Anda di halaman 1dari 20

Makalah Konseptual

PERKEMBANGAN MASA KONSEPSI, DALAM KANDUNGAN


(PRENATAL)

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen pengampu:
Dra. Sumilah, M.Pd.

Disusun oleh:

1. Ineke Sukma Winahyu (1401421223)


2. Ilham Febri Budiman (1401421224)
3. Fadilla Nurdiana Wahyuningrum (1401421229)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
PRAKATA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Psikologi Perkembangan yang berjudul Makalah Perkembangan Masa Konsepsi,
Dalam Kandungan (Prenatal) dengan lancar dan tepat pada waktu tanpa suatu
kendala yang berarti.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dra.


Sumilah, M.Pd. selaku dosen pengampu dari mata kuliah Psikologi Perkembangan
atas bimbingannya dalam proses penyusunan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota tim yang telah bekerja sama
dalam penyusunan makalah ini.

Penulis telah berusaha dengan maksimal dalam penyusunan makalah ini


dengan segala kekurangannya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih memiliki kekurangan, maka dari itu penulis berharap kritik, saran maupun
masukan yang bersifat membangun agar kedepannya penulis dapat membuat karya-
karya yang lebih baik lagi.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

06 November 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................

PRAKATA ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................. 2

1.4 Manfaat ........................................................................................... 2

BAB II KERANGKA TEORETIS ...................................................................... 3

2.1 Definisi Perkembangan .................................................................... 3

2.2 Masa Konsepsi ................................................................................ 4

2.3 Masa Prenatal .................................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... 5

3.1 Kehidupan Awal Masa Prenatal ....................................................... 5

3.2 Ciri Perkembangan Prenatal............................................................. 6

3.3 Tahap Perkembangan Prenatal ......................................................... 7

3.4 Pentingnya Periode Prenatal .......................................................... 10

3.5 Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal ...................................... 12

3.6 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal...................... 13

3.7 Proses Kelahiran ............................................................................ 14

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 16

4.1 Simpulan ....................................................................................... 16

4.2 Saran ............................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangan anak yang


dilakukan oleh para ahli psikologi (Barat), perkembangan individu pada
masa prenatal ini kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung diabaikan.
Dan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli
psikologi (Barat) cenderung dimulai dari periode bayi yang baru lahir dan
mengabaikan periode pralahir. Hal ini terjadi karena mereka mengganggap
bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim ibu sifatnya perkembangan
fisik, dan hanya memberi sedikit sumbangan bagi pemahaman psikologis
tentang perkembangan.

Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa


mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk
memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan
belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat
sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal. Jadi,
prenatal ini bukan saja merupakan periode yang sangat menentukan. Oleh
karena itu, pada makalah ini kami memahas tentang perkembangan prenatal
dan kelahiran.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsepsi dan kehidupan awal pada masa prenatal?


2. Apa saja ciri perkembangan prenatal?
3. Apa saja dan bagaimana tahap-tahap perkembangan prenatal?
4. Apa arti penting periode prenatal bagi perkembangan?
5. Apa itu Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal?
7. Bagaimana proses dalam kelahiran?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan konsepsi awal kehidupan pada masa prenatal.


2. Menjelaskan ciri perkembangan prenatal.
3. Menjelaskan tahap-tahap pada perkembangan prenatal.
4. Menjelaskan arti penting periode prenatal bagi perkembangan.
5. Menjelaskan Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal.
6. Menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan prenatal.
7. Menjelaskan proses dalam kelahiran.

1.4 Manfaat

Makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Manfaat yang didapat
ialah kita dapat mengerti mengenai pentingnya masa konsepsi dan dalam
kandungan (pranatal) dalam perkembangan seorang manusia yang akan
dilahirkan nantinya.

2
BAB II
KERANGKA TEORETIS

2.1 Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.


Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan.
Perkembangan menyangkut porses diferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya,
termasuk juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan
perkembangan perilaku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.

