Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PSIKOLOGI

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA


PRENATAL

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1


1. Ade Baginda
2. Agus Imam Kusairi
3. Andzar Syam M.N
4. Anis Agustina
5. Desi Nuraini
6. Mariana Oktaviane Ngula
7. Punang Anggara
8. Sopia Fitriani

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Adapun materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
mengenai psikologi perkembangan masa prenatal.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi serta
untuk menambah wawasan kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga segala upaya kami dalam membuat makalah ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.

Samarinda, 26 Maret 2016


Penyusun

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar isi ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
Definisi Biopsikologi ..................................................................................... 2
Tahap-tahap Perkembangan Biopsikologi ..................................................... 2
Proses Sensorik Motorik ................................................................................ 5

BAB III PENUTUP


Kesimpulan .................................................................................................... 19
Saran ............................................................................................................... 19

Daftar Pustaka ................................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biopsikologi berpeluang untuk menyumbang peran penting dalam kehidupan.
Sebagai salah satu perspektif keilmuan dalam khasanah ilmu psikologi, ia mencoba
menjawab suatu fenomena psikologis dengan pemahaman fisiologis. Ia pun
berkaitan erat dengan neuroscience, ilmu yang mendalami hal ihwal otak kita.
Berbagai penelitian meembuktikan, aplikasi praktis biopsikologi dalam berbagai
bidang terapan psikologi dapat meningkatkan optimalisasi potensimanusia dan
meningkatkan kualitas hidupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Penerapan Teori Biopsikologi Sensorik Motorik Dalam
Memahami Sebuah Kasus?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memahami Penerapan Teori Biopsikologi Sensorik Motorik Dalam
Memahami Sebuah Kasus
2. Untuk Memahami Tahap-Tahap Perkembangan Biopsikologi
3. Untuk Memahami Bagaimana Proses Sensorik Motorik

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Perkembangan Masa Pre-Natal


1. Drs. Agoes Dariyo, Psi
Masa perkembangan pre-natal adalah masa pertumbuhan dan
perkembangan calon makhluk hidup yang berada di dalam rahim calon seorang
ibu.

2. Elisabeth B. Hurlock
Masa pre-natal adalah masa konsepsi atau pertumbuhan, masa pembuahan
sampai dengan masa pertumbuhan, dan perkembangan individu yaitu pada saat
pembuatan telur pada ibu dan spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada
laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau
pembuahan, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis
berupa pembentukan struktur tubuh.

3. William Sallenbach (1998)


Periode pranatal atau pralahir merupakan masa kritis bagi perkembangan
fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah suatu masa di mana kedekatan
hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk dengan konsekuensi yang
akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan
kecerdasan bayi dalam kandungan.

B. Ciri-ciri Masa Pre-Natal


Menurut Hurlock, meskipun relatif singkat, periode pranatal mempunyai enam
cirri penting, masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada
perkembangan selama rentang kehidupan.
Ciri-ciri itu adalah:
1. Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua
janin. Kondisi ini akan dipengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan
oleh kedua orang tua janin. Menurut Monks dan knoers, dalam hal ini sering

2
ditemukan adanya penyimpangan genetis yang disebabkan oleh kelebihan
jumlah kromosom. Akibatnya akan memiliki anak yang memiliki penyakit
down sindrom. Dalam hal ini telah dapat diramalkan bahwasanya usia
seorang ibu ketika hamil memiliki pengaruh terhadap penyimpangan genetis
ini. Usia seorang ibu yang memiliki umur 35 sampai dengan 39 akan
memiliki kesempatan memiliki penyimpangan genetis dengan sekala 1
berbanding 180.
2. Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang
perkembangan sifat bawaan dan perkembangannya baik itu sifat yang baik
maupun sifat yang buruk, dan hal ini akan berpengaruh pada pola
perkembangan yang akan datang. Menurut Monks dan Knoers ibu yang
sakit dapat memberikan efek yang tidak baik bagi janinnya. Contohnya ibu
yang terkena penyaki penyakit campak, AIDS, dan cytomegalovirus.
Menurut hasil penelitian, ada kurang lebih 3000 anak yang terkena HIV
akibat diturunkan oleh ibunya. Namun tidak semua ibu yang terkena HIV
dapat menurunkan penyakit tersebut pada anaknya.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat
pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan
mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama
periode pranatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh
kehidupan individu. Terdapat pertumbuhan yang begitu cepat pada masa
pranatal ini. Yang tadinya berupa butiran kecil yang hanya bisa dilihat
melalui picroscop hanya dengan waktu 280 hari beratnya bisa mencapai 7
pon dan diperkirakan pada masa ini berat badan bertambah 11 juta kali.
5. Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik
fisik maupun psikologis. Dinyatakan bahaya, karena pada masa pranatal
akan berpengaruh panjang pada masa pertmbuhan dan perkembangan janin
di masa yang akan datang.
6. Periode pranatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan
membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan. Dalam hal ini. W Hijayati dan

