PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN KRANIOFASIAL
Fasilitator:
Drg. Margaretha Herawati
KELOMPOK 1
Nurul Irba Somadinata (201911121) Putri Novthalia (201911126)
Oldilia Yolanda (201911122) Raafid Shidqi Marsel (201911127)
Oriza Sativa (201911123) Raisya Nabila Ayudya (201911128)
Oxy Asfuridah Ansori (201911124) Ratu Inneke Aliefia (201911129)
Puja Sitna H. Latupono (201911125) Regina Amanda (201911130)
KELAS E
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Professor Doktor Moestopo (Beragama)
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan akan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat
dan karunia-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan
Kraniofasial” dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat dan disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada
mata pelajaran blok pertumbuhan dan perkembangan. Dalam penyusunan makalah ini,
pastinya kami mengalami hambatan selama penyusunan berjalan. Namun, dengan
ketekunan, serta pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi pihak yang
membaca. Mohon maaf dan harap dimaklumi atas segala kekurangan dalam makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1. 2 Tujuan Pembelajaran
Guna mempertegas alur pembelajaran, maka tujuan pembelajaran sebagai berikut:
1. 3. 1 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang basis
cranium.
1. 3. 2 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang cranium
vault.
1. 3. 3 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang kompleks
nasomaksila.
1. 3. 4 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang mandibular
secara embrionik.
1. 3. 5 Untuk mengetahui pengetahuan kurva pertumbuhan.
1. 3. 6 Guna memahami dan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan.
1. 3 Manfaat Pembelajaran
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yakni mengetahui dan memahami fisiologi
penglihatan, pendengaran, penghidu, dan pengecap, juga memahami mekanisme
persepsi nyeri
2
BAB 2
ISI
2. 1 Basis Cranium
Basis cranii merupakan kumpulan tulang-tulang yang terletak dibawah otak dan
menjadi pembatas antara cranium dan wajah. Pembentuksn basis cranii ini dapat
terjadi secara endokondral dan remodeling. Basis cranii dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu pars anterior dan posterior. Basis cranii pars anterior dibatasi oleh
nasion sampai sellae tursica, sedangkan basis cranii pars posterior dibatasi oleh
sellae tursica sampai basis occipitalis.1
3
Gambar 1 Tulang Penyusun Basis Cranii
Di basis cranii terdapat tiga titik yang menjadi pusat pertumbuhan, yang
dinamakan sinkondrosit. Sinkondrosit terbagi menjadi sinkondrosit spheno-ethmoid,
sinkondrosit intersphenoid, dan juga sinkondrosit sphenooccipital.2
4
Gambar 3 Sinkondrosis
2.2 Cranium Fault
Cranium fault adalah tulang yang menutup bagian atas atau permukaan luar otak.
Ruang kranium merupakan tulang pipih yang dibentuk secara langsung melalui
pembentukan tulang (osifikasi) secara intramembran, tanpa didahului
pembentukan kartilago. Pertumbuhan tulang kranium sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan otak, karena terjadinya tekanan pada sutura yang merangsang
pembentukan tulang kranium melalui proses pertumbuhan sutura. Aposisi tulang
baru pada sutura adalah mekanisme utama untuk pertumbuhan ruang kranium.
Tulang ini terbentuk secara intramembranosa yang berasal dari diferensiasi sel-sel
mesenkim, dan dengan remodeling. Tulang-tulang yang menyusun cranial vault
diantaranya os. frontale, os. parietale, os. temporale, os. occipitale, os. etmoidale,
dan os. Sphenoidale.3
Selain tulang, pada cranial vault juga terdapat sutura-sutura yang merupakan
tempat pertemuan antar tulang yang berdekatan. Berikut sutura-sutura pada
cranial vault
1. Tampak lateral :
Sutura coronalis
Sutura sphenoparietalis
Sutura squamosa
5
Sutura lambdoidea
Sutura parietomastoidea
Sutura occipitomastoidea
Sutura sphenozygomatica
Sutura frontozygomatica
Sutura sphenofrontalis
Sutura sphenosquamosa
2.