Perkembangan merupakan perubahan yang bersifat progresif, terarah dan


terpadu. Progresif mengandung arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai
arah tertentu dan cenderung maju kedepan, tidak mundur kebelakang. Terarah
dan terpadu menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti antara
perubahan yang terjadi pada saat ini, sebelumnya dan berikutnya
(Soetjiningsih & Ranuh, 2013).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)


dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Tahap ini
mencakup adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-
organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2014)

3
2.2 Masa Konsepsi

Masa konsepsi yaitu masa pertemuan sperma dan ovum sehingga terjadi
proses pembuahan sel telur oleh sel sperma tersebut (Abas, 2015). Secara
umum masa konsepsi ialah pertemuan sel telur dan sel sperma di tuba falopi
yang prosesnya disebut juga pembuahan.

2.3 Masa Prenatal

Masa pranatal merupakan masa (waktu) di mana manusia mengalami


perkembangan untuk pertama kalinya atau biasa disebut dengan awal
perkembangan. Masa ini terjadi selama dalam rahim seorang ibu, yaitu berkisar
sekitar 9 bulan lebih 10 hari, ini merupakan perkiraan rata-rata yang sering
dialami oleh sebagian besar perkembangan manusia di dalam rahim meskipun
terkadang sering juga ditemukan usia janin yang kurang dari usia tersebut yang
biasa disebut dalam ilmu kedokteran sebagai janin prematur (waktu yang
semestinya bayi belum bisa dilahirkan (Jannah & Mirta, 2018).

Periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi perkembangan
fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan
antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang,
terutama yang berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam
kandungan William Sallenbach, 1998 dalam (Aprilia, 2020).

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kehidupan Awal Masa Prenatal

Periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode


awal perkembangan manusia yang dimulai sejak konsepsi. Konsepsi yaitu
ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai dengan waktu
kelahiran seorang idividu. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9
bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Pada hari sebelum lahir,
para ahli psikologis perkembangan meyakini bahwa kehidupan manusia
berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita.

Pada saat itu, sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum)
dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi, yang disebut zigot.
Sperma dan sel telur itu dibuat oleh sel-sel perkembangbiakan yang disebut
“sel benih”. Sel-sel ini mengandung 46 kromosom, yang diperoleh dari sperma
ayah dan ovum ibu, yang dibentuk menjadi 23 pasang. Dalam
setiap pasang kromosom terdiri dari satu kromosom pihak ayah dan satu
kromosom pihak ibu, dan setiap pasang kromosom ini memiliki bentuk dan
ukuran yang jelas.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa sel-sel sperma pria dan sel-sel
telur (ovum) wanita pada dasarnya memiliki daya hidup atau energi kehidupan.
Karena sperma dan ovum memiliki daya hidup, maka ia mampu menjalin
hubungan satu sama lain, sehingga pada gilirannya menghasilkan benih
manusia (embrio). Kemudian, karena adanya daya hidup inilah yang membuat
janin dalam kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga lahir menjadi
individu baru (Widyastuti, Herlansyah, & Musruroh, 2018).

5
3.2 Ciri Perkembangan Prenatal

Menurut (Hurlock, 2007), meskipun relatif singkat, periode pranatal


mempunyai enam ciri penting, masing-masing ciri mempunyai akibat yang
lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan.

1. Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua


janin. Kondisi ini akan dipengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan
oleh kedua orang tua janin. Dalam hal ini sering ditemukan adanya
penyimpangan genetis yang disebabkan oleh kelebihan jumlah kromosom
2. Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang
perkembangan sifat bawaan dan perkembangannya baik itu sifat yang baik
maupun sifat yang buruk, dan hal ini akan berpengaruh pada pola
perkembangan yang akan datang.
3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat
pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan
mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama
periode pranatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh
kehidupan individu.
5. Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik
fisik maupun psikologis. Dinyatakan bahaya, karena pada masa pranatal
akan berpengaruh panjang pada masa pertmbuhan dan perkembangan
janin di masa yang akan datang.
6. Periode pranatal merupakan saat di mana orang-orang yang
berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan. Dalam hal
ini seorang bayi yang sudah berusia 20 minggu dalam kandungan sudah
bisa merasakan gelap dan terang. Dan pada usia ini orang tua sudah bisa
memberikan dorongan stimulus pada janin untuk mengoptimalkannya.

