Anda di halaman 1dari 5

KEBERSIHAN DAN KESEHATAN

LINGKUNGAN DALAM ISLAM


Posted by: fiatasrul September 13, 2013 in Tausiyah

Oleh : Prof. Dr. K.H. Maman

Abdurrahman,MA.*

Sumber ajaran Islam adalah Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam sumber ajaran tersebut,
diterangkan bukan hanya aspek peristilahan yang digunakan, tetapi juga ditemukan
bagaimana sesungguhnya ajaran Islam menyoroti kebersihan. Maka perlu kajian tematik,
sehingga ditemukan prinsip-prinsipnya dan bagaimana konsep kebersihan tersebut.

Sebagai ajaran yang lengkap yang memiliki unsur-unsur aqidah, syariah dan muamalah,sudah
semestinya konsep itu ada, lebih-lebih bila dilihat dari aspek yang berkaitan dengan akhlak
karimah.

Istilah yang digunakan sebagaimana disinggung Al-Quran dan Sunnah banyak menggunakan
istilah-istilah yang berkaitan dengan kebersihan atau kesucian. Dalam al-Quran ada istilah
thaharah sebanyak 31 kata dan tazkiyah 59 kata.

Dalam al-Quran istilah nazhafah, sementara dalam hadist kata nazhafah dapat dilihat dalam
riwayat, al-Nazhafatu minal-Iman. Dalam hadis istilah yang digunakan adalah istinja,
istimar (ketika tidak ada air).

Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah disebutkan,





Artinya : Bersihkanlah segala sesuatu semampu kamu. Sesungguhnya Allah taala
membangun Islam ini atas dasar kebersihan dan tidak akan masuk surga kecuali setiap yang
bersih. (HR Ath-Thabrani).

Hadits lain menyebutkan,

, , ,
,
Artinya Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, Bersih (suci) dan mencintai
kebersihan, Mulia dan mencintai kemuliaan, bagus dan mencintai kebagusan, bersihkanlah
rumahmu. (H.R.Tirmidzi dari Saad).

Dalam implementasinya, istilah thaharah dan nazhafah ternyata kebersihan yang bersifat
lahiriyah dan maknawiyah, sementara nazhafah atau fikihi istilah thaharah digunakan.

Pada kitab-kitab klasik disebutkan Bab al-najasah dan selanjutnya dibahas masalah air dan
tanah, wudhu, mandi, mandi janabat, tayamum, dan lain-lain.

Namun demikian, ketika Allah menerangkan tentang penggunaan air untuk thaharah
disandingkan pula dengan kesucian secara maknawiyah , dimaksud dengan maknawiyah ialah
kesucian dari hadats, baik hadas besar atau kecil, sehingga dapat melaksanakan ibadah,
seperti shalat dan thawaf. Kebersihan yang digunakan, juga nazhafah, istinja, dan istijmar.

Makna kebersihan yang digunakan Islam ternyata ada yang dilihat dari aspek kebersihan
harta dan jiwa dengan menggunakan istilah tazkiyah. Umpamanya, ungkapan Allah dalam al-
Quran ketika menyebutkan bahw zakat yang seakar dengan tazkiyah, maksudnya untuk
membersihkan harta yang dizakati adalah dan yang tidak dizakati dinilai kotor. Kebersihan
dan pengotoran harta sebenarnya ada korelasinya dengan jiwa. Suatu fitrah adalah
kebudayaan itu sendiri, sekaligus peradaban dan keyakinan.

Dengan demikian, konsep kebersihan dan kesucian yang berdasarkan keyakinan dan
kebudayaan masing-masing ada nuansa, perbedaan, lidahnya; gajah, kerbau, dan babi yang
kesohor makhluk menjijikan mandi di kubangan, dan demikian seterusnya. Dalam bahasa
Indonesia terdapat kotor dan jijik serta kebalikannya, bersih dan suci. Namun, semua itu baru
pada tingkat lahiriyah.

