Disusun oleh :
KELOMPOK I
KELAS G
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Tujuan....................................................................................................... 5
D. Manfaat ................................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 7
A.Definisi
1.Psikologi Perkembangan...................................................... 7
2.Masa konsepsi.................................................................... 8
3.Masa prenatal..................................................................... 8
B. Kehidupan Awal Masa Prenatal............................................................... 9
C. Ciri Perkembangan Prenatal...................................................................... 10
D Tahap Perkembangan Prenatal................................................................... 11
E. Pentingnya Periode Prenatal ..................................................................... 14
F.Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal ................................................. 16
G Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Prenatal................................. 17
H.Komplikasi Prenatal................................................................................... 18
I.Bahaya Fisik pada Masa Prenatal.............................................................. 24
J. Bahaya Psikologi Masa Prenatal................................................... 25
BAB IV PENUTUP...................................................................................... 27
A. Simpulan ................................................................................................... 27
B. Saran ......................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang kompleks. Segala yang ada pada
manusia dapat dilihat pertumbuhan dan perkembangannya, baik fisik
maupun psikisnya. Dari awal kehidupan hingga akhir hayat dapat diamati
dengan ilmu psikologi. Secara biologis hidup dimulai pada waktu konsepsi
atau pembuahan. Pendapat aliran Homonculus dalam abad pertengahan
mengatakan bahwa perkembangan psikologis telah dimulai pada saat
konsepsi. Menurut pendapat Homunculus, pada waktu konsepsi semua
telah ada dalam bentuk yang teramat kecil hingga seakan-akan hanya
dapat dilihat melalui mikroskop. Perubahan-perubahan yang terjadi
sesudahnya hanyalah bersifat kuantitatif.(Monks dan Knoers 2006).
Pada masa-masa awal penelitian ilmiah tentang perkembangan
anak yang dilakukan oleh para ahli psikologi (Barat), perkembangan
individu pada masa prenatal ini kurang mendapat perhatian, bahkan
cenderung diabaikan. Dan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
sebagian besar ahli psikologi (Barat) cenderung dimulai dari periode bayi
yang baru lahir dan mengabaikan periode pralahir. Hal ini terjadi karena
mereka mengganggap bahwa perkembangan hidup individu dalam rahim
ibu sifatnya perkembangan fisik, dan hanya memberi sedikit sumbangan
bagi pemahaman psikologis tentang perkembangan.
Kemudian baru pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran
bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting
untuk memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Bahkan
belakangan ini penelitian ilmiah telah menunjukkan fakta bahwa terdapat
sejumlah pola perkembangan penting yang terjadi pada periode prenatal.
Jadi, prenatal ini bukan saja merupakan periode yang sangat menentukan.
Oleh karena itu, pada makalah ini kami memahas tentang perkembangan
prenatal dan kelahiran.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi psikologi perkembangan, masa konsepsi, dan masa
prenatal?
2. Bagaimana konsepsi dan kehidupan awal pada masa prenatal?
3. Apa saja ciri perkembangan prenatal?
4. Apa saja dan bagaimana tahap-tahap perkembangan prenatal?
5. Apa arti penting periode prenatal bagi perkembangan?
6. Apa sajaTrisemester Perkembangan Prenatal?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal?
8. Apa saja komplikasi pada prenatal?
9. Apa saja bahaya fisik pada masa prenatal?
10. Apa saja bahaya psikologi pada masa prenatal?
C. Tujuan
1. Menjelaskan definisi psikologi perkembangan, masa konsepsi, dan
masa prenatal
2. Menjelaskan konsepsi awal kehidupan pada masa prenatal.
3. Menjelaskan ciri perkembangan prenatal.
4. Menjelaskan tahap-tahap pada perkembangan prenatal.
5. Menjelaskan arti penting periode prenatal bagi perkembangan.
6. Menjelaskan Tiga Trisemester Perkembangan Prenatal.
7. Menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
prenatal.
