diuraikan masing-masing pada
tahapnya.

B. Pengaruh Prenatal Terhadap Tingkah Laku Post Natal


Post-natal adalah masa sesudah kelahiran atau masa dimana bayi sudah

keluar dari dalam kandungan. Setelah bayi lahir keluar dari kandungan akan

mengalami perkembangan yang meliputi masa bayi, masa awal anak-anak,


masa pertengahan dan akhir anak-anak, masa remaja, masa awal dewasa,
masa dewasa, masa akhir dewasa, dan sampai masa tua. 2
Dalam masa post-natal (sesudah lahir) terdapat juga masa neonatus yaitu
dimulai pada waktu lahir sampai akhir minggu kedua setelah bayi lahir, dan
masa partunatus yaitu berlangsung sejak bayi lahir sampai di potong tali
pusarnya. Sesudah di potong tali pusarnya bayi akan memasuki masa

2
Papalia Dkk. Human Development (Psikologi Perkembangan), (Jakarta: Kencana, 2010) Hal.79

10
neonatus, jadi masa partunatus ini sangat pendek sekali sehingga dalam
seluruh masa partunatus biasa di anggap masa neonatus saja.
Menurut Soesilowindradini, dalam bukunya ada beberapa hal yang
mempengaruhi penyesuaian-penyesuaian Neonatus, di antaranya:
1. Sekitar dalam masa prenatal
Kesehatan ibu dan keadaan emosional ibu selama mengandung sangat
berpengaruh kepada bayi untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Oleh Karena itu harus benar-benar di perhatiakn, jika keadaan fisik dan
emosional ibu yang baik akan membuat bayi dapat menyesuaikan diri
dengan cepat dan baik.
2. Kelahiran
Mudah atau tidaknya bayi meyesuaikan diri juga tergantung pada
kelahiranya. Bayi yang dilahirkan secara normal biasanya dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dengan kehidupan post-natal.
3. Prematuritas
Bayi bisa dibilang prematur apabila lahir sebelum waktunya, biasanya
bayi yang dilahirkan dengan cara prematur akan mengalami hambatan
dalam masa post natal
4. Sikap Orang Tua

Mudah atau tidaknya bayi dalam menyesuaikan dirinya setelah lahir

juga tergantung dari orang tuanya terutama ibu, apabila ibu


kesehatannya terganggu atau banyak pikiran akan berdampak pada
bayinya juga sehingga dalam mengurus bayinya sikap ibu jadi kurang
tenang, dan biasanya juga orang tua yang baru pertama kali melahirkan
akan merasa khawatir serta bingung dalam menghadapi bayinya sehingga
bayinya juga akan merasa tidak nyaman dan tidak tenang.3

Faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa post-natal di


antaranya yaitu:

1. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor yang terpenting dan
berpengaruh pada perkembangan anak. Apabila ibu mempunyai
3
Soesilowindradini, Psikologi Perkembangan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1990) Hal. 52-61

11
pengetahuan yang kurang tentang mengasuh anak maka bisa berdampak
kurang baik bagi anaknya kelak, tetapi sebaliknya jika ibu
pengetahuannya banyak atau mengerti tentang cara mengasuh anak yang
sesuai dengan psikologi maka pertumbuhan dan perkembangan anaknya
kelak akan baik.
2. Gizi
Untuk tumbuh kembangnya anak sangat memerlukan makanan yang
bergizi yang banyak mengandung vitamin, zat besi, karbohidrat, protein
dll. Semua itu harus di berikan dalam porsi yang cukup apabila
kebutuhan gizinya kurang maka akan menghambat tumbuh kembang si
anak tersebut.
3. Budaya lingkungan
Dalam hal ini masyarakat juga berpengaruh dalam tumbuh kembang
anak, oleh karena itu orang tua harus benar-benar memperhatikan pola
hidup lingkungan sekitar agar anak tetap berada pola hidup yang sehat.
4. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, bila status ekonomi dalam keluarganya tinggi maka
kebutuhan si anak bisa cukup terpenuhi tetapi apabila status ekonomi
keluarganya rendah maka kebutuhan si anak belum bisa di katakan
cukup

5. Lingkungan Fisik

Keadaan lingkungan yang kurang baik atau kurang sehat seperti


kurangnya sinar matahari, kurangnya kebersihan, populasi udara yang
terkena asap itu semua akan berdampak pada anak.
6. Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan anak ini interaksi ibu dengan anak sangat
di butuhkan. Interaksi ibu dengan anak akan menimbulkan keakraban
dan anak nantinya akan terbuka kepada kedua orang tuanya dan mudah
berinteraksi juga dengan lingkungan sekitar.

