Dosen Pengampu :
DIANA DWI JAYANTI, M.Psi,. Psikolog
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT. Karena Berkat nikmat dan Rahmat-Nya
lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini, dan tidak lupa sholawat dan salam
kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membebaskan kita dari zaman
kebodohan.
Dalam makalah ini penulis membahas tentang “Macam Metode Belajar, Serta
Menganalisis Kelebihan Dan Kekurangan Metode Belajar”. Makalah ini
diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi yang membutuhkan baik dunia
pendidikan ataupun para akademis yang ingin meningkatkan pengetahuannya.
Apabila ada kesalahan dalam makalah ini penyusun minta maaf. Karena kealpaan
dan kekhilafan itu adalah sifat manusia yang nyata di dunia. Apabila ada kritik
dan saran membangun dalam penulisan maupun dalam pembahasan makalah ini
demi kemajuan pendidikan, sangat diharapkan.
Akhir kata dari penyusun mengucapkan terima kasih banyak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Karakteristik Pertumbuhan Manusia............................ 3
B. Definisi dan Karakteristik Perkembangan Manusia.......................... 4
C. Persamaan serta Perbedaan antara Pertumbuhan dan Perkembangan
Manusia dalam Psikologi 8
Perkembangan.............................................
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan 9
Perkembangan 1
Anak............................................................................ 1
E. Pola Pertumbuhan dan 1
Perkembangan.................................................. 3
F. Prinsip-Prinsip Perkembangan Secara
Umum......................................
1
BAB III PENUTUP 9
A. Kesimpulan............................................................................................... 1
B. Saran..............................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 2
0
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),
(Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990) hal 41.
3
batas usia tertentu, secara berangsur-angsur. Setiap anak mengalami fase-
fase pertumbuhan yang berbeda tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu
mencolok ketika sang anak masuk kategori “normal” atau tidak
berkebutuhan khusus terkait gen atau sel. Perubahan pada pertumbuhan
dapat diamati atau dianalisis menggunakan alat ukur (timbangan untuk
berat badan, alat ukur tinggi badan untuk mengetahui perubahan tinggi
badan) serta dapat dinyatakan dalam bentuk huruf atau satuan.
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal 41.
3
Ibid., 42.
4
faktor yang mempengaruhi, yakni fator internal yang terdiri dari usia dan
bakat atau kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemudian ada faktor
eksternal yang terdiri dari tentang proses pematangan (khususnya
pematangan kognitif), proses belajar seseorang dalam kehidupan
(pengalaman), serta lingkungan sekitar.4
4
Ibid., 43
5
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan, hal 56
6
Ibid., 57.
5
maka perkembangan secara psikologis akan terganggu, sehingga ada
beberapa orang yang stres karena tekanan fikiran atau terganggunya
sosioemosi, fikiran dan intelegensi sosialnya. Selain itu, perkembangan
juga bersifat plastis atau kapasitas untuk berubah. Perubahan dapat kearah
yang lebih baik atu bahkan ke arah yang lebih buruk tergantung faktor
yang mendasari dan penyikapan seseorang terhadap masalah yang
dihapai. Misalnya (perubahan ke arah yang lebih baik) Si B anak yang
pemalu, kemudia ia menyadari akan hal ini, maka ia ingin merubahnya
untuk menjadi lebih baik lagi melalui pelatihan (public speaking), dan
adanya strategi yang baik diterapkan. Sehingga dengan berjalannya
beberapa waktu, ia menjadi anak yang lebih pecaya diri. Sedangkan si C
adalah anak yang sangat percaya diri, kemudian ia berubah menjadi
pemalu dan pesimis karena ada masalah yang menghampiri dan cukup
mengoyak psikologisnya (perubahna ke arah yang tidak baik).7
7
John W. Santrock, Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, terj.
Benedictine Widyasinta, (Jakarta: Erlangga, 2012), hal 8.