8. Menjelaskan komplikasi pada prenatal
9. Menjelaskan bahaya fisik pada masa prenatal
10. Menjelaskan bahaya psikologi pada masa prenatal
5
D. Manfaat
Masa prenatal ini adalah masa yang sangat penting karena pada
masa ini manusia memulai proses pembentukan dan beberapa aspek
perkembangan seperti terbentuknya kecerdasan, kepribadian, kemampuan,
bakat dan lain sebagainya. Untuk itu makalah ini dibuat agar dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Manfaat yang didapat ialah kita
dapat mengerti mengenai pentingnya masa konsepsi dan dalam kandungan
(pranatal) dalam perkembangan seorang manusia yang akan dilahirkan
nantinya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
1. Definisi Psikologi Perkembangan
Psikologi berasal dari bahasa Yunani psyche yang artinya jiwa dan logos
berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi psikologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejala, proses maupun latar
belakangnya. Psikologi didefinisikan sebagai kajian saintifik tentang tingkah laku
dan proses mental organisme. Sertain (dalam M.Ngalim Purwanto, 1984)
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku organisme yang hidup,
terutama tingkah laku manusia. Berdasarkan definisi psikologi tersebut, maka
psikologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari dan
mengkaji tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan.
Perkembangan adalah perubahan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks, dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan.
Perkembangan menyangkut porses diferensiasi sel tubuh, organ, dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi fungsinya, termasuk
juga perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan perilaku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan merupakan
perubahan yang bersifat progresif, terarah dan terpadu. Progresif mengandung
arti bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah tertentu dan cenderung maju
kedepan,tidak mundur kebelakang. Terarah dan terpadu menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang pasti antara perubahan yang terjadi pada saat ini,
sebelumnya dan berikutnya (Soetjiningsih & Ranuh, 2013).
Perkembangan mencakup adanya proses diferensiasi sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa,
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Cakupan tahap ini termasuk
juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
terhadap lingkungan (Sulistyawati, 2014)
7
Psikologi perkembangan adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk perilaku seseorang
sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan
psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks
adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian,
karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu
tersebut.
Psikologi perkembangan merupakan salah satu bukti perkembangan
keilmuan di bidang psikologi, yakni merupakan cabang dari ilmu psikologi.
Kajian bidang ini fokus pada semua aspek psikologi disetiap tahapan
perkembangan manusia yang diawali dari proses kehidupan pasca konsepsi atau
pembuahan, proses kelahiran dan hadirnya seorang bayi hingga meninggalnya
individu dari dunia fana. Psikologi perkembangan dapat diaplikasikan dalam
beberapa bidang seperti kesehatan dan terapi, pembelajaran dan pengasuhan,
organisasi industri, serta komunitas yang bertujuan untuk mengoptimalkan
kualitas individu selama kehidupannya.
2. Masa Konsepsi
Masa konsepsi yaitu masa pertemuan sperma dan ovum sehingga terjadi
proses pembuahan sel telur oleh sel sperma tersebut (Abas, 2015). Secara umum
masa konsepsi ialah pertemuan sel telur dan sel sperma di tuba fallopi yang
prosesnya disebut juga pembuahan.
3. Masa Prenatal
Masa pranatal merupakan masa (waktu) di mana manusia mengalami
perkembangan untuk pertama kalinya atau biasa disebut dengan awal
perkembangan. Masa ini terjadi selama dalam rahim seorang ibu, yaitu berkisar
sekitar 9 bulan lebih 10 hari, ini merupakan perkiraan rata-rata yang sering
dialami oleh sebagian besar perkembangan manusia di dalam rahim meskipun
terkadang sering juga ditemukan usia janin yang kurang dari usia tersebut yang
biasa disebut dalam ilmu kedokteran sebagai janin prematur (waktu yang
semestinya bayi belum bisa dilahirkan (Jannah & Mirta, 2018). Masa sebelum
lahir ini terbagi dalam 3 priode yaitu:
8
a. Periode telur/zygote, yang berlangsung sejak pembuahan sampai akhir
minggu kedua.
b. Periode Embrio, dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua
c. Periode Janin (fetus), dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
Periode pranatal atau pra lahir merupakan masa kritis bagi perkembangan
fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah masa mulai terbentuknya kedekatan
antara bayi dan orang tua dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang,
terutama yang berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam
kandungan. William Sallenbach, 1998 dalam (Aprilia, 2020).
9
(embrio). Kemudian, karena adanya daya hidup inilah yang membuat janin dalam
kandungan dapat hidup dan berkembang, hingga lahir menjadi individu baru
(Widyastuti, Herlansyah, & Musruroh, 2018).
