Anda di halaman 1dari 30

PERKEMBANGAN PRAKELAHIRAN DAN

KELAHIRAN
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Oleh

Ami Syvau Qolbi (230401110215)

Novita Fatwa Priyanti (230401110216)

Bilqis Maulidya Widianto (230401110217)

Mochamad Aulia Akbar (230401110218)

Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan
Prakelahiran dan Kelahiran” ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa
kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pancasila. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang pancasila bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Berkenaan dengan hal itu, penyusun mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof Dr. HM. Zainuddin MA., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang
yang telah memberikan bimbingan, saran, ide, dan juga kesempatan menggunakan
fasilitas untuk menunjang dalam pengerjaan makalah ini;
2. Ibu Selly Candra Ayu M. Si, selaku dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan yang
telah membimbing dalam pengerjaan makalah ini;
3. Pegawai perpustakaan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang ikut membantu
menyediakan buku referensi untuk terselesaikannya makalah ini;
4. semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman, referensi, dan pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
senantiasa diharapkan. Semoga makalah ini dapat membantu dalam meningkatkan
pengetahuan dan dapat memberikan informasi yang bermanfaat.

Malang, Februari 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

1.4 Manfaat ................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

2.1 Perkembangan Prakelahiran ................................................................................ 4

A. Rangkaian Perkembangan Prakelahiran ......................................................... 4

B. Teratologi & Resiko Perkembangan dalam Prakelahiran ............................... 7

C. Perawatan Prakelahiran ..................................................................................9

D. Perkembangan Prakelahiran yang Normal ................................................... 13

2.2 Kelahiran ........................................................................................................... 14


A. Proses Kelahiran ........................................................................................... 14
B. Penilaian terhadap Bayi yang Baru Lahir ..................................................... 17
C. Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah & Bayi Lahir Prematur .................19

BAB III PENUTUP... .......................................................................................................23

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 23

3.2 Saran .......................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 26

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ilmu perkembangan manusia merupakan ilmu yang mempelajari
perubahan dan distabilitas selama rentang kehidupan manusia (Papalia dll,
2009). Untuk memahami perkembangan manusia, setiap individu bisa
memulainya dengan refleksi terhadap diri mereka sendiri.
Perkembangan manusia dimulai sejak masa pra-kelahiran sampai
batas usia. Perkembangan masa pra-kelahiran dimulai sejak terjadinya
ovulasi yakni pertemuan antara sel sperma yang sudah matang dengan sel
telur kemudian terjadi pembuahan, mulai dari sini perkembangan calon
bayi sudah dapat diamati.
Masa pra-kelahiran atau yang juga disebut masa pranatal dan juga
kelahiran memiliki pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan anak
di masa perkembangan berikutnya.
Masa pranatal merupakan tahapan awal dari kehidupan manusia.
Tahap prenatal merupakan awal dan penentu perkembangan selanjutnya
walaupun faktor lingkungan pun akan berperan di kemudian hari. Pada
masa pranatal dapat mengalami permasalahan yang berdampak terhadap
abnormalitas fisik dan hambatan perkembangan.
Dalam makalah ini, kita akan mempelajari lebih lanjut tentang
perkembangan masa prakelahiran dan kelahiran, tentang apa saja
rangkaian perkembangan prakelahiran, risiko-risiko dalam perkembangan
kelahiran, perawatan yang diperlukan, bagaimana terjadinya proses
kelahiran, penilaian pada bayi yang baru lahir, dan juga proses
perkembangan pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan bayi
lahir prematur.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja rangkaian perkembangan prakelahiran?
2. Apa yang dimaksud tetralogi dan risiko dalam perkembangan
prakelahiran?
3. Apa saja perawatan yang diperlukan pada saat prakelahiran ?
4. Bagaimana perkembangan prakelahiran yang normal?
5. Bagaimana terjadinya proses kelahiran?
6. Bagaimana penilaian terhadap bayi yang baru lahir?
7. Bagaimana proses perkembangan pada bayi lahir dengan berat badan
rendah dan bayi lahir prematur?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami rangkaian perkembangan
prakelahiran
2. Untuk mengerti dan memahami tetratologi dan risiko dalam
perkembangan prakelahiran
3. Untuk mengetahui dan memahami perawatan yang diperlukan pada
saat prakelahiran
4. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan prakelahiran yang
normal
5. Untuk mengetahui dan memahami proses terjadinya kelahgiran
6. Untuk mengetahui dan memahami penilaian terhadap bayi yang baru
lahir
7. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan bayi lahir dengan
berat badan rendah dan bayi lahir prematur

1.4 Manfaat
1. Bagi Pembaca, Makalah ini dapat membantu pembaca mengetahui
tentang proses perkembangan prakelahiran dan kelahiran manusia.
2. Bagi Masyarakat, Makalah ini berguna untuk memahami perkembangan
yang terjadi pada saat prakelahiran dan kelahiran, sehingga calon orang tua

2
dapat mengetahui dan mempelajari perkembangan yang terjadi pada janin
mereka.
3. Bagi Pelajar, Makalah ini dapat menjadi acuan pembelajaran dan bacaan
penting, khususnya bagi pembelajaran perkembangan manusia. Makalah
ini dapat membantu pelajar untuk memahami perkembangan pada masa
prakelahiran dam kelahiran.

3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Perkembangan Prakelahiran

A. Rangkaian Perkembangan Prakelahiran

Manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu, perubahan tersebut


dapat berupa kemajuan ataupun kemunduran. Perkembangan adalah perubahan
yang kompleks. Van den Deale mengatakan “perkembangan berarti perubahan
secara kualitatif” (Van den Daele, L. D. 1976). Peryataan ini menjelaskan bahwa
perkembangan adalah proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang
kompleks, perkembangan bukan hanya soal bertambahnya tinggi badan atau
peningkatan kemampuan seseorang (Hurlock, E, B, 1994). Perkembangan
manusia memang memiliki daya tarik besar untuk diteliti, muncul pertanyan,
kapan perkembangan manusia dimulai?

