Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen pengampu:
Dra. Sumilah, M.Pd.
Disusun oleh:
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan yang berjudul Makalah Perkembangan Masa Konsepsi,
Dalam Kandungan (Prenatal) dengan lancar dan tepat pada waktu tanpa suatu
kendala yang berarti.
06 November 2021
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................
PRAKATA ........................................................................................................... i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Manfaat yang didapat
ialah kita dapat mengerti mengenai pentingnya masa konsepsi dan dalam
kandungan (pranatal) dalam perkembangan seorang manusia yang akan
dilahirkan nantinya.
2
BAB II
KERANGKA TEORETIS
3
2.2 Masa Konsepsi
Masa konsepsi yaitu masa pertemuan sperma dan ovum sehingga terjadi
proses pembuahan sel telur oleh sel sperma tersebut (Abas, 2015). Secara
umum masa konsepsi ialah pertemuan sel telur dan sel sperma di tuba falopi
yang prosesnya disebut juga pembuahan.
Periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi perkembangan
fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan
antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang,
terutama yang berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam
kandungan William Sallenbach, 1998 dalam (Aprilia, 2020).
4
BAB III
PEMBAHASAN
Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum)
dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut
“sel benih”. Sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma
ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam
setiap pasang kromosom terdiri dari satu kromosom pihak ayah dan satu
kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk dan
ukuran yang jelas.
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel
telur (ovum) wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan.
Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia mampu menjalin
hubungan satu sama lain, sehingga pada gilirannya menghasilkan benih
manusia (embrio). Kemudian, karena adanya daya hidup inilah yang membuat
janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga lahir menjadi
individu baru (Widyastuti, Herlansyah, & Musruroh, 2018).
5
3.2 Ciri Perkembangan Prenatal
6
3.3 Tahap Perkembangan Prenatal
1. Periode Germinal
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari.
Periode ini meliputi terjadinya zygote yang dilanjutkan dengan
pembelahan sel dan terjadilah implantation. Implantation ialah
menempelnya zygote pada dinding uterus yang berlangsung sekitar 10
hari setelah pembuahan. Satu minggu setelah pembuahan, zygote
melakukan pembelahan sel yang telah dimulai ketika lapisan dalam
(blastocyt) dan lapisan luar (trophoblast) organisme terbentuk. Pada
lapisan dalam sel (blastocyt) akan berkembang terus menjadi embrio.
Lapisan luar (trophoblast) akan berkembang menjadi lasenta (ari-ari)
yang menjadi pelindung embrio, tali pusar dan amnion yang
menyediakan gizi bagi embrio. Periode zygote sering juga disebut
sebagai periode conceptual.
2. Periode Embrio
Suatu periode kehamilan dengan rentang usia antara akhir minggu ke-
2 sampai dengan akhir minggu ke-8, ditandai dengan perkembangan
yang pesat pada organ tubuh, sistem pernapasan, pencernaan, dan
saraf. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel. System saraf berkembang
pada usia akhir minggu ketiga jantung mulai berdetak, kemudian
embrio terus berkembang dan pada akhirnya menjadi janin sebagai
bentuk manusia kecil yang ditandai pembentukan kepala 1 ¼ ons
dengan panjang sekitar 1 ½ inci (2,5 cm). Periode embrionis
merupakan periode yang sangat rentan terjadinya keguguran spontan.
3. Periode Janin
Merupakan fase perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2
bulan setelah proses pembuahan dan umumnya berlangsung selama 7
7
bulan. Pertumbuhan dan perkembangan semakin menunjukkan
prosesnya yang luar biasa. Perkembangan otak adalah satu hal yang
paling menakjubkan dalam perkembangan prenatal. Saat bayi
dilahirkan, mereka telah memiliki kurang lebih 100 milyar neuron
atau sel saraf yang mengatur proses informasi di bagian sel di dalam
otak. Selama perkembangan prenatal, neuron bergerak ke tempat yang
seharusnya dan mulai saling berhubungan. Bentuk dasar otak manusia
disusun pada 2 trisemester pertama pada masa perkembangan
prenatal. Trisemester ke-3 dan 2 tahun pertama setelah dilahirkan,
ditandai dengan terhubung dan berfungsinya neuron.