10
D. Tahap Perkembangan Prenatal
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan prenatal ditinjau dari segi fisik dibagi menjadi tiga
fase, yakni Germinal, Embrio, dan Janin (Pamilu, 2006).
a. Periode Germinal
Periode ini berlangsung sejak ovum dibuahi hingga 10-14 hari. Periode ini
meliputi terjadinya zygote yang dilanjutkan dengan pembelahan sel dan
terjadilah implantation. Implantation ialah menempelnya zygote pada
dinding uterus yang berlangsung sekitar 10 hari setelah pembuahan. Satu
minggu setelah pembuahan, zygote melakukan pembelahan sel yang telah
dimulai ketika lapisan dalam (blastocyt) dan lapisan luar (trophoblast)
organisme terbentuk. Pada lapisan dalam sel (blastocyt) akan berkembang
terus menjadi embrio. Lapisan luar (trophoblast) akan berkembang
menjadi lasenta (ari-ari) yang menjadi pelindung embrio, tali pusar dan
amnion yang menyediakan gizi bagi embrio. Periode zygote sering juga
disebut sebagai periode konceptual.
b. Periode Embrio
Suatu periode kehamilan dengan rentang usia antara akhir minggu ke- 2
sampai dengan akhir minggu ke-8, ditandai dengan perkembangan yang
pesat pada organ tubuh, sistem pernapasan, pencernaan, dan saraf. Pada
masa ini terjadi diferensiasi sel. System saraf berkembang pada usia akhir
minggu ketiga jantung mulai berdetak, kemudian embrio terus
berkembang dan pada akhirnya menjadi janin sebagai bentuk manusia
kecil yang ditandai pembentukan kepala 1 ¼ ons dengan panjang sekitar 1
½ inci (2,5 cm). Periode embrionis merupakan periode yang sangat rentan
terjadinya keguguran spontan.
c. Periode Janin
Merupakan fase perkembangan sebelum kelahiran yang dimulai 2 bulan
setelah proses pembuahan dan umumnya berlangsung selama 78 bulan.
Pertumbuhan dan perkembangan semakin menunjukkan prosesnya yang
luar biasa. Perkembangan otak adalah satu hal yang paling menakjubkan
11
dalam perkembangan prenatal. Saat bayi dilahirkan, mereka telah memiliki
kurang lebih 100 milyar neuron atau sel saraf yang mengatur proses
informasi di bagian sel di dalam otak. Selama perkembangan prenatal,
neuron bergerak ke tempat yang seharusnya dan mulai saling
berhubungan. Bentuk dasar otak manusia disusun pada 2 trisemester
pertama pada masa perkembangan prenatal. Trisemester ke-3 dan 2 tahun
pertama setelah dilahirkan, ditandai dengan terhubung dan berfungsinya
neuron.
2. Perkembangan Kognitif
a. Perkembangan dalam belajar dan mengingat yaitu perkembangan
belajar janin telah diketahui ketika dia mengisap jari di dalam rahim.
Sementara perkembangan mengingat diketahui ketika bayi merekam
setiap pembicaraan ibunya, atau ketika ibu sedang membacakan
cerita-cerita dengan keras pada masa kehamilan. Membacakan cerita
cerita dengan suara keras lebih mengaktifkan rekaman ingatan bayi
ketimbang ibu yang sama sekali tak pernah membacakan cerita pada
masa kehamilan (Pieter & Lubis, 2016).
b. Perkembangan kognitif anak dalam kandungan, di mana menurut
laporan para ilmuwan dalam bidang perkembangan anak pra lahir
yang melakukan beberapa penelitian mutakhir makin menguatkan
dugaan bahwa anak dapat belajar selama berada dalam Rahim
ibunya. Dia juga bisa merasa, dan mengetahui perbedaan antara
gelap dan terang. Bahkan pada usia kandungan lima bulan (20
pekan), kemampuan bayi dalam kandungan untuk merasakan
rangsangan telah berkembang dengan sangat baik sehingga proses
pendidikan dapat dilakukan. Dan anak-anak yang diberi pendidikan
sejak masih dalam kandungan cenderung mengalami peningkatan
kecerdasan otak, mampu berkomunikasi lebih baik dan mudah
beradaptasi dengan lingkungan ketika besar nanti (Soenarwo, 2012).
Pentingnya pemberian rangsangan sejak dini merupakan satu hal
12
yang perlu diberikan kepada anak untuk meningkatkan tingkat
intelektual dan tingkat kreativitas anak (Mziyatul, Fahmi, & Febri,
2020).
3. Perkembangan Emosi
Berkomunikasi dengan buah hati tidak hanya bisa dilakukan setelah
bayi lahir dan bisa berbicara. Namun, sebetulnya komunikasi antara ibu
dan janin, lingkungan dengan janin sudah dimulai tercipta sejak dalam
kandungan. Tanpa banyak disadari, ibu dan janin sudah memiliki
hubungan emosional yang sangat kuat. Biasanya dimulai sejak usia
kehamilan enam bulan. Janin sudah bisa merasakan emosi ibu, baik saat
senang atau sedih melalui hormon ibu yang disalurkan kedalam tubuh
janin. Tentu kesempatan berharga untuk menjalin kedekatan secara
emosional dengan buah hati tidak boleh dilewatkan (Mziyatul, Fahmi, &
Febri, 2020).