Perkembangan manusia dapat dilihat dari awal mula kehidupan manusia


sendiri, yaitu dalam janin. Manusia terbentuk dari dua sel yang menyatu yakni sel
sperma dan sel telur (Ovum). bertemunya kedua sel ini melalui hubungan
reproduksi antara manusia berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Pembentukan manusia terjadi ketika sel spermatosoma laki-laki masuk melalui
dinding ovum wanita. Kemungkinn proses pembuahan biasa terjadi dalam waktu
28 hari, pada masa ini salah satu sel telur dalam kandung telur akan mengalami
kematangn dan bergerak masuk menuju rahim. Perjalanan ini biasanya akan
memakan waktu 3 samapai 7 hari dan apabila sel telur tidak mengalami
pembuahan pada masa ini, maka sel telur akan lenyap di dalam rahim. Masuknya
spermtosoma ke dalam dinding ovum menyebabkan sel sperma melepaskan 23
bagian kecil dari dirinya, begitu juga dengan ovum yang juga pecah menjadi 23
bagian, bagian-bagian ini dinamakan chromosoma. Bagian-bagian kecil dari

4
kedua sel akan mengeluarkan bagian yang lebih kecil lagi yang dinamakan gen
(Monks, F. J et al. 1982).

Setiap sel benih pada awalnya memiliki 46 chromosa. Pada waktu


pembuahan sel benih pecah sehingga menyisakan 23 chromosa, setelah itu sel
sperma dan sel telur akan menyatu dan terkumpullah kembali menjadi 46
choromosa bagi setiap individu. Fenomena ini menjelaskan perbedaaan anak-anak
yang lahir walaupun dari 1 ayah dan 1 ibu. Kombinasi choromosa ditentukan dari
kombinasi kedua sel tersebut, jika sel sperma A membuahi sel ovum D maka akan
berbeda ketika sel sperma A membuahi sel ovum C (Monks, F. J et al. 1982).

Sel choromosa terbagi menjadi dua, yaitu sel choromosa X dan Y, wanita
normal memiliki dua sel choromosa Y, sedangkan pria normal memiliki sel
choromosa X dan Y, choromosa Y pada pria lebih kecil dibandingkan dengan
choromosa X. Choromosa X dan Y keduanya terdapat di dalam sel-sel badan.
Pada pembagiaan sel (melosa) choromosoma akan berkurrang menjadi setengah
dari jumalah awal. Sel benih sebagai choromosa kelamin mengandung salah satu
choromosa X atau Y, sedangkan sel telur selalu mengandung choromosa X. Jika
sel telur bersatu dengan sel benih yang mengandung choromosa X maka akan
menghasilkan anak laki-laki sedangkan jika sel telur menyatu dengan sel benih
yang mengandung choromosoma X maka akan menghasilkan anak perempuan
(Monks, F. J et al. 1982).

Periode-periode perkembangan pada masa prakelahiran sendiri dibagi


menjadi tiga yakni periode Zigot, Embrio, dan Janin. Periode zigot dimulai dari
awal pembuahan sampai akhir minggu kedua, pada periode ini zigot memiliki
ukuran sebesar kepala peniti, zigot tidak memiliki sumber nutrisi lain selain dari
sel telur, dari tuba Fallopi zigot kemudian turun ke uterus, pada perjalanan ini
terjadi banyak perubahan pada zigot yang menyebabkan zigot terbelah lapisan

5
luar dan lapisana dalam, lapisan luar akan menjadi placenta (ari-ari) dan lapisan
dalam akan menjadi manusia, sekitar sepuluh hari zigot akan tertanam pada
dinding uterine. Pada periode embrio zigot sudah menjadi manusia dalam bentuk
kecil, pada masa ini terjaadi perkembangangan besar yang diawali oleh kepala dan
diikuti oleh tubuh, semua bagia tubuh yang penting baik bagian tubuh dalam
maupun luar sudah terbentuk, embrio mulai bergerak di dalam uterus dan terjadi
gerakan-gerakan spontan dari tubuh, placeta (ari-ari), tali pusar, dan selaput
pembungkus janin berkembang, ketiganya akan melindungi dan memberi makan
embrio, pada akhir bulan kedua prakelahiran embrio memiliki bobot 1 1 4 dan
panjangnya 1 1 2 inci. Periode embrio berlangsung selama akhir minggu kedua
sampai akhir beluan kedua berdasarkan hitungan bulan. Berakhirnya periode
embrio menjadi awal berlangsungnya periode janin, periode ini memakan waktu
dari akhir bulan kedua menurut hitungan bulan sampai kelahiran. Pada periode
janin, tubuh akan mengalami perubahan pada bagian-bagian tubuh yang telah
terbentuk baik secara fisik maupun aktual, janin juga mengalami perubahan dalam
fungsi, tidak tampak bentuk-bentuk baru pada saat ini, pada bulan ketiga beberapa
organ dalam mengalami berkembangan yang cukup sehinggan mulai berfungsi,
jantung mulai berdenyut pada minggu kelima belas, pada akhir bulan kelima
organ-organ telah menempati tempat hampir seperti pada tubuh dewasa, sel-sel
saraf yang ada seja minggu ketiga meningkat jumlahnya selama bulan kedua,
ketiga, dan keempat. Peningkatan jumlah sel saraf dapat terus berlanjut normal
atau tidak terganggu ditentukan oleh kondisi sang ibu, apakah kondisinya
kekurangan gizi atau berkecukupan, kekurangan gizi pada ibu akan
mempengaruhi perkembangan sel saraf utama pada bulan-bulan masa akhir
prakelahiran. Pergerakan janin tampak antara mingu ke delapan belas dan ke dua
puluh, kemudian meningkat cepat di akhir bulan kesembilan di mana gerakan itu
mulai berkembang (Hurlock, E. B. 1994).

Prakelahiran adalah masa yang tidak terlihat oleh mata telanjang, namun
bukan berarti tidak penting untuk mengetahuinya, mengingat masa ini adalah awal

6
mula manusia terbentuk dan dimulainya perkembangan hingga akhir hidupnya.
Sel sperma dan ovum mengambil peranan yang sangat besar pada masa ini, berkat
penggabungan kedua sel ini munculnya kombinasi choromosoma yang nantinya
akan berlanjut hinggan pembentukan janin.

B. Teratologi dan Resiko dalam Perkembangan Prakelahiran

“Teratologi adalah ilmu yang mempelajari penyebab, mekanisme, dan pola


perkembangan abnormal. Berbagai efek mekanis, gawat janin, perkembangan
embrio dan janin yang terhambat atau terhenti, serta beberapa zat kimia dan faktor
fisik mungkin ikut berperan. Di awal tinjauan singkat kami, kami menyajikan
ikhtisar perkembangan sejarah, tokoh-tokoh penting dan tonggak sejarah dalam
teori biologi CDD” (Ujhazy, E et al. 2012).

Masa Prakelahiran terbilang cukup singkat, namun masa ini memiliki


resiko paling tinggi dibandingkan masa-masa perkembangan yang lain. Resiko
pada masa prakelahiran terbagi menjadi dua yakni gangguan dari bahaya fisik dan
bahaya psikologis (Hurlock, E. B. 1994).

