Anda di halaman 1dari 5

Keselamatan dan Kesehatan Kerja, suatu kata majemuk yang sudah sangat

popular di dunia industri saat ini. Keselamatan dan Kesehatan mempunyai kata
dasar selamat dan sehat secara berturut-turut. Kedua kata ini secara etimologis
berasal dari Bahasa Arab: salamat dan sihhat.

Kata salamat ini mempunyai akar yang sama dengan beberapa kata yang sudah
kita kenal seperti salam, salim, taslim, muslim dan Islam. Semua makna dari kata-
kata ini akan secara konvergen mengarah kepada pengertian selamat dan damai
(safe and peace).

Salamat sendiri secara lugas berdasarkan kamus Al-Munjid berarti terbebas dari
aib atau bahaya.

ٍ ‫ سالمةً سال ًما ِمن عي‬:‫سلم‬


‫ب او آفة‬

Dalam konteks K3 sekarang disebut sebagai free from incident, dimana insiden
sendiri mengandung pengertian unintended atau unwanted event. Pengertian ini
sudah sesuai dengan makna Islam yaitu kedamaian atau keselamatan, baik
terbebas dari aib dunia maupun aib akhirat.

Semua aib dunia, termasuk kecelakaan kerja, adalah domain yang diatur dalam
Islam. Umat muslim diwajibkan menjaga diri, property dan lingkungannya dari
cedera, kerusakan dan kebinasaan. Hal ini sesuai dengan dalil sebagai berikut:

ۚ
َ‫وا بِأ َ ۡي ِدي ُكمۡ إِلَى ٱلتَّ ۡهلُ َك ِة َوأَ ۡح ِسنُ ٓو ْا إِ َّن ٱهَّلل َ ي ُِحبُّ ۡٱل ُم ۡح ِسنِين‬
ْ ُ‫وا فِي َسبِي ِل ٱهَّلل ِ َواَل تُ ۡلق‬
ْ ُ‫َوأَنفِق‬

“Dan berinvestasilah di jalan Allah, jangan pertemukan dirimu (dan semua yang
di bawah kuasa dan kewenanganmu) pada kebinasaan (cedera, penyakit dan
kematian), dan berbuat baiklah (hasan) karena Allah mencintai orang-orang yang
berlaku baik (muhsin)” [QS 2:195]
ْ ُ‫ ” َواَل تُ ۡلق‬menjadi hujjah atau dalil fundamental
Penggalan kalimat “ ‫وا بِأ َ ۡي ِدي ُكمۡ ِإلَى ٱلتَّ ۡهلُ َك ِة‬
untuk menharamkan semua tindakan yang membiarkan bahaya, baik dalam
bentuk bahan (substance) maupun kegiatan (activity), berubah menjadi
kecelakaan. Para ulama menggunakan dalil naqli (peraturan perundangan dari
langit) ini bersama dengan beberapa dalil lain untuk memfatwakan haramnya
narkotika, obat-obatan terlarang, bunuh diri dan berbagai unsafe act. Ayat di atas
ditutup dengan klausul tentang perintah untuk berbuat kebaikan (‫)أحسنوا‬. Kata ini
merupakan infleksi (perubahan bentuk) dari kata hasan atau hasanah (kebaikan).

Maksud dari ayat ini dalam konteks K3 adalah, berinvestasi di jalan Allah,
mencegah kecelakaan dan berbuat kebaikan, termasuk di dalamnya melakukan
tindakan selamat, mengikuti aturan dan perbuatan baik lainnya, menjadi rangkaian
program yang harus dilakukan pada setiap muslim. Sebagai hamba yang diberikan
privilege dan luxury untuk senantiasa mempunyai akses kepada Allah, umat Islam
bahkan diajarkan untuk selalu “berkonsultasi” kepada Allah agar diberikan
kebaikan (hasanah) selama di dunia dan juga di akhirat.

َ ‫َو ِم ۡنهُم َّمن يَقُو ُل َربَّنَٓا َءاتِنَا فِي ٱل ُّد ۡنيَا َح َسن َٗة َوفِي ٱأۡل ٓ ِخ َر ِة َح َسن َٗة َوقِنَا َع َذ‬
ِ َّ‫اب ٱلن‬
‫ار‬

“Dan di antara mereka ada yang berkata: Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan
(bagi kami) di dunia dan di akhirat, dan jauhkanlah kami dari api neraka” [QS
2:201]

Dalam loss causation model dengan teori domino, selain unsafe act, ada unsafe
condition atau kondisi tidak selamat yang merupakan penyebab langsung
kecelakaan. Fakta menarik di dalam Islam tentang unsafe condition adalah bahwa
sistem reward berupa pahala sedekah akan diberikan untuk orang yang
menghilangkan kondisi tidak selamat. Hal ini telah ditetapkan sejak zaman Nabi
Muhammad SAW. Dalilnya adalah sebagai berikut:

