Anda di halaman 1dari 26

BLOK PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN

PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN KRANIOFASIAL

Fasilitator:
Drg. Margaretha Herawati

KELOMPOK 1
Nurul Irba Somadinata (201911121) Putri Novthalia (201911126)
Oldilia Yolanda (201911122) Raafid Shidqi Marsel (201911127)
Oriza Sativa (201911123) Raisya Nabila Ayudya (201911128)
Oxy Asfuridah Ansori (201911124) Ratu Inneke Aliefia (201911129)
Puja Sitna H. Latupono (201911125) Regina Amanda (201911130)

KELAS E
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Professor Doktor Moestopo (Beragama)
Tahun Ajaran 2019/2020
KATA PENGANTAR

       Puji dan syukur kami panjatkan akan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat
dan karunia-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “Pertumbuhan dan Perkembangan
Kraniofasial” dapat terselesaikan.

Makalah ini dibuat dan disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada
mata pelajaran blok pertumbuhan dan perkembangan. Dalam penyusunan makalah ini,
pastinya kami mengalami hambatan selama penyusunan berjalan. Namun, dengan
ketekunan, serta pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua khususnya bagi kami selaku penulis dan umumnya bagi pihak yang
membaca. Mohon maaf dan harap dimaklumi atas segala kekurangan dalam makalah ini.

Jakarta, 20 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembelajaran ................................................................. 2

1.4 Manfaat Pembelajaran ............................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

2.1 Tumbuh Kembang Basis Cranium ............................................ 3

2.2 Tumbuh Kembang Cranium Fault ............................................ 5

2.3 Tumbuh Kembang Kompleks Nasomaksila............................... 9

2.4 Tumbuh Kembang Mandibula Secara Embrionik ..................... 11

2.5 Kurva Pertumbuhan.................................................................... 13

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan..................... 16

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 22

3.1 Kesimpulan ............................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah


Pertumbuhan kraniofasial penting untuk setiap dokter gigi, karena akan
sulit memahami kondisi yang terjadi pada pasien yang akan dihadapi tanpa
mengerti proses yang mempengaruhinya. Untuk itu akan bermanfaat apabila
melihat kembali evolusi pengaturan konsep dibidang pertumbuhan fasial dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan tulang kraniofasial sangat penting, karena variasi
dalam morfologi kraniofasial mempengaruhi semua maloklusi yang serius.
Perubahan klinis pertumbuhan tulang an malformasi dentoskeletal merupakan
dasar perawatan maloklusi.
Sangat penting untuk mengetahui bagaimana tumbuh kembang basis
cranium, tumbuh kembang cranium vault, tumbuh kembang kompleks
nasomaksila, tumbuh kembang mandibular secara embrionik, bagaimana kurva
pertumbuhan juga factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang ada, maka tercetuslah


rumusan makalah sebagai berikut:
1. 2. 1 Bagaimana penjelasan mengenai tumbuh kembang basis kranium?
1. 2. 2 Bagaimana penjelasan mengenai tumbuh kembang cranium vault?
1. 2. 3 Bagaimana penjelasan mengenai tumbuh kembang kompleks
nasomaksila?
1. 2. 4 Bagaimana penjelasan mengenai tumbuh kembang mandibular secara
embrionik?
1. 2. 5 Bagaimana penjelasan mengenai kurva pertumbuhan?
1. 2. 6 Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan?

1
1. 2 Tujuan Pembelajaran
Guna mempertegas alur pembelajaran, maka tujuan pembelajaran sebagai berikut:
1. 3. 1 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang basis
cranium.
1. 3. 2 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang cranium
vault.
1. 3. 3 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang kompleks
nasomaksila.
1. 3. 4 Untuk mengetahui pengetahuan mengenai tumbuh kembang mandibular
secara embrionik.
1. 3. 5 Untuk mengetahui pengetahuan kurva pertumbuhan.
1. 3. 6 Guna memahami dan mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan.