6
pembelajaran bagi generasi masa itu, bahkan menjadi pelajaran juga bagi
generasi selanjutnya. Kemudian pengaruh non-normatif atau sangat
individual, misalnya adanya tragedi yang sangat pribadi (kematian orang
tercinta atau orangtua ketika sang anak pada masa kecil, kebakaran
rumah, dan memenangkan undian). Dari peristiwa individual ini
tergantung setiap individu dalam mengatasi atau menyikapinya. Serta
tidak semua individu mengalami hal tersebut.8
8
Ibid., 9.
9
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003),
hal 8-12.
7
intelegensi seorang anak yang dikenal dengan istilah tes IQ.
8
faktor internal dan eksetrenalnya berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya.
9
keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor
lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan
terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah
(dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Keturunan (herediter)
a. Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita
berbeda dengan anak laki-laki
b. Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan
anak keturunan bangsa Asia.
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan eksternal
1) Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat
kebiasaan dan tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak.
2) Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan
terhadap anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan
cukup mudah menerima dan menerapkan ide-ide utuk pemberian
asuhan terhadap anak
3) Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang
didapat dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat
diakibatkan karena pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas
maupun kuantitas, aktivitas fisik yang terlalu aktif, penyakit-
penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan berkurang,
gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan
berkurangnya nafsu makan.
10
4) Penyimpangan dari keadaan normal
Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat
menggangu proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Olahraga
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan
menstimulasi terhadap perkembangan otot-otot.
6) Urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga
semua kebutuhan terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
b. Lingkungan internal
1) Intelegensi
Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi,
perkembangannya akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang
mempunyai intelegensi kurang.
2) Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk
merangsang sel otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya
hormon ini dapat menyebabkan gigantisme; hormon tiroid,
mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini apat
menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang
testosteron dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan
memproduksi spermatozoa. Sedangkan estrogen merangsang
perkembangan seks sekunder wanita dan produksi sel
telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan seks.
3) Emosi
Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara,
teman sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada
perkembangan emosi, sosial dan intelektual anak. Pada saat
anakberinteraksi dengan keluarga maka kan mempengaruhi
11
interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak tidak
dapat terpenuhi
12
Pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang
dimana anak berinteraksi terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian
yang spesifik. Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut:
a) Masa kritis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang
maka hal ini tidak akan dapat digantikan pada masa berikutnya.
b) Masa sensitif mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme.
Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka
kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/encepalitis.
c) Masa optimal yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka
akan mencapai puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat
perkembangan otak dirangsang dengan bacaan-bacaan/gizi yang
tinggi, maka anak tersebut dapat mencapai tahap perkembangan yang
optimal. Perkembangan ini berjalan secara pasti dan tepat, tetapi tidak
sama untuk setiap anak. Misalnya:
1) ada yang lebih dulu bicar baru jalan atau sebaliknya
2) ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian
subsistemnya dan sebaliknya dan sebagainya.
13
Prisip ini menyarankan agar supaya pelajaran yang diberikan di
sekolah ada hubungannya satu sama lain. Integrated Kurikulum yang
dianjurkan dalam pendidikan modern sebenarnya bersendi kepada prinsip-
prinsip kesatuan organis dari perkembangan individu. Dan prinsip
kesatuan organis ini menentang pandangan psikologi daya yang
menganggap jiwa manusia terdiri dari bermacam daya atau fakulti-fakulti
yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya satu
sama lain, sehingga masing-masing daya itu dilatih secara terpisah-pisah
tanpa mempengaruhi daya-daya yang lain.
b. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan
Menurut prinsip ini tiap-tiap anak memikili irama
perkembangannnya sendiri-sendiri. Ada anak yang memiliki tempo
perkembangan cepat ada anak yang memiliki tempo perkembangan
lambat. Ada anak yang tetap berjiwa anak, tetapi ada pula yang lekas
berfikir dan bertindak seperti orang dewasa.