Bahaya fisik pada periode prakelahiran mencakup semua masa yang ada,
walaupun bahaya fisik tidak selalu mempengaruhi individu, namun bahaya fisik
dapat memengaruhi kehidupan seumur hidup individu. Bahaya fisik disebabkan
oleh beberapa faktor yakni: Malnutrisi ibu, usia ibu, pekerjaan, dan usia ibu
(Hurlock, E. B. 1994).

Malnutrisi pada ibu hamil dapat merusak perkembangan otak pada janin,
mengkonsumsi minuman keras juga dapat mengggangu perkembangan pada masa
embrio dan janin (Denson, R et al. 1975). demikian pula dalam mengonsumsi

7
obat-obatan (Christopher, L. J. 1978). Usia ibu juga mengambil peran dalam
bahaya masa prakelahiran, ini terjadi karena wanita yang sudah berumur dan
menjelang menopause sering mengalami gangguan endokrin yang memperlambat
perkembangan embrio dan janin (Meredith, H. V. 1975). Pekerjaan yang
dilakukan juga berpengaruh terhadap bahaya fisik pada masa ini, pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan kimia dan bahaya lain seperti di rumah sakit, salon
kecantikan dan pabrik dapat meningkatkan resiko kelahiran cacat atau resiko
keguguran dalam tahun-tahun terakhir hidupnya. Kelahiran kembar menyebabkan
kesesakan pada janin dan menghambat kegiatan janin normal yang dibutuhkan
untuk perkembangan (Meredith, H. V. 1975).

Bahaya psikologis adalah bahaya yang tidak terlihat namun memiliki


pengaruh yang besar pada kehidupan calon bayi maupun yang ada di
lingkunganya, oleh karena itu bahaya psikologis memegang peranan besar dalam
perkembangan calon bayi sejak masa prakelahiran sampai kematian. Bahaya
psikologis terbagi menjadi tiga yakni, bahaya akan kepercayaan tradisional
mengenai masa prakelahiran, perlakuan yang didapat sang ibu, dan perlakuan
yang dialami anak ketika dalam kandungan.

Kepercayaan tradisional dapat membawa bahaya bagi janin dengan cara-


cara seperti menginginkan anak dengan jenis kelamin yang sudah ditentukan
lewat senggama pada periode-periode tertentu dalam siklus haid dengan membuat
lingkungan asam di dalam alat reprouksi wanita untuk mendapatkan anak
perempuan dan lingkungan alkalin untuk mendapatkan anak laki-laki (Campbell,
C. 1976). Perlakuan tidak menyenangakan yang diterima oleh ibu atau yang
dialaminya akan mempengaruhi kondisi janin, emosi seperti sedih, marah, takut,
dan iri hati menjadi faktor penyebab masalah psikis yang dialami sang ibu
(Hurlock E. B. 1994). Emosi-emosi negatif yang dirasakan disebabkan oleh
berbagai hal, ketidakinginan sang ibu untuk memiliki anak karena faktor ekonomi

8
atau kesulitan dalam perkawinan menjadi tekanan bagi sang ibu (Gillman, R. D.
1968). Anak dalam kandunngan juga dapat mengalami perilaku yang tidak
menyenangkan seperti kelahiran yang tidak diinginkan karena tidak sesua jenis
kelamin yang diinginkan, tidak ingin anak kembar, dll. Anak yang lahir dianggap
sebagai beban karena dapat menghambat karir atau tidak tercapainya anak impian
(Hurlock E. B. 1994).

Perkembangan prakelahiran memang terbilang singkat, namun untuk


waktu yang sesingkat itu dihadapkan oleh berbagai bahaya yang mengintai.
Kehati-hatian ibu hamil sangat diperlukan untuk meminimalisir resiko bahaya
terhadap calon bayi dan menghindari kesalahan fatal. Lingkungan sekitar seperti
keluarga juga memegang peranan pernting dalam menjaga sang ibu, perlakuan
tidak baik yang diterima sang ibu akan berpengaruh terhadap calon bayi yang
dikandungnya yang kemudian akan bedampak pada kehidupan calon bayi ketika
sudah lahir.

C. Perawatan Pra Kelahiran

Perawatan pra kelahiran adalah ketika Anda mendapatkan pemeriksaan dari dokter,
perawat, atau bidan selama kehamilan Anda. Ini membantu menjaga Anda dan
bayi masa depan Anda tetap sehat. Perawatan prenatal adalah bagian penting
untuk tetap sehat selama kehamilan. Tujuan nya adalah untuk mengedukasi ibu
hamil untuk mendapat pengetahuan tentang kehamilan yang relevan dan tepat
waktu. Sehingga diharapkan dapat mengurangi angka kematian pada ibu dan bayi
dan mengurangi komplikasi penyakit pasca lahir. Dokter, perawat, atau bidan
Anda akan memantau perkembangan calon bayi Anda dan melakukan pengujian
rutin untuk membantu menemukan dan mencegah kemungkinan masalah.
Pemeriksaan rutin ini juga merupakan saat yang tepat untuk mempelajari cara
meringankan ketidaknyamanan yang mungkin Anda alami, dan menanyakan
pertanyaan lain tentang kehamilan Anda dan kelahiran calon bayi Anda.

9
Sebenarnya yang terbaik adalah menemui dokter sebelum Anda hamil — hal ini
terkadang disebut perawatan pra-kehamilan atau perencanaan prakonsepsi.
Namun jika hal itu tidak memungkinkan, mulailah kunjungan prenatal sesegera
mungkin (Planned Parenthood, 2024).

Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child and Human Development


(2017) menyatakan bahwa mengendalikan kondisi kesehatan kronis dan berhenti
merokok adalah beberapa hal yang dapat dilakukan wanita sebelum hamil untuk
meningkatkan peluang kehamilan yang sehat. Mendapatkan perawatan prenatal
sejak dini dan teratur adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menjaga
kesehatan diri sendiri dan janin yang sedang berkembang selama Anda hamil.
Sejumlah kemungkinan masalah bisa terjadi selama kehamilan. Kunjungan
prenatal yang teratur dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah tersebut
sejak dini dan memungkinkan pengobatan atau penatalaksanaan untuk menjaga
kehamilan yang sehat.