1. 3 Manfaat Pembelajaran
Adapun manfaat yang dapat diperoleh yakni mengetahui dan memahami fisiologi
penglihatan, pendengaran, penghidu, dan pengecap, juga memahami mekanisme
persepsi nyeri

2
BAB 2

ISI

2. 1 Basis Cranium
Basis cranii merupakan kumpulan tulang-tulang yang terletak dibawah otak dan
menjadi pembatas antara cranium dan wajah. Pembentuksn basis cranii ini dapat
terjadi secara endokondral dan remodeling. Basis cranii dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu pars anterior dan posterior. Basis cranii pars anterior dibatasi oleh
nasion sampai sellae tursica, sedangkan basis cranii pars posterior dibatasi oleh
sellae tursica sampai basis occipitalis.1

Tulang-tulang dan sutura yang menyusun basis cranii diantaranya:

Basis cranii internal

 os. frontale  os. Parietale


 os. ethmoidale (vomer)  os. occipital
 os. Temporale  os. sphenoidale
Basis cranii eksternal

 maxilla processus palatina  processus ptreygoideus medialis


 greater wing of os. sphenoid  os. temporale
 palatina (horizontal plate)  os. parietale
 processus ptreygoideus lateralis  vomer

Sutura basis cranii

 Sutura palatina mediana  Sutura sphenooccipital


 Sutura palatina transversa  Sutura occipitimastoidea
 Sutura spenoparietale  Sutura lambdoidea
 Sutura zygomaticotemporale  Sutura frontoethmoidale
 Sutura zygomaticomaxillary  Sutura Sphenopterygoidea

3
Gambar 1 Tulang Penyusun Basis Cranii

Gambar 2 Sutura Basis Cranii Eksternal

Di basis cranii terdapat tiga titik yang menjadi pusat pertumbuhan, yang
dinamakan sinkondrosit. Sinkondrosit terbagi menjadi sinkondrosit spheno-ethmoid,
sinkondrosit intersphenoid, dan juga sinkondrosit sphenooccipital.2

4
Gambar 3 Sinkondrosis
2.2 Cranium Fault

Cranium fault adalah tulang yang menutup bagian atas atau permukaan luar otak.
Ruang kranium merupakan tulang pipih yang dibentuk secara langsung melalui
pembentukan tulang (osifikasi) secara intramembran, tanpa didahului
pembentukan kartilago. Pertumbuhan tulang kranium sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan otak, karena terjadinya tekanan pada sutura yang merangsang
pembentukan tulang kranium melalui proses pertumbuhan sutura. Aposisi tulang
baru pada sutura adalah mekanisme utama untuk pertumbuhan ruang kranium.
Tulang ini terbentuk secara intramembranosa yang berasal dari diferensiasi sel-sel
mesenkim, dan dengan remodeling. Tulang-tulang yang menyusun cranial vault
diantaranya os. frontale, os. parietale, os. temporale, os. occipitale, os. etmoidale,
dan os. Sphenoidale.3

Tulang-tulang cranial vault dihubungkan satu denganyang lainnya dengan


sutura, dan tulang-tulang kompleks nasomaxillary dihubungkan bersama-sama
dan dengan cranial vault oleh sistem sutural yang menyediakan tempatuntuk
pertumbuhan dan penyesuaian. Kecepatan pertumbuhan cranial vault juga
tergantung dengan pertumbuhan otak. Pertumbuhan otak sebagian besar selesai
pada anak usia dini,cranial vault adalah salah satu daerah pertama kraniofasial
kerangka untuk mencapaiukuran penuh, meskipun sutura sudah paten untuk
beberapa saat setelah sebagian besar pertumbuhan berakhir.

Selain tulang, pada cranial vault juga terdapat sutura-sutura yang merupakan
tempat pertemuan antar tulang yang berdekatan. Berikut sutura-sutura pada
cranial vault

1. Tampak lateral :
 Sutura coronalis
 Sutura sphenoparietalis
 Sutura squamosa

5
 Sutura lambdoidea
 Sutura parietomastoidea
 Sutura occipitomastoidea
 Sutura sphenozygomatica
 Sutura frontozygomatica
 Sutura sphenofrontalis
 Sutura sphenosquamosa

2.