3
Sri Purnami menjelaskan dalam bukunya tentang pendidikan dalam masa
kandungan dengan tujuan untuk belajar dini dan mendorong perkembangan
positif terhadap psikologis anak dan orang tua. Dan dalam hal ini. seorang
bayi yang sudah berusia 20 minggu dalam kandungan sudah bisa merasakan
gelap dan terang. Dan pada usia ini orang tua sudah bisa memberikan
dorongan stimulus pada janin untuk mengoptimalkannya.

C. Perkembangan Biologis
Perkembangan biologis pada manusia dimulai saat konsepsi atau pembuahan
yaitu pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki memasuki
dinding telur (ovum) wanita, terjadilah konsepsi, kemungkinan terjadinya
pembuahan semacam itu ditentukan secara alamiah. Sekali dalam 28 hari, sering
kali sekitar pertengahan siklus menstruasi, sebuah telur dalam salah satu kandung
telur menjadi masak dan bergerak pelan masuk ke dalam rahim. Perjalanan ini
biasanya memakan waktu 3-7 hari. Kalau dalam perjalanan ini tidak terjadi
pembuahan, maka lenyaplah telur itu di dalam rahim.
Bila telur perjalanan ke rahim, berjumpa dengan spermatosoma dan
spermatosoma masuk melalui dinding telur, terjadilah detik itu sebagai berikut:
1. Sel benih melepaskan 23 sebagian kecil dari dirinya, bagian itu disebut
chromosoma. Saat itu pecahlah inti telur dan lepaslah 23 chromosoma.
Chromosoma ayah dan chromosoma ibu lebur menjadi satu dan
membentuk bekal keturunan bagi anak. Chromosoma mengandung bagian
yang lebih kecil lagi yang membawa factor keturunan yang sesungguhnya.
Bagian yang lebih kecil tadi disebut gene.
2. Setiap sel benih mengandung pada mulanya 46 chromosoma, terdiri dari
23 pasang. Untuk pembuahan, pecahlah sel benih tadi hingga telur dan
sperma masing-masing tinggal mempunyai 23 chomosoma. Pembuahan
chromosoma telur dan chromosoma sperma bersatu hingga terkumpulah
46 chromosoma bagi individu. Proses ini menyebabkan bahwa anak dari
satu ayah dan satu ibu, tidak persis sama satu sama lain.
3. Salah satu dari 23 pasang chromosoma adalah chromosoma kelamin.

4
Wanita normal, maka kedua chromosoma kelamin tadi adalah sama
disebut chromosoma X. Laki-laki normal mempunyai 2 chromosoma
kelamin yang berlainan, yaitu chomosoma X dan chromosoma Y yang
lebih kecil. Chromosoma Y bersama chromosoma X terdapat dalam sel-
sel badan. Pada pembagian sel (meiosa) maka jumlah chromosoma
berkurang menjadi separoh; sel benih sebagai chromosoma kelamin
mengandung suatu chromosoma Y atau suatu chromosoma X. Sel telur
selalu mengandung chromosoma X. Bila telur wanita yang mengandung
chromosoma X bersatu dengan sel benih atau sperma yang mengandung
chromosoma Y, terjadilah anak laki-laki. Bila sel telur bersatu dengan
chromosoma X terjadilah anak wanita.
4. Karena sel-sel sperma separuh terdiri dari pada chromosoma X dan
separuh dari chromosoma Y, maka secara teoretis ada kemungkinan yang
sama untuk pembuahan anak laki-laki dan anak wanita. Umumnya
dilahirkan 106 anak laki-laki dalam perbandingan 100 anak wanita. Hal
ini, diduga karena sperma Y lebih kecil dan lebih gesit dari pd sperma X
sehingga lebih mudah menerobos dinding telur.
Urutan perkembangan dalam periode pre-natal telah pasti dan tidak dapat
diubah. Kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin, dan alat-alat
berkembang dengan urutan tertentu dan juga kurang lebih pada usia pra natal yang
sama pada semua fetus. Perkembangan yang teratur menurut skema tertentu itu
sebelum dan sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal yang sangat penting.
Pertumbuhan yang teratur ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa semua fetus
dapat memutar kepalanya lebih dahulu sebelum mereka dapat melencangkan
lengannya. Kemudian juga kenyataan bahwa bayi dapat duduk lebih dahulu
sebelum mereka dapat berjalan, dapat meraba sebelum dapat bicara, dapat
menggambarkan lingkaran lebih dahulu sebelum dapat menggambarkan segi
empat.
Meskipun perkembangan tersebut telah ditentukan secara biologis, namun
dapat terjadi pengaruh-pengaruh dari luar yang dapat menghambat perkembangan
tadi. (Monks, Knoers, Siti Rahayu Haditono. 1992)