Tampak Ventral :
Sutura coronalis
Sutura sagitalis
Sutura lambdoidea
6
3. Tampak Posterior :
Sutura sagitalis
Sutura occipitomastoidea
Sutura lambdoidea
Fungsi utama
cranial vault
adalah untuk
melindungi otak yang menutupi permukaan atas dan luar otak. Pertumbuhan
cranial vault di imbangi dengan pertumbuhan otak yang akan menyebabkan
terjadinya tekanan pada sutura sehingga akan merangsang pembentukan tulang
melalui proses pertumbuhan sutura. Tulang cranial vault dihubungkan satu sama
lain dengan sutura dan tulang kompleks nasomaxillaris, melalui proses aposisi-
resorbsi. Resorbsi pada permukaan dalam pada saat kranium tumbuh menjadi
lebih besar menjaga agar tulang cranial vault tetap pipih. Proses osifikasi dimulai
dari tengah dan kemudian memperlihatkan pertanda bentuk anatomis tulang,
proses pertumbuhan adalah hasil dari aktivitas periosteal pada permukaan tulang.
Pembentukan kembali dan pertumbuhan biasanya terjadi pada garis periosteum
yang berkontak dengan daerah di antara tulang tengkorak adjacent, yaitu sutura
cranial. Tetapi, aktivitas periosteal juga akan mengubah permukaan dalam dan
7
luar tulang-tulang ini. Untuk dapat menyesuaikan dengan cepat terhadap otak
yang semakinmembesar, pertumbuhan cranial vault terjadi pada daerah sutura
coronal, sagital, parietal, temporal, dan occipital. Pertumbuhan sutura-sutura
intramembran ini menggantikan fontanels yang terdapat pada saat lahir. Salah satu
fungsi fontanels adalah untuk memungkinkan kelenturan cranium yang cukup
pada saat kelahiran.Ukuran kavitas cranial mencapai 87% ukuran dewasa pada
usia 2 tahun, 90% ukuran dewasa pada usia 5 tahun, dan 98% ukuran dewasa pada
usia 15 tahun. Antara usia 15 tahun dan masa dewasa, perubahan pertumbuhan
kavitas cranial terjadi karena pneumatisasi (pembentukan kavitas pada jaringan)
pada sinus frontalis dan penebalan bagian anterior tulang frontalis. Struktur utama
atau artikulasi dari tulang cranial adalah
1. Sutura coronal, berada diantara tulang frontal dan parietal, mulai menutup
pada umur 24 tahun dan menutup seluruhnya pada umur 35 tahun.Sutura
sagital, terletak di antara kedua tulang parietal.
2. Sutura sagital mulaimenutup pada umur 22 tahun dan menutup seluruhnya
pada umur 30 tahun.
3. Suturan lamboidal, memisahkan kedua tulang parietal dari tulang
occipital.Sutura ini mulai menutup sekitar umur 29 tahun.
4. Sutura lateral anterior-posterior, yang berada di antara tulang temporal
dantulang parietal.
Pertumbuhan dan perkembangan Cranial Vault pada bayi baru lahir yaitu
pada saat lahir, tulang-tulang datar pada tengkorak agak terpisah jauh dengan
jaringan penghubung longgar di sekitarnya. Permukaan yang terbuka ini
bernamafontanels, yang memungkinkan sejumlah deformasi tengkorak saat lahir.