Tampak Ventral :
 Sutura coronalis
 Sutura sagitalis
 Sutura lambdoidea

6
3. Tampak Posterior :
 Sutura sagitalis
 Sutura occipitomastoidea
 Sutura lambdoidea

Fungsi utama
cranial vault
adalah untuk
melindungi otak yang menutupi permukaan atas dan luar otak. Pertumbuhan
cranial vault di imbangi dengan pertumbuhan otak yang akan menyebabkan
terjadinya tekanan pada sutura sehingga akan merangsang pembentukan tulang
melalui proses pertumbuhan sutura. Tulang cranial vault dihubungkan satu sama
lain dengan sutura dan tulang kompleks nasomaxillaris, melalui proses aposisi-
resorbsi. Resorbsi pada permukaan dalam pada saat kranium tumbuh menjadi
lebih besar menjaga agar tulang cranial vault tetap pipih. Proses osifikasi dimulai
dari tengah dan kemudian memperlihatkan pertanda bentuk anatomis tulang,
proses pertumbuhan adalah hasil dari aktivitas periosteal pada permukaan tulang.
Pembentukan kembali dan pertumbuhan biasanya terjadi pada garis periosteum
yang berkontak dengan daerah di antara tulang tengkorak adjacent, yaitu sutura
cranial. Tetapi, aktivitas periosteal juga akan mengubah permukaan dalam dan

7
luar tulang-tulang ini. Untuk dapat menyesuaikan dengan cepat terhadap otak
yang semakinmembesar, pertumbuhan cranial vault terjadi pada daerah sutura
coronal, sagital, parietal, temporal, dan occipital. Pertumbuhan sutura-sutura
intramembran ini menggantikan fontanels yang terdapat pada saat lahir. Salah satu
fungsi fontanels adalah untuk memungkinkan kelenturan cranium yang cukup
pada saat kelahiran.Ukuran kavitas cranial mencapai 87% ukuran dewasa pada
usia 2 tahun, 90% ukuran dewasa pada usia 5 tahun, dan 98% ukuran dewasa pada
usia 15 tahun. Antara usia 15 tahun dan masa dewasa, perubahan pertumbuhan
kavitas cranial terjadi karena pneumatisasi (pembentukan kavitas pada jaringan)
pada sinus frontalis dan penebalan bagian anterior tulang frontalis. Struktur utama
atau artikulasi dari tulang cranial adalah

1. Sutura coronal, berada diantara tulang frontal dan parietal, mulai menutup
pada umur 24 tahun dan menutup seluruhnya pada umur 35 tahun.Sutura
sagital, terletak di antara kedua tulang parietal.
2. Sutura sagital mulaimenutup pada umur 22 tahun dan menutup seluruhnya
pada umur 30 tahun.
3. Suturan lamboidal, memisahkan kedua tulang parietal dari tulang
occipital.Sutura ini mulai menutup sekitar umur 29 tahun.
4. Sutura lateral anterior-posterior, yang berada di antara tulang temporal
dantulang parietal.

Pertumbuhan dan perkembangan Cranial Vault pada bayi baru lahir yaitu
pada saat lahir, tulang-tulang datar pada tengkorak agak terpisah jauh dengan
jaringan penghubung longgar di sekitarnya. Permukaan yang terbuka ini
bernamafontanels, yang memungkinkan sejumlah deformasi tengkorak saat lahir.
Hal ini penting dalam proses kelahiran, kepala bayi yang besar dapat melewati
jalur lahir.Setelah lahir, tulang-tulang pada tepi fontanels menghilangkan daerah-
daerah yangterbuka ini dengan cepat, menyisakan sambungan tulang yang berupa
sutura periosteum yang tipis selama beberapa tahun, terkadang akan menyatu
pada saatdewasa.Fungsi fontanels: memungkinkan fleksibilitas tempurung kepala
selama proseskelahiran.Meskipun ukurannya kecil, aposisi tulang baru pada
sutura-sutura ini merupakanhal yang penting dalam mekanisme pertumbuhan
cranial vault. Walaupun sebagian besar pertumbuhan cranial vault terjadi pada

8
sutura, terdapat kemungkinandihilangkannya tulang dari permukaan dalam
cranial vault, dan pada saat yang sama,tulang baru bertambah pada permukaan
luar. Proses pembentukan kembali tulang-tulang pada permukaan dalam dan luar
ini memungkinkan perubahan bentuk selama pertumbuhan. 4