Menjaga kehamilan agar bayi sehat selama dalam kandungan tidak lah mudah.
Inilah awal untuk memiliki anak yang sehat. Masa kehamilan sangat menentukan
perkembangan sang anak nantinya (Iriani Indri H, 2016). Kontrol dan konsultasi
teratur ke dokter untuk memeriksakan kehamilan. Jumlah konsultasi yang
dianjurkan WHO adalah 8 kali selama 40 Minggu masa kehamilan. Di akhir-akhir
bulan kehamilan, kontrol harus dilakukan lebih sering lagi. Seberapa sering Anda
mendapatkan perawatan prenatal tergantung pada usia kehamilan Anda dan
seberapa tinggi risiko komplikasi. Dokter Anda mungkin meminta Anda untuk
datang kontrol lebih sering jika Anda memiliki kehamilan berisiko tinggi. Bila
anda mempunyai keluhan atau pun kekhawatiran apapun terhadap kehamilan yang
anda alami, periksalah ke dokter walaupun belum saatnya kontrol kembali.

Jadwal pemeriksaan kehamilan yang khas untuk seseorang yang berusia 18-35
tahun dan sehat adalah:

 Setiap 4 atau 6 minggu selama 32 minggu pertama

10
 Setiap 2 atau 3 minggu sekali pada minggu ke 32-37

 Setiap minggu sejak minggu ke 37 hingga melahirkan

2. Menjaga Nutrisi Ibu Hamil

Nutrisi yang diperlukan ibu hamil ada karbohidrat, protein, mineral, vitamin A,
vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, dan asam folat.

a. Konsumsi makanan bergizi untuk memenuhi gizi ibu dan si kecil dalam
kandungan. Ibu memerlukan karbohidrat, protein, serat dan vitamin.

b. Minum air putih lebih banyak. Cairan yang masuk meningkatkan volume
darah pada. Anda dapat meminum jus, susu atau air putih biasa. Minum lah 6-
8 gelas dalam sehari. Cara mudah melihat kecukupan cairan adalah bila air
seni anda bening dan sedikit kuning, maka anda sudah cukup mengonsumsi
cairan.

c. Konsumsi vitamin asam folat 400mikrogram perhari, sebelum kehamilan


hingga beberapa bulan pertama dalam kehamilan. Hal ini berguna untuk
mencegah cacat tabung saraf dan tulang belakang pada si kecil. Asam folat
juga penting diperoleh dari makanan yang mengandung asam folat seperti
sereal, beras merah jeruk, sayuran hijau, kacang-kacangan dan brokoli.

d. Konsumsi tablet penambah darah, sebanyak 30 miligram sehari selama


masa kehamilan, atau sesuai yang dianjurkan dokter untuk mencegah anemia
pada saat kehamilan.

e. Hindari bahan atau zat-zat kimia yang menimbulkan keracunan seperti


insektisida, cat, bahan-bahan yang mengandung merkuri (air raksa), atau
timah hitam.

f. Berhenti merokok jika anda perokok dan jangan menjadi perokok pasif.
Asap rokok akan membuat bayi anda lahir dengan berat badan yang kurang,
kematian bayi dalam kandungan, si kecil mudah sakit dan sulit mempelajari
sesuatu, dapat juga menyebabkan keguguran.

11
g. Tidak mengonsumsi obat antri-depresan karena berpotensi melemahkan
kerja jantung pada bayi.

h. Tidak mengonsumsi kafein berlebih seperti kopi, coklat, soda, dsb. Kafein
aman pada taraf ringan, namun dalam taraf berat berpotensi menyebabkan
kecacatan kelahiran, infertilitas, dan keguguran (Iriani Indri H, 2016).

3. Suami Siaga

Yang tak kalah penting adalah suami harus siaga. Upaya suami siaga agar ibu
hamil terhindar dari stres menjelang kelahiran di antaranya sebagai berikut.

 Pahamilah perubahan nya

Suami juga perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan selera istri.
Misalnya menyesuaikan selera istri dengan menghargai masakan nya tanpa
mencela.

 Berilah perhatian

Istri butuh merasa dicintai oleh orang yang dicintainya, terlebih ketika ia
mengalami berbagai perubahan saat pertama kali hamil. Melalui perhatian yang
tulus, bersih dan sungguh-sungguh, suami lebih mudah menyampaikan pengertian.
Perhatian suami yang tulus dapat menenteramkan istri ketika buah yang dicari dan
diinginkan sedang tidak musim. Suami juga harus dapat menjadi teman bicara dan
pendengar yang baik, karena di saat hamil seperti ini istri membutuhkan teman
bicara yang mau mendengar tentang ungkapan perasaannya, tentang dirinya,
bayinya dan masa depan bersama. Sikap yang perlu anda tumbuhkan adalah
empati terhadap kehamilan istri anda. Bahwa hamil ini berat dan kecemasan
menghinggapi dirinya dan tak mudah menghilangkan nya dengan kata sabar.
Genggamlah tangannya saat ia berbicara dan dengarlah secara penuh apa saja
keluhannya.

 Membantu dan melayani istri

12
Saat istri mengandung, perutnya membesar sehingga keseimbangan badan
berubah dan sulit mencari posisi tidur yang nyaman. Ditambah lagi beban kerja
ginjal meningkat, frekuensi kencing bertambah, mual-mual hingga tegangan yang
tidak mengenakkan pada farji dan perut. Bayi yang berada di kandungan istri
adalah anak anda berdua, oleh karena itu, sudah sepatutnya sebagai suami, anda
berusaha meringankan beban istri. Istri seringkali tidak menuntut suaminya untuk
mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, ia lebih membutuhkan ketulusan dan
kesungguhan anda dalam membantu nya. Selain itu, anda dapat memijatnya saat
ia sedang mual-mual, atau menyediakan dan menemaninya makan saat ia sedang
kehilangan selera makan. Terakhir, berterimakasih lah pada istri anda. Selama
sembilan bulan sepuluh hari hampir dipastikan istri tetap berusaha melakukan
berbagai pekerjaan rumah tangga, walaupun ia cukup terbebani dengan
kehamilannya. Dengan semangat pengabdian, pengorbanan, kasih sayang dan
cintanya, istri tidak menuntut apapun kecuali perhatian dan kasih sayang anda.
Istri akan merasakan kebahagiaan yang menyentuh apabila anda mengucapkan
terima kasih dengan betul-betul tulus dan spontan. Anda dapat mengungkapkan
terimakasih dengan berbagai bentuk, tapi sebaiknya jangan mengabaikan
ungkapan dengan kata-kata (Iriani Indri H, 2016).