5
D. Permulaan Kehidupan
Kehidupan baru mulai dengan bersatunya sel seks pria dan sel seks wanita.
Kedua sel seks ini dikembangkan dalam alat-alat reproduksi, yaitu gonad. Sel-sel
seks pria, spermatozoa diproduksi dalam gonad pria, testes, sedangkan sel-sel seks
wanita, yaitu telur-telur diproduksi dalam gonad wanita, yaitu indung telur
(ovarium).
Ada beberapa tahapan sebelum sel-sel siap untuk memproduksi manusia baru.
Semua sel seks, pria atau wanita, harus melalui tahapan permulaan perkembangan.
Sel-sel seks pria melalui dua permulaan perkembangan, yaitu pematangan dan
pembuahan, sedangkan sel-sel seks wanita melalui tiga tahap permulaan, yaitu
pematangan, ovulasi, pembuahan.
1. Pematangan
Pematangan adalah pengurangan kromosom melalui pembelahan sel: satu
kromosom dari tiap pasangan mencari sel yang belum selesai terbelah, yang
selanjutnya akan terbelah menurut panjangnya dan membentuk dua sel baru.
Sel yang sudah matang mengandung 23 kromosom, dikenal sebagai sel
haploid. Pematangan sel-sel seks baru terjadi apabila kematangan seks sudah
tercapai, yaitu pada masa pubertas baik pada anak laki-laki ataupun
perempuan.
Dalam hal spermatozoon, terdapat empat sel bar, yang disebut spermatid,
yang masing-masing mampu membuahi ovum (telur). Dalam pembelahan
telur, satu kromosom dari setiap pasang didorong keluar dinding sel. Sel baru
ini dikenal sebagai tubuh polar. Tiga tubuh polar terbentuk dalam proses
pembelahan. Berbeda dengan spermatid, tubuh polar tidak dapat dibuahi,
sedangkan sel yang keempat, yaitu telur, dapat dibuahi. Kalau telur tidak
dibuahi maka telur akan hancur dan keluar dari tubuh pada saat menstruasi.
Pembelahan kromosom selama proses pematangan adalah masalah
kebetulan. Setiap kemungkinan kombinasi kromosom dari pria dan wanita
dapat ditemukan di dalam sel-sel baru setelah pembelahan. Diperkirakan ada
16.777.216 kemungkinan kombinasi dari dua puluh tiga kromosom pria dan

6
dua puluh tiga kromosom wanita.

2. Ovulasi
Ovulasi adalah tahap pendahuluan perkembangan yang terjadi hanya pada
sel-selnseks wanita. Ovulasi adalah proses lepasnyan satu telur yang matang
selama siklus haid. Dipercaya bahwa kedua indung telur saling bergantian
dalam memproduksi telur yang matang sepanjang siklus haid.
Dalam kelahiran kembar yang identik, dua atau lebih dari dua telur yang
matang dilepaskan dari indung telur. Belum diketahui apakah telur-telur berasal
dr indung telur yang sama atau berasal dari kedua buah indung telur, juga
belum diketahui mengapa lebih dari satu telur yang matang dilepaskan selama
siklus haid yang menyimpang dari pola yang biasa.
Setelah dilepaskan dari salah satu folikel ovum (indung telur), telur-telur
menemukan jalan ke ujung tuba Fallopi di dekat indung tellur yang telah
melepaskannya. Sekali telur-telur masuk ke dalam tuba, telur-telur didorong
oleh kombinasi factor-faktor: cilia, atau sel-sel berbentuk rambut disepanjang
tuba, cairan yang terdiri dari estrogen dari folikel indung telur dan lender dari
lapisan tuba, dan kontraksi yang ritmis dan progresif dari dinding-dinding tuba.
Bila panjangnya siklus haid adalah normal, kurang lebih dua puluh delapan
hari, ovulasi terjadi antara hari ke-5 dan ke-30 dari siklus rata-rata pada hari
ke-11.