2.3 Kompleks Nasomaksila

Pertumbuhan didefinisikan sebagai peningkatan ukuran fisik sel, jaringan


organ, atau organisme secara keseluruhan, disertai dengan diferensiasi dan
perubahan bentuk. Pengertian tumbuh makhluk hidup adalah perubahan yang
terjadi sebagai fungsi waktu dari waktu, yang meliputi modifikasi ukuran fisik,
bentuk, atau posisi dari suatu struktur. Selain mengalami perubahan ukuran dan
bentuk, pertumbuhan mencakup hubungan yang konstan pada semua bagian yang
terpisah dan setiap bagian dari komponen regional. Setiap perubahan di suatu
bagian harus secara proporsional sepadan dengan bagian lainnya. Tujuannya
adalah untuk mempertahankan dan mencapai keseimbangan fungsional dan
struktual secara keseluruhan melalui pertumbuhan dan adjustment yang sesuai di
bagian-bagian lain, baik yang berdekatan maupun yang berjauhan. Dengan
demikian pertumbuhan di suatu regio, local atau bagian tidak berdiri sendiri, ada
suatu saling kaitan untuk mencapai keadaan yang seimbang. Sebagai contoh
bentuk luar hidung dan fasial tidak hanya ditentukan oleh cetak biru genetic yang
berada dalam bagiannya sendiri. Demikian juga lebar interorbital dan kompleks
nasomaksila yang berbatasan dengan basis cranium. Faktor determinan
pertumbuhan dari masing-masing bagian tersebut merupakan gabungan dari factor
genetic, epigenetic, atau jaringan lunak di dalam regio tersebut.5
Prinsip utama tumbuh kembang skelet kraniofasial adalah displacement dan
remodeling permukaan tulang. Pada basis cranium, tipe pertumbuhan
displacement di bidang sagittal terjadi pada synchondrosis spheno-occipital dan
pada sutura spheno-frontal. Aposisi pada tulang glabella dan tepi anterior foramen
magnum memperpanjang basis cranium eksternal. Perubahan ukuran tulang
cranium dengan adanya pertumbuhan ke anterior, kompleks nasomaksila turut
bergerak ke anterior. Perubahan posisi tuberositas maksila dpat dilihat terhadap
garis rujukan vertical. Pada keadaan ini secara simultan terjadi pertumbuhan di

9
bagian posterior tuberositas maksila yang banyaknya ekuivalen dengan
counterpartnya, yaitu fosa cranium anterior dan lengkung tulang maksila.6
Ekspansi dari fosa cranium medial memberikan pengaruh displacement
sekunder basis cranium anterior, kompleks nasomaksila dan mandibula. Hal ini
disebabkan batas posterior kompleks fasial bertepatan dengan batas antara fosa
cranium anterior dan medial, pembesara arah horizontal fosa cranium medial
menyebabkan displacement ke anterior pada fosa cranium anterior dan kompleks
nasomaksila. Banyaknya displacement ke horizontal mandibula lebih sedikit,
akrena sebagian besar pembesaran dari fosa cranium medial terjadi di anterior
kondilus.
Secara anatomis suturan pada kompleks nasomaksila berhubungan dengan
sutura yang ada pada basis cranium dan kalvarium. Perubahan yang terjadi karena
pertumbuhan di suatu regio basis cranium seperti pada sudut artikulare (<SArGo)
atau sudut saddle (<NSAr) akan mempengaruhi tipe fasial atau prognatisme fasial.
Letak maksila berada di bawah basis cranium anterior, sedangkan
mandibula terletak di bawah fosa cranium medial, oleh karena itu pertumbuhan
basis cranium menjadi sangat penting untuk menentukan hubungan antar rahang
atas dan rahang bawah, termasuk perkembangan oklusi.
Dengan tumbuhnya sinchondrosis, tulang-tulang sfenoid, frontal, dan
kompleks maksila bergerak ke anterior dalam hubungannya terhadap fosa glenoid.
Disamping itu dengan pertumbuhan sutura sfeno frontal, tulang frontal dan
kompleks maksila bergerak ke anterior dalam hubungannya terhadap tulang
sfenoid. Pertumbuhan sutura-sutura di maksila, membawa maksila bergerak ke
inferior dan anterior dalam hubungannya terhadap basis cranium anterior.
Hubungan sagittal antar rahang atas dan rahang bawah dipertahankan dengan
adanya pertumbuhan yang nyata dari mandibula.7