7. Stimulasi

12
Perkembangan pasti memerlukan stimulasi, pada perkembangan anak
stimulasi yang di berikan seperti misalnya memberikan mainan,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga yang lain terhadap kegiatan anak.
Anak yang mendapatkan stimulasi terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan
stimulasi.
8. Olahraga atau latihan fisik
Olahraga dapat memacu perkembangan anak karena dapat
meningkatkan sirkulasi darah sehingga akan meningkatkan pertumbuhan
otot dan sel jadi anak tidak gampang sakit.4
Masa prenatal adalah masa dimana manusia berada di dalam kandung
atau sebelum dilahirkan. Masa ini berlangsung selama 9 bulan lebih
beberapa hari dihitung sejak terjadinya fertilisasi antara sel telur dengan sel
sperma pada tubuh perempuan. Pada masa inilah terjadi pertumbuhan yang
begitu pesat dimana berawal dari satu sel yang bergabung yang kemudian
membelah dan membentuk tubuh manusia hingga sempurna. Seluruh proses
tersebut terjadi di dalam rahim. Ketika sudah mencapai waktu 9 bulan maka
bayi akan bersiap untuk dikeluarkan dari rahim dan saat-saat itulah masa
berakhirnya masa prenatal.
Dari pembahasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa masa
prenatal adalah masa dimana manusia berada di dalam kandung atau
sebelum dilahirkan. Masa ini berlangsung selama 9 bulan lebih beberapa
hari dihitung sejak terjadinya fertilisasi antara sel telur dengan sel sperma
pada tubuh perempuan. Pada masa inilah terjadi pertumbuhan yang begitu
pesat dimana berawal dari satu sel yang bergabung yang kemudian
membelah dan membentuk tubuh manusia hingga sempurna. Seluruh proses
tersebut terjadi di dalam rahim. Ketika sudah mencapai waktu 9 bulan maka
bayi akan bersiap untuk dikeluarkan dari rahim dan saat-saat itulah masa
berakhirnya masa prenatal. Sedangkan masa postnatal adalah masa dimana
manusia sudah dilahirkan sampai tua. Masa ini dimulai sejak manusia
dilahirkan yang kemudian akan mengalami pertumbuhan dalam jangka

4
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011)Hal.169.

13
waktu yang lama mulai dari bayi, balita, anak-anak. Remaja, dewasa, hingga
berujung pada lansia. Pada saat usia yang tua (lansia) maka berakhirlah
masa prenatal yang dikemudian hari akan meninggal.Masa postnatal adalah
masa dimana manusia sudah dilahirkan sampai tua. Masa ini dimulai sejak
manusia dilahirkan yang kemudian akan mengalami pertumbuhan dalam
jangka waktu yang lama mulai dari bayi, balita, anak-anak. Remaja, dewasa,
hingga berujung pada lansia. Pada saat usia yang tua (lansia) maka
berakhirlah masa prenatal yang dikemudian hari akan meninggal.

C. Pengaruh Lingkungan Faktor Ekstern Ketegangan Emosional Takhayul


Sesudah dilahirkan ada beberapa pengaruh pranatal yang diperkirakan
mempengaruhi tingkah laku anak pasca kelahiran. Bererapa faktor tersebut
meliputi:
1. faktor lingkungan
a. Faktor ekstern
yang diperkirakan mempengaruhi tingkah laku post-natal Antara lain:
1) Sinar rontgen dapat mempengaruhi tingkah laku motorik, gerak
bebas, pembuangan, aktivitas, belajar diskriminatif dan tingkah
laku persetubuhan. Akibat penyinaran memiliki hubungan dengan
usia kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada satu pihak
dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan, makin banyak
dosis penyinaran makin buruk akibatnya.
2) Pemakaian obat-obat penenang seperti softenon atau thalidomid
dapat mengakibatkan cacat berat. Penelitian antara tahun 1959 –
1962 menemukan bahwa cacat yang disebabkan thalidomid terjadi
antara hari ke 34 dan ke 50, jadi antara minggu kelima dan ketujuh
usia kehamilan. Usaha-usaha pengguguran kandungan dengan
menggunakan obat-obatan yang lain pada usia kehamilan awal
dapat menyebabkan gangguan-gangguan perkembangan.5