3. Pembuahan
Pembuahan (fertilization), yang terjadi pada masa kehamilan merupakan
tahap ketiga dari permulaan perkembangan sejak mulainya kehidupan baru.
Biasanya pembuahan terjadi sementara ovum masih berada dalam tuba Fallopi.
Lebih spesifik lagi, umumnya pembuahan terjadi dalam dua belas dampai tiga
puluh enam jam dan biasanya terjadi pada dua puluh empat jam pertama setelah
telur-telur memasuki tuba. Selama sanggama (coitus), spermatozoon disimpan
dimulut uterus. Melalui daya tarik hormonal yang kuat spermatozoon masuk
ke dalam tuba, yang dibantu mencari jalannya oleh kontraksi otot ritmis.
Setelah spermatozoon menembus ovum, permukaan ovum berubah

7
sedemikian rupa sehingga tidak ada spermatozoon lain yang masuk. Setelah sel
sperma menembus dinding ovum, inti dari kedua sel saling mendekati. Terjadi
kerusakan pada selaput yang mengelilingi masing-masing nucleus dan ini
menyebabkan kedua inti bergabung. Jadi, empat puluh enam kromosom telah
bergabung, separuh berasal dari sel wanita dan separuhnya lagi berasal dari sel
pria.

E. Fase Perkembangan Pre-Natal


Dalam hal ini para pakar psikologi perkembangan dari barat seperti Monks,
dkk membagi periode pranatal menjadi 3 bagian yakni:
1. Periode Garminal
Periode garminal adalah periode awal pranatal yang terjadi pada awal dua
minggu pertama setelah pembuahan. Dalam periode ini meliputi penciptaan
zigot, pemencahan sel, dan melekatnya zigot pada dinding kandungan.
2. Periode Embryonic
Periode ini terjadi pada 2 hingga 8 minggu setelah konsepsi. Dalam tahap
ini terbentuknya sistem dukungan bagi perkembangan embrio yang meliputi
ari-ari, tali pusar, dan aminon (keranjang berisi cairan amniotis).
3. Periode Fetal
Priode ini berlangsung sejak 2 bulan setelah konsepsi hingga 7 bulan. Pada
tahap ini janin sudah muali aktif menggerakan anggota tubuhnya. Dan pada
tahap ini pula sudah bisa dideteksi jenis kelaminnya.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Pre-Natal


1. Genetis
Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang
dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi
akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan).
Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang
dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung
bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan

8
dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki
karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat
pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan
mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old
& Fieldman, 1998: 2004).
Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999;
Helms & Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik
maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis,
karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai berikut:
a. Sifat- sifat Fisik
Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah,
tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi
pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis
penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi,
atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun
mempunyai resiko terserang penyakit yang sama.
b. Intelegensi
Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-
anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri
maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun.
Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis,
J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang
tua yang cerdas (Stump, 2000).
c. Kepribadian
Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif
maupun afektif yang membantu pola prilaku individu dalam rangka
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay &
Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian
akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku
seseorang.
Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya,

9
kepribadian dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir.
Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi
perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal ataupun
abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya.