2.4 Mandibula secara Embrionik

Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobile dan


merupakan tulang yang sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital
antara lain pengunyahan, pemeliharaan jalan udara, berbicara, dan ekpresi wajah.
Mandibula adalah tulang pipih berbentuk “U” dengan mekanisme pertumbuhan

10
melalui proses osifikasi endokondral maupun aposisi periosteal (osifikasi
intramembranosa) dan di mandibula merupakan tempat melekatnya otot-otot serta
gigi. Pertumbuhan mandibula ada dua macam yaitu:

A. Pola pertama, bagian posterior mandibula dan basis kranium tetap,


sementara dagu bergerak ke bawah dan ke depan
B. Pola kedua, dagu dan korpus mandibula hanya berubah sedikit
sementara pertumbuhan sebagian besar terjadi pada tepi posterior
ramus, koronoid dan kondilus mandibula.

Gerakan pertumbuhan mandibula pada umumnya dipengaruhi oleh


perubahan yang terjadi di maksila. Dagu bergerak ke bawah dan depan hanya
sebagai akibat pertumbuhan kondilus dan tepi posterior ramus mandibula. Korpus
mandibula bertambah panjang melalui aposisi tepi posteriornya, sementara ramus
bertambah tinggi melalui osifikasi endokondral pada kondilus dan remodeling
tulang. Selain tumbuh ke bawah dan ke depan, mandibula juga tumbuh ke lateral
melalui aposisi permukaan lateral korpus, ramus, dan alveolaris mandibula. Untuk
mengimbangi aposisi lateral, terjadi resorpsi pada permukaan lingualnya.

Pembentukan prosesus alveolaris dikontrol oleh erupsi gigi dan resorpsi bila
gigi tanggal ataupun diekstraksi. Gigi pada kedua lengkung tidak menjadi protrusi
ketika maksila dan mandibula tumbuh dan berpindah tempat karena adanya relasi
interkuspal gigi. Pertumbuhan prosesus alveolaris sangat aktif selama erupsi dan
berperan penting selama erupsi serta terus memelihara hubungan oklusal selama
pertumbuhan vertikal maksila dan mandibula.

Walaupun mandibula merupakan single bone, namun mandibula merupakan


sebuah skeletal units yang masing-masing berhubungan dengan jaringan-jaringan
halus di sekitar yang disebut dengan functional matrices. Functional matrices
merupakan penentu utama pertumbuhan skeletal units. Bagian kanan dan kiri
mandibula pada bayi yang baru lahir masih terpisah, kemudian menyatu pada
midline mental symphisis selama tahun pertama.

Lokasi utama pertumbuhan post-natal mandibula adalah: endochondral


apposition pada tulang rawan condylar dan intramembraneous apposition pada

11
aspek posterior. Pada saat lahir, condyle tumbuh lebih mengarah horizontal
sehinggan condylar tumbuh memanjang Sedangkan, pada anak-anak,
pertumbuhan lebih mengarah vertikal sehingga pertumbuhan condylar meninggi.
Pertumbuhan mandibula berlangsung hingga akhir masa remaja, sekitar umur 20
tahun.8