Hal ini penting dalam proses kelahiran, kepala bayi yang besar dapat melewati
jalur lahir.Setelah lahir, tulang-tulang pada tepi fontanels menghilangkan daerah-
daerah yangterbuka ini dengan cepat, menyisakan sambungan tulang yang berupa
sutura periosteum yang tipis selama beberapa tahun, terkadang akan menyatu
pada saatdewasa.Fungsi fontanels: memungkinkan fleksibilitas tempurung kepala
selama proseskelahiran.Meskipun ukurannya kecil, aposisi tulang baru pada
sutura-sutura ini merupakanhal yang penting dalam mekanisme pertumbuhan
cranial vault. Walaupun sebagian besar pertumbuhan cranial vault terjadi pada
8
sutura, terdapat kemungkinandihilangkannya tulang dari permukaan dalam
cranial vault, dan pada saat yang sama,tulang baru bertambah pada permukaan
luar. Proses pembentukan kembali tulang-tulang pada permukaan dalam dan luar
ini memungkinkan perubahan bentuk selama pertumbuhan. 4
9
bagian posterior tuberositas maksila yang banyaknya ekuivalen dengan
counterpartnya, yaitu fosa cranium anterior dan lengkung tulang maksila.6
Ekspansi dari fosa cranium medial memberikan pengaruh displacement
sekunder basis cranium anterior, kompleks nasomaksila dan mandibula. Hal ini
disebabkan batas posterior kompleks fasial bertepatan dengan batas antara fosa
cranium anterior dan medial, pembesara arah horizontal fosa cranium medial
menyebabkan displacement ke anterior pada fosa cranium anterior dan kompleks
nasomaksila. Banyaknya displacement ke horizontal mandibula lebih sedikit,
akrena sebagian besar pembesaran dari fosa cranium medial terjadi di anterior
kondilus.
Secara anatomis suturan pada kompleks nasomaksila berhubungan dengan
sutura yang ada pada basis cranium dan kalvarium. Perubahan yang terjadi karena
pertumbuhan di suatu regio basis cranium seperti pada sudut artikulare (<SArGo)
atau sudut saddle (<NSAr) akan mempengaruhi tipe fasial atau prognatisme fasial.
Letak maksila berada di bawah basis cranium anterior, sedangkan
mandibula terletak di bawah fosa cranium medial, oleh karena itu pertumbuhan
basis cranium menjadi sangat penting untuk menentukan hubungan antar rahang
atas dan rahang bawah, termasuk perkembangan oklusi.
Dengan tumbuhnya sinchondrosis, tulang-tulang sfenoid, frontal, dan
kompleks maksila bergerak ke anterior dalam hubungannya terhadap fosa glenoid.
Disamping itu dengan pertumbuhan sutura sfeno frontal, tulang frontal dan
kompleks maksila bergerak ke anterior dalam hubungannya terhadap tulang
sfenoid. Pertumbuhan sutura-sutura di maksila, membawa maksila bergerak ke
inferior dan anterior dalam hubungannya terhadap basis cranium anterior.
Hubungan sagittal antar rahang atas dan rahang bawah dipertahankan dengan
adanya pertumbuhan yang nyata dari mandibula.7
10
melalui proses osifikasi endokondral maupun aposisi periosteal (osifikasi
intramembranosa) dan di mandibula merupakan tempat melekatnya otot-otot serta
gigi. Pertumbuhan mandibula ada dua macam yaitu:
Pembentukan prosesus alveolaris dikontrol oleh erupsi gigi dan resorpsi bila
gigi tanggal ataupun diekstraksi. Gigi pada kedua lengkung tidak menjadi protrusi
ketika maksila dan mandibula tumbuh dan berpindah tempat karena adanya relasi
interkuspal gigi. Pertumbuhan prosesus alveolaris sangat aktif selama erupsi dan
berperan penting selama erupsi serta terus memelihara hubungan oklusal selama
pertumbuhan vertikal maksila dan mandibula.
11
aspek posterior. Pada saat lahir, condyle tumbuh lebih mengarah horizontal
sehinggan condylar tumbuh memanjang Sedangkan, pada anak-anak,
pertumbuhan lebih mengarah vertikal sehingga pertumbuhan condylar meninggi.
Pertumbuhan mandibula berlangsung hingga akhir masa remaja, sekitar umur 20
tahun.8
12
2.5 Kurva Pertumbuhan
13
Gambar 2. Kurva Scammon. Kurva yang memperlihatkan perbedaan beberapa
sistem jaringan pada tubuh. Jaringan neural, pertumbuhan selesai pada usia 6-7
tahun. Jaringan sel tubuh umum menunjukkan bentuk pola “S”. Terlihat
perlambatan pertumbuhan saat anak-anak dan mengalami percepatan saat
pubertas. Jaringan limfoid mencapai puncak pertumbuhan mendekati masa
pubertas atau selama masa akhir anak-anak dan mengalami penurunan saat
pubertas bersamaan ketika terjadi percepatan pertumbuhan genital. Jaringan
Genital, karakteristik seksual sekunder mulai muncul selama pubertas dan
mencapai puncak sampai usia 20 tahun.
