Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Makalah PBL Modul 1” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah BLOK TUMBUH KEMBANG DENTOKRANIOFASIAL. Selain
itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang proses tumbuh
kembang prenatal dan postnatal, faktor yang mempengarhi tumbuh kembang
orocraniumfacial, patogenesisdari serta dampak dari celah bibir dan celah palatum
dan seputar tumbuh kembang dentokraniofasial lainnya dengan baik dan benar.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada drg. Kurniaty, Sp.KGA
dan drg. Yustisia Puspitasari, Sp.Ort selaku Dosen Penanggung Jawab pada Blok
Tumbuh Kembang Dentokraniofacial , yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami pelajari saat ini dan kedepannya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat saya sebutkan semua, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga dapat
dapat menyelesaikan tugas makalah PBL Modul 1 ini.
Kami menyadari, tugas yang kami kerja ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran kami butuhkan demi kesempurnaan Makalah
PBL Modul 1 ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak,
maksudnya tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta
bertambahnya jaringan intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang
atau berkembang adalah proses pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk
perkembangan kemampuan mental dan kecerdasan serta perilaku anak . Pada
kenyataannya tumbuh kembang secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain.
Proses tumbuh kembang ini berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi)
sampai akhir masa remaja dengan melewati masa – masa atau periode prenatal,
bayi baru lahir, prasekolah, sekolah dini dan remaja .
Proses tumbuh kembang kraniofasial dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
genetika, stimulasi atau lingkungan dan asupan nutrisi yang optimal. Nutrisi
memiliki peran penting dalam pertumbuhan tulang manusia. Nutrisi merupakan
salah satu mekanisme yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan
kraniofasial.Nutrisi seperti protein, vitamin A atau D, mineral seperti yodium,
kalsium dan fosfor yang seimbang memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan
tulang wajah dan gigi yang baik
Pertumbuhan dan perkembangan dari wajah dan rongga mulut merupakan
suatu proses yang sangat kompleks. Kelainan yang sering terjadi pada wajah
adalah celah bibir dan langit-langit.1 Celah bibir dan langit-langit adalah kelainan
kraniofasial kongenital yang paling umum terjadi dengan penyebab multifaktorial.
Celah bibir terbentuk saat jaringan bibir yang sedang berkembang tidak
menyatu secara sempurna. Bibir terbagi menjadi dua bagian dan menghasilkan
susunan otot bibir orbicularis oris yang tidak normal.
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan tujuan dari makalah
adalah :
1. Mahasiswa mampu mengetahui proses tumbuh kembang prenatal.
2. Mahasiswa mampu mengetahui proses tumbuh kembang postnatal.
3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi yang berperan
dalam tumbuh kembang orocraniumfacial .
4. Mahasiswa mampu mengetahui pathogenesis dari celah bibir dan celah
palatum.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dampak dari celah bibir dan celah palatm
terhadap proses tumbuh kembang postnatal.
BAB 2
PEMBAHASAN
Viserokraium
Viserokranium, yang terdiri dari tulang-tulang wajah, dibentuk terutama
dari dua arkus faring yang pertama . Arkus pertama membentuk bagian dorsal,
prosesus maksilaris, yang membentang ke depan di bawah regio mata dan
membentuk maksila, os zigomatikum, dan bagian os temporale (Gambar 10.7).
Bagian ventral, prosesus mandibularis, berisi kartilago Meckel. Mesenkim di
sekitar kartilago Meckel memadat dan mengalami penulangan oleh osifikasi
intramembranosa untuk membentuk mandibula. Kartilago Meckel menghilang
kecuali di ligamentum sfenomandibulare. Ujung dorsal prosesus mandibularis,
bersama dengan bagian arkus faring kedua, kemudian membentuk inkus, maleus
dan stapes (Gambar 10.7). Osifikasi ketiga osikula tersebut dimulai di bulan
keempat, membuat ketiga tulang itu menjadi tulang-tulang pertama yang
terosifikasi sepenuhnya. Mesenkim untuk pembentukan tulang- tulang wajah
berasal dari sel krista neuralis, termasuk os nasale dan os lakrimale.
Pada awalnya, wajah berukuran kecil dibandingkan dengan neurokranium.
Penampakan ini disebabkan oleh (1) hampir tidak adanya sinus udara paranasal
dan (2) kecilnya ukuran tulang, khususnya rahang. Dengan munculnya gigi dan
berkembangnya sinus-sinus udara, wajah kehilangan karakteristik bayinya.
Perubahan maksilla
Saat Lahir :
1. Diameter transversal dan antero-posterior tulang lebih banyak dari pada
vertikal.
2. Prosesus frontalis terbentuk dengan baik dan komposisi tulang prosesus
frontalis lebih banyak dari prosesus alveolaris.
3. Soket gigi mencapai hampir ke dasar orbital.
4. Sinus maksilaris menampilkan alur pada dinding lateral hidung.
Saat Dewasa :
Pada dewasa diameter vertikal mencapai maksimal.