12
2.5 Kurva Pertumbuhan

Tubuh manusia terdiri atas empat jaringan utama yaitu neural,


somatik (termasuk otot dan tulang), limfoid dan genital/seksual. Tidak
semua sistem jaringan pada tubuh tumbuh dengan kecepatan yang sama.
Pertumbuhan jaringan neural selesai pada usia 6-7 tahun. Jaringan sel
tubuh umum, termasuk otot, tulang dan isi rongga perut menunjukkan
kurva bentuk “S”, dengan perlambatan yang pasti pada kecepatan
pertumbuhan selama anak-anak dan mengalami percepatan selama
pubertas. Jaringan limfoid berkembang dari akhir masa anak-anak sampai
dewasa yang mengalami penurunan pada waktu yang sama ketika
pertumbuhan jaringan genital mengalami percepatan. Gambaran dari
empat jaringan pada tubuh tersebut terlihat pada kurva Scammon (Gambar
2).
Aspek bertambah dalam ukuran terjadi pada pertumbuhan tubuh
secara umum. Pertumbuhan kepala menggambarkan aspek differential
growth. Ukuran kepala bayi bertambah setelah dewasa, tetapi bila
dibandingkan dengan ukuran tubuh secara keseluruhan, kepala dewasa
akan tampak berkurang ukurannya bila dibandingkan dengan kepala bayi.
Aspek ketiga, yaitu negative growth digambarkan oleh jaringan limfoid.
Jaringan limfoid pada orang dewasa akan berkurang jumlah dan
ukurannya dibandingkan pada masa akhir anak-anak.
Pada tahap seluler, pertumbuhan memiliki tiga kemungkinan. Yang
pertama adalah peningkatan ukuran sel itu sendiri yang disebut hipertrofi.
Kemungkinan kedua adalah pertambahan jumlah sel, yang disebut
hiperplasia. Kemungkinan ketiga adalah sel akan mensekresi ekstraseluler
material yang akan meningkatkan ukuran sel tersebut tanpa bergantung
pada jumlah sel itu sendiri. Pertumbuhan terjadi karena proses modelling
dari tulang. Remodelling tulang diartikan bahwa tulang mengalami
perubahan bentuk. 9

13
Gambar 2. Kurva Scammon. Kurva yang memperlihatkan perbedaan beberapa
sistem jaringan pada tubuh. Jaringan neural, pertumbuhan selesai pada usia 6-7
tahun. Jaringan sel tubuh umum menunjukkan bentuk pola “S”. Terlihat
perlambatan pertumbuhan saat anak-anak dan mengalami percepatan saat
pubertas. Jaringan limfoid mencapai puncak pertumbuhan mendekati masa
pubertas atau selama masa akhir anak-anak dan mengalami penurunan saat
pubertas bersamaan ketika terjadi percepatan pertumbuhan genital. Jaringan
Genital, karakteristik seksual sekunder mulai muncul selama pubertas dan
mencapai puncak sampai usia 20 tahun.

Pada manusia, kecepatan pertumbuhan yang paling cepat terjadi


pada permulaan diferensiasi seluler dan terus meningkat hingga lahir.
Pertumbuhan yang terjadi setelah kelahiran tidak terjadi dengan
kecepatan yang datar. Ada saat dimana terjadi peningkatan pertumbuhan
dengan cepat yang disebut Growth Spurt. Growth Spurt penting karena
pada saat inilah perawatan yang memerlukan modifikasi pertumbuhan
dapat dilakukan, sedangkan perawatan yang memerlukan tindakan bedah
harus ditunda hingga masa tersebut selesai. 9

Kurva Pertumbuhan Abnormal

14
Penyebab malformasi kongenital mungkin bersifat herediter dan /
atau lingkungan (genetik dan epigenetik). Mayoritas cacat bawaan adalah
hasil interaksi antara faktor keturunan dan lingkungan yang terjadi pada
waktu perkembangan tertentu. Baru-baru ini dilaporkan bahwa kehadiran
protein SHH diperlukan untuk pertumbuhan keunggulan frontonasal
(tahap 23 anak ayam). Pemberian sinyal dari protein ini sangat penting
untuk perkembangan normal wajah bagian tengah dan atas.

Di luar pemeriksaan pranatal dan konseling orang tua. tidak banyak


yang bisa dilakukan untuk mengurangi bahaya keturunan pada manusia.
Eksperimen baru-baru ini diarahkan untuk mengubah efek endowmen
genetik abnormal melalui perubahan lingkungan, seperti pengurangan stres
dan perubahan pola makan.

Pengetahuan manusia yang meningkat tentang agen lingkungan


berbahaya (teratogen) dan waktu efek maksimumnya pada perkembangan
janin sangat penting dalam memahami dan mencegah malformasi
semacam itu. Manusia yang sedang berkembang paling tidak rentan
terhadap terogen selama periode proliferasi (2 atau 3 minggu pertama).
Pada saat itu kerusakan dapat dikompensasi oleh sel-sel yang tersisa yang
belum menjadi berkomitmen atau dibedakan. Periode embrionik (ketiga
hingga delapan minggu) adalah periode waktu paling kritis karena