14
Penyebab malformasi kongenital mungkin bersifat herediter dan /
atau lingkungan (genetik dan epigenetik). Mayoritas cacat bawaan adalah
hasil interaksi antara faktor keturunan dan lingkungan yang terjadi pada
waktu perkembangan tertentu. Baru-baru ini dilaporkan bahwa kehadiran
protein SHH diperlukan untuk pertumbuhan keunggulan frontonasal
(tahap 23 anak ayam). Pemberian sinyal dari protein ini sangat penting
untuk perkembangan normal wajah bagian tengah dan atas.
15
merupakan periode diferensiasi jaringan dan organ. Pada saat ini, agen
teratogenik mungkin sangat efektif dan menghasilkan banyak malformasi.
Selama periode janin (akhir minggu kedelapan sampai kelahiran)
kerentanan terhadap terogen menurun dengan cepat dan hanya
menyebabkan sedikit kerusakan kecil (Gambar 1.33)10
16
kelahiran ketika proses diferensiasi utama dan pematangan organ
berjalan.9
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalu instruksi genetik yang terkandung di dalam
sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Faktor genetik terdiri dari berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologis dan jenis kelamin.9
2. Faktor Lingkungan
Mekanis
17
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian juga dengan
posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan dislokasi panggul
dan tortikolis kongenital.9
Toksin/zat kimia
Endokrin
Cacat bawaan sering terjadi pada ibu penderita diabetes yang hamil
dan tidak mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur
ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35 tahun dan defisiensi yodium
pada waktu hamil.9
Radiasi
Infeksi
Stres
18
Stres yang dialami ibu saat kehamilan dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan
kejiwaan dan lain-lain.9
19
Pemberian imunisasi akan membuat anak terhindar dari
penyakitpenyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh
kembangnya dan pendidikannya.
20
anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.
Anak akan terbuka kepada orang tuanya sehingga komunikasi
dapat dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama
karena adanya kedekatan dan kepercayaan antara orang tua dan
anak.
BAB 3
PENUTUP
21
3. 1 Kesimpulan
Penting untuk setiap dokter gigi mengetahui teori-teori tentang tumbuh
kembang kraniofasial yang dikemukakan oleh berbagai ahli dengan latar belakang
pemahaman yang berbeda-beda. Kita harus juga memahami tumbuh kembang
basis cranium, dimana basis cranii merupakan kumpulan tulang-tulang yang
terletak dibawah otak dan menjadi pembatas antara cranium dan wajah. Lalu ada
tumbuh kembang cranium vault, dimana cranium vault ialah tulang yang menutup
bagian atas atau permukaan luar otak. Ruang kranium merupakan tulang pipih
yang dibentuk secara langsung melalui pembentukan tulang (osifikasi) secara
intramembran, tanpa didahului pembentukan kartilago, tumbuh kembang
kompleks nasomaksila, lalu ada tumbuh kembang mandibular, dimana mandibula
merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobile dan merupakan tulang yang
sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital antara lain pengunyahan,
pemeliharaan jalan udara, berbicara, dan ekpresi wajah, juga memahami
bagaimana kurva pertumbuhan, dan beberapa factor yang mempengaruhi
pertumbuhan seperti factor genetic dan factor lingkungan.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Sobotta J, Paulsen F, Waschke J, Klonisch T, Hombach-Klonisch S.
Sobotta : atlas of human anatomy [Vol. 1], [Vol. 1],. München:
Elsevier/Urban & Fischer; 2011.
2. Singh G. Textbook of orthodontics. 2015.
3. Aa
4. Bb
5. Berkovitz, B. K., Holland, G. R., & Moxham, B. J. (2017). Oral Anatomy,
Histology and Embryology E-Book. Elsevier Health Sciences.
6. Dwi, Laelia. 2018. “Premature Loss dan Perkembangan Rahang” dalam
Insisiva Dental Journal.
23