8
rangsangan sejak dini merupakan satu hal yang perlu diberikan kepada
anak untuk meningkatkan tingkat intelektual dan tingkat kreativitas
anak (Mziyatul, Fahmi, & Febri, 2020).
9
tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membuat janin kekurangan udara (Desmita, 2005).
1. Sifat Bawaan
Yang menentukan sifat bawaan yang diperoleh dari kedua orang tua dan dari
nenek pihak ibu maupun pihak ayah. Sifat bawaan ditentukan satu kali untuk
seluruh kehidupan seseorang pada saat kehamilan, maka hal ini menjadi
penting daripada saat sifat bawaan dapat berubah dalam tahap-tahap
perkembangan berikutnya. Ada dua hal yang mempengaruhi penurunan
sifat bawaan selanjutnya : 1). Faktor keturunan membatasi sejauh mana
individu dapat berkembang. Jika kondisi sebelum dan sesudah lahir
menguntungkan dan jika seseorang memiliki dorongan yang kuat, ia dapat
mengembangkan sifat-sifat fisik dan mental yang diwarisinya sampai batas
maksimum. 2). Sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan.
Tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak
ibu ataupun pihak ayah yang akan diturunkan pada anak.
2. Jenis Kelamin
Penentuan seks (jenis kelamin) individu merupakan unsur penting kedua
yang terjadi pada saat pembuahan. Penentuan jenis kelamin bergantung
10
pada jenis spermatozoon yang menyatu pada ovum. Dua jenis spermatozoa
matang diproduksi dalam jumlah yang sama. Pertama, 22 pasang
kromosom ditambah 1 kromosom X Telur yang matang selalu mengandung
kromosom X. Bila telur ini dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom
X maka akan menghasilkan anak perempuan. Kedua, 22 pasang kromosom
ditambah 1 kromosom Y Telur yang matang selalu mengandung kromosom
X. Bila telur ini dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom Y maka
akan menghasilkan anak laki-laki.
3. Jumlah Anak
Peristiwa penting ketiga pada saat kehamilan adalah menentukan jumlah
anak yang akan lahir. Meskipun pada umumnya pada peristiwa kelahiran
hanya satu anak yang dilahirkan tetapi sering juga terjadi kelahiran kembar.
Apabila ovum yang matang dibuahi oleh satu spermatozoon hasilnya adalah
satu anak. Jika ovum yang matang dan telah dibuahi (zigot) membelah
menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan
pembelahan sel. Apabila ini terjadi akan menghasilkan anak kembar identik
(oniovular). Jika dua ovum atau lebih dibebaskan sekaligus dan dibuahi oleh
spermatozoon yang berlainan akan menghasilkan bayi kembar nonidentik
(biovular).
4. Urutan Anak
Hal penting yang keempat pada saat kehamilan adalah penentuan posisi
urutan anak yang terbentuk di antara saudara-saudaranya. Meskipun hal ini
berubah dalam satu tahun atau dua tahun setelah lahir, posisi urutan anak
tetap sama sejak masa kehamilan. Misalnya anak kedua mungkin
merupakan anak bungsu atau menduduki posisi anak terakhir dalam satu
tahun atau lebih. Tetapi kedudukannya diganti oleh adiknya yang baru lahir.
Peralihan posisi anak bungsu menjadi anak tengah dapat mengganggu
selama beberapa waktu, tetapi anak bahkan bayi cenderung dapat
menyesuaikan diri dari perubahan ini.
11
3.5 Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal
12
Minggu ke-32. Panjang mencapai 41,25 hingga 45 cm. Berat antara 2
hingga 2,5 kg. Mempunyai periode tidur dan terbangun. Merespon
bunyi.Dapat mengambil posisi kelahiran. Tulang tengkorak masih lunak
dan fleksibel. Mineral besi tertumpuk di hati.
Minggu 36-38. Panjang mencapai 47,5 hingga 50 cm dan berat antara 3
hingga 3,75 kg. Kerutan pada kulit berkurang. Vernix caseosa tebal.
Lanugo jauh berkurang. Aktivitas berkurang. Memperoleh imunitas dari
ibu.