Beberapa pakar anak mengemukakan bahwa jika janin dalam
kandungan secara terus-menerus mendapatkan stimulasi (rangsangan)
positif, maka kelak anak tersebut akan menjadi anak yang lebih cepat
perkembangan otaknya jika dibandingkan dengan teman-temanya yang
tidak mendapatkan stimulasi saat masih dalam kandungan. Pada umumnya
seorang anak telah memiliki ikatan atau jalinan yang kuat dengan ibu,
walaupun masih dalam kandungan. Berbagai cara yang dapat dilakukan
untuk memberi stimulasi pada janin, di antaranya sebagai berikut 1)
Membelai, menepuk dan mengusap dengan lembut, 2) Mengajak bicara, 3)
Mendongengkan.
Selain memberi stimulus, keadaan emosional ibu selama kehamilan
juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan masa
prenatal. Hal ini dikarenakan ketika seorang ibu hamil mengalami
ketakutan, kecemasan, stres dan emosi lain yang mendalam, maka terjadi
perubahan psikologis, antara lain yang meningkatnya pernapasan dan
sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon andrenalin sebagai
13
tanggapan terhadap ketakutan akan menghambat aliran darah ke daerah
kandungan dan membuat janin kekurangan udara (Desmita, 2005). Ibu
yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau
selama kehamilan, kemungkinan besar mengalami kesulitan medis dan
melahirkan bayi yang abnormal dibandingkan dengan ibu yang relatif
tenang dan aman. Goncangan emosi diasosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.
14
b. Jenis Kelamin
Penentuan seks (jenis kelamin) individu merupakan unsur penting
kedua yang terjadi pada saat pembuahan. Penentuan jenis kelamin
bergantung pada jenis spermatozoon yang menyatu pada ovum. Dua
jenis spermatozoa matang diproduksi dalam jumlah yang sama.
Pertama, 22 pasang kromosom ditambah 1 kromosom X Telur yang
matang selalu mengandung kromosom X. Bila telur ini dibuahi oleh
spermatozoon pembawa kromosom X maka akan menghasilkan anak
perempuan. Kedua, 22 pasang kromosom ditambah 1 kromosom Y
Telur yang matang selalu mengandung kromosom X. Bila telur ini
dibuahi oleh spermatozoon pembawa kromosom Y maka akan
menghasilkan anak laki-laki.
c. Jumlah Anak
Peristiwa penting ketiga pada saat kehamilan adalah menentukan
jumlah anak yang akan lahir. Meskipun pada umumnya pada peristiwa
kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan tetapi sering juga terjadi
kelahiran kembar. Apabila ovum yang matang dibuahi oleh satu
spermatozoon hasilnya adalah satu anak. Jika ovum yang matang dan
telah dibuahi (zigot) membelah menjadi dua bagian atau lebih yang
terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel. Apabila ini
terjadi akan menghasilkan anak kembar identik (oniovular). Jika dua
ovum atau lebih dibebaskan sekaligus dan dibuahi oleh spermatozoon
yang berlainan akan menghasilkan bayi kembar nonidentik (biovular).
d. Urutan Anak
Hal penting yang keempat pada saat kehamilan adalah penentuan posisi
urutan anak yang terbentuk di antara saudara-saudaranya. Meskipun hal
ini berubah dalam satu tahun atau dua tahun setelah lahir, posisi urutan
anak tetap sama sejak masa kehamilan. Misalnya anak kedua mungkin
merupakan anak bungsu atau menduduki posisi anak terakhir dalam
satu tahun atau lebih. Tetapi kedudukannya diganti oleh adiknya yang
baru lahir. Peralihan posisi anak bungsu menjadi anak tengah dapat
15
mengganggu selama beberapa waktu, tetapi anak bahkan bayi
cenderung dapat menyesuaikan diri dari perubahan ini.
16
3. Trimester ketiga (3 bulan terakhir)
Minggu ke-28. Panjang mencapai 35 hingga 42,5 cm dan berat
antara 1,25 hingga 1,5 kg. Lemak tubuh mulai bertambah.
Pernapasan belum sempurna.
