Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MATERNITAS

PERKEMBANGAN MASA KONSEPSI, DALAM KANDUNGAN


(PRENATAL)

DI SUSUN OLEH :
ALINDA NURHIDAYATI
202101009

AKADEMI KEPERAWATAN YATNA YUANA LEBAK


Jl.Jenderal Sudirman Km 2 Rangkasbitung Lebak 42315
Telp/Fax 0252-201116 Email : akperyatna@yahoo.co.id
Tahun Ajran 2022/2023

KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan yang berjudul
Makalah Perkembangan Masa Konsepsi, Dalam Kandungan (Prenatal) dengan lancar dan tepat pada
waktu tanpa suatu kendala yang berarti

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
PRAKATA...........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II KERANGKA TEORETIS ...................................................................... 3
2.1 Definisi Perkembangan.................................................................... 3
2.2 Masa Konsepsi ................................................................................ 4
2.3 Masa Prenatal.................................................................................. 4
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................... 5
3.1 Kehidupan Awal Masa Prenatal....................................................... 5
3.2 Ciri Perkembangan Prenatal............................................................. 6
3.3 Tahap Perkembangan Prenatal......................................................... 7
3.4 Pentingnya Periode Prenatal .......................................................... 10
3.5 Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal ...................................... 12
3.6 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal...................... 13
3.7 Proses Kelahiran............................................................................ 14
BAB IV PENUTUP........................................................................................... 16
4.1 Simpulan ....................................................................................... 16
4.2 Saran ............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangan anak yang dilakukan oleh para ahli
psikologi (Barat), perkembangan individu pada masa prenatal ini kurang mendapat perhatian, bahkan
cenderung diabaikan. Dan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi
(Barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini
terjadi karena mereka mengganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya
perkembangan fisik, dan hanya memberi sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis tentang
perkembangan.
Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian
pada masa prenatal sangat penting untuk memahami secara utuh pola perkembangan yang normal.
Bahkan belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat sejumlah pola
perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Jadi, prenatal ini bukan saja merupakan
periode yang sangat menentukan. Oleh karena itu, pada makalah ini kami memahas tentang
perkembangan prenatal dan kelahiran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsepsi dan kehidupan awal pada masa prenatal?
2. Apa saja ciri perkembangan prenatal?
3. Apa saja dan bagaimana tahap-tahap perkembangan prenatal?
4. Apa arti penting periode prenatal bagi perkembangan?
5. Apa itu Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal?
7. Bagaimana proses dalam kelahiran?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan konsepsi awal kehidupan pada masa prenatal.
2. Menjelaskan ciri perkembangan prenatal.
3. Menjelaskan tahap-tahap pada perkembangan prenatal.
4. Menjelaskan arti penting periode prenatal bagi perkembangan.
5. Menjelaskan Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal.
6. Menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
7. Menjelaskan proses dalam kelahiran.
1.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Manfaat yang didapat
ialah kita dapat mengerti mengenai pentingnya masa konsepsi dan dalam
kandungan (pranatal) dalam perkembangan seorang manusia yang akan
dilahirkan nantinya.