Lalu, bagaimana Islam memberi makna kebersihan tersebut, yang menarik dalam kehidupan
sehari-hari kita sering mndengar bahkan melakukannya sendiri, bukan hanya membersihkan
badan kita, tetapi pakaian, rumah, halaman, kendaraan dan lain-lain. Mencuci diambil dari
kata mensucikan, membuat suci yang identik dengan bersih. Ini artinya, apapun yang ada
harus dibersihkan atau disucikan.

Aspek Kebersihan dalam Islam


Bersih secara konkrit adalah kebersihan dari kotoran atau sesuatu yang dinilai kotor. Kotoran
yang melekat apda badan, pakaian, tempat tinggal, dan lainnya. Umpamanya badan terkena
tanah atau kotoran tertentu, maka dinilai kotor secara jasmaniyah, tidak selamanya tidak
suci. Jadi, ada perbedaan antara bersih dan suci. Mungkin ada orang yang tampak bersih,
tetapi tak suci. Namun, yang kotor dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

Hadits-hadits yang menjelaskan atas kepedulian Rasul terhadap kebersihan dan kesehatan
lingkungan, sebagai berikut:

Kebersihan Lingkungan Sebagian dari Iman

Hadits yang diterima dari Abu Hurairah,






Artinya: Iman itu adalah 69 cabang. Maka yang utamanya ialah kalimah lLa ilaha illa allah
dan yang paling rendahnya ialah membuang kotoran dari jalan dan malu itu cabang dari
keimanan (HR.Muslim, Abu Daud, al-Nasai, dan Ibn Majah)

Keberhasilan /ingkungan adalah Shadaqah

Hadits yang diterima dari Abu Hurairah,

:






Artinya: Setiap salamku dari orang-orang adalah shadaqah; setiap hari yang terbit matahari
sehingga ia adil antara dua orang adalah shadaqah; dan menolong orang atas kendaraannya
memangkunya atau mengangkat barang-barangnya adalah shadaqah; dan kalimah yang baik
adalah shadaqah; dan setiap langkah yang dilangkahkan untuk shalat adalah shadaqah dan
menunjukan jalan adalah shadaqah dan membuang gangguan dari jalan adalah shadaqah.
(HR Ahmad).

Mengotori Tempat Ibadah Perbuatan tidak Senonoh

Hadits diterima dari Abu Dzar dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,




Artinya: Disodorkan padaku amal yang uamtku yang baiknya dan yang buruknya. Maka
aku dapatkan yang baik-baiknya adalah gangguan dari jalan dank au dapatkan sejelek-
jeleknya adalah mendahak di masjid (HR.al-Tahabrani)
Memelihara Kebersihan adalah Suatu Kebaikan

Hadits diterima dari Abu Darda, yang artinya: Barangsiapa yang membuang dari jalan umat
Islam sesuatu yang mengganggu mereka, maka akan dicatat oleh Allah perbuatan itu
kebaikan dan barangsiapa yang dicatat kebaikannya oleh Allah, maka akan dimasukan ke
dalam surga. (HR Ath-Thabrani).

Peduli lingkungan termasuk kasih saying pada yang lain

Hadits dari Ibn Addi, artinya: Rasulullah melarang seseorang buang air di bawah pohon
berbuah dan di tepi sungai (yang mengalir). (HR.Ibn Addi)

Dilarang mengotori (populasi)tempat umum

Hadits dari Ibn Addi, artinyaRasulullah melarang seseorang buang air di bawah pohon
berbuah dan di tepi sungai (yang mengalir) (HR. Ibn Addi)

Untuk kesegaran jasmani (kesehatan)perlu memelihara lingkungan hidup

Al-Quran dan hadits banyak menggunakan lafal atau kosa kata thaharah yang
mengindikasikan pada kesucian badan dari kotoran dan najis. Dalam surat al-Maidah: 6 dan
surat an-Nisa: 43, ayat tersebut mewajibkan wudu dan atau mandi sebelum shalat, tampak
mengandung dua makna sekaligus, yaitu thaharah secara hissiyah-jasmaniyah (konkrit-nyata)
karena dibersihkan oleh air dan thaharah maknawiyah (abstrak) karena dibersihkan dengan
air atau tanah ketika air itu tidak ada.