Ada anak lancar jalan perkembangannya pada masa kecil, ada pula
anak yang lancar perkembangannya pada masa kemudian. Lagi pula garis
perkembangan itu menunjukkan sifat yang menggelombang bukan sifat
yang lurus. Dengan demikian terdapat adanya irama dalam
perkembangan, dimana pada suatu saat anak memiliki sifat-sifat yang
tenang, kemudian disusul adanya sifat memberontak, goncang akhirnya
tenang lagi demikian selanjutnya.
Prinsip ini menganjurkan adanya bimbingn yang bersifat
indidvidual disamping bersifat klasikal. Anak yang memiliki umur
kronologis yang sama tidak selalu mengalami taraf perkembangan yang
sama, dan memiliki sifat-sifat perkembangan yang sama.
Walaupun pada umumnya anak umur enam tahun telau matang
untuk mengikuti pelajaran di sekolah dasr pada tingkat permulaan, tetapi
terjadi juga anak umur tujuh tahun belum matang mengikuti pelajaran di
sekolah tersebut karena perkembangannya terlambat. Anak mungkin
bukan anak lemah jiwa, tetapi akren aperkembangannya dalam saat yang
lambat.
14
c. Tiap-tiap golongan atau spesies mengikuti pola perkembangan
umum yang sama
Proses pertumbuhan perkembangan dalah suatu perubahan yang
pada garis besarnya sama pada semua anak dari segala bangsa di dunia.
Memang tidak dapat disangkal bahwa di antara mereka terdapat
perbedaan-perbedaan dan variasi-variasi individual akibat pengaruh
lingkungan hidup dan pembawaan yang berbeda-beda, akan tetapi di
antara mereka itu terdapat ciri-ciri umum atau ciri-ciri pokok yang
menunjukkan kesamaan-kesamaan yang besar.
Anak tidak akan bisa berjalan sebelum dapat berdiri tegak, badn
pada umur yang sama pada umumnya terdapat minat yang sama.
Masatrotz atau masa kemratu-ratuan pada umumnya dialami oleh anak
dimana saja pada umur sekitar tiga tahun.
Demikian juga semua anak mengalami masa pubertas (dalam arti
mengalami perubahan alat kelamin sekunder) dalam waktu yang tidak
jauh berbeda. Semua anak umur enam tahun telah dianggap matang
masuk sekolah dasar, dan semua orang yang berumur 22 tahun dianggap
matang perkembangan jasmaninya.
Sesuai dengan prinsip ini sekolah melaksanakan penddikan
klasikal. Lain daripada itu dengan adanya pola umum yang sama itu
memungkinkan diadakannya unformitas pendidikan bagi anak-anak
normal dalam timgkatan umum umur tertentu. Dan prinsip itu juga
memungkinkan adanya pendidikan yang dapay dipergunakan secara terus
menerus dari generasi yang satu ke generasi berikutnya bagi anak-anak
yang umurnya sebaya. Misalnya kita dapat menyediakan bangku, papan
tulis, ruang kelas yang dapat ditempati oleh setiap anak umur enam tahun
yang masuk sekolah dasr pertama kali.
d. Prinsip Konvergensi
Prinsip ini menyatakan heridited dan ingkungan sama pentingnya
bagi perkembangan individu. Hanya dengan adanya kerja sama yang
sebaik-baiknya antara faktor pembawaan dan lingkungan akan
memungkinkan terjadinya perkembangan yang memuaskan.
15
Perkembangan adalah hasi interaksi antara kedua faktor itu. Faktor alam
sekitar tidak akan memberikan hasil yang memuaskan, bila pembawaan
tidak baik. Begitu pula pembawaabn baik tidak akan berkembang dengan
baik bila berkembang dalam lingkungan hidu yang jelek. Setiap saat
perkembangan dalam kedua faktor itu. Tak akan yang satu meniadakan
yang lain.