‫ (ك••ل س••المى من الن••اس علي••ه‬: ‫ قال رس••ول هللا ص••لي هللا علي••ه وس••لم‬: ‫ قال‬، ‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه‬
‫ وتعين الرج•ل فى دابت•ه فتحمل•ه عليه•ا أو ترف•ع ل•ه‬، ‫صدقة كل يوم تطلع فيه الشمس تعدل بين اث•نين ص•دقة‬
‫ وتمي••ط األذي عن‬، ‫ وبك••ل خط••وة تمش••يها إلي الص••الة ص••دقة‬، ‫ والكلمة الطيب••ة ص••دقة‬، ‫عليها متاعة صدقة‬
)‫الطريق صدقة‬

Dari Abu Hurairah r.a., ia mengatakan, Rasulullah SAW bersabda, ”Setiap


persendian manusia ada sedekahnya setiap hari di mana matahari terbit di
dalamnya, kamu mendamaikan di antara dua orang adalah sedekah, kamu
membantu seseorang untuk menaikkannya di atas kendaraannya atau
mengangkatkan barangnya di atasnya adalah sedekah, kalimat yang baik adalah
sedekah, pada tiap-tiap langkah yang kamu tempuh menuju shalat adalah sedekah,
dan kamu membuang gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR Bukhari dan
Muslim)

Demikian juga dengan kata sihhat yang juga secara langsung berarti sehat atau
kesehatan (health). Hygiene dan sanitation secara fundamental merupakan
kewajiban yang terkait langsung dengan keimanan seorang muslim.

‫ الطهور‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫عن أبي مالك الحارث بن عاصم األشعري رضي هللا عنه قال‬
‫شطر اإليمان ـ روه مسلم‬

Dari Abi Malik Al-Harits bin ‘Ashim al-Asy’ari r.a. berkata: Rasulullah SAW
bersabda: Kebersihan adalah sebagian dari iman (HR Muslim)

Selanjutnya, personal hygiene ini menjadi syarat mutlak seorang muslim untuk
bisa membina kontak dengan penciptanya. Requirement dan regulasinya secara
jelas dan rinci telah ditetapkan, seperti persyaratan wudhu, istinjak, mandi,
tayammum, membersihkan najis, dan lain-lain. Itu sebabnya dalam setiap kitab
fiqih klasik maupun kontemporer, bab tentang bersuci (thoharoh) selalu
menempati bagian-bagian awal dari tertib penyusunan bab di dalam kitab.

Selain keselamatan personal, kerusakan harta benda dan lingkungan sudah


diberikan peringatan dini sejak al-Quran diturunkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW.

ۡ ۡ ۡ
ْ ُ‫ض ٱلَّ ِذي َع ِمل‬
َ‫وا لَ َعلَّهُمۡ يَ ۡر ِجعُون‬ ِ َّ‫ظَهَ َر ٱلفَ َسا ُد فِي ٱلبَرِّ َوٱلبَ ۡح ِر بِ َما َك َسبَ ۡت أَ ۡي ِدي ٱلن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُم بَ ۡع‬

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan


tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” [QS 30:41]

Secara gamblang Allah SWT telah memperingatkan kepada kita bahwa


kerusakan, baik di darat maupun di lautan, bukan terjadi karena faktor-faktor
natural atau alamiah melainkan karena sebab-sebab artifisial atau dampak tidak
ِ َّ‫)بِ َما َك َسبَ ۡت أَ ۡي ِدي ٱلن‬. Oleh karena itu,
terkendalinya proses dan aktivitas manusia ( ‫اس‬
sebagai muslim yang sudah membuat komitmen untuk mematuhi peraturan
perundangan (termasuk perundangan langit), maka mengelola dampak setiap
proses dan aktivitas untuk mencegah environmental damage adalah suatu
keharusan.

Pengelolaan juga harus diterapkan untuk menjaga kesehatan. Nabi SAW bersabda.

‫ والفراغ‬،‫نعمتان مغبون فيهما كثي ٌر من الناس الصحة‬

“Dua kenikmatan yg sering dilupakan banyak orang, kesehatan dan waktu luang”
[HR Bukhari]
Secara implisit, setiap muslim diwajibkan untuk mensyukuri nikmat sehat dan
memanfaatkan sebaik-baiknya masa sehat tersebut. Menjaga diri untuk selalu fit
dan terhindar dari penyakit adalah suatu konsekuensi logisnya.

Anda mungkin juga menyukai