D. Perkembangan Prakelahiran yang Normal

Perkembangan yang terjadi di dalam rahim bersifat pasti dan tidak dapat diubah
karena urutan perkembangan yang terjadi pada semua fetus (janin) sama, dari
kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat kelamin, dan alat-alat berkembang pada
urutan tertentu. Keteraturan ini dapat dilihat dari pergerakan janin yang selalu
meneggerakkan kepalanya sebelum menggerakan tangan, juga ketika kemampuan
bayi untuk duduk muncul lebih dahulu daripada kemampuan untuk berjalan, dapat
merabah sebelum berbicara, dapat menggambar lingkaran dahulu sebelum
menggambar kotak. Keteraturan pada masa prakelahiran dapat terganggu atau
terhambat perkembangnya jika ada campur tangan faktor luar (Monks, F. J et al.
1982).

13
Salah satu perubahan yang normal namun paling mencolok selama masa janin
ialah pembentukan kepala relatif lebih lambat dibandingkan bagian tubuh lainnya.
Selama bulan ketiga wajah semakin menyerupai manusia. Mata yang semakin
menghadap ke lateral, menjadi menghadap ke permukaan ventral wajah dan
telinga mendekati letak definitnya di samping kepala. Pusat-pusat asifikasi primer
terdapat dari tulang-tulang panjang dan tulang-tulang tengkorak pda minggu ke-
12, selain itu alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa sehingga jenis
kelamin dapat ditentukan dengn pemeriksaan luar (USG). Pada minggu ke-enam,
gelung-gelung usus menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pd
minggu ke-11 gelung-gelung isi kembali masuk. Pada akhir bulan ketig kegiatan
otot belum dpt dirasakan oleh ibunya karena gerakan yang masih sangat kecil.

Pada bulan keempat, kelima, panjang puncak kepala bokong (PBB) nya kira-kira
15 cm. Berat badan janin hanya sedikit bertambah menjelang akhir bulan kelima
masing-masing kurang dari 500 g. Pada bulan kelima biasaya gerakan janin bisa
dirasakan oleh ibunya.

Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan sangat bertambah
khususnya dua bulan terakhir. Pertumbuhannya kira-kira 3.200 g. Pada bulan
keenam, kulit janin kemerahan dan tampak keriput, karena tidak ada jaringan ikat
bawah kulit. Selama dua buln terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat
karena adanya endapan lemak di bawah kulit. Pada akhir buln kesembilan kepala
telah mendapat ukuran-ukuran lingkaran terbesar pada semua bagian tubuh. Pada
mas ini berkhir, berat badan janin 3.000-3.400 g. PBB-nya kira-kira 36 ons, dan
PTT (panjang puncak kepala tumit) kira-kira 50 cm (Iriani Indri H, 2016).

2. Kelahiran

A. Proses Kelahiran

Kelahiran merupakan dorongan bagi para penulis untuk memberikan interpretasi-


interpretasi bagaimana suatu fetus yang sama sekali tergantung tiba-tiba berubah
menjadi seorang anak yang bebas (Portmann, 1961). Portmann seorang ahli

14
zoologi Swiss menyebutnya sebagai “extrauterine Frühjahr”. Ia menyamakan
manusia dengan hewan menyusui yang tinggi yang dilahirkan setahun terlalu awal.
Periode kehamilan yang penuh seharusnya berlangsung sampai akhir tahun
pertama sesudah dilahirkan, tetapi berhubung adanya proses evolusi maka masa
itu lalu terbagi menjadi dua tahap: “In die Schwangerschaft im Mutterleib und in
eine zweite Periode nach derbGeburt, das Jahr des sozialen Uterus, das
hinüberführt in die Eigentliche Kindheit” (Portmann, 1976, p. 54/55). Jadi tahap
pertama adalah tahap dalam kandungan Ibu dan tahap kedua adalah tahap satu
tahun sesudah dilahirkan; yang terakhir ini disebut tahap uterus (rahim) sosial,
yang seterusnya akan beralih menjadi masa kanak-Kanak yang sesungguhnya.

Proses melahirkan bayi sering disebut juga dengan istilah persalinan, Gejala yang
ditandai dengan perut mengeras kencang dan menyakitkan) sejak 266 hari setelah
masa pembuahan. Biasanya pada saat bulan-bulan terakhir menjelang persalinan
akan terjadi kontraksi palsu atau kontraksi Braxton Hicks (nama dari dokter
penemu kontraksi Palsu) bahkan bisa mulai terjadi di awal tri semester kedua.
Kontraksi palsu ini terjadi seperti otot rahim menegang selama 2 menit, namun
kontraksinya masih ringan dan tidak beraturan waktunya terkadang 10 menit
sekali atau 20 menit sekali, hanya terjadi sesekali dalam sehari lalu hilang, saat
bergerak kontraksi berkurang dan lama kelamaan kontraksi menghilang, Sehingga
Ibu yang akan melahirkan tidak perlu panik saat terjadi kontraksi palsu ini, karena
menandakan belum waktunya melahirkan.

Bila waktunya tiba untuk melahirkan, maka akan terjadi kontraksi yang
sesungguhnya atau kontraksi sejati. Kontraksi tersebut muncul dengan rentang
waktu yang beraturan, awalnya jarang tetapi makin lama makin sering bila
bergerak makin terasa nyeri dan semakin lama kontraksi bertambah kuat dan
terasa nyeri dan terasa akan ada sesuatu yang keluar dari vagina Ibu. Pada saat
kontraksi tersebut, Ibu merasakan sangat sakit khususnya pada Ibu yang akan
melahirkan normal.

•Tahap Persalinan

15
Tahap persalinan terdiri dari tiga tahap yakni:

1.tahap pertama: pembukaan

Tahap permbukaan terdiri dari fase persiapan, fase aktif, dan fase transisi.

Tahap persiapan ditandai dengan pembukaan dan penipisan leher rahim,


pembukaan nya mencapai 3 cm. Kontraksi terjadi selama 30 hingga 50 detik
selama 5 hingga 20 menit. Seiring waktu, leher rahim lebih terbuka dan kontraksi
menjadi lebih sering. Tandanya ibu mengalami sakit punggung dan kram perut,
muncul bercak darah dari vagina, dan ketuban mulai pecah. Beberapa ibu
mengalami rasa sakit selama proses ini, sementara yang lain tidak merasakan sakit
sama sekali. Kami berharap ibu bisa tenang dan melahirkan dengan tenang.

Fase kedua merupakan fase aktif yang berlangsung sangat singkat. Kontraksi
menjadi semakin kuat jika semakin lama berlangsung, seringkali berlangsung
selama 40 hingga 60 detik setiap 3 hingga 4 menit. Pelebaran leher rahim
mencapai 7 cm. Ibu mulai merasakan sakit. Gejalanya meliputi peningkatan nyeri
punggung, rasa tidak nyaman dan kelelahan pada kaki, serta peningkatan produksi
lendir dan darah dari vagina. Jika membran belum pernah pecah sebelumnya,
maka membran akan pecah pada fase aktif ini. Ibu dapat melakukan latihan
pernapasan untuk meredakan nyeri, minum air putih untuk mencegah tenggorokan
kering, dan istirahat di sela-sela kontraksi. Jika rasa sakitnya tak tertahankan,
mintalah obat pereda nyeri kepada dokter.