Dikatakan dua makna, Sesungguhnya Allah adalah pengampun dan penyayang pada akhir
surat an-Nisa:43 karena wudhu dan mandi juga shalat adalah jalan membersihkan dosa.
Rasul berkata, artinya: Tidak ada seorang laki-laki yang berwudhu baik wudhunya, terus
shalat dua rakaat, maka ia diampuni dosanya (HR.Bukhari).

Kesucian secara rohani karena dia sudah ada dalam ketaatan, istighfar dan taubat pada
Allah. Dalam kehidupan sehari-hari suci ini diungkapkan kepada seseorang yang sedang
haidatau dalam keadaan junub, misalnya, orang yang sudah bersih atau suci dari haid,
disebut, Hatta yath-hurna (al-Baqarah:222).

Sebagaiman disebutkan terdahulu bahwa kebalikan dari thaharah adalah najasah atau najis.
Dalam ungkapan lain ada juga ungkapan danas, kotor . dalam Islam istilah najis terkonsep
dalam fuqaha. Dikalangan fuqaha najis digolongkan pada najis mughallzhah dan
mukhaffafah. Dikatakan mughallazhah karena dalam membersihkannya di samping
menggunakan airbsebanyak tujuh kalibjuga najis mukhaffafah yaitu najis yang cukup dicuci
dengan sekali atau dua kali.

Tazkiyah wa thaharah al-Nafs

Kesucian jiwa adalah kesucian karena ia sebagai orang beriman akan al-Quran dan Sunnah
atau ajaran Islam itu berfungsi sebagai tazkiyah. Tazkiyah adalah penyucian seseorang dari
segala perbuatan yang mengurangi kesempurnaaan. Maka tazkiyat al-nafsi, pembersihan
jiwa adalah dengan menumbuhkan amal shaleh pada diri seseorang. Sebagai mana disebut
dalam al-Quran bahwa orang musyrik itu najis, sebagaimana dalam surat al-Taubah:28,
Innama al-musyrikuna najasun falayaqraub al-masjidal haram bada amihim hadza..
sebaliknya orang beriman adalah suci jiwanya dengan aqidah yang benar.

Tanah Mekah dan Madinah adalah suci bagi umat Islam karena tidak boleh diinjak oleh orang
kafir. Kesucian jiwa berkaitan juga dengan akhlak mulia dan taubat. Ketika seseorang
bertaubat maka ia mensucikan diri dari segala dosa. Penyucian dosa dengan istighfar dan
tidak mengulangi lagi dosanya.

Tazkiyat wa thaharah al-mal

Kesucian harta adalah dimensi lain dari dari dimensi kesucian dalam Islam, tetapi juga di sini
tidak selamanya bahwa menggunaka kata tazkiyah karena thuhratan atau thaharah. Namun,
sebagaimana dimaklumi zakat disebut zkat karena mensucikan harta.

Untuk penyucian harta adalah dengan mengeluarkan zakat karena zakat itu sendiri artinya
suci. Belum lagi dengan melalui sdaqah, infaq, dan wakaf. Dalam al-Quran surat at-
Taubah:103, artinyaAmbillah dari harta mereka sadaqah (zakat), kau sucikan dan bersihkan
mereka dengannya harta yang tidak pernah di zakati adalah harta kotor.

Dalam hadis yang diriwayatkan HR. al-Bukhari, artinya: Bukan orang berimn yang
kenyang sedangkan tetangga disampingnya lapar (HR. Bukhari). (T/P013/R1)

*Ketua Umum Persatuan Islam (PERSIS).

Anda mungkin juga menyukai