2. Lingkungan
Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds &
Feldman, 2004) menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi
yakni berlapis-lapis dari yang terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh
lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif. Masing-masing
pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang
rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Pengaruh lingkungan tersebut, yaitu:
a. Faktor Eksternal
Joffe membuktikan bahwa sinar rontgen mempengaruhi tingkah laku.
Penelitian membuktikan akan adanya hubungan antara umur kehamilan dan
banyak sedikitnya penyinaran pada suatu pihak dengan besar kecilnya
akibat yang ditimbulkan: makin banyak dosis penyinaran, makin buruk
akibatnya.
Pemakain obat-obatan juga memberikan pengaruh pada tingkah laku.
Pengaruh obat penenang seperti softenon atau thalidomide yang sangat
besar akan mengakibatkan cacat yang berat. Penelitian antara 1959-1962
menemukan bahwa cacat yang disebabkan oleh thalidomide terjadi antara
hari ke-34 dan ke-50; jadi antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan.
Knebel (1973) mengemukakan bahwa terjadinya kelainan-kelainan jantung
juga terjadi pada usia kehamilan yang awal ini. Usaha-usaha pengguguran
dengan obat-obatan pada usia kehamilan awal dapat menyebabkan
gangguan-gangguan perkembangan.
b. Ketegangan Emosional
Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow Springs, Ohio) yang
telah mengadakan penelitian sejak tahun 1929 (lihat Sontag dkk, 1958)

10
membuktikan bahwa para wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil
mempunya fetus yang paling aktif. Dalam delapan kasus dalam Institut Fels
ditunjukan adanya kenaikan aktivitas yang sangat menyolok pada fetus
sebagai akibat ketegangan emosi para ibu (misalnya pada satu kasus karena
ancaman pembunuhan oleh suami, pada kasus lain karena kecelakaan lalu
lintas dengan akibat yang serius pada keluarganya).
Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan mempunyai berta badan yang
kurang serta menunjukkan masalah-masalah makan. Menurut penelitian
Stott (1957; 1958) dikemukakan bahwa kegoncangan psikis dalam dua
bulan yang pertama dapat menyebabkan gangguan sentral. Misalnya
kelainan yang disebut mongolimus dihubungkan dengan ketegangan psikis
pada bulan pertama. Bila ketegangan psikis tadi terjadi pada periode fetal,
yaitu sesudah bulan yang kedua, maka terjadilah apa yang disebut sindrom
nafsu terhambat. Di sini diketemukan sedikit aktivitas, sedikit spontanitas,
pada umumnya terjadi suatu tingkah laku yang apatis.
c. Teratogen
Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran,
namun juga ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah
menunjukan bahwa faktor eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi
perkembangan pra kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen eksternal yang
dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen adalah segala
virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agen lingkungan lain yang dapat
membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan
kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain
teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat
mempengaruhi kehamilan.
Adapun beberapa teratogen yang dapat merugikan janin, yaitu:
1) Obat yang digunakan ibu, penggunaan bahan oleh ibu dapat memiliki
konsekuensi parah pada janin. Merokok dikaitkan dengan berat badan
lahir rendah, yang dapat mengakibatkan sistemkekebalan tubuh yang
lemah, respirasi miskin, dankerusakan saraf. Menggunakan alkohol

11
dapat menyebabkan sindrom alkohol pada janin, yang dihubungkan
dengan cacat jantung, malformasi tubuh, dan keterbelakangan mental.
Penggunaan obat-obat terlarang seperti kokain danmethamphetamine
juga terhubung dengan beratlahir rendah dan kerusakan saraf.
2) Penyakit ibu, ada sejumlah penyakit ibu yangdapat berdampak negatif
janin, termasuk herpes, rubella, dan AIDS. Virus herpes adalah salah
satupenyakit ibu yang paling umum dan dapatditularkan pada janin,
menyebabkan ketulian, pembengkakan otak, atau
keterbelakanganmental. Wanita dengan virus herpes sering didorong
untuk melahirkan melalui bedah caesar untuk menghindari penularan
virus.

G. Masalah dalam Perkembangan Masa Pre-Natal


Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kesalahan sepanjang hidup, yang
biasanya disebabkan oleh genetik atau masalah lingkungan.
1. Down Syndrom, juga dikenal sebagai trisomi 21, down syndrom adalah
anomali genetik yang paling umum selama perkembangan janin.
Downsyndrome disebabkan oleh adanya salinan ekstrakromosom 21
(berarti ada tiga kromosom bukan biasa) dan dampak sekitar 1 dari setiap
1.000 bayi. fitur khas dari down syndrom termasuk fitur wajah datar, cacat
jantung, dan keterbelakangan mental. Risiko memiliki anak dengan down
syndrom meningkat seiring dengan usia ibu.
Sejumlah penyakit bisa diwariskan jika salah satuatau kedua orang tua
membawa sebuah gen untuk penyakit ini. Tes genetik seringkali dapat
menentukan apakah orang tua merupakan pembawa gen untuk penyakit
tertentu.
2. Masalah Seks-kromosom, jenis ketiga masalah genetik melibatkan seks-
kromosom. Ini mencakup kondisi seperti sindrom Klinefelter's (ekstra X-
chromsome) dan sindrom Turner (X-kromosom tunggal).