Tahap ketiga adalah tahap transisi, tahap yang menenangkan namun sulit bagi Ibu.
Pada tahap ini, Ibu merasakan nyeri yang luar biasa dan kontraksi semakin hebat
setiap 2 hingga 3 menit selama 60 hingga 90 detik. Kontraksi sepertinya terus
berlanjut dan leher rahim sudah mencapai 10cm. Umumnya rahim membesar 3
cm dengan sangat cepat, dalam waktu 15 hingga 60 menit. Gejalanya antara lain
peningkatan tekanan pada perineum (antara vagina dan anus), tekanan kuat pada
anus, keringat panas dan dingin bergantian serta menggigil, serta peningkatan
produksi lendir dan darah akibat pecahnya kapiler , kram dingin atau gemetar

16
pada kaki, rasa kantuk akibat pengiriman oksigen dari otak ke area bersalin, mual
dan muntah, serta rasa kurang tenaga.

2. Tahap Kedua: Mengenjan dan Melahirkan

Tahap kedua berpuncak pada kelahiran seorang anak. Artinya, proses kelahiran
dan inisiasi seorang anak. Pada tahap pertama, proses ini terjadi secara alami,
namun berbeda dengan tahap kedua, dibutuhkan tenaga Ibu untuk mendorong
bayi keluar dari jalan lahir. Pada tahap ini bukaan leher sudah selesai yaitu 10 cm,
disebut juga bukaan 10 cm. Pada tahap pertama, Ibu masih berada di ruang
observasi, namun pada tahap kedua ini, dengan bantuan bidan atau dokter, ia
dibawa ke ruang bersalin, tempat ia melahirkan bayinya. Namun jika proses
melahirkan sulit, dokter baru mungkin akan menggunakan alat seperti penyedot
debu atau forceps, atau melakukan episiotomi (prosedur bedah sederhana dengan
membuat sayatan pada perineum untuk memperlebar lubang vagina). Untuk
dilepas untuk membantu bayi.

3. Tahap ketiga: Keluarnya Plasenta

Tahap ketiga dinamakan fase transisi, pada fase ini merupakan fase bahagia bagi
sang Ibu karana sudah tidak merasa sakit karena sang bayi sudah keluar, pada fase
ini dokter membantu untuk mengeluarkan plasenta yang mendukung kehidupan
janin di rahim.

B. Penilaian Terhadap Bayi yang Baru Lahir.

Banyak Dokter, Psikolog dan Seniman berspesikulasi mengenai arti dari kelahiran,
kelahiran merupakan satu “drama penjebolan” secara drastis, di sertai dengan
perubahan-perubahan kondisi psiko/fisik secara radikal revolusioner dari bayi.

Bayi tidak mendapatkan kehangatan perlindungan dari rahim ibunya dan sejak ia
lahir ia harus belajar hidup dengan menggunakan seluruh kemampuannya seperti
menghirup udara, menyusu, dan melatih seluruh kemampuan fisik dan mentalnya.
Karena bayi harus melindungi hidupnya dengan kemampuannya sendiri,

17
peristiwa kelahiran mempunyai dampak psikologis yang mengejutkan pada bayi,
meninggalkan mereka dengan semacam trauma psikologis (cedera mental) selama
sisa hidupnya. Maka peristiwa tercabutnya jasad bayi dari rahim ibu menimbulkan
shock psikologis dan trauma jiwa. Juga menimbulkan kerinduan yang tidak
disadari sepanjang hayatnya untuk kembali pada lindungan dan sekuritas dalam
kandungan ibunya.

Rank (1924) seorang ahli psiko-analisis murid Freud, mengemukakan mengenai


trauma kelahiran, artinya bahwa kelahiran bagi seorang anak merupakan suatu
penghayatan yang dramatis putusnya tali pusat tidak hanya berarti biologis putus,
melainkan juga Psikologis putus. Anak menjadi lepas dan tidak terlindung lagi.
Jeritan pertama menunjukkan kecemasan yang alami. Menurut Rank maka Yang
berikutnya tidak ada artinya Kecemasan-kecemasan manusıa Dibanding dengan
kecemasan yang pertama ini. Ia memberikan contoh-contoh dalam praktek psiko-
analisanya yaitu adanya impian-Impian yang melukiskan orang-orang dengan
segala macam kekuatannya yang luar biasa meloloskan diri dari saluran-saluran
yang Sempit dan akhirnya keluar di tempat yang jauh yang tidak menyenangkan.
Dari tempat yang terlindung ini anak dilempar ke tempat yang tidak terlindung
sama sekali.

Teori drama kelahiran akan selamanya menjadi misteri dan tidak dapat dijawab
secara memuaskan. Jelaslah bahwa bayi yang baru lahir mempunyai banyak
ketidaksempurnaan dan kekurangan. Misalnya, hampir semua pusat otak, sistem
saraf, dan kemampuan ekstra sensor lainnya belum berkembang sepenuhnya. Oleh
karena itu, kelahiran hanyalah salah satu bagian dari proses keberadaan manusia,
yang diikuti oleh pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik dan mental
yang permanen sepanjang hidup, yang disertai dengan usaha. Pertarungan yang
tidak pernah berakhir.

Sesudah dilahirkan maka bayi menunjukkan banyak gerak refleks. Dahulu orang
berpendapat bahwa masa ini kurang ada perkembangan psikologis yang menarik
karena anak hanya melakukan Tingkah laku-tingkah laku yang instinktif.
Penelitian-penelitian dilakukan mengenai tingkah laku instinktif apa saja yang

18
dilakukan anak pada hari-hari pertama sesudah dilahirkan. Diketemukan bahwa
7% waktunya digunakan untuk makan, jadi reaksi yang positif, 1% untuk tingkah
laku spontan dan kurang lebih 88% untuk tidur atau sema camnya. Hal inilah yang
menyebabkan bahwa periode ini dulu disebut sebagai periode tidur.

Baru pada akhir-akhir ini diketahui bahwa sebetulnya tahun pertama ini kurang
banyak mendapat perhatian kita. Begitu pula Gesell (1880-1961) sebagai salah
satu pionir dalam psikologi perkembangan, melihat perkembangan anak dalam
tahun pertama terutama sebagai proses pemasakan fisiologis. Ia berpendapat
bahwa perkembangan itu tidak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar
melainkan semuanya telah ditentukan oleh proses-proses dari dalam diri anak
sendiri. Baru dengan munculnya teori-teori belajar yang berpendapat bahwa
tingkah laku kita terutama adalah tingkah laku belajar, maka pada waktu itulah
timbul perhatian pada tahun pertama.

C. Bayi lahir dengan berat badan rendah dan bayi lahir prematur

Bayi pre-term atau yang biasa kita kenal sebagai bayi prematur, merupakan bayi
yang lahir dengan selamat sebelum minggu kelahiran ke-37 atau belum mencapai
periode kandungan secara penuh. Newborn baby atau bayi baru lahir ini memiliki
ukuran bobot normal yang berkisar dari 2.5 kg sampai 3.5 kg (Meggit, 2013).
Sebagian besar bayi-bayi dengan gejala bayi prematur memiliki bobot tubuh di
bawah berat ideal bagi bayi yang baru lahir. Karena bayi dengan ciri-ciri “kurang
matang atau immature” ini belum mencapai perkembangan fisik dan mental yang
sempurna, akibatnya mereka tidak mendapatkan kesempatan dan kemungkinan
untuk hidup yang baik seperti bayi yang lahir dengan normal lainnya (Kartono,
2013). Bayi post-term, yang lahir melebihi 40 minggu masa kehamilan, rentan
mengalami berbagai komplikasi, seperti kesulitan bernapas, makan, dan menjaga
suhu tubuh. Hal ini disebabkan oleh penghentian fungsi plasenta setelah 42
minggu, yang menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi pada bayi (Meggit,
2013).

19
Karena memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah dan banyak kesulitan, bayi
prematur yang mampu bertahan membutuhkan pertolongan dan perawatan lebih
yang sangat teliti dari orang dewasa serta orang tua dari bayi tersebut. Bayi-bayi
tersebut tidak memiliki jumlah lemak yang cukup, maka penggunaan incubator
atau couveuse ini sangat diperlukan bagi bayi prematur untuk mendapatkan
kehangatan yang sama seperti kondisi saat berada di dalam rahim ibu, serta
bantuan tambahan seperti pemberian oksigen dan zat makanan juga terkadang
diperlukan, karena bayi memiliki refleks yang lemah menelan dan mengisap zat
makanan, atau daya pencernaannya yang belum sempurna. Pemberian kehangatan
artifisial atau buatan kepada bayi prematur juga bertujuan untuk menjaga suhu
badan bayi tidak menurun, pernapasan serta detak jantung bayi yang tetap terjaga.

Meggit (2013) di dalam bukunya yang berjudul “Memahami Perkembangan


Anak” menjelaskan tentang masalah dari bayi-bayi prematur antara lain :

1. Kontrol suhu - rendahnya produksi panas, karena area permukaan sekitar


bayi lebih besar dibanding proporsi berat badan bayi dan ada sedikit
penyekatan dari lemak subkutan
2. Pernapasan-sistem respiratori masih belum cukup matang dan bayi
prematur kemungkinan akan mengalami masalah dalam bernapas, sebuah
kondisi yang dinamakan RDS (Respiratory Distress Syndrome). Hal ini
disebabkan karena adanya kekurangan dalam surfactant, substansi
berlemak yang melindungi paru- paru bayi dan baru akan diproduksi
setelah 22 minggu masa kehamilan.
3. Infeksi - perlawanan bayi terhadap infeksi masih lemah karena bayi tidak
mempunyai cukup waktu di dalam rahim untuk membentuk antibodi yang
dapat melindunginya dari infeksi.
4. Penyakit kuning - karena fungsi hati yang masih belum matang
Perkembangan dalam dunia medis dan pengasuhan anak prematur telah

20
memungkinkan bayi-bayi yang lahir pada minggu ke-35 untuk bernapas
dan makan secara independen, serta perkembangan kesehatan mereka
biasanya baik-baik saja. Bagaimanapun juga, bayi-bayi yang lahir sangat
awal, seperti pada minggu ke-25 - membutuhkan pengasuhan neonatal
yang intensif, mencakup perawatan inkubator (untuk mempertahankan
temperatur tubuh mereka) dan pertolongan medis dalam bernapas dan
makan. Bayi-bayi yang rapuh ini memiliki risiko tinggi dalam mengalami
masalah pendengaran dan penglihatan serta kesulitan dalam belajar.

Menurut Kartono (1990) menerangkan di dalam bukunya yang berjudul


“Psikologi Anak”, peristiwa kelahiran bayi prematur dan abortus spontan
(keguguran biasa dan keguguran tidak biasa) menurut teori ilmu kedokteran
modern disebabkan oleh :

1. Gangguan pada supply hormonal


2. Ketidakimbangan endokrin
3. Defisiensi atau kerusakan pada ovarium
4. Gangguan thyroid atau kelenjar gondok, hypophyse (sambungan otak), dan
gangguan pada hormon-hormon
5. Keempat sebab itu di provoskasi dan di perhebat oleh faktor-faktor
emosional dan faktor psikis (faktor psikogenik) dan ibu yang tengah
mengandung.

Kebanyakan peristiwa keguguran tidak sengaja sangat di pengaruhi oleh faktor-


faktor psikogenik, yaitu :

1. Faktor penyebab utamanya terletak pada psike atau jiwa dari ibu yang
mengandung. Terdapat gangguan emosional yang serius, konflik batin,
penolakan terhadap janin, kecemasan dan keengganan untuk menjadi
hamil, ketakutan, dan kecemasan yang parah, dan lain-lain.

21
2. Wanita yang hamil tadi secara tidak sadar "melakukan abortus dalam
pikirannya" artinya wanita tersebut menolak kehamilannya secara tidak
sadar. Penolakan yang berlangsung di bawah kesadaran atau tidak
ketidaksadaran yang kuat menyebabkan terjadinya keguguran biasa atau
abortus spontan.

Wanita yang mengalami keguguran kandungan berulang umumnya memiliki


kecenderungan destruktif terhadap ego diri sendiri atau terhadap orang lain.
Diperkuat oleh perilaku negatif seperti terlalu agresif, dendam, super-ambisius,
egois, dan lain-lain. Adapun pengguguran kandungan yang disengaja, baik sedikit
maupun banyak, merupakan tindakan yang dilakukan dengan kesadaran penuh
oleh calon ibu. Tindakan ini biasanya menjadi cara paling efektif untuk
"menyesuaikan diri" dengan tuntutan realitas hidup. Yang berarti, abortus atau
pengguguran kandungan dengan cara membuang janin yang dianggap sebagai
parasit yang merugikan bagi wanita bersangkutan dan mengakibatkan
kehamilannya itu didorong oleh rasa malu, rasa bersalah, perasaan rendah diri,
dan putus asa. Kehamilan tersebut dirasakan sebagai beban berat atau sebagai
hukuman.