1. Teratogen
Unsur yang menyebabkan adanya kelainan pada kelahiran akibat dari proses
kehamilan yang tidak optimal. Bila teratogen beraksi pada awal kehamilan
saat proses pembuahan dan organogenesis, bisa jadi berdampak negatif pada
janin yang mengakibatkan kelainan anatomis. Namun, apabila teratogen
beraksi pada saat organogenesis sudah lengkap dan matang di usia
kehamilan tua, kemungkinan tidak menyebabkan kelainan anatomis
(Hurlock, Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang, 1991).
2. Faktor Ibu
Ibu menjadi kunci utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
janin. Sehingga kondisi fisik dan psikis ibu harus dijaga agar janin
berkembang dengan sempurna. Selain itu, penyakit dan kondisi ibu selama
kehamilan bisa mengakibatkan infeksi, kelainan dan kerusakan selama
proses kehamilan yang mengakibatkan bayi lahir kurang sempurna.
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi janin, di antaranya campak
rubella, sifilis, herpes alat kemaluan, dan AIDS. Selain dari penyakit, usia
ibu juga mempengaruhi janin. Ibu yang hamil di usia beresiko yaitu saat
remaja (dibawah 18 tahun) dan saat usia ibu sudah memasuki dewasa tengah
(di atas 35). Bayi yang lahir dari ibu remaja, kebanyakan mengalami
prematur dan keguguran.
13
3. Faktor Ayah
Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal janin. Perhatian
dan kasih sayang seorang ayah kepada ibu akan membuat emosi ibu akan
stabil, tenang dan bahagia. Stimulasi ayah pada janin dan sering mengajak
bicara janin dalam kandungan juga dapat menenangkan janin, membangun
ikatan emosional bayi dengan ayah dari suara dan sentuhan bayi, bisa
berdampak pada perkembangan bahasa bayi. Selain itu, usia ayah yang
sudah terlalu tua mengakibatkan anak kekurangan kalsium sehingga tinggi
badannya kurang dan bisa mengakibatkan anak mengalami keterbelakangan
mental seperti down syndrome.
4. Lingkungan
Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan
dapat membahayakan kondisi janin dalam kandungan dan berakibat
keterbelakangan mental pada anak. Terkontaminasi polusi dan bahan-bahan
beracun dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada anak. Ibu yang
sedang mengandung sebaiknya sangat berhati-hati dengan lingkungan dan
apa yang akan di konsumsinya, karena jika ia mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat mengganggu perkembangan
janin (Aprilia, 2020).
a. Tahap Pertama
Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit
pada permulaan permulaan dan berakhir berakhir hingga 1 menit.
Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap
pertama belangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga
5 menit. Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher
rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari
peranakan ke seluruh kelahiran.
14
b. Tahap Kedua
Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam. Pada setiap kontraksi, ibu
mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada
waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap
menit dan berlangsung kira-kira 1 menit.
c. Tahap Ketiga
Pada tahap ini yaitu tahap setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari,
tali pusar, pusar, dan selaput-selaput lain dilepaskan. Tahap akhir inilah
yang paling pendek, berlangsung hanya beberapa menit saja (Widyastuti,
Herlansyah, & Musruroh, 2018).
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, W. (2020). Perkembangan Masa Pranatal dan Kelahiran. Jurnal PAUD Vol.
4. Diunduh pada 06 November 2021.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Diunduh pada 06 November 2021.
Hurlock, E. B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang.
Jakarta: Erlangga. Diunduh pada 06 November 2021.
Mziyatul, N., Fahmi, D., & Febri, A. (2020). Perkembangan Kognitif, Fisik dan
Emosi Sosial Masa Prenatal. Jurnal PAUD Vol. 01, 22-45. Diunduh pada
06 November 2021.
Pamilu, A. (2006). Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Yogyakarta: Citra
Media. Diunduh pada 06 November 2021.
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2016). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta:
Prenadamedia Group. Diunduh pada 06 November 2021.
Soenarwo, B. (2012). 360 Pekan Masa Keemasan Anak, Sekali Seumur Hidup.
Jakarta: Al-Mawardi Prima. Diunduh pada 06 November 2021.
Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2013). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku
EGC. Diunduh pada 06 November 2021.
17