H. Bahaya Selama Periode Pre-Natal

12
Meskipun periode pranatal merupakan periode yang sangat singkat, namun
periode ini merupakan periode yang sangat rawan sebuah bahaya fisik maupun
psikologis.
1. Bahaya Fisik
Menurut yang kami kutip dari pernyataan Hurlock bahwasanya ada
beberapa faktor yang dapat mengganggu perkembangan fisik dalam periode
pranatal.
a. Pekerjaan, seorang ibu yang bekerja di tempat-tempat yang banyak
menghirup bau-bau kimia akan mendapatkan kemungkinan bayi yang
cacat atau keguguran dalam periode-periode terakhir.
b. Bayi kembar, bayi kembar dapat menyebabkan lahir tidak pada
waktunya, akibatnya akan terjadi ketidak teraturan pada perkembangan
dan dapat menyebabkan kematian pada saat dilahirkan.
c. Kekurangan gizi, ibu hamil yang kekurangan gizi akan sangat
berpengaruh pada janinnya, ini akan berefek panjang. Anak yang
dilahirkan karena kekurangan gizi akan terjadi kerusakan otak sehingga
ia akan sulut belajar dan membaca.
d. Ibu yang merokok. Hal ini akan berpengaruh pada detak jantung ibu
sehingga akan terjadi ketidak teraturan perkembangan, atau bahkan bisa
menjadi kematian.

2. Bahaya Psikologis
Bukan hanya bahaya fisik, namun ada juga bahaya fsikologis yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Hurlock menjelaskan
ada beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan psikologis:
a. Kepercayaan tradisional. Di Amerika Serikat ada sebagian orang yang
berpendapat bahwa memiliki anak kembar adalah seperti binatang,
maka dari itu banyak yang tidak menghendaki kelahiranya dan hal ini
akan mempengaruhi kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dan hal
ini akan mempengaruhi perkembangan psikologis anak.
b. Tekanan dari dalam diri ibu. Hal ini akan mempengaruhi ketidak

13
seimbangan pada janin, akibatnya janin akan sering bergerak dan tubuh
janin akan cenderung kecil.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa prenatal merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan awal dalam
kehidupan manusia. Proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai sejak
terjadinya konsepsi, yakni pertemuan antara sperma dan sel telur (ovum) yang
akan menghasilkan benih manusia (zygote) yang kemudian berkembang menjadi
organism atau janin (embrio) sebagai calon manusia yang dikenal sebagai fetus
(bayi dalam kandungan). Pada umumnya, masa prenatal berlangsung sekitar
sembilan bulan atau 266 hari dan berakhir pada saat bayi dilahirkan. Variasi
individual memang sering terjadi, ada yang lahir lebih awal (premature) dari waktu
tersebut dan ada pula yang lebih lambat (late mature), tergantung pada kondisinya
masing-masing.
Ada tiga faktor dominan yang mempengaruhi proses perkembangan pada masa
prenatal, yaitu faktor pembawaan (heredity) yang merupakan kondisi yang
memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan, dan faktor waktu (time)
yang merupakan saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation).
Masa prenatal merupakan masa yang harus mendapat perhatian serius, karena
apapun yang terjadi pada masa ini, baik positif maupun negative, akan berpengaruh
pada tahap-tahap perkembangan selanjutnya. Setiap kondisi yang tidak baik akan
membawa dampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian
hari. Oleh sebab itu, berbagai cara dan upaya dilakukan oleh para ahli psikologi
perkembangan dan para ahli medis agar proses pertumbuhan dan perkembangan
masa kehamilan berjalan dengan baik dan lancar. Namun, upaya ini tidak akan
maksimal tanpa adanya kerjasama dari calon ayah dan calon ibu.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.


Mussen, Paul Henry. 1996. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Terj. Meitasari
Tjandrasa, Jakarta: Erlangga.
Naisaban, Ladislaus. 2003. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan
Rahasia Sukses Dalam Hidup (tipe kebijaksanaan Jung). PT Gramedia,
Jakarta
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Press. 14 maret

http://rachmatbox.ac.id/2013/09/psikologi-perkembangan-masa-
prenatal.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai