Anda di halaman 1dari 16

STUDENT PROJECT

TUMBUH KEMBANG MANDIBULA

KELOMPOK SGD 3:
Ni Wayan Novita Sari Dewi (1902551004)
Nabilah Rafifah Putri Hidayat (1902551005)
Elimia Leoni Putri (1902551008)
Yoshe Kartika Sentosa (1902551012)
Elizabeth Hendrawan (1902551026)
Komang Ayu Juni Adiyanti (1902551027)
I Ketut Suandika Dharma Yanta (1902551030)
Made Nadia Maharani (1902551035)
Nyoman Ari Pranata (1902551047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


DAN PROFESI DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Tumbuh Kembang Mandibula” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk


memenuhi tugas Student Project Pada Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi
dan Profesi Dokter Gigi pada blok Biomedik II. Selain itu, Student Project ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang anatomi rongga mulut, faring,
dan esofagus bagi para pembaca dan juga bagi kami penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dr. I Nyoman Gede Wardana, M


Biomed selaku penguji Student Project ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Drg. Putu Ika Anggaraeni, Sp.
Ort selaku fasilitator yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, Student Project yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan Student Project ini.

Denpasar, 3 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................…...........................i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..v

DAFTAR TABEL………………………………………………………………vii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….…1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………..1


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….……1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………...1
1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………….1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………….……………..3

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Ramus Mandibula……….………...4

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Korpus Mandibula……..…….......11

2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Kondilus Mandibula……………...15

2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Prosessus Koronoid Mandibula.….18

2.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Prosessus Alveolaris……..………26

2.6 Pertumbuhan dan Perkembangan Dagu………………………..….37

2.7 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi…………….……...…..….38

2.8 Innervasi dan Vaskularisasi Mandibula

2.9 Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Mandibula

BAB III PENUTUP………………………………………………….…………43

3.1 Kesimpulan……………………………………………….…………43

ii
3.2 Saran…………………………………………………………………44

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Anatomi Vestibulum Oris………………….………………4

iii
Gambar 2. Frenulum Labialis Superior dan Frenulum Labialis

Inferior…………………………………………………………………………..5

Gambar 3. Frenulum Bucalis………….…………………………………………5

Gambar 4. Anatomi Maksila dan Tuberositas………………………………….6

Gambar 5. Retromolar Area…………………..………………………………..6

Gambar 6. Stensen’s papilla………………………………………….…….…..7

Gambar 7. Linea Alba………………………………………………………..…7

Gambar 8. Gingiva………………….………………………………………..…7

Gambar 9. Tonsillar pillar………………………..……………………..…...…8

Gambar 10. Pandangan Superior Dasar Mulut……….………………………..10

Gambar 11. Buccal Fat Pad……………………………………………………12

Gambar 12. Muscles of Facial Expression………….………………………….17

Gambar 13. Buccal……………………………………………………………..17

Gambar 14. Otot Ekstrinsik dan Instrisik……………………………………...20

Gambar 15. Vaskularisasi pada lidah……………………………………….…21

Gambar 16. Drainase limfatik lidah dengan pandangan superior dan latera.....23

Gambar 17. Struktur Palatum…………………………………………………24

Gambar 18. Anatomi gigi……..…………………………………………..…..27

Gambar 19. Anatomi Jaringan Periodontal.…………………………………..30

Gambar 20. Anatomi Gingiva…………………………………………………31

Gambar 21. Ligamen Periodontal……………………………………………32

Gambar 22 Gambaran Tulang Alveolar…………………………………….32

Gambar 23. Letak Kelenjar Kelenjar Saliva…………………………..……35

iv
Gambar 24. Penampang Lateral dan Medial Kelenjar Saliva………………36

Gambar 25. Anatomi Faring ………………………………………………..38

Gambar 26. Bagian Esofagus ………………………………………………..40

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Borders dari Esofagus……………….…….……….………41

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang paling banyak bergerak dan
penting, karena mempunyai fungsi vital mastikasi, memelihara jalan nafas,
berbicara, dan ekspresi wajah. Pada dasarnya, mandiula berbentuk tipis, tulang
berbentuk “U” dengan mekanisme pertumbuhan endochondral pada masing-asing
akhir dan berkembang secara intramembran. Baik sebelum kelahiran dan setelah
kelahiran, hanya beberapa persen dari mandibular yang berkembang secara
endokhondral, sedangkan yang lain berkembang secara intramembran.
Perkembangan dan pertumbuhan bentuk dari perlekatan otot dan insersi gigi
dikontrol oleh kartilago intrinsik atau faktor osteogenik.

Adanya lapisan padat tulang kompakta yang terdapat pada mandibula dapat
membuat mandibula bertahan sangat lama dan tetap terjaga dengan baik daripada
tulang lainnya. Mandibula tersusun atas komponen-komponen seperti korpus
mandibula yaitu tulang yang berbentuk kurva dan terletak horizontal, dua tulang
perpendikularis yang berfungsi menyatukan ujung dari korpus mandibula disebut
ramus mandibula, prosesus alveolaris yaitu bagian superior dari korpus mandibula
tempat gigi geligi, dan prosesus kondiloideus yang merupakan proyeksi superior
dan posterior dari ramus, yang menyusun sendi temporomandibula dengan tulang
temporal serta sudut mandibula yang dikenal dengan sudut gonial merupakan
sudut yang dibentuk oleh batas inferior dari ramus mandibula dengan batas
posterior dari korpus mandibula.