Minggu ke-32. Panjang mencapai 41,25 hingga 45 cm. Berat antara
2 hingga 2,5 kg. Mempunyai periode tidur dan terbangun. Merespon
bunyi.Dapat mengambil posisi kelahiran. Tulang tengkorak masih
lunak dan fleksibel. Mineral besi tertumpuk di hati.
Minggu 36-38. Panjang mencapai 47,5 hingga 50 cm dan berat
antara 3 hingga 3,75 kg. Kerutan pada kulit berkurang, vernix
caseosa tebal, lanugo jauh berkurang, aktivitas berkurang, dan
memperoleh imunitas dari ibu.
17
antaranya campak rubella, sifilis, herpes alat kemaluan, dan AIDS. Selain
dari penyakit, usia ibu juga mempengaruhi janin. Ibu yang hamil di usia
beresiko yaitu saat remaja (dibawah 18 tahun) dan saat usia ibu sudah
memasuki dewasa tengah (di atas 35). Bayi yang lahir dari ibu remaja,
kebanyakan mengalami prematur dan keguguran.
c. Faktor Ayah
Ayah juga berperan penting dalam perkembangan optimal janin.
Perhatian dan kasih sayang seorang ayah kepada ibu akan membuat
emosi ibu akan stabil, tenang dan bahagia. Stimulasi ayah pada janin dan
sering mengajak bicara janin dalam kandungan juga dapat menenangkan
janin, membangun ikatan emosional bayi dengan ayah dari suara dan
sentuhan bayi, bisa berdampak pada perkembangan bahasa bayi. Selain
itu, usia ayah yang sudah terlalu tua mengakibatkan anak kekurangan
kalsium sehingga tinggi badannya kurang dan bisa mengakibatkan anak
mengalami keterbelakangan mental seperti down syndrome.
d. Lingkungan
Polusi dan bahan-bahan beracun yang semakin banyak di suatu
lingkungan dapat membahayakan kondisi janin dalam kandungan dan
berakibat keterbelakangan mental pada anak. Terkontaminasi polusi dan
bahan-bahan beracun dapat mengakibatkan keterbelakangan mental pada
anak. Ibu yang sedang mengandung sebaiknya sangat berhati-hati dengan
lingkungan dan apa yang akan di konsumsinya, karena jika ia
mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bahan-bahan beracun dapat
mengganggu perkembangan janin (Aprilia, 2020).
H. Komplikasi Prenatal
1. Hamil Anggur
Mola Hidatidosa atau hamil anggur adalah kehamilan dengan kondisi
rahim yang berisi gelembung-gelembung cairan yang bentuknya seperti
buah anggur. Selsel yang seharusnya tumbuh menjadi plasenta atau ari-
ari yang banyak berisi pembuluh darah tidak terbentuk melainkan
18
membentuk sel-sel muda yang menyerupai gelembung-gelembung
seperti anggur dan berisi cairan. Sedangkan sel-sel yang seharusnya
berkembang menjadi janin berhenti berkembang. Jenis hamil anggur ada
tiga, mola komplit (janin tidak berkembang sama sekali karena tidak ada
makanan), mola parsial (janin sempat tumbuh tapi tidak sempurna, hanya
segumpal daging tanpa tulang dan organ), dan janin tumbuh namun
disertai jaringan mola.
2. Abortus
Abortus sering dikaitkan dengan kasus perdarahan dan kematian pada ibu
hamil. Angka kejadian abortus di Indonesia mencapai 2, 3 juta setiap
tahunnya. Faktor penyebab tertinggi abortus di Indonesia dari tahun 2010
hingga 2019 yaitu: umur ibu saat hamil, paritas, riwayat abortus, jarak
kehamilan, usia kehamilan, tingkat pendidikan dan pekerjaan , serta
anemia. Dimana usia dan paritas merupakan faktor penyebab abortus
yang utama di Indomesia.
3. TORCH
TORCH, atau Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.
Toksoplasma disebabkan parasit toxoplasma gondi yang hidup di
organisme lain sebagai induk seperti kelinci, kucing, anjing, kambing,
atau babi. Parasit tersebut bisa bertahan selama setahun pada tinja hewan
tersebut. Rubella atau campak Jerman disebabkan virus rubella dan bisa
menular melalui urine dan udara. Bila terjadi di trisemester pertama bisa
mengakibatkan keguguran, sindrom rubella bawaan seperti tuli dan
katarak, mikorsefalus, retadasi mental dan kelainan jantung. Begitu pula
bila terjadi di kehamilan lebih dari 20 minggu. CMV disebabkan oleh
virus cytomegalo yang merupakan golongan virus keluarga herpes, sering
disebut sebagai virus paradox. Penularan CMV bisa melalui kontak
langsung sumber infeksi bukan melalui makanan, minuman, atau hewan.
