Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH BLOK XX

SKENARIO 3
“GIGI PALSU MAKIN RENDAH”

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. drg. Okmes Fadriyanti, Sp. Pros

PENANGGUNG JAWAB:

Dr. drg. Okmes Fadriyanti, Sp. Pros

Oleh:

KELOMPOK 1

1. Carla Ekardo 1810070110004 (Ketua)


2. Fanny Eka Widya 1810070110009
3. Suci Indah Kurnia 1810070110028
4. Grace I.V.E.P Dewi S 1810070110043
5. Anisa Putri 1810070110044
6. Adita Suci Ramadhan 1810070110050
7. Amirah Dinah 1810070110053
8. Nur Intan Faradilla A. 1810070110054
9. Kurnia Putri 1810070110061 (Sekretaris)
10. Dinda Heryaxena R 1810070110072
11. Merrisa 1810070110074
12. Salmia Atika Desri 1810070110076

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirannya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Gigi Palsu Makin Rendah”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu kami menyadari masih banyak ada kekurangan baik dari
susunan atau tata bahasanya, oleh karena itu dengan terbuka kami menerima saran
dan kritikan dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membantu dan memberi manfaat kepada
seluruh pembaca, Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Padang, Juni 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................Error: Reference source not found

DAFTAR GAMBAR.................................Error: Reference source not found

BAB 1 PENDAHULUAN.........................Error: Reference source not found

1.1 Latar Belakang ........................................................................................

1.Error: Reference source not found Rumusan Masalah ...............................

1.3 Tujuan Pembelajaran ...............................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................

2.1 Klarifikasi Istilah .....................................................................................

2.2 Penetapan Masalah ..................................................................................

2.3 Curah Pendapat .......................................................................................

2.4 Analisis Masalah .....................................................................................

2.5 Learning Objective...................................................................................

2.6 Penjelasan Secara Sistematik .................................................................

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gigi sebagai salah satu komponen rongga mulut memegang


peranan penting pada tubuh manusia diantaranya membantu sistem
pencernaan, pelindung rongga mulut, fungsi berbicara dan bersiul,
mendukung penampilan dan estetik wajah. Seiring pemakaian dan
bertambahnya usia, umumnya gigi akan mengalami kerusakan dan bisa
berlanjut ke jaringan periodontal. Adapun tanda-tanda klinis khas dari
kerusakan gigi dan jaringan periodontal sering ditemui dan kurang
mendapat perhatian. Umumnya pasien merasa cemas dan malas menjalani
perawatan atas gigi geliginya.
Kehilangan banyak gigi dapat menyebabkan hilangnya tulang
alveolar sehingga membawa pada menurunnya panjang dan perubahan
kontur wajah, hal tersebut dapat mempengaruhi estetik wajah2. Untuk
mengembalikan estetik wajah dan fungsi normal pengunyahan, diperlukan
perawatan dokter gigi dalam pembuatan gigi tiruan. Selain itu, sejalan
dengan meningkatnya usia harapan hidup Indonesia berdasarkan Biro Pusat
Statistik (1990), sekitar 4,54% untuk usia lajut, jumlah pasien lanjut usia
yang membutuhkan perawatan gigi tiruan semakin meningkat. Oleh karena
itu, permintaan atas gigi tiruan juga akan meningkat. Hal ini yang
menyebabkan permasalahan pada pembuatan gigi tiruan menjadi menarik
untuk dibahas.
Dalam pembuatan gigi tiruan, dibutuhkan pengukuran Dimensi
Vertikal, DV (Vertical Dimension). Oleh karena itu dimensi vertikal
merupakan faktor vital yang penting dibahas oleh praktisi prostodontik
dalam pembuatan gigi tiruan dan implan. Dimensi Vertikal dibagi menjadi
2 yaitu: Dimensi Vertikal Oklusal (DVO) dan Dimensi Vertikal Fisiologis
(DVF). Dari metode-metode yang dikemukakan Boucher3, metode
physiologic rest position merupakan salah satu metode yang digunakan
untuk mengukur dimensi vertikal fisiologis atau pada saat rahang dalam
kondisi istirahat.

1
2

Pada kasus rahang tidak bergigi, hampir tidak mungkin memperoleh


dimensi vertikal seperti pada kondisi bergigi4. Diperlukan metode lain
dalam penentuan dimensi vertikal tersebut. Walaupun terdapat banyak
teori yang telah digunakan, hampir selalu terdapat kesulitan dalam
menentukan dimensi vertikal yang tepat5. Dari hal tersebut muncul
gagasan untuk mencari alternative cara untuk pengukuran dimensi vertikal
yang praktis dan tepat.
Pembuatan gigi tiruan lengkap memiliki beberapa tujuan, yaitu
untuk merehabilitasi seluruh gigi yang hilang serta jaringannya sehingga
dapat memperbaiki atau mengembalikan
fungsi pengunyahan, bicara, estetis, dan psikis, serta memperbaiki kelainan
gangguan, dan penyakit yang disebabkan oleh keadaan edentulous. (Barker
RM, dkk. 1996).

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa lama pemakaian gigi tiruan ideal?


2. Kenapa pak abu mengeluhkan perassan tidak nyaman saat mengunyah?
3. Apa penyebab dimensi vertical rendah?
4. Apa akibat dimensi vertical pada pasien rendah?
5. Apa penyebab permukaan oklusal gigi aus?
6. Apa saja factor yg mempengaruhi dimensi vertical?
7. Bagaimana penentuan dimensi vertical?
8. Apa saja tahapan pembuatan gigi tiruan dengan beberapa kunjungan?
9. Bagaimana cara mendisain garis panduan pada ridge alveolar?
10. Bagaimana proses try in bite rim?
11. Apa saja metode dalam penentuan MMR?

1.3 Tujuan Pembelajaran


1. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa desain garis panduan
pada ridge alveolar.
2. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa tujuan dan prosedur tryin
biterim.

4
2

3. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa metode penentuan


dimensi vertical.
4. Mahasiswa mampu memahami dan menganalisa metode penentuan relasi
sentrik.

Anda mungkin juga menyukai