5
Rita Eka Izzaty Dkk, Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta,
2008)Hal.60

14
b. Ketegangan emosional
dapat berpengaruh pada kenaikan aktivitas yang sangat menyolok
pada fetus. Penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa
wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunyai
fetusyang paling aktif. Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan
memiliki berat badan yang kurang serta menunjukkan masalah-
masalah makan. Menurut penelitian Stott, 1957, 1958 (dalam Monks,
1992) menemukan bahwa kegoncangan psikis dalam dua bulan
pertama dapat menyebabkan gangguan sentral, misalnya mongolismus
atau down syndrome. Bila ketegangan psikis terjadi pada usia fetal,
maka dapat terjadi sindrom nafsu terhambat, yakni sedikit aktivitas,
sedikit spontanitas, pada umumnya terjadi suatu tingkah laku apatis.
c. Takhayul di Indonesia menjadi masalah
Di Indonesia banyak di permasalahkan mengenai pengaruh tingkah
laku orang tua terhadap keadaan bayi yang akan di lahirkan. Misalnya
bila ayah atau ibuatau keduanya benci sama seseorang, maka anaknya
akan mirip dengan orang yang di benci tadi. Bila ayah atau ibu
membunuh seekor hewan, misalnya ular, pada waktu ibu sedang hamil,
anaknya akan mempunyai gambar mirip ular pada kulitnnya.
terutama mengenai pengaruh tingkah laku orangtua terhadap bayi yang
akan dilahirkan. Ada anggapan bahwa sewaktu ibu sedang hamil,
suaminya membunuh seekor ular, makanan anak yang akan dilahirkan
kulitnya bersisik seperti ular. Selain itu ibu hamil sering ngidam,
misalnya menginginkan makanan yang aneh-aneh, buahbuahan
masam, bau-bauan tertentu, mual-mual bila membau keringat atau
rokok suami. Hal itu dapat diterangkan bahwa dalam diri ibu adanya
pengaruh keadaan hormonal terhadap psikis ibu.
d. Sikap ibu ada anggapan bahwa sikap menolak
Dari pihak ibu terhadap janin dalam kandungan akan diteruskan
sesudah anak dilahirkan. Namun hasil penelitian Geissler di Jerman
Timur dan Sears et al di Amerika (dalam Monks, dkk., 1992)
menunjukkan bahwa lebih dari 90% jumlah ibu yang semula menolak,

15
berubah mempunyai sikap yang positip terhadap anak sesudah
dilahirkan. Geissler dalam penelitian longitudinal menunjukkan bahwa
ada perubahan sikap ibu terhadap anak yang dikandungnya, yakni dari
sikap positip ke negatif, dan dari sikap negatif ke positif, dan sikap
yang berubah-ubah itu akhirnya menjadi positif, yaitu sikap menerima
terhadap anak yang dilahirkan.
Dari penjelasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa Salah satu
factor yang dapat mempengaruhi tingkah laku anak setelah lahir adalah
factor lingkungan, yaitu Sinar rontgen yang dapat mempengaruhi tingkah
laku motorik, gerak bebas, pembuangan, aktivitas belajar, diskriminatif
dan tingkah laku persetubuhan. Akibat dari sinar rontgen ini erat kaitanya
dengan usia kehamilan dan banyaknya penyinaran dilakukan, makin
banyak dan makin besar penyinaran maka makin besar juga akibat yang
ditimbulkan., dan juga dari penggunaan obat-obatan penenang yang sering
dikonsumsi sang ibu dapat mengakibatkan kecacatan pada seorang bayi.

