Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH

BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI


KARTINI REMBANG

Yunani, Dian Puspitasari, Erna Sulistiyawati

Departemen Keperawatan Medikal Bedah STIKES Karya Husada Semarang


Yunani.sururi@yahoo.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Berenang merupakan salah satu olahraga air yang dapat melatih pernapasan dan
membantu menguatkan organ-organ pernapasan. Macam-macam gaya dalam berenang dapat dilakukan
dengan beberapa gaya seperti gaya bebas, gaya punggung, dan gaya dada. Berenang bermanfaat untuk
meningkatkan kapasitas vital paru. Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kapasitas vital
paru sebelum dan sesudah berenang pada wisatawan di Kolam Renang Taman Rekreasi Kartini Rembang.
Metode : Penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy experiment dengan pre test dan post test one
group design. Penelitian ini menggunakan 45 responden. Instrumen yang digunakan adalah lembar
observasi berisi hasil pemeriksaan kapasitas vital paru dan alat spirometry. Data penelitian dianalisa
secara univariat dan bivariat menggunakan uji T-test dependen. Hasil penelitian : Menunjukkan ada
perbedaan yang bermakna antara kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang (p=0,00).
Kesimpulan : Ada perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan sesudah berenang pada wisatawan di
Taman Rekreasi Kartini Rembang. Saran : Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para
wisatawan sebagai upaya untuk meningkatkan status kesehatan wisatawan khususnya dengan berenang.

Kata kunci : berenang, kapasitas vital paru, wisatawan.

Perbedaan Kapasitas Vital Paru Sebelum Dan Sesudah Berenang Pada Wisatawan 127
di Kolam Renang Taman Rekreasi Kartini Rembang
Yunani, Dian Puspitasari, Erna Sulistiyawati
PENDAHULUAN asma karena membantu menguatkan otot-
Kesibukan dalam kehidupan sehari- otot organ pernapasan (Dewayani, 2007).
hari kadang-kadang sulit dikendalikan dan Otot-otot pernapasan merupakan
dihindari. Hal tersebut sering membuat kita sumber kekuatan untuk menghembuskan
terjebak dalam irama kehidupan yang sama udara. Otot abdominal mempunyai peran
dan berlangsung secara terus-menerus. penting sebagai otot bantu pernapasan.
Keadaan ini cenderung akan menimbulkan Diafragma dibantu oleh otot-otot yang
rasa bosan, jenuh, dan lelah baik jasmani dapat mengangkat tulang rusuk dan tulang
maupun rohani. Dilihat dari keseimbangan dada merupakan otot utama yang ikut
jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari- berperan meningkatkan volume paru. Pada
hari tentu keadaan demikian tidak saat inspirasi, otot-otot sebelah luar
menguntungkan dari segi kesehatan dan mengalami kontraksi sehingga menekan
kesegaran jasmani. Keadaan demikian diafragma ke bawah dan mengangkat
memerlukan adanya suatu pengalihan rongga dada untuk membantu udara masuk
kegiatan yang dapat membawa suasana ke dalam paru. Pada fase ekspirasi, otot-
baru, sehingga dapat merangsang gairah otot mengangkat diafragma dan menarik
baru dan melupakan sejenak beban rongga dada untuk mengeluarkan udara dari
kehidupan serta bebas dari segala paru. Melalui proses ventilasi tersebut dapat
ketegangan dan tekanan. Kegiatan yang diketahui bagaimana volume dan kapasitas
dapat dilakukan adalah dengan rekreasi atau vital paru dalam menerima maupun
wisata (Purnomo, 2000). mengeluarkan udara pernapasan (Muttaqin,
Wisata olahraga adalah perjalanan 2008).
wisata dengan tujuan berolahraga atau Kapasitas vital paru merupakan jumlah
memang sengaja bermaksud mengambil oksigen yang dapat dimasukkan ke dalam
bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tubuh atau paru seseorang secara maksimal.
tempat. Jenis wisata olahraga antara lain Jumlah oksigen yang dapat dimasukkan ke
berenang, diving, snorkeling (menyelam dalam paru ditentukan oleh kemampuan
bawah laut), jet ski, dan lain-lain (Pendit, kembang kempisnya sistem pernapasan.
2002). Berenang adalah salah satu jenis Semakin baik kerja sistem pernapasan
olahraga air yang mampu meningkatkan berarti volume oksigen yang diperoleh
kesehatan seseorang yang juga merupakan semakin banyak. Dada mengembang
olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non selama inspirasi, saat dinding dada bergerak
weight barring). Pemanasan dan ke atas dan ke luar dari pleura parietalis
pendinginan dapat dilakukan sebelum yang melekat dengan baik pada dinding
berenang untuk mencegah kram otot. Ada dada, pleura tersebut juga ikut terangkat.
beberapa gaya dalam berenang antara lain Pleura viselaris mengikuti pleura parietalis
gaya bebas, gaya dada, dan gaya punggung. dan volume interior torak terangkat. Paru-
Gaya menitikberatkan pada sikap tubuh, paru mengembang untuk mengisi ruang
gerakan kaki, gerakan lengan, serta tersebut dan udara dihisap ke dalam
memadukan pernapasan dan gerak bronkhiolus. Organ yang berhubungan
(Dewayani, 2007). dengan pernapasan akan ikut bekerja saat
Gaya bebas (front crawl/freestyle) bernapas di dalam air atau berenang
merupakan gaya yang paling cepat dari (Soeparmo, 1985).
semua gaya dalam berenang. Gaya bebas Tujuan Penelitian ini untuk
menjadi gaya yang paling populer saat Mengetahui perbedaan kapasitas vital paru
melakukan wisata atau rekreasi. Salah satu sebelum dan sesudah melakukan berenang
gerakan dalam gaya bebas adalah memutar di kolam renang.
kepala ke samping kiri dan kanan. Gerakan
memutar kepala dilakukan untuk METODE PENELITIAN
membebaskan mulut di atas permukaan air Penelitian kuantitatif dengan pendekatan
sehingga dapat melatih pernapasan. quasy experiment (eksperimen semu) tanpa
Berenang juga bermanfaat bagi penderita kelompok pembanding. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh

128 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 127-131
berenang dengan membandingkan tahun, tidak mempunyai penyakit asma,
perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan berenang menggunakan gaya bebas, Jenis
sesudah melakukan berenang pada kelamin laki-laki. Pengukuran kapasitas
wisatawan di Taman Rekreasi Rembang. paru dilakukan dengan spirometry dimana
Rancangan penelitian yang digunakan dilakukan pengukuran kapasitas paru
adalah pre test and post test one group sebelum dan sesudah berenang. Analisa
design. Observasi vital paru dilakukan Univariat dilakukan untuk mendiskipsikan
sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah kapasitas paru sebelum dan sesudah
berenang. Sampel Penelitian ini adalah berenang. Analisa Bivariat menggunakan
wisatawan yang berenang di kolam renang uji T-test Dependen untuk mengetahui
Taman Rekreasi Kartini Rembang sebanyak perbedaan kapasitas vital paru sebelum dan
45 orang dengan kriteria sebagai berikut : sesudah berenang
bersedia menjadi responden, usia 18-21

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Analisa Univariat
a. Kapasitas Vital Paru Sebelum Berenang
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sebelum Berenang
Variabel N Mean Median Modus Std. Min Max
Deviasi
Kapasitas vital paru sebelum 45 1366,7 1400 1400 97,7 1200 1600
berenang