Prinsip konvergensi berlaku untuk semua makhluk hidup, tumbuh-
tumbuhan, hewan dan manusia. Namun demikian terdapat perbedaan
besar antara perkembangan tumbuhan-tumbuhan dan hewan dengan
pertumbuhan manusia. Tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak dapat
memnetukan proses perkembangan. Kedua jenis makhluk itu tdidak dapat
secara sadar mengarahkan proses perkembangannya ke suatu arah
tertentu.
Manusia dapat menentukan arah perkembangannya sendiri.
Mungkin hakl ini tidak akan terjadi pada masa kecil tetapi bila ia sudah
besar, si anak dengan kemaunnya sendiri dapat memberi pengaruh
terhadap arah perkembangan dirinya. Anak tidaka akan menyerahkan diri
begitu saja kepada kekuasaan lingkungan dan pembawaan. Ia dapat
menjauhkan diri dari kawan-kawannya yang jelek dan berusaha menekan
sifat-sifat sendiri yang buruk, serta berusaha dengan sekuat tenaga
mengembangkan pembawaan-pembawaan yang luhur.
Dengan adanya kemauan manusia daat secara sadar menentukan
hari kemudiannya. Hal ini tidak dimiliki oleh binatang, sebab binatang
tidk terdapat kemauannya. Itulah salah satu lelebihan manusia
dibandingkan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Dengan adanya unsur kemauan ini berarti menyangkut soal
tanggung jawab. Artinya bila tersesat perkembangannya manusia tidaj
dapat mengatakan bahwa itu semata-mata kesalahan pembawaan dan
lingkungan hidup tempat ia dibesarkan dan dididik.
Memang kedua faktor itu ada pengaruhnya yang mungkin
pembawa ke arah kejelekan namun pengruaruh tersebuttidak dapat
meniadakan tanggung jawab.
16
Prinsip Konvergensi memiliki implikasi yang jelas:
a) Implikasi Pertama
Ialah bahwa pendidikan harus berusaha memberikan laingkungan
kepada anak yang sebanyak mungkin dan beraneka ragam supaya
seluruh pembawaan anak –anak didiknya dapat diberi kemungkinan
berkembang secara maksimal, dan sebaliknya pembawaan-pembawaan
yang tidak baikdapat dicegah perkembangannya.
b) Implikasi Kedua
Implikasi kedua ini adalah pengaruh pendidikan itu dibatasi oleh
pembawaan anak. Maka dari itu bimbingan yang diberikan kepada
anak harus memperhatikan pada sifat-sifat yang terdapat pada anak itu
sendiri.
c) Implikasi Ketiga
Implikasi ketiga ialah bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai
makhluk yang pasif, yang menerima apa saja yang datang dari luar,
akan tetapikita harus berpendapat bahwa anak adalah organisme yang
aktif bisa menemukan dan memilih segala sesuatu mana yang kiranya
baik bagi dirinya dan mana yang kiranyan yang tidak baik bagi dirinya.
Aktivitas itu harus dipupuk dalam pendidikan.
e. Prinsip Kematangan
Prinsip kematangan mengatakan bahwa efek usaha belajar
tergantung pada tingkat kematangan yang telah dicapai oleh anak. Prinsip
ini mengandung arti bahwa tidak ada gunanya memaksa individu
melaksnakan usaha itu. Kita tidak akan berhasil bila anak umur enam
bulan kita latih untuk belajar berjalan, karen aanak tersebut belum matang
untuk melakukan tugas itu. Usaha yang demikian itu bukan mingkin
menimbulkan akibat yang mengecewakan. Anak tidak mendapatkan
perkembangan yang lebih cepat namun bahkan sebaliknya.
Prinsip kematangan mempunyai implikasi pendididkan yang
penting. Pendidikan tidak boleh memaksa atau memperkosa
perkembangan anak. Mengajar fungsi-fungsi yang belum masanya
merupakan usaha yang sia-sia.
17
Semua bahan pelajaran yang diberikan kepada anak harus sesuai
dengan taraf perkembangan yang telah dicapai. Sampai saat ini bahan
pelajaran pada sekolah-sekolah kita masih banyak yang tidak cocok
dengan taraf perkembangan anak yang diberinya. Untuk kepentingan
pendidikan perlu kiranya diadakan penelitain yang sebaik-baiknya guna
mengetahui dengan tepat waktu untuk memberikan berbagai bahan
pelajaran.
f. Setiap proses perkembangan terdapat hasrat mempertahankan diri
Dengan terbukti adanya nafsu makan, tidur, minum, istirahat dan
menghindarkan diri dari segala macam bahaya. Hasrat mengembangkan
diri tampak dengan adanya nafsu bermain, nafsu bergerak dan
menyelidiki atan mengetahui segala sesuatu.
g. Sifat psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi dalam waktu
yang bersamaan
Dalam lapangan psikologi ada teori perkembangan yang dikenak
dengan nama teori rekapitulasi. Menurut teori ini, perkembangan individu
merupakan ulangan dari jenisnya.
Akibat pengaruh teori rekapitulasi, orang sering beranggapan
fungsi psikis tumbuh dan berkembang secara berturut-turut. Anak dari
lahir sampai dewasa dapat dibagi-bagi pertumbuhannya menjadi beberapa
fase atau periode dan masing-masing dianggap merupakan saat
munculnya fungsi-fungsi tertentu.
h. Perkembangan Meliputi Differensiasi dan Integral
Pola-pola perkembangan selalu menunjukkan sifat-sifat yang
umum dan total. Perkembangan yang mulai dengan siafat-sifat umum dan
total ini tidak hanya mengenai perkembangan jasmani akan tetapai
mengenai perkembangan rohani. Dengan bertambahnya umur anak maka
makin mahu pula perkembangannya dan terjadilan proses differensiasi.
Bersamaan dengan proses differensiasi itu terjadi proses integrasi.
Dengan demikian seluruh perkembangan merupakan proses differnsiasi
dan integrasi.
i. Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan asuhan yang
18
dilakukan secara sadar
Pertumbuhan bukan sesuatu yang timbul dengan sendirinya tanpa
adanya pengaruh luar. Langeveld seorang ahli pendidik belanda
mengatakan bahwa anak adalah animal educandum. Artinya anak adalah
binatang yang dapat dididik. Bahkan sebetulnya anak bukan hanya
makhluk yang dapat dididik, tetapi harus dididk, sebab bila tidak, ia akan
mencapai pertumbuhan yang biasanya kita namakan tidak normal, bahkan
mungkun tidak dapat tumbauh sama sekali.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan Pertumbuhan adalah
bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara
kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan
dan belajar.
Perubahan dalam diri manusia terdiri atas perubahan kualitatif akibat dari
perubahan psikis, dan perubahan kuantitatif akibat dari perubahan fisik. Perubahan
kualitatif tersebut sering disebut dengan “PERKEMBANGAN”, seperti perubahan
dari tidak mengetahui menjadi mengetahuinya, dari kekenak-kanakan menjadi dewasa,
dst. Sedangkan perubahan kuantitatif sering disebut dengan “PERTUMBUHAN”,
seperti perubahan tinggi dan berat badan.
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati.
Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang alami individu
atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya yang berlangsung
secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah)
maupun psikis (rohaniah)”.
19
B. Saran
Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.
Sebagai orang tua harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya
terutama pada usia ini karena pertumbuhan anak-anak sangat pesat yang harus
diimbangi dengan pemberiannutrisi dan gizi yang seimbang.
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di
atas.
DAFTAR PUSTAKA
Kerja Pemimpin
20
H Sunarto, Ny. B. Agung Hartono, 2006, Perkembangan Peserta Didik,
Penerbit : Rineka Cipta
Lee Salk dan Rita Karmer, 1981, Cara Membimbing Pertumbuhan dan
Perkembangan Anak, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
http://www.bayisehat.com/child-development-mainmenu-35/256-
pertumbuhan-dan-perkembangan-anak.html
http://syacom.blogspot.com/2012/04/faktor-faktor-pengaruh-
perkembangan.html
21