6
3.3 Tahap Perkembangan Prenatal

3.3.1 Perkembangan Fisik


Perkembangan prenatal ditinjau dari segi fisik dibagi menjadi tiga fase,
yakni Germinal, Embrio, dan Janin (Pamilu, 2006).

1. Periode Germinal
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari.
Periode ini meliputi terjadinya zygote yang dilanjutkan dengan
pembelahan sel dan terjadilah implantation. Implantation ialah
menempelnya zygote pada dinding uterus yang berlangsung sekitar 10
hari setelah pembuahan. Satu minggu setelah pembuahan, zygote
melakukan pembelahan sel yang telah dimulai ketika lapisan dalam
(blastocyt) dan lapisan luar (trophoblast) organisme terbentuk. Pada
lapisan dalam sel (blastocyt) akan berkembang terus menjadi embrio.
Lapisan luar (trophoblast) akan berkembang menjadi lasenta (ari-ari)
yang menjadi pelindung embrio, tali pusar dan amnion yang
menyediakan gizi bagi embrio. Periode zygote sering juga disebut
sebagai periode conceptual.
2. Periode Embrio
Suatu periode kehamilan dengan rentang usia antara akhir minggu ke-
2 sampai dengan akhir minggu ke-8, ditandai dengan perkembangan
yang pesat pada organ tubuh, sistem pernapasan, pencernaan, dan
saraf. Pada masa ini terjadi diferensiasi sel. System saraf berkembang
pada usia akhir minggu ketiga jantung mulai berdetak, kemudian
embrio terus berkembang dan pada akhirnya menjadi janin sebagai
bentuk manusia kecil yang ditandai pembentukan kepala 1 ¼ ons
dengan panjang sekitar 1 ½ inci (2,5 cm). Periode embrionis
merupakan periode yang sangat rentan terjadinya keguguran spontan.
3. Periode Janin
Merupakan fase perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2
bulan setelah proses pembuahan dan umumnya berlangsung selama 7

7
bulan. Pertumbuhan dan perkembangan semakin menunjukkan
prosesnya yang luar biasa. Perkembangan otak adalah satu hal yang
paling menakjubkan dalam perkembangan prenatal. Saat bayi
dilahirkan, mereka telah memiliki kurang lebih 100 milyar neuron
atau sel saraf yang mengatur proses informasi di bagian sel di dalam
otak. Selama perkembangan prenatal, neuron bergerak ke tempat yang
seharusnya dan mulai saling berhubungan. Bentuk dasar otak manusia
disusun pada 2 trisemester pertama pada masa perkembangan
prenatal. Trisemester ke-3 dan 2 tahun pertama setelah dilahirkan,
ditandai dengan terhubung dan berfungsinya neuron.

3.3.2 Perkembangan Kognitif


1. Perkembangan dalam belajar dan mengingat yaitu perkembangan
belajar janin telah diketahui ketika dia mengisap jari di dalam rahim.
Sementara perkembangan mengingat diketahui ketika bayi merekam
setiap pembicaraan ibunya, atau ketika ibu sedang membacakan
ceritacerita dengan keras pada masa kehamilan. Membacakan cerita-
cerita dengan suara keras lebih mengaktifkan rekaman ingatan bayi
ketimbang ibu yang sama sekali tak pernah membacakan cerita pada
masa kehamilan (Pieter & Lubis, 2016).
2. Perkembangan kognitif anak dalam kandungan, di mana menurut
laporan para ilmuwan dalam bidang perkembangan anak pralahir yang
melakukan beberapa penelitian mutakhir makin menguatkan dugaan
bahwa anak dapat belajar selama berada dalam Rahim ibunya. Dia
juga bisa merasa, dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang.
Bahkan pada usia kandungan lima bulan (20 pekan), kemampuan bayi
dalam kandungan untuk merasakan rangsangan telah berkembang
dengan sangat baik sehingga proses pendidikan dapat dilakukan. Dan
anak-anak yang diberi pendidikan sejak masih dalam kandungan
cenderung mengalami peningkatan kecerdasan otak, mampu
berkomunikasi lebih baik dan mudah beradaptasi dengan lingkungan
ketika besar nanti (Soenarwo, 2012). Pentingnya pemberian

8
rangsangan sejak dini merupakan satu hal yang perlu diberikan kepada
anak untuk meningkatkan tingkat intelektual dan tingkat kreativitas
anak (Mziyatul, Fahmi, & Febri, 2020).

3.3.3 Perkembangan Emosi


Berkomunikasi dengan buah hati tidak hanya bisa dilakukan setelah
bayi lahir dan bisa berbicara. Namun, sebetulnya komunikasi antara ibu
dan janin, lingkungan dengan janin sudah dimulai tercipta sejak dalam
kandungan. Tanpa banyak disadari, ibu dan janin sudah memiliki
hubungan emosional yang sangat kuat. Biasanya dimulai sejak usia
kehamilan enam bulan. Janin sudah bisa merasakan emosi ibu, baik saat
senang atau sedih melalui hormon ibu yang disalurkan kedalam tubuh
janin. Tentu kesempatan berharga untuk menjalin kedekatan secara
emosional dengan buah hati tidak boleh dilewatkan (Mziyatul, Fahmi, &
Febri, 2020).

Beberapa pakar anak mengemukakan bahwa jika janin dalam


kandungan secara terus-menerus mendapatkan stimulasi (rangsangan)
positif, maka kelak anak tersebut akan menjadi anak yang lebih cepat
perkembangan otaknya jika dibandingkan dengan teman-temanya yang
tidak mendapatkan stimulasi saat masih dalam kandungan. Pada
umumnya seorang anak telah memiliki ikatan atau jalinan yang kuat
dengan ibu, walaupun masih dalam kandungan. Berbagai cara yang dapat
dilakukan untuk memberi stimulasi pada janin, di antaranya sebagai
berikut 1) Membelai, menepuk dan mengusap dengan lembut, 2)
Mengajak bicara, 3) Mendongengkan.

Selain memberi stimulus, keadaan emosional ibu selama kehamilan


juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa
prenatal. Hal ini dikarenakan ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi
perubahan psikologis, antara lain yang meningkatnya pernapasan dan
sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon andrenalin sebagai

9
tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membuat janin kekurangan udara (Desmita, 2005).

Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum


atau selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis
dan melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang
relatif tenang dan aman. Goncangan emosi diasosiasikan dengan
kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan
penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat
fisik.

3.4 Pentingnya Periode Prenatal

Menurut Elizabeth B. Horlock, 1980 dalam (Widyastuti, Herlansyah, &


Musruroh, 2018) setidaknya ada 4 kondisi penting yang memberi pengaruh
besar terhadap perkembangan individu baru di masa mendatang, yaitu:

1. Sifat Bawaan
Yang menentukan sifat bawaan yang diperoleh dari kedua orang tua dan dari
nenek pihak ibu maupun pihak ayah. Sifat bawaan ditentukan satu kali untuk
seluruh kehidupan seseorang pada saat kehamilan, maka hal ini menjadi
penting daripada saat sifat bawaan dapat berubah dalam tahap-tahap
perkembangan berikutnya. Ada dua hal yang mempengaruhi penurunan
sifat bawaan selanjutnya : 1). Faktor keturunan membatasi sejauh mana
individu dapat berkembang. Jika kondisi sebelum dan sesudah lahir
menguntungkan dan jika seseorang memiliki dorongan yang kuat, ia dapat
mengembangkan sifat-sifat fisik dan mental yang diwarisinya sampai batas
maksimum. 2). Sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan.
Tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak
ibu ataupun pihak ayah yang akan diturunkan pada anak.
2. Jenis Kelamin
Penentuan seks (jenis kelamin) individu merupakan unsur penting kedua
yang terjadi pada saat pembuahan. Penentuan jenis kelamin bergantung