Pada waktu dilahirkan kedua ramus mandibula yang berasal dari processus
mandibularis belum bersatu, masih terpisah oleh symphysis yang terdiri atas
jaringan fibrokartilago dan jaringan pengkat. Ramus mandibulae pada waktu lahir
berbentuk amat pendek dan condylus sama sekali belum berkembang. Sesudah
berumur empat bulan sampai satu tahun, symphysis cartilage ini sudah mengalami
pengapuran menjadi tulang. Pada tahun pertama kelahiran terjadi pertumbuhan
aposisi yang aktif pada tepi bawah dan permukaan lateral dari mandibula dan
kondilus mandibula.

7
8

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan ramus mandibula?
1.2.2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan korpus mandibula?
1.2.3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan kondilus mandibula?
1.2.4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan koronoid mandibula?
1.2.5. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan processus alveolaris
mandibula?
1.2.6. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan dagu mandibula?
1.2.7. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan gigi?
1.2.8. Bagaimana nnervasi,vaskularisasi mandibula?
1.2.9. Bagaimana pola pertumbuhan dan perkembangan mandibula?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan ramus
mandibula.
1.3.2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan korpus
mandibula.
1.3.3. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kondilus
mandibula.
1.3.4. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan koronoid
mandibula.
1.3.5. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan processus
alveolaris mandibula.
1.3.6. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan dagu
mandibula.
1.3.7. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan gigi
1.3.8. Untuk mengetahui nnervasi,vaskularisasi mandibula.
1.3.9. Untuk mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan
mandibula.

1.4. Manfaat
1.4.1. Secara khusus: Untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan
mahasiswa tentang pertumbuhan dan perkembangan mandibula.

8
9

1.4.2. Secara umum: Sebagai tinjauan pustaka untuk penelitian


selanjutnya.

9
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Ramus Mandibula

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Korpus Mandibula

Pertumbuhan korpus mandibula sejalan dengan pertumbuhan ramus mandibula,


apabila ramus mengalami pertumbuhan maka korpus juga mengalami
pertumbuhan. Pertumbuhan korpus mandibula membentuk lengkung pada
mandibula dan merupakan tempat tumbuhnya processus alveolaris. Pertumbuhan
dari processus alveolaris membuat korpus menjadi lebih tinggi. Pertumbuhan
corpus mandibula menyesuaikan pertumbuhan maksila. Fungsi utama pada
displacement korpus yaitu pemanjangan posisi pada lengkungan mandibular
sehubungan dengan pergerakkan pertumbuhan yang komplementer dari maksila.
Saat maksila berpindah ke bagian anterior dan inferior, terjadi perpindahan
mandibula secara bersamaan kearah yang sama. Pertumbuhan korpus terjadi pada
akhir minggu keempat masa prenatal seiring dengan pertumbuhan tulang-tulang
wajah. Pada pertumbuhannya korpus mengalami ossifikasi intramembran. Korpus
mandibula ini pertumbuhannya juga seiring dengan processus alveolaris dan gigi
geligi. Semakin banyak gigi geligi yang tumbuh maka semakin panjang pula
korpus. Fungsi utama pada pergeseran korpus yaitu pemanjangan posisi pada
lengkungan mandibular sehubungan dengan pergerakan pertumbuhan yang
komplementer dari maksila.

Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :


1) Permukaan eksternus

10
11

Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea
oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke bawah
dan ke muka serta berakhir pada tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan
terdapat juga foramen montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis
menti yang merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada
tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus mandibula.
2) Permukaan internus
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea
milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke bawah
dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini menjadi origo dari
muskulus milohyodeus. Linea milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa
submandibularis.
Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu :
1) Pinggir atas (alveolaris)
Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk dari masing–
masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu untuk gigi taring,dua untuk
gigi premolar dan tiga untuk gigi molar). Pada orang tua setelah gigi – gigi
tanggal lekuk – lekuk ini tidak tampak karena atropi tulang yang mengakibatkan
berkurangnya lebar corpus mandibula.
2) Pinggir bawah (basis)
Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke posterior dengan
pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir bawah ini terletak pada batas
gigi molar ke tiga, di tempat ini basis disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika
yang merupakan lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis
tengah. Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus. Sepanjang
seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di atasnya (superfasialis)
dilekatkan platisma.

