Disusun oleh:
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat Rahmat
ortodonsia. Dalam penyajiannya kami menyusun tiap bab dengan uraian singkat
dan pembahasan serta kesimpulan akhir. Dalam makalah ini penulis mengucapkan
1. Prof. Dr. Muhammad Zainudin, Apt., selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
2. Multia Ranum Sari, drg., MmedEd., selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan fasilitas
4. Orang tua yang selalu menghebatkan, memberikan dukungan baik moril maupun
materi, nasehat, doa yang tulus ikhlas serta motivator terhebat dalam hidup.
5. Seluruh Bapak, Ibu Dosen, dan Staf serta karyawan Fakultas Kedokteran Gigi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, yang selama ini membantu dan
ii
penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Khususnya dapat
Wiyata Kediri.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................ 2
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 .................................................................................................... 4
Gambar II.2 .................................................................................................... 6
Gambar II.3 ..................................................................................................... 7
Gambar II.4 .................................................................................................... 7
Gambar II.5 ................................................................................................... 10
Gambar II.6 ................................................................................................... 11
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apakah tipe wajah dan bentuk lengkung gigi dapat mempengaruhi perawatan
ortodonti?
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tipe Wajah
bentuk wajah setiap orang. Terdapat beberapa klasifikasi dari tipe wajah yaitu
wajah yang ideal. Selain itu bentuk wajah yang ideal dipengaruhi oleh bentuk
Secara umum morfologi tipe wajah dipengaruhi oleh bentuk kepala, jenis
kelamin dan usia. Walaupun bentuk wajah setiap orang berbeda, seseorang
mampu mengenal ribuan wajah karena ada kombinasi unik dari kontur nasal,
tulang pipi, hidung, rahang atas, rahang bawah, mulut, dahi, mata, dagu dan
supraorbital.
5
1. Euryprosopic
Tipe wajah euryprosopic memiliki tulang pipi yang lebih lebar, datar
dan kurang protusif sehingga membuat konfigurasi tulang pipi terlihat
jelas berbentuk persegi. Bola mata juga lebih besar dan menonjol karena
kavitas orbital yang dangkal, karakter wajah seperti ini membuat tipe
wajah euryprosopic terlihat lebih menonjol daripada leptoprosopic. Tipe
wajah euryprosopic memiliki lengkung maksila dan palatum yang lebar
dan dangkal. Mandibula dan dagu cenderung lebih protusif sehingga
profil wajah menjadi lurus atau bahkan cekung. Tipe wajah euryprosopic
berada pada rentang indeks 80-84,9.
6
2. Mesoprosopic
3. Leptoprosopic
Tipe wajah leptoprosopic memiliki ciri-ciri bentuk kepala Panjang
dan sempit, bentuk dan sudut bidang mandibula yang sempit, bentuk
wajah seperti segitiga (tapered), tulang pipi tegak, rongga orbita
berbentuk rectangular dan aperturanasal yang lebar. Kebanyakan bentuk
7
kepala ini dimiliki oleh ras Negroid dan Aborigin Australia. Tipe wajah
leptoprosop berada pada rentang indeks 90 -94,9.
D. Lengkung Gigi
Lengkung gigi merupakan suatu garis imajiner yang
menghubungkan sederetan gigi pada rahang atas dan rahang bawah yang
dibentuk oleh mahkota gigi geligi dan merupakan refleksi gabungan dari
ukuran mahkota gigi, posisi dan iklinasi gigi, bibir, pipi dan lidah. Setap
orang mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda, sehingga tidak ada
manusia yang mempunyai ukuran dan bentuk lengkung gigi yang sama
8
persis. Variasi bentuk lengkung gigi anterior secara kualitatif adalah oval,
tapered, square, sedangkan secara kuantitatif bentuk lengkung gigi
dipengaruhi oleh interkaninus, tinggi kaninus, intermolar dan tinggi molar.
Selama periode tumbuh kembang gigi geligi terjadi perubahan
karakteristik dimensi lengkung gigi. Hal ini mengikuti perubahan variabel
garis vektor pertumbuhan, perbedaan ukuran gigi sulung dan gigi permanen,
perkembangan oklusi, serta fungsi rongga mulut. Perubahan lengkung gigi
adalah pertambahan ukuran dimensi lengkung gigi pada masa gigi sulung,
gigi bercampur dan gigi permanen.
Perubahan lengkung gigi yang terjadi pada jangka hidup seseorang penting
lengkung gigi ini bukan saja membantu secara klinis dokter gigi dalam
yang sejajar serta median line pasien dalam posisi yang sejajar serta median
line pasien dalam posisi yang tegak lurus terhadap lantai. Apabila semuanya
sudah dalam posisi yang sesuai dan tepat maka tombol capture pada kamera
10
plane pada foto, menarik garis secara horizontal juga ke menton sejajar dengan
garis Frankfurt horizontal plane yang telah dibuat dan dilakukan pegukuran
(oktarina, 2016).
Jarak morfometrik diukur untuk menentukan indeks wajah (FI). Nilai ini
didapat dari perbandingan tinggi wajah dan lebar wajah. Tengara yang
digunakan jarak antara nasion (N) dan menton (Mn) dan lebar bi-zigomatik
(Zy-Zy), perhitungan tipe wajah menurut rumusnya [ FI = (N -Mn/Zy-Zy) x
100 (Islam, dkk, 2017).
dan sendok cetak yang sesuai dengan rahang subjek penelitian, pengisian gips
11
stone pada setiap cetakan. Setelah kering dilakukan pendataan pada model gigi,
penempatannya pada bagian insisal gigi anterior dan pada bagian tonjol bukal
gigi posterior di setiap model cetakan, kemudian bentuk lengkung yang dipilih
2016).
BAB III
LAPORAN KASUS
BAB IV
PEMBAHASAN
dimensi leher melalui sefalometri adalah dianggap sebagai bagian penting dari
antropologi riset. Hal ini dilakukan dengan pengukuran longitudinal dan sudut yang
dilakukan pada foto konvensional. Metode ini sangat cocok untuk anak-anak dengan
keterbelakangan mental di siapa pengukuran wajah langsung mungkin tidak layak. Ini
beberapa aplikasi dalam kedokteran forensik, studi genetik, bedah plastik, kedokteran
penilaian kesehatan bayi baru lahir. Selain itu, pengukuran indeks wajah dapat
menentukan jenis wajah, etnis, ras dan jenis kelamin individu anonim. Bukti
menunjukkan bahwa faktor bioenvironmental, geografis dan biologis serta etnis, jenis
dimensi terutama di daerah kepala dan leher . Misalnya, orang kulit hitam kebanyakan
memiliki wajah yang sempit (leptoprosopic) dan pipi menonjol sedangkan oriental
sering memiliki wajah lebar (euryprosopic) dengan lebih menonjol pipi. Profil
sedangkan profil prognatik lebih umum di Asia Timur dan Eropa Tengah
klinis. Tsai dkk. dalam studi mereka di pasien dengan apnea tidur obstruktif (OSA)
menemukan bahwa gangguan ini dapat menyebabkan perubahan struktural di kepala
dan daerah leher dan retrognathia dan micrognathia sering terlihat pada pasien
tersebut. Mereka melaporkan pengurangan indeks wajah total dan peningkatan indeks
kepala di Kaukasia dengan OSA. Mereka menyatakan bahwa kepala dan wajah indeks
dimensi wajah dan indeks dan menurunkan total indeks wajah dan indeks wajah atas
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wajah merupakan salah satu bagian terpenting dari penampilan. Bentuk wajah
yang ideal dipengaruhi oleh bentuk lengkung gigi, karena lengkung gigi dijadikan
B. Saran
Disarankan bagi para dokter gigi, khususnya dalam bidang ortodonti, agar
karenakan, setiap individu memiliki ukuran dan bentuk lengkung rahang gigi
yang bervariasi. Ukuran dan bentuk lengkung gigi merupakan salah satu hal
1. Valla JM, Ceci SJ, Williams WM. The accuracy of inferences about
Psychol 2011;5(1):69.
Relationship between the face and the tooth form. Coll Antropol.
2001;25(2001)2:619-26.
Australia. 2002
4. Rakosi T, Jonas I, Graber TM. Orthodontic Diagnosis. 6th ed. New York:
5. Othman SA, Xinwei ES, Lim SY, Jamaludin M, Mohamed NH, Yusof ZY,