10
pada jenis spermatozoon yang menyatu pada ovum. Dua jenis spermatozoa
matang diproduksi dalam jumlah yang sama. Pertama, 22 pasang
kromosom ditambah 1 kromosom X Telur yang matang selalu mengandung
kromosom X. Bila telur ini dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom
X maka akan menghasilkan anak perempuan. Kedua, 22 pasang kromosom
ditambah 1 kromosom Y Telur yang matang selalu mengandung kromosom
X. Bila telur ini dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom Y maka
akan menghasilkan anak laki-laki.
3. Jumlah Anak
Peristiwa penting ketiga pada saat kehamilan adalah menentukan jumlah
anak yang akan lahir. Meskipun pada umumnya pada peristiwa kelahiran
hanya satu anak yang dilahirkan tetapi sering juga terjadi kelahiran kembar.
Apabila ovum yang matang dibuahi oleh satu spermatozoon hasilnya adalah
satu anak. Jika ovum yang matang dan telah dibuahi (zigot) membelah
menjadi dua bagian atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan
pembelahan sel. Apabila ini terjadi akan menghasilkan anak kembar identik
(oniovular). Jika dua ovum atau lebih dibebaskan sekaligus dan dibuahi oleh
spermatozoon yang berlainan akan menghasilkan bayi kembar nonidentik
(biovular).
4. Urutan Anak
Hal penting yang keempat pada saat kehamilan adalah penentuan posisi
urutan anak yang terbentuk di antara saudara-saudaranya. Meskipun hal ini
berubah dalam satu tahun atau dua tahun setelah lahir, posisi urutan anak
tetap sama sejak masa kehamilan. Misalnya anak kedua mungkin
merupakan anak bungsu atau menduduki posisi anak terakhir dalam satu
tahun atau lebih. Tetapi kedudukannya diganti oleh adiknya yang baru lahir.
Peralihan posisi anak bungsu menjadi anak tengah dapat mengganggu
selama beberapa waktu, tetapi anak bahkan bayi cenderung dapat
menyesuaikan diri dari perubahan ini.

11
3.5 Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal

1. Trisemester Pertama (3 bulan pertama)


 Pembuahan- Minggu ke-4. Panjang kurang dari 0,25 cm. Mulai terbentuk
saraf tulang belakang, sistem saraf, sistem gastrointestinal, jantung dan
paru-paru. Kantong ketuban mulai membungkus bentuk awal dari tubuh
dikenal dengan nama zigot.
 Minggu ke-8. Panjang sekitar 2,5 cm. Wajah mulai terbentuk dengan
mata, telinga, mulut dan tunas gigi yang belum sempurna. Lengan dan
kaki mulai bergerak, otak mulai terbentuk, denyut jantung janin mulai
dapat dideteksi dengan ultrasound. Memasuki masa yang disebut
embrio.
 Minggu ke-12. Panjang mencapai 7,5 cm dan berat 1 ons. Mulai dapat
menggerakkan lengan dengan kaki, jari tangan dan jari kaki. Sidik jari
mulai terbentuk. Dapat tersenyum, merengut, menghisap dan menelan.
Jenis kelamin dapat dibedakan dari buang air kecil.
2. Trisemester kedua (3 bulan kedua)
 Minggu ke-16. Panjang mencapai 15 cm dan berat antara 4 hingga 7
ons. .Denyut jantung kuat, kulit masih transparan. Bulu-bulu halus
(lanugo) menutupi tubuh. Kuku jari tangan dan kaki terbentuk. Gerakan
mulai terkoordinasi, dapat berguling dalam cairan ketuban.
 Minggu ke-20. Panjang mencapai 30 cm dan berat 0,25 hingga 0,5 kg.
Denyut jantung dapat didengar dengan stetoskop biasa. Menghisap ibu
jari. Cegukan, rambut, bulu mata, dan alis sudah ada.
 Minggu ke-24. Panjang mencapai 35 cm dan berat antara 0,5 hingga
0,75 kg. Kulit mengeriput dan terlapisi oleh lapisan pelindung (vernix
caseosa). Mata mulai terbuka, kotoran dikumpulkan di usus, genggaman
kuat.
3. Trisemester ketiga (3 bulan terakhir)
 Minggu ke-28. Panjang mencapai 35 hingga 42,5 cm dan berat antara
1,25 hingga 1,5 kg. Lemak tubuh mulai bertambah. Pernapasan belum
sempurna.