Terlebih lagi jika emosi negatif tersebut diperkuat oleh tekanan sosial atau sanksi
sosial yang menolak dan "mengutuk" kehamilan tersebut. Contohnya, penolakan
masyarakat terhadap status keibuan dan kehamilan di luar pernikahan yang sah
(hamil tanpa menikah).

22
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Perkembangan manusia dapat dilihat dari awal mula kehidupan manusia sendiri,
yaitu dalam janin. Prakelahiran adalah masa yang tidak terlihat oleh mata
telanjang, namun bukan berarti tidak penting untuk mengetahuinya, mengingat
masa ini adalah awal mula manusia terbentuk dan dimulainya perkembangan
hingga akhir hidupnya. Periode-periode perkembangan pada masa prakelahiran
sendiri dibagi menjadi tiga yakni periode Zigot, Embrio, dan Janin.Masa
Prakelahiran terbilang cukup singkat, namun masa ini memiliki resiko paling
tinggi dibandingkan masa-masa perkembangan yang lain. Resiko pada masa
prakelahiran terbagi menjadi dua yakni gangguan dari bahaya fisik dan bahaya
psikologis (Hurlock, E. B. 1994).

Perawatan pra kelahiran adalah ketika Anda mendapatkan pemeriksaan dari dokter,
perawat, atau bidan selama kehamilan Anda. Tujuan nya adalah untuk
mengedukasi ibu hamil untuk mendapat pengetahuan tentang kehamilan yang
relevan dan tepat waktu. Jumlah konsultasi yang dianjurkan WHO adalah 8 kali
selama 40 Minggu masa kehamilan.

Proses melahirkan bayi sering disebut juga dengan istilah persalinan. Tahap
persalinan terdiri dari tiga tahap yakni:

1. Tahap pertama: pembukaan

Tahap permbukaan terdiri dari fase persiapan, fase aktif, dan fase transisi.

2. Tahap Kedua: Mengenjan dan Melahirkan

Tahap kedua berpuncak pada kelahiran seorang anak.

3. Tahap ketiga: Keluarnya Plasenta

pada fase ini merupakan fase bahagia bagi sang Ibu karana sudah tidak merasa
sakit karena sang bayi sudah keluar

23
Sesudah dilahirkan maka bayi menunjukkan banyak gerak refleks. Dahulu orang
berpendapat bahwa masa ini kurang ada perkembangan psikologis yang menarik
karena anak hanya melakukan Tingkah laku-tingkah laku yang instinktif. Baru
dengan munculnya teori-teori psikologi pembelajaran yang berpendapat bahwa
tingkah laku kita terutama merupakan tingkah laku belajar, maka masa-masa
tahun pertama kehidupan muli mendpat perhatian.

Bayi prematur, merupakan bayi yang lahir dengan selamat sebelum minggu
kelahiran ke-37 atau belum mencapai periode kandungan secara penuh. Karena
memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah dan banyak kesulitan, bayi prematur
yang mampu bertahan membutuhkan pertolongan dan perawatan lebih yang
sangat teliti dari orang dewasa serta orang tua dari bayi tersebut.

Peristiwa kelahiran bayi prematur dan abortus spontan (keguguran biasa dan
keguguran tidak biasa) menurut teori ilmu kedokteran modern disebabkan oleh :

a. Gangguan pada supply hormonal


b. Ketidakimbangan endokrin
c. Defisiensi atau kerusakan pada ovarium
d. Gangguan thyroid atau kelenjar gondok, hypophyse (sambungan otak), dan
gangguan pada hormon-hormon
Keempat sebab itu di provoskasi dan di perhebat oleh faktor-faktor emosional
dan faktor psikis (faktor psikogenik) dan ibu yang tengah mengandung.

Kebanyakan peristiwa keguguran tidak sengaja sangat di pengaruhi oleh faktor-


faktor psikogenik, yaitu :

1. Faktor penyebab utamanya terletak pada psike atau jiwa dari ibu yang
mengandung.
2. Wanita yang hamil tadi secara tidak sadar "melakukan abortus dalam
pikirannya" artinya wanita tersebut menolak kehamilannya secara tidak sadar

24
Wanita yang mengalami keguguran kandungan berulang umumnya memiliki
kecenderungan destruktif terhadap ego diri sendiri atau terhadap orang lain.
Diperkuat oleh perilaku negatif seperti terlalu agresif, dendam, super-ambisius,
egois, dan lain-lain

25
Daftar Pustaka

Campbell, C. (1976). What happens when we get the manchild pill? Psychology
Today, 10(3) 86-91.

Christopher, L. J. (1978). Taking drugs during pregnancy. Developmental


Medicine & Child Neurology, 20(3), 380-383.

Community Website Planned Parenthood, 2024, "Prenatal Care", Planned


Parenthood Federation of America Inc.,
https://www.plannedparenthood.org/learn/pregnancy/prenatal-care

Denson, R., Nanson, J. L., & McWatters, M. A. (1975). Hyperkinesis and


maternal smoking. Canadian Psychiatric Association Journal, 20(3),
183-187.

Gillman, R. D. (1968). The dreams of pregnant women and maternal


adaptation. American Journal of Orthopsychiatry, 38(4), 688.

Hapsari, I. I. (2016). psikologi perkembangan anak. Penerbit Indeks

Hurlock, E. B. (1994). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang


rentang kehidupan (5th ed). Penerbit Erlangga.

Kartono, K. (1990). Psikologi anak (psikologi perkembangan). Mandar Maju.


Meggit, C. (2013). Memahami perkembangan anak. Penerbit Indeks.

Meredith, H. V. (1975). Somatic changes during human prenatal life. Child


development, 46, 603-610.

Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (1982). Psikologi


perkembangan: pengantar dalam berbagai bagianya. Gadjahmada
Unversity Press

Office of Communication, 2023, "Pre-Pregnancy Care and Prenatal Care


Resources", Website Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child

26
Health and Human Development,
https://www.nichd.nih.gov/health/topics/preconceptioncare
Ujházy, E., Mach, M., Navarová, M., Brucknerová, I., & Dubovický, M. (2012).
Teratology – past, present and future. PubMed Central, 5(4): 163–168.

Van Den Daele, L. D. (1976). A Cook's tour of development. The Journal of


Genetic Psychology, 128(1), 137-143.

27

Anda mungkin juga menyukai