BAB II
KERANGKA TEORETIS
2.1 Definisi
Perkembangan Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan. Perkembangan menyangkut porses
diferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan
perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah dan terpadu. Progresif
mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju
kedepan,tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih & Ranuh,
2013).
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Tahap ini mencakup adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organorgan
dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masingmasing dapat memenuhi
fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2014)
2.2 Masa Konsepsi
Masa konsepsi yaitu masa pertemuan sperma dan ovum sehingga terjadi proses pembuahan sel telur
oleh sel sperma tersebut (Abas, 2015).
Secara umum masa konsepsi ialah pertemuan sel telur dan sel sperma di tuba falopi yang prosesnya
disebut juga pembuahan.
2.3 Masa Prenatal
Masa pranatal merupakan masa (waktu) di mana manusia mengalami perkembangan untuk pertama
kalinya atau biasa disebut dengan awal perkembangan. Masa ini terjadiselama dalam rahim seorang
ibu, yaitu berkisar sekitar 9 bulan lebih 10 hari, ini merupakan perkiraan rata-rata yang sering dialami
oleh sebagian besar perkembangan manusia di dalam rahim meskipun terkadang sering juga
ditemukan usia janin yang kurang dari usia tersebut yang biasa disebut dalam ilmu kedokteran sebagai
janin prematur (waktu yang semestinya bayi belum bisa dilahirkan (Jannah & Mirta, 2018).
Periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental
bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi
yang akan berdampak panjang, terutama yang berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi
dalam kandungan William Sallenbach, 1998 dalam (Aprilia, 2020).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kehidupan Awal Masa Prenatal
Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia yang dimulai
sejak konsepsi. Konsepsi yaitu ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan
waktu kelahiran seorang idividu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender atau
sekitar 280 hari sebelum lahir. Pada hari sebelum lahir, para ahli psikologis perkembangan meyakini
bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita.
Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu
bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot. Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel
perkembangbiakan yang disebut “sel benih”. Sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh
darisperma ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam setiap pasang kromosom
terdiri dari satu kromosom pihak ayah dan satu kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini
memiliki bentuk dan ukuran yang jelas.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel telur (ovum) wanita pada
dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan. Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup,
maka ia mampu menjalin hubungan satu sama lain, sehingga pada gilirannya menghasilkan benih
manusia (embrio). Kemudian, karena adanya daya hidup inilah yang membuat janin dalam kandungan
dapat hidup dan berkembang, hingga lahir menjadi individu baru (Widyastuti, Herlansyah, &
Musruroh, 2018).
3.2 Ciri Perkembangan Prenatal
Menurut (Hurlock, 2007), meskipun relatif singkat, periode prenatal mempunyai enam ciri penting,
masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan.
1. Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin. Kondisi ini akan
dipengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan oleh kedua orang tua janin. Dalam hal ini sering
ditemukan adanya penyimpangan genetis yang disebabkan oleh kelebihan jumlah kromosom
2. Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang perkembangan sifat
bawaan dan perkembangannya baik itu sifat yang baik maupun sifat yang buruk, dan hal ini akan
berpengaruh pada pola perkembangan yang akan datang.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-
kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal
dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu.
5. Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis.
Dinyatakan bahaya, karena pada masa pranatal akan berpengaruh panjang pada masa pertmbuhan dan
perkembangan janin di masa yang akan datang.
6. Periode pranatal merupakan saat di mana orang-orang yang berkepentinganmembentuk sikap-sikap
yang baru diciptakan. Dalam hal ini seorang bayi yang sudah berusia 20 minggu dalam kandungan
sudah bisa merasakan gelap dan terang. Dan pada usia ini orang tua sudah bisa memberikan dorongan
stimulus pada janin untuk mengoptimalkannya.
3.3 Tahap Perkembangan Prenatal
3.3.1 Perkembangan Fisik
Perkembangan prenatal ditinjau dari segi fisik dibagi menjadi tiga fase,yakni Germinal, Embrio, dan
Janin (Pamilu, 2006).
1. Periode Germinal
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari. Periode ini meliputi terjadinya zygote
yang dilanjutkan dengan pembelahan sel dan terjadilah implantation. Implantation ialah menempelnya
zygote pada dinding uterus yang berlangsung sekitar 10 hari setelah pembuahan. Satu minggu setelah
pembuahan, zygote melakukan pembelahan sel yang telah dimulai ketika lapisan dalam (blastocyt)
dan lapisan luar (trophoblast) organisme terbentuk. Pada lapisan dalam sel (blastocyt) akan
berkembang terus menjadi embrio. Lapisan luar (trophoblast) akan berkembang menjadi lasenta (ari-
ari) yang menjadi pelindung embrio, tali pusar dan amnion yang menyediakan gizi bagi embrio.
Periode zygote sering juga disebut sebagai periode conceptual.
2. Periode Embrio
Suatu periode kehamilan dengan rentang usia antara akhir minggu ke2 sampai dengan akhir minggu
ke-8, ditandai dengan perkembangan yang pesat pada organ tubuh, sistem pernapasan, pencernaan,
dan saraf. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel. System saraf berkembang pada usia akhir minggu
ketiga jantung mulai berdetak, kemudian embrio terus berkembang dan pada akhirnya menjadi janin
sebagai bentuk manusia kecil yang ditandai pembentukan kepala 1 ¼ ons dengan panjang sekitar 1 ½
inci (2,5 cm). Periode embrionis merupakan periode yang sangat rentan terjadinya keguguran spontan.
3. Periode Janin
Merupakan fase perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2 bulan setelah proses pembuahan
dan umumnya berlangsung selama 7 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan semakin menunjukkan
prosesnya yang luar biasa. Perkembangan otak adalah satu hal yang paling menakjubkan dalam
perkembangan prenatal. Saat bayi dilahirkan, mereka telah memiliki kurang lebih 100 milyar neuron
atau sel saraf yang mengatur proses informasi di bagian sel di dalam otak. Selama perkembangan
prenatal, neuron bergerak ke tempat yang seharusnya dan mulai saling berhubungan. Bentuk dasar
otak manusia disusun pada 2 trisemester pertama pada masa perkembangan prenatal. Trisemester ke-3
dan 2 tahun pertama setelah dilahirkan, ditandai dengan terhubung dan berfungsinya neuron.
3.3.2 Perkembangan Kognitif
1. Perkembangan dalam belajar dan mengingat yaitu perkembangan belajar janin telah diketahui
ketika dia mengisap jari di dalam rahim.Sementara perkembangan mengingat diketahui ketika bayi
merekam setiap pembicaraan ibunya, atau ketika ibu sedang membacakan cerita-cerita dengan keras
pada masa kehamilan. Membacakan cerita-cerita dengan suara keras lebih mengaktifkan rekaman
ingatan bayi ketimbang ibu yang sama sekali tak pernah membacakan cerita pada masa kehamilan
(Pieter & Lubis, 2016).
2. Perkembangan kognitif anak dalam kandungan, di mana menurut laporan para ilmuwan dalam
bidang perkembangan anak pralahir yang melakukan beberapa penelitian mutakhir makin menguatkan
dugaan bahwa anak dapat belajar selama berada dalam Rahim ibunya. Dia juga bisa merasa, dan
mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Bahkan pada usia kandungan lima bulan (20 pekan),
kemampuan bayi dalam kandungan untuk merasakan rangsangan telah berkembang dengan sangat
baik sehingga proses pendidikan dapat dilakukan. Dan anak-anak yang diberi pendidikan sejak masih
dalam kandungan cenderung mengalami peningkatan kecerdasan otak, mampu berkomunikasi lebih
baik dan mudah beradaptasi dengan lingkungan ketika besar nanti (Soenarwo, 2012). Pentingnya
pemberian rangsangan sejak dini merupakan satu hal yang perlu diberikan kepada anak untuk
meningkatkan tingkat intelektual dan tingkat kreativitas anak (Mziyatul, Fahmi, & Febri, 2020).

3.3.3 Perkembangan Emosi


Berkomunikasi dengan buah hati tidak hanya bisa dilakukan setelah bayi lahir dan bisa berbicara.
Namun, sebetulnya komunikasi antara ibu dan janin, lingkungan dengan janin sudah dimulai tercipta
sejak dalam kandungan. Tanpa banyak disadari, ibu dan janin sudah memiliki hubungan emosional
yang sangat kuat. Biasanya dimulai sejak usia kehamilan enam bulan. Janin sudah bisa merasakan
emosi ibu, baik saat senang atau sedih melalui hormon ibu yang disalurkan kedalam tubuh janin.
Tentu kesempatan berharga untuk menjalin kedekatan secara emosional dengan buah hati tidak boleh
dilewatkan (Mziyatul, Fahmi, & Febri, 2020).
Beberapa pakar anak mengemukakan bahwa jika janin dalam kandungan secara terus-menerus
mendapatkan stimulasi (rangsangan) positif, maka kelak anak tersebut akan menjadi anak yang lebih
cepat perkembangan otaknya jika dibandingkan dengan teman-temanya yang tidak mendapatkan
stimulasi saat masih dalam kandungan. Pada umumnya seorang anak telah memiliki ikatan atau
jalinan yang kuat dengan ibu, walaupun masih dalam kandungan. Berbagai cara yang dapat dilakukan
untuk memberi stimulasi pada janin, di antaranya sebagai berikut
1) Membelai, menepuk dan mengusap dengan lembut,
2) Mengajak bicara,
3) Mendongengkan.Selain memberi stimulus, keadaan emosional ibu selama kehamilan juga
mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa prenatal.
Hal ini dikarenakan ketika seorang ibu hamil mengalami ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain
yang mendalam, maka terjadi perubahan psikologis, antara lain yang meningkatnya pernapasan dan
sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon andrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan akan
menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan udara (Desmita,
2005).
Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan,
kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan
dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari
bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
3.4 Pentingnya Periode Prenatal
Menurut Elizabeth B. Horlock, 1980 dalam (Widyastuti, Herlansyah, & Musruroh, 2018) setidaknya
ada 4 kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa
mendatang, yaitu:
1. Sifat Bawaan
Yang menentukan sifat bawaan yang diperoleh dari kedua orang tua dan dari nenek pihak ibu maupun
pihak ayah. Sifat bawaan ditentukan satu kali untuk seluruh kehidupan seseorang pada saat
kehamilan, maka hal ini menjadi penting daripada saat sifat bawaan dapat berubah dalam tahap-tahap
perkembangan berikutnya. Ada dua hal yang mempengaruhi penurunan sifat bawaan selanjutnya :
1). Faktor keturunan membatasi sejauh mana
individu dapat berkembang. Jika kondisi sebelum dan sesudah lahir menguntungkan dan jika
seseorang memiliki dorongan yang kuat, ia dapat mengembangkan sifat-sifat fisik dan mental yang
diwarisinya sampai batas maksimum.
2). Sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan.
Tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu ataupun pihak ayah
yang akan diturunkan pada anak.
2. Jenis Kelamin
Penentuan seks (jenis kelamin) individu merupakan unsur penting kedua yang terjadi pada saat
pembuahan. Penentuan jenis kelamin bergantung pada jenis spermatozoon yang menyatu pada ovum.
Dua jenis spermatozoa matang diproduksi dalam jumlah yang sama. Pertama, 22 pasang kromosom
ditambah 1 kromosom X Telur yang matang selalu mengandung kromosom X. Bila telur ini dibuahi
oleh spermatozoon pembawa kromosom X maka akan menghasilkan anak perempuan. Kedua, 22
pasang kromosom ditambah 1 kromosom Y Telur yang matang selalu mengandung kromosom X. Bila
telur ini dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom Y maka akan menghasilkan anak laki-laki.
3. Jumlah Anak
Peristiwa penting ketiga pada saat kehamilan adalah menentukan jumlah anak yang akan lahir.
Meskipun pada umumnya pada peristiwa kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan tetapisering juga
terjadi kelahiran kembar. Apabila ovum yang matang dibuahi oleh satu spermatozoon hasilnya adalah
satu anak. Jika ovum yang matang dan telah dibuahi (zigot) membelah menjadi dua bagian atau lebih
yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabila ini terjadi akan menghasilkan
anak kembar identik (oniovular). Jika dua ovum atau lebih dibebaskan sekaligus dan dibuahi oleh
spermatozoon yang berlainan akan menghasilkan bayi kembar nonidentik (biovular).
4. Urutan Anak
Hal penting yang keempat pada saat kehamilan adalah penentuan posisi urutan anak yang terbentuk di
antara saudara-saudaranya. Meskipun hal ini berubah dalam satu tahun atau dua tahun setelah lahir,
posisi urutan anak tetap sama sejak masa kehamilan. Misalnya anak kedua mungkin merupakan anak
bungsu atau menduduki posisi anak terakhir dalam satu tahun atau lebih. Tetapi kedudukannya diganti
oleh adiknya yang baru lahir.Peralihan posisi anak bungsu menjadi anak tengah dapat mengganggu
selama beberapa waktu, tetapi anak bahkan bayi cenderung dapat menyesuaikan diri dari perubahan
ini.
3.5 Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal
1. Trisemester Pertama (3 bulan pertama)
 Pembuahan- Minggu ke-4. Panjang kurang dari 0,25 cm. Mulai terbentuk saraf tulang belakang,
sistem saraf, sistem gastrointestinal, jantung dan paru-paru. Kantong ketuban mulai membungkus
bentuk awal dari tubuh dikenal dengan nama zigot.
 Minggu ke-8. Panjang sekitar 2,5 cm. Wajah mulai terbentuk dengan mata, telinga, mulut dan tunas
gigi yang belum sempurna. Lengan dan kakimulai bergerak, otak mulai terbentuk, denyut jantung
janin mulai dapat dideteksi dengan ultrasound. Memasuki masa yang disebut embrio.
 Minggu ke-12. Panjang mencapai 7,5 cm dan berat 1 ons. Mulai dapat menggerakkan lengan
dengan kaki, jari tangan dan jari kaki. Sidik jari mulai terbentuk. Dapat tersenyum, merengut,
menghisap dan menelan. Jenis kelamin dapat dibedakan dari buang air kecil.
2. Trisemester kedua (3 bulan kedua)
 Minggu ke-16. Panjang mencapai 15 cm dan berat antara 4 hingga 7 ons. .Denyut jantung kuat, kulit
masih transparan. Bulu-bulu halus (lanugo) menutupi tubuh. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk.
Gerakan mulai terkoordinasi, dapat berguling dalam cairan ketuban.
 Minggu ke-20. Panjang mencapai 30 cm dan berat 0,25 hingga 0,5 kg.Denyut jantung dapat
didengar dengan stetoskop biasa. Menghisap ibujari. Cegukan, rambut, bulu mata, dan alis sudah ada.
 Minggu ke-24. Panjang mencapai 35 cm dan berat antara 0,5 hingga 0,75 kg. Kulit mengeriput dan
terlapisi oleh lapisan pelindung (vernix caseosa). Mata mulai terbuka, kotoran dikumpulkan di usus,
genggaman kuat.
3. Trisemester ketiga (3 bulan terakhir)
 Minggu ke-28. Panjang mencapai 35 hingga 42,5 cm dan berat antara 1,25 hingga 1,5 kg. Lemak
tubuh mulai bertambah. Pernapasan belum sempurna.
 Minggu ke-32. Panjang mencapai 41,25 hingga 45 cm. Berat antara 2 hingga 2,5 kg. Mempunyai
periode tidur dan terbangun. Merespon bunyi.Dapat mengambil posisi kelahiran. Tulang tengkorak
masih lunak dan fleksibel. Mineral besi tertumpuk di hati.
 Minggu 36-38. Panjang mencapai 47,5 hingga 50 cm dan berat antara 3hingga 3,75 kg. Kerutan
pada kulit berkurang. Vernix caseosa tebal. Lanugo jauh berkurang. Aktivitas berkurang. Memperoleh
imunitas dari ibu.
3.6 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal
1. Teratogen
Unsur yang menyebabkan adanya kelainan pada kelahiran akibat dari proses kehamilan yang tidak
optimal. Bila teratogen beraksi pada awal kehamilan saat proses pembuahan dan organogenesis, bisa
jadi berdampak negatif pada janin yang mengakibatkan kelainan anatomis. Namun, apabila teratogen
beraksi pada saat organogenesis sudah lengkap dan matang di usia kehamilan tua, kemungkinan tidak
menyebabkan kelainan anatomis (Hurlock, Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang,
1991).
2. Faktor Ibu
Ibu menjadi kunci utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan janin. Sehingga kondisi
fisik dan psikis ibu harus dijaga agar janin berkembang dengan sempurna. Selain itu, penyakit dan
kondisi ibu selama kehamilan bisa mengakibatkan infeksi, kelainan dan kerusakan selama proses
kehamilan yang mengakibatkan bayi lahir kurang sempurna.Beberapa penyakit yang dapat
mempengaruhi janin, di antaranya campak rubella, sifilis, herpes alat kemaluan, dan AIDS. Selain dari
penyakit, usia ibu juga mempengaruhi janin. Ibu yang hamil di usia beresiko yaitu saat remaja
(dibawah 18 tahun) dan saat usia ibu sudah memasuki dewasa tengah (di atas 35). Bayi yang lahir dari
ibu remaja, kebanyakan mengalami prematur dan keguguran.
3. Faktor Ayah
Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal janin. Perhatian dan kasih sayang seorang
ayah kepada ibu akan membuat emosi ibu akan stabil, tenang dan bahagia. Stimulasi ayah pada janin
dan sering mengajak bicara janin dalam kandungan juga dapat menenangkan janin, membangun
ikatan emosional bayi dengan ayah dari suara dan sentuhan bayi, bisa berdampak pada perkembangan
bahasa bayi. Selain itu, usia ayah yang sudah terlalu tua mengakibatkan anak kekurangan kalsium
sehingga tinggi badannya kurang dan bisa mengakibatkan anak mengalami keterbelakangan mental
seperti down syndrome.

4. Lingkungan
Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan dapat membahayakan
kondisi janin dalam kandungan dan berakibat keterbelakangan mental pada anak. Terkontaminasi
polusi dan bahan-bahan beracun dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada anak. Ibu yang
sedang mengandung sebaiknya sangat berhati-hati dengan lingkungan dan apa yang akan di
konsumsinya, karena jika ia mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat
mengganggu perkembangan janin (Aprilia, 2020).
3.7 Proses Kelahiran
a. Tahap Pertama
Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan permulaan dan
berakhir berakhir hingga 1 menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentangdan terbuka.
Ketika tahap pertama belangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga 5 menit.
Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar 4 inci
sehingga bayi dapat bergerak dari peranakan ke seluruh kelahiran.
b. Tahap Kedua
Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir
ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam. Pada setiap
kontraksi, ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada waktu kepala
bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira 1 menit.
c. Tahap Ketiga
Pada tahap ini yaitu tahap setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari, tali pusar, pusar, dan selaput-
selaput lain dilepaskan. Tahap akhir inilah yang paling pendek, berlangsung hanya beberapa menit
saja (Widyastuti,Herlansyah, & Musruroh, 2018).

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Periode prenatal merupakan periode awal kehidupan manusia yang
sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode selanjutnya.
Ciri-ciri umumperkembangan prenatal ialah terjadinya pembauran sifat-sifat
yang diturunkan oleh kedua orang tua. Masa prenatal berdasarkan
perkembangan fisik yakni; germinal, embrio dan janin. Periode prenatal
sangat penting karena mempengaruhi sifat bawaan, jens kelamin, urutan, dan
jumlah anak. Faktor yang memengaruhi perkembangan pada masa ini ialah
teratogen, ayah, ibu, danlingkungan. Kemudian proses kelahiran dirumuskan
menjadi tiga tahap.

4.2 Saran
Dari paparan di atas dapat kita pahami bahwa perkembangan masa
prenatal sangat penting dalam menentukan sifat-sifat bayi yang akan
dilahirkan. Oleh karena itu diharapkan sebagai orang tua maupun calon orang
tua sebaiknya dapat lebih memperhatikan lagi perkembangan pada masa
prenatal ini. Sehingga tidak terjadi kelainan maupun hal yang tidak diinginkan
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abas, E. (2015). Periode Konsepsi Awal Kejadian Manusia. Jurnal Pendidikan
Islam Vo. 6, 66-79. Diunduh pada 06 November 2021.
Aprilia, W. (2020). Perkembangan Masa Pranatal dan Kelahiran. Jurnal PAUD Vol.
4. Diunduh pada 06 November 2021.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Diunduh pada 06 November 2021.
Hurlock, E. B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang.
Jakarta: Erlangga. Diunduh pada 06 November 2021.
Hurlock, E. B. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Diunduh pada 06
November 2021.
Jannah, W., & Mirta, L. (2018). Periodesasi Perkembangan Masa Prenatal Dan Post
Natal. Jurnal Umsida. Diunduh pada 06 November 2021.
Mziyatul, N., Fahmi, D., & Febri, A. (2020). Perkembangan Kognitif, Fisik dan
Emosi Sosial Masa Prenatal. Jurnal PAUD Vol. 01, 22-45. Diunduh pada
06 November 2021.
Pamilu, A. (2006). Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Yogyakarta: Citra
Media. Diunduh pada 06 November 2021.
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2016). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta:
Prenadamedia Group. Diunduh pada 06 November 2021.
Soenarwo, B. (2012). 360 Pekan Masa Keemasan Anak, Sekali Seumur Hidup.
Jakarta: Al-Mawardi Prima. Diunduh pada 06 November 2021.
Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2013). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku
EGC. Diunduh pada 06 November 2021.
Sulistyawati, A. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Diunduh pada 06 November 2021.
Widyastuti, N. V., Herlansyah, F. A., & Musruroh, L. (2018). Perkembangan Masa
Prenatal dan Kelahiran. IAIN Ponorogo. Diunduh pada 06 November 2021

Anda mungkin juga menyukai