SEMESTER GASAL
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
BLOK STOMATOGNASI 1
OLEH KELOMPOK 6 :
Indah Putri A. D
Aisha Rahma F.
Zakiyya Ulpiyah
Anisa Hilda B.
M. Nadhir A.
Citrayuli N.
Grace Valencia H.
141610101036
141610101042
141610101056
141610101057
141610101058
141610101061
141610101063
141610101064
141610101065
141610101066
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nyalah laporan skenario 1 blok Stomatognasi 1 yang
berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan Wajah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil
dari diskusi kelompok tutorial.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terimakasih
kepada :
1.
2.
3.
4.
Dan tentunya kami sebagai penyusun mengharapkan agar laporan ini dapat
berguna baik bagi penyusun maupun bagi para pembaca dikemudian hari. Laporan
ini sangat jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penyusun harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi
laporan hasil tutorial ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 1
1.2 Skenario ............................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 STEP 1 : Mendefinisikan Istilah ........................................................ 3
2.2 STEP 2 : Identifikasi Masalah ........................................................... 3
2.3 STEP 3 : Rumusan Masalah .............................................................. 3
2.4 STEP 4 : Kerangka Konsep ............................................................... 8
2.5 STEP 5 : Learning Objective ............................................................. 8
2.6 STEP 6 : Belajar Mandiri ................................................................... 8
2..7 STEP 7 : Pembahasan ...................................................................... 9
A.
B.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan dan perkembangan wajah dimulai pada minggu
1.2
Tujuan
Penyusunan laporan ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami
tentang pertumbuhan dan perkembangan wajah pada manusia, serta hal yang
dapat menimbulkan kelainan pada pertumbuhan dan perkembangan wajah.
1.3
Skenario
SKENARIO 1 :
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN WAJAH
Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik, volume, bobot
dan jumlah sel yang bersifat irreversible, sedangkan perkembangan adalah
diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Pertumbuhan dan
perkembangan memiliki arti dan fungsi yang sangat penting bagi mahluk hidup.
Salah satu tahap dari proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut adalah
pertumbuhan dan perkembangan orofasial. Perkembangan orofasial adalah
perkembangan embrio yang dimulai dari pembentukan mulut dan sekaligus
mendasari pembentukan wajah.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1
STEP 1
Mendefinisikan Istilah
1. Diferensiasi sel : Proses pematangan dari sel primitif menjadi sel yang lebih
dewasa/lebih khusus. Diferensiasi terjadi beberapa kali
selama perkembangan organisme
multiselular
ketika
2.2
STEP 2
Identifikasi Masalah:
1. Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan orofacial prenatal?
2. Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan orofacial postnatal?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
orofacial?
4. Apa saja kelainan yang terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan orofacial?
2.3
STEP 3
Membahas Masalah
1. Proses Pertumbuhan Dan Perkembangan Orofacial Prenatal:
a) Minggu ke-3 : Pada minggu ketiga, embrio masih berbentuk tabung.
b) Minggu ke-4 : Pada akhir minggu ke-4 terdapat 5 tonjolan. Tonjolan
maxilla terdapat di sebelah lateral, sedangkan tonjolan mandibula
c)
f)
kecil
disekitar
spina
nasalis
anterior.
Sementara
terjadi
mandibularis
maupun
procesuss maksilaris. Pada kedua sisi cavum oris pada regio pipi terlihat
adanya kantung kecil dari cavum oris yang meluas keluar, terletak
tidak terlalu jauh antara procesuss maksilaris di bagian atas dan
procesuss mandibularis dibagian bawah. Batas luar dari kantung tsb
terletak pada epitelium cavum oris, meluas dari procesuss maksilaris ke
procesuss mandibularis dan mengelilingi permukaan dalam pipi
- Lingua
Lingua yang terlihat pada cavum oris adalah permukaan atas atau dorsum
lingua, terutama bagian dua pertiga anterior dan facies ventral atau
inferior. Selama masa kehidupan fetus dan tahun pertama kelahiran,
lingua umumnya relatif besar dalam cavum oris dan sering meluas di
antara gingiva, terutama di bagian depan sehingga berkontak dengan
labium oris dan pipi.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Orofacial:
a) Sebelum kelahiran :
Hormon: hormon yang dihasilkan ibu saaat mengandung dapat
berpengaruh pada janin. Hormon tersebut ada untuk mempertahankan
keberadaan dan kelangsungan hidup janin.
Gen : gen yang berasal dari parental ayah dan ibu berperan besar bagi
pertumbuhan orofacial janin.
lemak,
mineral
dapat
mempercepat
dan
mendukung
hormon-hormon
tertentu
yang
mempengaruhi
perkembangan janin.
b) Sesudah kelahiran :
Fraktur rahang : Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang dan atau tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik
yang bersifat total maupun parsial. Fraktur rahang atau patah rahang
dapat terjadi pada maxilla maupun mandibula.
Kebiasaan buruk : Kebiasaan buruk seperti menggigit kuku serta
menghisap jari pada anak kecil yang dilakukan terus menerus dapat
mempengaruhi pertumbuhan struktur sekitar mulut.
Makanan : Makanan yang bergizi seimbang akan membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan.
4. Kelainan Yang Terjadi Pada Pertumbuhan Dan Perkembangan Orofacial:
a. Cleft lip (sumbing bibir)
Sumbing bibir / Cleft Lip dapat terjadi bilateral pada regio insisif lateral dan
kaninus. Lebih sering terjadi unilateral, sisi kiri lebih sering dari sisi kanan.
Umumnya terjadi pada minggu ke 6-7 intrauterin, sesuai dengan waktu
perkembangan bibir normal dengan terjadinya kegagalan penetrasi dari sel
mesodermal pada groove epitel di antara prosesus nasalis medialis dan
lateralis. Lebih sering terjadi pada bayi laki-laki dan lebih sering pada bagian
kiri. Sumbing pada bibir bawah selalu di bagian tengah akibat gagalnya
perpaduan prosesus mandibularis.
b. Cleft Palate (Sumbing Palatum)
Sumbing palatum terjadi pada minggu ke-8 akibat kegagalan fusi prosesus
palatinus dan prosesus premaksila. Sumbing bibir dan palatum biasa
disebabkan oleh kesalahan nutrisi pada ibu hamil seperti kekurangan
vitamin K dan pengaruh obat-obatan.
c. Mikrognatia
Keadaan dimana mandibula mempunyai ukuran yang kecil sehingga dagu
menjadi retrusif, hidung dan bibir atas menonjol sehingga muka seperti
burung. Keadaan yang demikian dapat menyebabkan perkembangan rahang
yang tidak bagus, gigi geligi menjadi berdesakan dan rahang gagal
menyesuaikan diri sehingga gigi tidak dapat beroklusi dengan baik atau tidak
daat berfungsi dengan baik serta mengganggu estetik. Kelainan ini
disebabkan oleh kegagalan pusat pertumbuhan kepala sendi. Kemungkinan
lain adalah trauma atau infeksi. Keadaan ini dapat dikoreksi dengan bedah.
d. Makrognatia
Kelainan yang terjadi apabila rahang tumbuh besar. Jika terjadi pada rahang
bawah dapat menyebabkan protrusi dengan dagu menonjol. Kelainan ini
dapat bersifat kongenital dan juga daoat bersifat dapatan. Pada penderita
akromegali, penderita mempunyai tumor kelenjar hipofisis yang mendorong
pertumbuhan terus menerus, dalam hal ini terjadi oada mandibula.
2.4
STEP 4
Kerangka Konsep
Proses Pembentukan
Pertumbuhan dan
Perkembangan
Orofacial
Gangguan
Akibat
2.5
STEP 5
STEP 6
Belajar Mandiri
2.7
STEP 7
Pembahasan
A. PROSES PEMBENTUKAN WAJAH
Pembentukan kepala diatur oleh gen-gen tertentu dengan tanda mekanisme dan
proses morfogenetik. Struktur wajah pertama berkembang pada minggu ke-4
setelah fertilisasi dari lima prominensia yang mengelilingi stomodeum. Lima
prominensia ini terdiri dari sebuah prominensia frontonasalis, sepasang
prominensia maxillaris, dan sepasang prominensia mandibularis. Prominensia ini
diinduksi oleh migrasi sel neural crest yang berasal dari puncak dari pelipatan
saraf sebelum proses neurulasi selesai. Sel saraf ini berpotensi membentuk
jaringan ikat dan rangka.
Tulang wajah berkembang dari diferensiasi mesenkim yang berasal dari
sel saraf, ektomesenkim, dan mesoderm. Mereka tidak berkembang dengan
pembelahan sel tetapi dengan osifikasi matriks organik. Kalsifikasi ini
berlangsung secara langsung dan tidak langsung. Hasil dari osifikasi secara
langsung adalah pembentukan tulang membranosa sedangkan osifikasi secara
tidak langsung menghasilkan pembentukan tulang endokondral.
Diantara jaringan penyokong kepala seperti tulang dan jaringan ikat hampir
semuanya berasal dari crista neuralis yang bersifat neurogenik. Crista neuralis
tidah hanya menjadi asal perkembangan ganglion , melainkan keseluruhan sistem
saraf perifer. Pada bagian kepala , crista neuralis juga membentuk mesenkim
spesifik yang kemudian menjadi asal sel-sel jaringan ikat , osteoblas , sel-sel
tulang rawan , odontoblas dan sebagainya. Karena itu , jaringan ini disebut
mesektoderm atau ektomesenkim.
c. scan gambar embrio pada akhir minggu ke 4 , posisi dari pharyngeal arches
10
Permulaan minggu ke-6: nasal bergeser menuju posisi yang lebih ventral,
posisi sentral; tampak enam tonjolan aurikular yang akan menjadi daun telinga,
pembentuk mandibula, dan arcus hyoideus.Akhir minggu ke-6: prominentia
nasalis medialis dan lateralis menyatu, prominentia maxillaris mulai membentuk
rahang atas, garis tengah dari prominentia nasalis medialis membentuk septum
nasal. Tonjolan
mandibula
telah
bergabung
membentuk
bibir
bawah
11
primordial. Rongga nasal menjadi lebih dalam dan menyatu menjadi bentukan
tunggal yang lebih luas, saccus nasalis ectodermal.
Awal minggu ke-7: penyatuan prominentia nasalis medialis meluas ke
lateral dan ke inferior membentuk prominentia intermaxillaris, ujung hidung
terangkat di antara prominentia nasalis medialis, penonjolan kelopak mata, daun
telinga mulai berbentuk. Akhir minggu ke-7: pola wajah sudah tampak seperti
manusia, proporsi wajah akan berkembang pada masa fetal, penyatuan
prominentia nasalis medialis (prominentia intermaxillaris) akan membentuk aksis
sentral hidung dan philtrum pada bibir hingga lengkap.
12
a.
Embrio 7 minggu nampak depan , b. Embrio 10 minggu nampak depan ,c. Scanning
electron micrograph dari gambar a
Minggu ke-10: Ektoderm dan mesoderm dari prominentia frontalis dan masingmasing prominentia nasalis medialis berproliferasi membentuk garis tengah
septum nasalis. Cavitas nasal terbagi menjadi dua lintasan yang terbuka sampai
pharynx di belakang palatum sekunder, melalui choana. Philtrum telah terbentuk,
sisi lateral tonjolan maxilla dan mandibula bergabung membentuk pipi dan
mengurangi lebar mulut sampai pada ukuran akhir.
Pembentukan palatum
Seperti yang dikatakan pada minggu ke-4 kehamilan , menunjukkan
adanya pertumbuhan pada 2 penonjolan yaitu lateral processes (maxillary
swelling) dan frontonasal processes (median nasal swelling) . Kemudian pada 2
minggu selanjutnya maxillary processus akan terus tumbuh ke arah tengah dan
menekan frontonasal process kearah midline. Dua tonjolan ini akan menyatu dan
membentuk bibir.
13
Malformasi Wajah
Malformasi terjadi selama pembentukan struktur sebagai contoh selama
organogenesis. Kelainan ini dapat menyebabkan ketiadaan suatu struktur
secara total atau parsial atau perubahan konfigurasi normal suatu struktur.
Malformasi disebabkan oleh faktor
menimbulkan
penyulit
sekunder,
termasuk
ulserasi,
14
pembentukan
jaringan
parut,
dan
obstruksi
saluran
nafas
(Hemangioma mandibula).
15
terlihat
groove
garis
tengah
hidung
yang
dalam
inkomplit, (B) Bibir sumbing bilateral, (C) Sumbing di bibir, rahang, dan
palatum, (D) Sumbing pada palatum, (E) Sumbing wajah oblik
2.
Kelainan pada lidah antara lain adalah makroglosia, mikroglosia dan ankyloglosia.
a.
Makrognasia
Pembesaran
pada
lidah
merupakan
kelainan
16
b.
c.
17
3.
Mikrognasia
rahang
atas
ditemukan
pada
disostosis
18
jari
dan
tulang
mandibula.
Ada
beberapa
sindrom
19
5.
6.
Fistula Brankialis : kelainan ini terjadi apabila lengkuk faring kedua gagal
tumbuh ke kaudal melampaui lengkung ke 3 dan ke 4,sisa-sisa celah ke 2,ke
3,dan ke 4 tetap berhubungan dengan permukaan melalui sebuah saluran
sempit.
7.
20
BAB 3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan wajah dimulai pada minggu ke
sepasang mandibular process yang merupakan hasil akumulasi sel mesenkim yang
ada di bawah permukaan epitel (merupakan proliferasi sel crista neuralis yang
bermigrasi menuju lengkung crista neuralis) . Penonjolan ke 5 process ini akan
menghasilkan suatu alur yang disebut stomodeum, stomodeum merupakan mulut
primitiv.
Pertumbuhan dan perkembangan wajah dimulai pada minggu kemepat
kehamilan dan akan sselesai pada minggu ke 12 kehamilan, apabila pada masa ini
mengalami gangguan, maka akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
wajah, sehingga akan menyebabkan beberapa kelainan contohnya adalah sumbing
wajah, bibir, dan langit-langit yang disebabkan gagalnya berfusi beberapa process
pembentuk wajah.
21
22
DAFTAR PUSTAKA
Abduljalil Adetola Adebesin. 2012. Pre and Post Natal Facial Development.
Johannesburg: Faculty of Health Sciences University of the Witwatersrand.
Balogh, M.B. & Fehrenbach, M.J. (2006). Dental Embriology, Histology and
Anatomy 2nd Edition. St.Louis : Elsevier Saunder.
Dixon, Andrew D. 2000. Anatomi untuk Kedokteran Gigi :Edisi 5. Jakarta:
Hipokrates
Sadler, T. W. 2012. Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta : EGC.
Sudiono, Janti.2009.Gangguan tumbuh kembang Dentokraniofasial. Jakarta: EGC
23