12
 Minggu ke-32. Panjang mencapai 41,25 hingga 45 cm. Berat antara 2
hingga 2,5 kg. Mempunyai periode tidur dan terbangun. Merespon
bunyi.Dapat mengambil posisi kelahiran. Tulang tengkorak masih lunak
dan fleksibel. Mineral besi tertumpuk di hati.
 Minggu 36-38. Panjang mencapai 47,5 hingga 50 cm dan berat antara 3
hingga 3,75 kg. Kerutan pada kulit berkurang. Vernix caseosa tebal.
Lanugo jauh berkurang. Aktivitas berkurang. Memperoleh imunitas dari
ibu.

3.6 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal

1. Teratogen
Unsur yang menyebabkan adanya kelainan pada kelahiran akibat dari proses
kehamilan yang tidak optimal. Bila teratogen beraksi pada awal kehamilan
saat proses pembuahan dan organogenesis, bisa jadi berdampak negatif pada
janin yang mengakibatkan kelainan anatomis. Namun, apabila teratogen
beraksi pada saat organogenesis sudah lengkap dan matang di usia
kehamilan tua, kemungkinan tidak menyebabkan kelainan anatomis
(Hurlock, Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang, 1991).
2. Faktor Ibu
Ibu menjadi kunci utama yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan
janin. Sehingga kondisi fisik dan psikis ibu harus dijaga agar janin
berkembang dengan sempurna. Selain itu, penyakit dan kondisi ibu selama
kehamilan bisa mengakibatkan infeksi, kelainan dan kerusakan selama
proses kehamilan yang mengakibatkan bayi lahir kurang sempurna.
Beberapa penyakit yang dapat mempengaruhi janin, di antaranya campak
rubella, sifilis, herpes alat kemaluan, dan AIDS. Selain dari penyakit, usia
ibu juga mempengaruhi janin. Ibu yang hamil di usia beresiko yaitu saat
remaja (dibawah 18 tahun) dan saat usia ibu sudah memasuki dewasa tengah
(di atas 35). Bayi yang lahir dari ibu remaja, kebanyakan mengalami
prematur dan keguguran.

13
3. Faktor Ayah
Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal janin. Perhatian
dan kasih sayang seorang ayah kepada ibu akan membuat emosi ibu akan
stabil, tenang dan bahagia. Stimulasi ayah pada janin dan sering mengajak
bicara janin dalam kandungan juga dapat menenangkan janin, membangun
ikatan emosional bayi dengan ayah dari suara dan sentuhan bayi, bisa
berdampak pada perkembangan bahasa bayi. Selain itu, usia ayah yang
sudah terlalu tua mengakibatkan anak kekurangan kalsium sehingga tinggi
badannya kurang dan bisa mengakibatkan anak mengalami keterbelakangan
mental seperti down syndrome.
4. Lingkungan
Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu lingkungan
dapat membahayakan kondisi janin dalam kandungan dan berakibat
keterbelakangan mental pada anak. Terkontaminasi polusi dan bahan-bahan
beracun dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada anak. Ibu yang
sedang mengandung sebaiknya sangat berhati-hati dengan lingkungan dan
apa yang akan di konsumsinya, karena jika ia mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat mengganggu perkembangan
janin (Aprilia, 2020).

3.7 Proses Kelahiran

a. Tahap Pertama
Terjadi kontraksi peranakan yang berlangsung 15 hingga 20 menit
pada permulaan permulaan dan berakhir berakhir hingga 1 menit.
Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap
pertama belangsung, kontraksi semakin sering, yang terjadi setiap 2 hingga
5 menit. Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher
rahim hingga terbuka sekitar 4 inci sehingga bayi dapat bergerak dari
peranakan ke seluruh kelahiran.