Tabel 1 menunjukkan rata-rata kapasitas meningkat bila berdiri. Perubahan pada


vital paru wisatawan sebelum berenang di posisi ini disebabkan oleh dua faktor yaitu
kolam renang Taman Rekreasi Kartini kecenderungan isi abdomen menekan ke
Rembang adalah 1366,7 ml. atas melawan diafragma pada posisi
Hasil penelitian ini menunjukkan berbaring dan peningkatan volume darah
bahwa semakin banyak aktivitas yang paru pada posisi berbaring, yang
dilakukan maka akan semakin besar berhubungan dengan pengecilan ruang yang
kapasitas vital paru. Posisi tubuh juga tersedia untuk udara dalam paru (Guyton
mempengaruhi volume dan kapasitas paru, dan Hall, 2007).
biasanya menurun bila berbaring dan

b. Kapasitas Vital Paru Sesudah Berenang


Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kapasitas Vital Paru Sesudah Berenang
Variabel N Mean Median Modus Std. Min Max
Deviasi
Kapasitas vital paru sesudah 45 1460 1500 1400 121,4 1200 1700
berenang

Tabel 2 menunjukkan rata-rata kapasitas sebelum berenang. Responden dalam


vital paru wisatawan sesudah berenang di penelitian ini hanya melakukan aktivitas
kolam renang Taman Rekreasi Kartini yang statis sehingga hanya mengalami
Rembang adalah 1460 ml. sedikit peningkatan dalam kebutuhan
Hasil penelitian menunjukkan adanya oksigen. Faktor utama yang mempengaruhi
peningkatan kapasitas vital paru sebelum kapasitas vital paru adalah bentuk anatomi
dan sesudah berenang. Berenang tubuh, posisi selama pengukuran kapasitas
melibatkan banyak otot yang menyebabkan vital paru, kekuatan otot pernapasan,
peningkatan kebutuhan oksigen dibanding pengembangan paru, dan rangka dada.

Perbedaan Kapasitas Vital Paru Sebelum Dan Sesudah Berenang Pada Wisatawan 129
di Kolam Renang Taman Rekreasi Kartini Rembang
Yunani, Dian Puspitasari, Erna Sulistiyawati
2. Analisis Bivariat
Tabel 3. Perbedaan Kapasitas Vital Paru Sebelum dan Sesudah Berenang
Variabel Mean Std. deviasi N P value
Kapasitas vital paru sebelum berenang 1366 97.70084 45 0,000
Kapasitas vital paru sesudah berenang 1460 121.35598 45

Tabel 3. menunjukkan rata-rata kapasitas berulang kali melatih otot-otot pernapasan,