D. Pengaruh Sikap Ibu Terhadap Anak


Sikap pengasuhan (parenting) anak adalah proses yang memengaruhi
seorang ayah atau ibu untuk bertindak secara positif atau negatif terhadap
seorang anak. Contoh sikap parenting adalah, seperti memperlakukan anak
dengan hangat atau malah bersikap dingin dan menolak anak, serta sejauh
mana orangtua bersikap permisif atau memberikan batasan pada anak-anak
mereka.
penelitian menemukan bahwa pola pikir orangtua dapat memengaruhi
sikap pengasuhannya yang dapat berdampak pada pertumbuhan anak.
Contohnya, ibu yang mencari tahu alasan mengapa Si Kecil berlaku seperti
itu dan mengapa ibu memberi respons seperti itu dapat membuat gaya
pengasuhan ibu menjadi lebih efektif, sehingga dapat menghasilkan anak
dengan perilaku yang baik.
Sebaliknya, pola pikir juga dapat mengganggu pola asuh yang efektif, bila
terdapat perasaan-perasaan negatif, seperti marah atau depresi. Perasaan
negatif tersebut dapat mengalihkan perhatian ibu dari tugas mengasuh anak,

16
sehingga membuat ibu lebih sulit lagi memberikan respons yang tepat dan
efektif terhadap anak-anaknya.
Contoh lain, ibu yang tidak percaya ia dapat menjadi orangtua yang efektif
dan menyerah melakukan tugas pengasuhan ketika tugas tersebut menjadi
lebih sulit dan menantang, ia akan cenderung bersikap dingin dan tidak mau
terlibat dalam interaksi dengan bayinya. Namun, para ibu yang percaya
bahwa anak-anak mereka pasti akan berkembang secara alami dan sehat,
biasanya dapat menyesuaikan diri lebih baik dengan tugas pengasuhan dan
kecil kemungkinannya mereka mengembangkan gaya pengasuhan yang
memaksa.
Pengaruh lain dari pola pikir orangtua terhadap anak adalah kemampuan
membentuk perspektif anak. Para ibu yang peka dan peduli terhadap
kesulitan-kesulitan yang dialami anak biasanya dapat mendidik anak untuk
bertumbuh menjadi orang yang percaya diri yang yakin bahwa dirinya
mampu mengatasi kesusahan mereka sendiri. 6
Fungsi orang tua antara lain adalah mengasuh anak dengan baik, seperti
halnya guru kepada peserta didiknya .orang tua yang berbeda menggunakan
teknik pengasuhan para orangtua tergantung pada standar budayah dan
masyarakat, situasi, dan perilaku anak” pada waktu itu . para orang tua
menggunakan teknik kepengasuhan dalam berhubungan dengan anak”
mereka di cirikan oleh derajat kontrol dan kehangatan orang tua. Ada orang
yang menggunakan kontrol kepengasuhan yang ketat, ada pula yang
dilakukan dengan penuh kehangatan dan rasa cinta. Orang tua yang otoriter
menunjukan kontrol yang tinggi dan kehangatan rendah.
Orang tua yang demokratis cenderung menggunakan kontrol relatif dan
dengan hubungan kehangatan yang tinggi. Orang tua yang permisif
menunjukan kehangatan tinggi dan kontrol orang tua rendah, seperti halnya
terjadi pada kelurga yang demokratis. Namun, keluarga yang permisif
cenderung kebablasan, sehingga mengesankan serba boleh dan membiarkan
anak bertindak dan berperilaku sesuai dengan keinginannya, persoalan
sekarang,bagaimana orang tua bisa mengontrol perilaku anaknya dengan

6
Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik (Bandung: Alfabeta, 2014)Hal.55-56