14
b. Tahap Kedua
Dimulai ketika kepala bayi bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu.
Tahap ini berlangsung kira-kira 1,5 jam. Pada setiap kontraksi, ibu
mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuhnya. Pada
waktu kepala bayi keluar dari tubuh ibu, kontraksi terjadi hampir setiap
menit dan berlangsung kira-kira 1 menit.
c. Tahap Ketiga
Pada tahap ini yaitu tahap setelah bayi lahir. Pada waktu ini ari-ari,
tali pusar, pusar, dan selaput-selaput lain dilepaskan. Tahap akhir inilah
yang paling pendek, berlangsung hanya beberapa menit saja (Widyastuti,
Herlansyah, & Musruroh, 2018).

15
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan

Periode prenatal merupakan periode awal kehidupan manusia yang


sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode selanjutnya.
Ciri-ciri umum perkembangan prenatal ialah terjadinya pembauran sifat-sifat
yang diturunkan oleh kedua orang tua. Masa prenatal berdasarkan
perkembangan fisik yakni; germinal, embrio dan janin. Periode prenatal
sangat penting karena mempengaruhi sifat bawaan, jens kelamin, urutan, dan
jumlah anak. Faktor yang memengaruhi perkembangan pada masa ini ialah
teratogen, ayah, ibu, dan lingkungan. Kemudian proses kelahiran dirumuskan
menjadi tiga tahap.

4.2 Saran

Dari paparan di atas dapat kita pahami bahwa perkembangan masa


prenatal sangat penting dalam menentukan sifat-sifat bayi yang akan
dilahirkan. Oleh karena itu diharapkan sebagai orang tua maupun calon orang
tua sebaiknya dapat lebih memperhatikan lagi perkembangan pada masa
prenatal ini. Sehingga tidak terjadi kelainan maupun hal yang tidak diinginkan
lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abas, E. (2015). Periode Konsepsi Awal Kejadian Manusia. Jurnal Pendidikan


Islam Vo. 6, 66-79. Diunduh pada 06 November 2021.

Aprilia, W. (2020). Perkembangan Masa Pranatal dan Kelahiran. Jurnal PAUD Vol.
4. Diunduh pada 06 November 2021.
Desmita. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Diunduh pada 06 November 2021.
Hurlock, E. B. (1991). Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang.
Jakarta: Erlangga. Diunduh pada 06 November 2021.

Hurlock, E. B. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Diunduh pada 06


November 2021.
Jannah, W., & Mirta, L. (2018). Periodesasi Perkembangan Masa Prenatal Dan Post
Natal. Jurnal Umsida. Diunduh pada 06 November 2021.

Mziyatul, N., Fahmi, D., & Febri, A. (2020). Perkembangan Kognitif, Fisik dan
Emosi Sosial Masa Prenatal. Jurnal PAUD Vol. 01, 22-45. Diunduh pada
06 November 2021.
Pamilu, A. (2006). Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan. Yogyakarta: Citra
Media. Diunduh pada 06 November 2021.
Pieter, H. Z., & Lubis, N. L. (2016). Pengantar Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta:
Prenadamedia Group. Diunduh pada 06 November 2021.

Soenarwo, B. (2012). 360 Pekan Masa Keemasan Anak, Sekali Seumur Hidup.
Jakarta: Al-Mawardi Prima. Diunduh pada 06 November 2021.
Soetjiningsih, & Ranuh, G. (2013). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku
EGC. Diunduh pada 06 November 2021.

Sulistyawati, A. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika.


Diunduh pada 06 November 2021.
Widyastuti, N. V., Herlansyah, F. A., & Musruroh, L. (2018). Perkembangan Masa
Prenatal dan Kelahiran. IAIN Ponorogo. Diunduh pada 06 November 2021.

17

Anda mungkin juga menyukai