Janin bisa beresiko tertular melalui darah atau plasenta dan dapat
menyebabkan cacat bawaan.
19
4. Kehamilan Kosong (Blighted Ovum)
Kehamilan kosong terjadi apabila sel telur yang telah dibuahi tidak
berkembang sempurna melainkan membentuk plasenta berisi cairan.
Plasenta tetap ada sehingga seolah-olah ada janin padahal kosong. Bisa
disebabkan karena kromosom ibu, TORCH, diabetes melitus, usia suami
istri tua sehingga kualitas sperma dan ovum menurun.
5. Kehamilan Ektopik (KE)
Hamil ektopik atau hamil di luar kandungan adalah kondisi di mana janin
tidak berkembang di dalam rahim melainkan di luar rahim seperti di
saluran telur. Pada kondisi ini janin tidak berkembang dan akan
menimbulkan pendarahan yang berbahaya bagi janin maupun ibu.
Penyebabnya bisa karena ibu pernah mengalami radang panggul, pernah
operasi di saluran telur yang membuat salurannya sempit dan
menghambat perjalanan zigot dan terdapat tumor yang menekan dinding
saluran telur.(Hapsari 2017).
6. Mual dan Muntah Berlebihan
Saat kehamilan terjadi terkadang beberapa ibu mengalami gejala
hyperemesis gravidarum seperti morning sickness atau muntah di pagi
hari. Namun muntahnya ini tidak biasa melainkan berlebihan dan terus
menerus sepanjang hari yang bisa menyebabkan berat badan ibu turun
dan mengalami dehidrasi. Biasanya, dapat menyebabkan kondisinya
lemas. Beberapa penyebabnya bisa karena peningkatan hormon HCG
pada kehamilan kembar, stress atau kehamilan anggur.
7. Anemia zat besi
Anemia akibat kekurangan zat besi dapat dilihat tanda-tandanya seperti
letih, lesu, dan lemah. Anemia bisa disebabkan karena jarak kehamilan
yang dekat, mengandung janin kembar, pola makan buruk, mual muntah
berlebihan, dan menderita tuberkulosis. Anemia bisa berbahaya saat
hamil, saat persalinan dan sesudah persalinan karena kurangnya suplai
oksigen yang membuat ibu lesu, lemah dan tidak berdaya.(Hapsari 2017).
20
8. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini (KPD) adalah kondisi ketika kantung ketuban pecah
di bawah usia kehamilan 37 minggu. Salah satu komplikasi kehamilan ini
bisa menyebabkan masalah serius pada keselamatan bayi. Ketuban pecah
dini bisa menyebabkan kelahiran prematur dan bayi harus dilahirkan
secepatnya karena ia tidak lagi memiliki perlindungan terhadap infeksi.
Gejala KPD yang paling umum adalah keluar semburan cairan dari
vagina dan celana dalam basah seperti mengompol dengan volume air
yang banyak.
9. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes gestasional adalah penyakit kencing manis (gula darah tinggi)
yang terjadi pada ibu hamil. Ini menjadi salah satu komplikasi kehamilan
yang umum terjadi saat usia kehamilan trimester tiga. Seorang
perempuan bisa saja terkena diabetes saat hamil meski sebelumnya tidak
memiliki riwayat pradiabetes atau diabetes. Ibu hamil dengan diabetes
gestasional lebih berisiko untuk mengembangkan diabetes mellitus
setelah hamil. Risiko mengalami diabetes gestasional kembali pada
kehamilan berikutnya juga lebih tinggi.Tanda-tanda diabetes gestasional
yang paling umum adalah sering merasa haus, sering buang air kecil, dan
mudah kelelahan. Penyakit pada ibu hamil ini dapat meningkatkan risiko
komplikasi diabetes gestasional seperti preeklampsia, kelahiran prematur,
penyakit kuning (jaundice) pada bayi, dan ukuran badan bayi besar
(makrosomia) yang dapat menyulitkan persalinan.
10. Pre eklampsi
Pra-eklampsia terjadi dengan gejala tekanan darah tinggi lebih dari
140/90 mmhg, kaki bengkak, bahkan seluruh tubuh, ada kadar protein di
urine akibat gangguan ginjal. Disebabkan oleh hamil bayi kembar,
kehamilan pertama, riwayat hipertensi, hamil di atas usia 35, diet buruk,
gangguan ginjal. Bisa menyebabkan stroke, kejang bahkan kematian.
Untuk kasus ini biasanya persalinan dilakukan dengan Sectio cesarea.
21
11. Placenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan sering didiagnosis di akhir
trimester kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika plasenta menutupi
sebagian atau total serviks ibu. Plasenta previa dapat menyebabkan
perdarahan hebat selama hamil dan saat melahirkan yang termasuk dalam
komplikasi kehamilan. Anda akan membutuhkan operasi caesar untuk
melahirkan bayi Anda jika mengalami plasenta previa. Pada ibu hamil
yang didiagnosis plasenta previa di awal kehamilan, kemungkinan
sembuhnya cukup tinggi jika diobati dengan cepat. Gejala yang sering
dialami adalah perdarahan pada vagina tiba-tiba tanpa rasa nyeri atau
sakit.
12. Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur terjadi ketika mengalami kontraksi dan melahirkan
sebelum kehamilan Anda berusia 37 minggu. Semakin dini usia
kehamilan saat melahirkan prematur, semakin banyak komplikasi
kehamilan yang terjadi pada bayi. Gejala paling umum dari kelahiran
prematur yaitu, ibu hamil mengalami diare, kontraksi yang menyakitkan
sebelum usia kehamilan 37 minggu, keputihan, sampai perdarahan.
Tanda dan gejala melahirkan prematur sering tidak disangka. Ini karena
pada tiap kehamilan gejala yang muncul bisa berbeda-beda.
13. Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR)
Ini adalah kondisi bayi meninggal di dalam kandungan .KJDR bisa
terjadi saat usia kehamilan di atas 20 minggu. WHO menjelaskan, pada
2015, jumlah bayi yang meninggal di dalam kandungan sebanyak 2,6 juta
dengan 7.178 kematian tiap harinya. Gejala dari komplikasi kehamilan
yang satu ini adalah perdarahan terutama selama trimester kedua
kehamilan dan gerakan bayi berkurang selama di dalam kandungan.
22
I. Bahaya Fisik pada Masa Prenatal
1. Periode zigot (Hurlock:1980) yaitu :
a. Kelaparan.
Zigot akan mati kelaparan pabila hanya sedikit kuning telur yang
mempertahankan kehidupannya sampai zigot itu dapat menempelkan
diri pada uterine atau bila zigot terlalu lama tinggal di tuba falopi.
b. Kurangnya persiapan uterine.
Implantasi tidak dapat terjadi bila pada waktunya dinding uterine
belum siap menerima zigot karena adanya ketidakseimbangan
kelanjar.
c. Implantasi di tempat yang salah.
Kalau zigot menjadi terikat pada jaringan tiroid yang kecil di dalam
dinding uterine, atau pada dinding tuba falopi, zigot tidak mendapat
makanan dan akan mati.
2. Periode embrio :
a. Keguguran. Jatuh, stres, kekurangan gizi, gangguan kelenjar,
kekurangan vitamin, dan penyakit-penyakit bahaya seperti
pneumonia dan diabetes, dapat menyebabkan embrio keluar dari
tempatnya di dinding uterine, yang mengakibatkan keguguran.
Keguguran yang disebabkan karena kondisi yang kurang baik pada
masa pranatal cenderung terjadi antara minggu kesepuluh dan
kesebelas setelah pembuahan.
b. Ketidakteraturan Perkembangan. Malturasi ibu, kekurangan vitamin
dan kelenjar, penggunaan obat-obatan, alkohol, dan tembakau yang
berlebihan dan penyakit seperti diabetes dan cacar Jerman,
mengganggu perkembangan yang normal, khususnya otak embrio.
3. Periode Janin
a. Keguguran. Keguguran selalu mungkin terjadi sampai kehamilan
bulan kelima, waktu yang paling peka adalah periode datangnya haid
secara normal. Ada dua sebab terjadinya keguguran yaitu fisik dan
psikis. Sebab fisik misalnya, kecelakan tertentu yang dialami ibu,
23
jatuh atau yang lainnya. Sebab psikis misalnya, tekanan batin yang
luar biasa yang dialami ibu hamil.(Fudyartanta 2012).
b. Prematur. Janin yang beratnya kurang dari 2 pon 3 ons mempunyai
kesempatan hidup yang lebih kecil daripada janin yang lebih berat
dan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengalami
perkembangan salah bentuk.
Beberapa ciri dari prematur menurut Fudyartanta 2012:
Panjang badan kurang dari 45cm.
Berat badan kurang dari 2,5kg.