vital paru sebelum berenang adalah 1366 sehingga akan meningkatkan kemampuan
ml. Rata-rata kapasitas vital paru sesudah dan daya tahan otot-otot pernapasan.
berenang adalah 1460 ml. Hasil analisis Peningkatan kekuatan otot pernapasan akan
lebih lanjut didapatkan ada perbedaan menghasilkan tekanan inspirasi yang cukup
kapasitas vital paru sebelum berenang dan untuk melakukan ventilasi yang maksimum
sesudah berenang (p value=0,00). sehingga fungsi pernapasan akan
Paru-paru merupakan salah satu organ meningkat.
terpenting dalam tubuh manusia. Fungsinya
sebagai bagian utama dari sistem respirasi KESIMPULAN
tubuh memegang peranan yang cukup Rata-rata kapasitas vital paru sebelum
besar, terutama dalam proses homeostasis berenang adalah 1366 ml. Rata-rata
tubuh. Semua orang memilki kecepatan kapasitas vital paru sesudah berenang
pernapasan dan kedalaman pernapasan adalah 1460 ml. Ada perbedaan kapasitas
berbeda-beda. Hal ini sangat erat kaitannya vital paru sebelum dan sesudah berenang.
dengan penyeimbangan kondisi tubuh atau Berenang dapat dilakukan secara teratur
homeostasis. sehingga dapat meningkatkan kapasitas
Penelitian sebelumnya telah membuktikan vital paru.
bahwa latihan dengan beban dalam waktu
tertentu dapat meningkatkan vital capacity, DAFTAR PUSTAKA
FEV, FVC, dan MEFR. Peningkatan Alimul, Aziz. (2006). Kebutuhan Dasar
kebutuhan pernapasan saat latihan fisik Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
tersebut menyebabkan paru mampu Keperawatan. Jakarta : Salemba
mengalirkan udara pernapasan dalam Medika
jumlah yang besar pula. Penelitian ini Asmadi. (2009). Konsep dan Aplikasi
memfokuskan pada pengaruh berenang Kebutuhan Dasar Pasien. Jakarta :
terhadap kapasitas vital paru wisatawan, Salemba Medika
karena renang merupakan olahraga aerobik Dadeng, Kurnia. (2000). Cara Praktis
yang memiliki nilai daya guna yang paling Belajar Renang Modern. Jakarta :
tinggi dibandingkan latihan aerobik lain dan Prakarsa Belia
merupakan olahraga yang cukup aman dan Dewayani C.T. (2007). Belajar Renang.
dapat diaplikasikan pada seluruh tingkatan Bandung : Aneka Ilmu
usia, mulai dari anak-anak, dewasa, orang Free, vlsm. Org. (2008). Alat Pernapasan.
tua maupun lanjut usia. http://ilmupedia.com, diakses pada
Gerakan dalam berenang ada beberapa tanggal 29 November 2008
macam yaitu gerakan dalam bernapas, Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi
gerakan dada, dan gerakan lengan. Gerakan Kedokteran. Edisi: 11. EGC: Jakarta
yang dilakukan berbeda-beda. Sebelum Hannula, Dick. (2003). Sukses Berlatih
berenang juga ada pemanasan supaya dalam Renang. Jakarta : Human Kinetics
berenang tidak mengalami ketegangan otot. Marpaung, Happy. (2002). Pengetahuan
Gerakan pernapasan juga akan melatih otot- Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta
otot pernapasan. Muttaqin, Arif. (2008). Askep Klien dengan
Berenang melibatkan hampir seluruh otot Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta
utama tubuh terutama otot-otot pernafasan. : Salemba Medika
Orang yang melakukan latihan renang National Lung Health Education Program.
dengan teratur secara tidak langsung telah Spirometry. 2002. Available at:

130 Jurnal Keperawatan Medikal Bedah . Volume 1, No. 2, November 2013; 127-131
http://www. lhep.org/spirom1.html. Sopiyudin, Dahlan. (2009). Besar Sampel
Accessed January 18, 2003 dan Cara Pengambilan Sampel.
Purnomo, Ananto. (2000). Latihan Fisik Jakarta : Salemba Medika
dan Rekreasi yang benar untuk Sudigdo. 2008. Dasar-Dasar Metodologi
Meningkatkan Kesehatan. Jakarta: Penelitian Klinis. Edisi: 3. Sagung
Bagian Proyek Pendidikan Kesehatan Seto: Jakarta
Saputra, Adrian. (2008). Alat Pernapasan. Wahyu, Eko. (2009). Volume dan
http://andriansaputra.multiply.com/ Kapasitas Respirasi.
journal/ item/20. Diakses tanggal (http://farmasi07itb. Wordpress.
10 Mei 2009) Com/2009/04/24/ Sistem Respirasi/.
Soeparmo. (1985). Paru-paru dan Diakses tanggal10 mei 2009
Pernapasan. Jakarta: Rosda Jayapura
Somantri, Irman. (2008). Askep pada
Pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika

Sopiyudin, Dahlan. (2008). Statistik untuk


Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta :
Salemba Medika

Perbedaan Kapasitas Vital Paru Sebelum Dan Sesudah Berenang Pada Wisatawan 131
di Kolam Renang Taman Rekreasi Kartini Rembang
Yunani, Dian Puspitasari, Erna Sulistiyawati

Anda mungkin juga menyukai