2.3. Pertumbuhan dan Perkembangan Kondilus Mandibula


2.4. Pertumbuhan dan Perkembangan Koronoid Mandibula
2.5. Pertumbuhan dan Perkembangan Processus Alveolaris Mandibula
2.6. Pertumbuhan dan Perkembangan Dagu pada Mandibula
2.7. Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi
2.8. Innervasi dan Vaskularisasi Mandibula
2.9. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan Mandibula

11
12

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

12
3.2 Saran

Sebagai calon tenaga medis khususnya dalam bidang kedokteran gigi, kita
harus memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan mandibular karena area
tersebut merupakan salah satu area kerja seorang dokter gigi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Agustyn, A., Bauer, P., Duignan, B., Eldridge, A., Gregersen, E. and McKenna, A.
(2010). Palate. [online] Encyclopedia Britannica. Available at:
https://www.britannica.com/science/palate [Accessed 28 Feb. 2020].
Akbarisyah FH, Santoso O. 2014. Perbedaan Pola dan Ukuran Ruge Palatal ras
Deutro Melayu dengan ras Arabik: Tesis. Fakultas Kedokteran.
Anggitasari AP. 2017. Anatomi Cavum Oris dan lingua. KUPDF. Diakses pada:
17 Februari 2020. Tersedia di: https://kupdf.net/download/anatomi-cavum-
oris_59c7d57108bbc54a136872c1_pdf
Arjun S Joshi, 2011. Pharynx Anatomy. Available From:
http://emedicine.medscape.com/article/1949347-overview#showall
[Accessed : February 25,2020]
Kinanthi P dan Santoso O. 2018. Perbedaan Kondisi Rongga Mulut Penderita DM
Tipe 2 Tidak Tekontrol dan Terkontrol: Studi pada indeks kebersihan mulut
dan indeks karies. Diakses pada: 17 februari 2020. Tersedia di:
http://eprints.undip.ac.id/61938/
Mandalas, H. and . W. (2017) ‘Perawatan Pada Pasien Ankyloglossia’,
ODONTO : Dental Journal, 4(1), p. 67. doi: 10.30659/odj.4.1.67-71.
Mathews, N. 2019. The Oesophagus. Diakses pada : 25 Februbari 2020. Tersedia
di : https://teachmeanatomy.info/abdomen/gi-tract/oesophagus/
Meegalla, N. and Downs, B.W. (2018). Anatomy, Head and Neck, Facial Arteries.
[online] PubMed. Available at:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536932/ [Accessed 25 Feb.
2020].
Moore KL dan Arthur FD. 2013. Anatomi berorientasi klinois. Edisi 5. Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Naranjargalan Nyamsuren (2015). Facial Lift. [online] Available at:
https://www.slideshare.net/NaranjargalanNyamsuren/facial-lift [Accessed 3
Mar. 2020].
Neli, F., A'yun, Q. & Purwati, D. E., 2019. Hubungan Kadar Gula Darah Dengan
Status Jaringan Peridiontal Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
Yogyakarta: Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Nurmalasari,I. 2016. Prevalnsi Linea Alba Buccarum Diakses pada: 22 Februari
2020. Tersedia di: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/105056
15

Puspita, S. 2017. Fungsi Jaringan Pulpa Dalam Menjaga Vitalisasi Gigi.


Yogyakarta. p. 1-5Sadewi, B. P., 2011. Pengaruh Penambahan Aditif
Polistiren Pada Karakter Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo.
[Skripsi].
Rathore, Ajit Singh, Shivjot Chhina, and Kapil Garg.2014 "Pleomorphic Adenoma
in Retromolar Area: A Rare Case Report and Review of
Literature." American Journal of Medical Case Reports 2.4 90-93.
Repository Usu, 2013 Diakses pada: 22 Februari 2020. Tersedia di:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/38667/Chapter
%20II.pdf;jsessionid
Rusmarjono dan Bambang Hermani, 2007. Bab IX Nyeri Tenggorok. Buku
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta, 2007. Edisi
ke- 6
Standring, S. 2016. Gray's Anatomy E-Book (41st ed., p. 495). Elsevier limited.
Tersedia di: https://books.google.co.id/books?
id=b7FVCgAAQBAJ&pg=PA495&lpg=PA495&dq#v=onepage&q&f=false
Sunariani, J. (2010) ‘Rongga Mulut Sebagai Sensor Gangguan Homeostasis
Tubuh’.
Tanudjaja, G. N. (2014) ‘Persarafan lingua’, Jurnal Biomedik (Jbm), 5(3), p.
2013. doi: 10.35790/jbm.5.3.2013.4348.
Tarigan, R., 1990. Karies Gigi. s.l.:Hippocrates.
Utara, U. S. (2011) ‘Gambar 1. Dorsum lingua (http://medical-
dictionary.thefreedictionary.com) (5 April 2011) Universitas Sumatera
Utara’, (April), pp. 5–7.
Wangko, S. (2014) ‘Papila lingua Dan Kuncup Kecap’, Jurnal Biomedik (Jbm),
5(3), p. 2013. doi: 10.35790/jbm.5.3.2013.4349.
Weiss G dan Scheid RC. 2017. Woelfel Anatomi Gigi Edisi 8. Jakarta: EGC.
Yendriwati. 2013. Struktur Rongga Mulut, s1.: Dea Philia Swastika.
Yu, M. and Wang, S.-M. (2020). Anatomy, Head and Neck, Zygomatic. [online]
PubMed. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/31334977
[Accessed 29 Feb. 2020].

Anda mungkin juga menyukai