17
penuh kehangatan. hal yang sama juga harus dilakukan oleh guru kepada
peserta didiknya, kontrol tetap diperlukan sesuai dengan standar disiplin yang
disepakati bersama atau ditetapkan oleh sekolah, namun hubungan yang
hangat tetap terjaga.
Gaya kepengasuhan keluarga dan orang tua memiliki dampak tertentu
pada anak, seperti halnya kepenggasuhan guru ke pada peserta didiknya.
Gaya demokratis orang tua menumbuhkan komunikasi dan pemecahan
masalah secara terbuka antara orang tua dan anak” mereka. Sebaliknya, orang
tua yang oteriter dapat menghasilkan anak” takut dan tergantung. Guru yang
oteriter juga menimbulkan rasa takut dan antikreatif kepada siswanya.
Disamping ketergantungan yang laten. Orang tua yang permisif dapat
mengakibatkan anak memberonta dengan cara itu pula orang tua dapat
membuat anak acuh tak acuh, bermusuhan, dan meyisakan persepsi yang
buruk akibat ketidakjelasan sikap. Pemberontakan semacam itu juga dalam
jangka panjang bisa muncul dari peserta didik yang oleh gurunya
diperlakukan secara permisif.
Dalam keluarga dengan dua orang tua, dimana masing-masingnya, kata
kanlah ayah pada satu sisi dan ibu pada sisi lain memiliki gaya pengasuhan
yang berbeda, gaya satu orang tua yang sering positif menjadi
counterbalances gaya orang tua lainya. Sebagai contoh, gaya permisif ibu bisa
mengimbangi gaya oteriter suaminya. namun demikian, hal ini sulit berlaku
di sekolah. Misalnya gay permisif guru mata matematika tidak cukup logis
jika diasumsikan dapat diimbangi oleh gaya demokratis guru fisika.
Keinginan orang tua bernegosiasi dengan anak-anak mereka untuk
mencapai tujuan bersama adalah sangat diinginkan. Negosiasi untuk
penugasan atau ketika muncul perbedaan pendapat antara guru dan peserta
didik pun sangat di pentingkan. Bagaimana pun kesediaan ini tidak berarti
bawah segalah sesuatu dalam sistem keluarga dan sekolah bisa dinegosiasikan
baik orang tua maunpun anak-anak mereka harus bertanggung jawab pada
semua waktu dan situasi, seperti tingkat kontrol yang tidak sehat
menyebabkan perebutan kekuasaan dalam keluarga. Negosiasi orang tua
harus menunjukan pembelajaran kepada anak-anak bawah kualitas hubungan

18
bisa berjalan adil atau sama dalam hak-hak berbagi (sharing). Tanggung
jawab, dan pengambilan keputusan. negosiasi di lingkungan rumah yang
hangat, menampung ide, dan saling mendukung adalah kondisi ideal. Menjadi
ideal pula, jika hal ini bisa dilakukan oleh guru dengan peserta didik,
kepalahsekolah dengan guru, dan sebagian
Jadi kesimpulannya menurut penulis ialah, pola pikir ibu memengaruhi
diri untuk bertindak secara positif atau negatif saat membesarkan anak-anak.
Ketika ibu memiliki pola pikir yang positif, maka ibu dapat mengarahkan
anak pada tindakan yang positif. Namun ketika pola pikir ibu terdistorsi dan
negatif, hal itu bisa mengalihkan ibu dari tugas untuk mendidik anak, menjadi
emosi, dan atribusi negatif yang akhirnya merusak cara pengasuhan yang
efektif.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah ciri khas manusia adalah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan selama hidupnya. Dengan ciri khas tersebut, manusia pasti
mengalami fase prenatal hingga dewasa. Pertumbuhan itu sendiri memiliki
pengertian bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan
berat.sedangkan perkembangan dapat diartikan bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. pertumbuhan
terjadi secara simultan dengan perkembangan.belanda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem
neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.ke semua fungsi
tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh, pertumbuhan
dan perkembangan tersebut terjadi hingga akhir hayat manusia.

D. Saran
Semoga penulis dan pembaca dapat mengetahui dan memahami materi
yang dibahas pada makalah ini dengan baik. Jika ada kesalahan dalam
penulisan ini penulis mengharapkan kritikan atau saran yang membangun dari
pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

Maju, Papalia, Dkk. 2010. Human Development (Psikologi Perkembangan.


Jakarta: Kencana.

Soesilowindradini. 1990. Psikologi Perkembangan. Surabaya: Usaha


Nasional.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

Izzaty, Rita Eka, Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta:


Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudarwan, Danim. 2014. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

21

Anda mungkin juga menyukai