Saat Usia Tua :
Dalam usia tua tulang beralih dalam beberapa ukuran dengan kondisi
degeneratif, sebagai:
1. Ketinggian maksila berkurang.
2. Setelah hilangnya gigi, prosesus alveolaris mengalami resorpsi dan tulang
bagian bawah berkurang ketebalannya.
Pertumbuhan mandibula ada dua macam yaitu:
1. Pola pertama, bagian posterior mandibula dan basis kranium tetap, sementara
dagu bergerak ke bawah dan depan.
2. Pola kedua, dagu dan korpus mandibula hanya berubah sedikit sementara
pertumbuhan sebagian besar terjadi pada tepi posterior ramus, koronoideus dan
kondilus mandibula.
Pertumbuhan mendibula terjadi oleh proses remodelling tulang.
Pertumbuhan panjangnya ukuran mandibula terjadi karena adanya deposisi tulang
dipermukaan posterior (ramus) dengan pengimbangan absorbsi pada permukaan
anterior. Hal ini menyebabkan pertumbuhan mandibula memanjang ke belakang.
Pertumbuhan lebar mandibula terjadi karena adanya deposisi tulang pada
permukaan luar mandibula dan absorbsi pada permukaan dalam. Walaupun
mendibula merupakan tulang utama (singel Bone), namun mandibula merupakan
sebuah skeletal unit yang masing-masing berhubungan dengan jaringan-jaringan
halus disekitar yang di sebut dengan functional matrices. Functional matrices
merupakan penentu utama pertumbuhan skeletal unit.
Sumbing bibir dapat terjadi bilateral pada regio insisif lateral dan kaninus.
Lebih sering terjadi unilateral, sisi kiri lebih sering dari sisi kanan.Penyebab
sumbing bibir dan palatum tidka diketahui dengan pasti. Sebagian besar kasus
sumbing bibir atau sumbing palatum atau keduanya dapat dijelaskan dengan
hipotesis multifaktor. Teori multifaktor yang diturunkan menyatakan bahwa gen-
gen yang berisiko berinteraksi satu dengan lainnya dan dengan lingkungan,
menyebabkan cacat pada perkembangan janin.
Bibir sumbing dengan atau tanpa celah langit-langut terjadi pada sekitar 1
dari 1000 kasus, celah terjadi akibat kegagalan mesenkim tumbuh di bawah
ektoderm untuk menghilangkan alur di antara proses-proses ini atau tidak adanya
mesenkim di daerah tersebut. Celah ini dapat terletak di satu sisi/kedua sisi bibir
atas, mungkin unilateral atau bilateral dan dapat bervariasi dari lekukan
diperbatasan vemilion bibir atas (sumbing tidak lengkap) hingga kasus yang lebih
parah (sumbing lengkap) yang meluas dan melalui prosesus alveolar atas.
Celah ini terjadi antara minggu keenam dan kesepuluh pada masa embrio.
Selama minggu keenam dan ketujuh, prosessus maksilaris dari lengkung brankial
pertama tumbuh ke depan dan bersatu dengan prosesus nasalis-lateralis lalu
berlanjut bersatu dengan prosessus nasalis medialis membentuk bibir bagian atas,
dasar hidung, dan palatum primer. Semua struktur ini berkembang cepat, lidah
membesar dan berdiferensiasi tumbuh vertikal mengisi kavum stomodealis
primitivum.
3.1 Kesimpulan
Perkembangan pranatal adalah perkembangan awal dari manusia. Dimulai
dari pembuahan yang terjadi dari pertemuan sel sperma dengan sel telur. Sel telur
yang telah matang dibuahi oleh sel sperma yang matang yang akhirnya akan
menjadi sel-sel baru dan membentuk zigot. Pertumbuhan tulang kraniofasial
postnatal dimana pola remodeling wajah yang sangat terprogram, selektif, dan
spesifik. Wajah bayi hampir bulat, panjang dan lebarnya hampir sama, dan rasio
kranium : wajah adalah sekitar 1:8. Seiring bertambahnya usia, peningkatan pada
panjang wajah lebih banyak dari dimensi lainnya (lebar dan kedalaman) yang
tampak pada rata-rata individu, tinggi wajah dua kali lipat dari yang sebelumnya
pada periode segera postnatal.
Beberapa factor yang mempengaruhi tumbuh kembang orocraniumfacial yaitu :
faktor genetik dan faktor lingkungan.
Celah bibir dan atau palatum merupakan bentuk kelainan bawaan yang terjadi
karena adanya gangguan selama pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan
wajah pada masa embrionik. Celah ini dapat terjadi bersamaan ataupun terpisah,
dan terjadi bervariasi. Seorang anak dengan langit-langit mulut sumbing dapat
mengalami kesulitan mengisap melalui puting biasa karena celah di langit-langit
mulut dan kesulitan berbicara.
DAFTAR PUSTAKA