Prematur bersifat pasif, lemah, tidak banyak bergerak dan
tenang saja, tidak banyak menangis, banyak hasrat untuk tidur
saja.
Badannya kurus, kulitnya tidak licin.
Ukuran kepala (jauh) lebih besar daripada badannya.
Pusatnya masih di bagian bawah perut (tidak di tengah-tengah
perut)
Pemeliharaan prematur amat sukar, oleh karenanya harus teliti,
sebab kemungkinan untuk hidup terus agak tipis. Derajat
temperatur harus dibuat sama seperti temperatur ketika masih di
dalam kandungan yang diatur dan ditempatkan dalam kotak bayi
prematur.
Penyusunan masih sukar, karena bibirnya belum dapat mengisap
apabila hendak menyusu kepada ibunya, dan harus dibantu
dengan menggunakan alat lain.
Kulitnya masih berkerut-kerut dan dibungkus oleh lapisan
vernix caseosa.
Pada bayi perempuan, labia minornya tampak menonjol keluar
dari labia mayornya, karena labia mayornya belum berisi lemak.
c. Komplikasi pada saat melahirkan. Tekanan yang dialami ibu
mempengaruhi kontraksi uterine dan cenderung mengakibatkan
komplikasi dalam melahirkan.
24
d. Ketidakteraturan perkembangan. Setiap kondisi yang tidak baik
selama periode embrio juga akan mempengaruhi perkembangan
anggota-anggota tubuh janin dan memperlambat seluruh pola
perkembangan janin.
25
Kalau tekanan ini mengakibatkan peningkatan kegiatan janin yang
berlebihan, janin akan mengalami kekurangan berat badan dan kegelisahan
sedemikian rupa sehingga penyesuaian awal setelah melahirkan akan
sangat berpengaruh (Hurlock 1980).
3. Sikap kurang menyenangkan dari orang-orang yang berarti dalam
kehidupan anak. Dalam banyak hal, bahaya ini merupakan efek yang
paling serius dan paling mendalam, karena sekali sikap berkembang maka
sikap itu cenderung mapan dan hanya ada sedikit sekali
perubahan.(Hurlock 1980). Beberapa sikap kurang menyenangkan yang
umum kepada anak yang belum lahir adalah sebagai berikut:
a. Anak yang tidak diinginkan
b. Tidak menghendaki anak pada saat ini
c. Lebih menyukai anak dengan jenis kelamin tertentu
d. Konsep anak impian
e. Tidak menginginkan anak-anak kembar
f. Menginginkan pengguguran atau aborsi
g. Penghinaan kepada anak
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Periode prenatal merupakan periode awal kehidupan manusia yang
sangat menentukan pola perkembangannya pada periode-periode
selanjutnya. Ciri-ciri umumperkembangan prenatal ialah terjadinya
pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua. Masa prenatal
berdasarkan perkembangan fisik yakni; germinal, embrio dan janin.
Periode prenatal sangat penting karena mempengaruhi sifat bawaan, jens
kelamin, urutan, dan jumlah anak. Faktor yang memengaruhi
perkembangan pada masa ini ialah teratogen, ayah, ibu, danlingkungan.
Kemudian proses kelahiran dirumuskan menjadi tiga tahap.
B. Saran
Dari paparan di atas dapat kita pahami bahwa perkembangan masa
prenatal sangat penting dalam menentukan sifat-sifat bayi yang akan
dilahirkan. Oleh karena itu diharapkan sebagai orang tua maupun calon
orang tua sebaiknya dapat lebih memperhatikan lagi perkembangan pada
masa prenatal ini. Sehingga tidak terjadi kelainan maupun hal yang tidak
diinginkan lainnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
Irma, C. N., Nisa, K., & Sururiyah, S. K. (2019). Keterlibatan Orang Tua dalam
PendidikanAnak Usia Dini di TK Masyothoh 1 Purworejo. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(1), 214–224.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v3i 1.152
Made Yeni, Gusti Ayu & Luh Drajati Ekaningtyas. (2022). Psikologi
Perkembangan dan Periode Prenatal atau Masa Kehamilan. Jurnal PAUD
Vol.1. Diunduh pada 13 Juni 2023.
Sudirjo, Encep Muh Nur Alif. 2018. Pertumubuhan dan Perkembangan Motorik.
Sumedang : UPI Sumedang Press
Ulfa, M., & Na’imah. (2020). Peran Keluarga dalam Konsep Psikologi
Perkembangan Anak Usia Dini. Aulad : Journal on Early Childhood, 3(1),
14–19. https://doi.org/10.31004/aulad.v3i1 .46
28