15
merupakan periode diferensiasi jaringan dan organ. Pada saat ini, agen
teratogenik mungkin sangat efektif dan menghasilkan banyak malformasi.
Selama periode janin (akhir minggu kedelapan sampai kelahiran)
kerentanan terhadap terogen menurun dengan cepat dan hanya
menyebabkan sedikit kerusakan kecil (Gambar 1.33)10

2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


Pertumbuhan fisik manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
genetik, nutrisi, kontrol neural, penyakit, tren sekular, musim dan irama
sirkadian, dan terakhir adalah hormon. Mungkin hampir semua produk
kelenjar endokrin akan mempengaruhi pertumbuhan. Hormon
pertumbuhan yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari penting untuk
pertumbuhan postnatal. Hormon pertumbuhan mengatur kecepatan sintesis
protein yang penting untuk proliferasi sel kartilago, dengan demikian
memiliki pengaruh yang besar pada pertumbuhan tulang dan juga
pertumbuhan tinggi badan. Fungsi pertumbuhan dari hormon pertumbuhan
akan menjadi tidak efektif bila epifisis telah menutup. Hormon lain yang
mempengaruhi pertumbuhan adalah hormon thyrotrophic, hormon seks,
dan sekresi hormon paratiroid. Berbeda dengan pertumbuhan yang
didasarkan pada konsep pertambahan ukuran maupun jumlah sel,
perkembangan lebih mengacu kepada kondisi psikologis dan perilaku
seseorang. Perkembangan sering melibatkan peningkatan fungsi dari
berbagai organ dari mahluk hidup.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor, dapat dipengaruhi dari fase prenatal dan postnatal.
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia memiliki banyak proses
yang kompleks. Secara umum, fase perkembangan dibedakan atas masa
preimplantasi atau proliferasi (ovum) dimana pembentukan cakram
mudigah dan struktur aksial pertama (hari ke-4 sampai hari ke-6), masa
embrional sampai akhir minggu ke-8 ketika bakal sistem organ besar akan
dibentuk. Pada akhirnya masa fetal mulai minggu ke-9 sampai saat

16
kelahiran ketika proses diferensiasi utama dan pematangan organ
berjalan.9
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Tumbuh kembang manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya:

1. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbuh kembang anak. Melalu instruksi genetik yang terkandung di dalam
sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Faktor genetik terdiri dari berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologis dan jenis kelamin.9

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau


tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan lingkungan yang
kurang baik akan menghambatnya.9

a. Faktor Lingkungan Prenatal

Faktor lingkungan prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh


kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain adalah:

 Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang buruk sebelum terjadinya kehamilan maupun pada


waktu sedang hamil, sering melahirkan anak dengan berat badan
lahir rendah, selain itu juga dapat menyebabkan hambatan
pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, infeksi pada
bayi.9

 Mekanis

17
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan
kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian juga dengan
posisi janin pada uterus dapat mengakibatkan dislokasi panggul
dan tortikolis kongenital.9

 Toksin/zat kimia

Masa organogenesis dalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat


teratogen, misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin,
methadion, obat-obat anti kanker dapat menyebabkan kelainan
bawaan. Ibu hamil yang perokok berat/peminum alcohol kronis
dapat melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, cacat atau
retardasi mental.9

 Endokrin

Cacat bawaan sering terjadi pada ibu penderita diabetes yang hamil
dan tidak mendapat pengobatan pada trimester I kehamilan, umur
ibu kurang dari 18 tahun/lebih dari 35 tahun dan defisiensi yodium
pada waktu hamil.9

 Radiasi

Radiasi pada ibu hamil sebelum umur 18 minggu kehamilan dapat


menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau
cacat bawaan lainnya.9

 Infeksi

Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah


TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes
Simplex), varisela, Coxsackie, Echovirus, malaria, HIV, polio,
campak, listeriosis, leptospira, mikroplasma, virus influenza dan
virus hepatitis.9

 Stres

18
Stres yang dialami ibu saat kehamilan dapat mempengaruhi
tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan
kejiwaan dan lain-lain.9

b. Faktor Lingkungan Postnatal

Masa perinatal yaitu masa antara 28 minggu dalam kandungan


sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam
proses tumbuh kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak.
Trauma pada kepala akibat persalinan akan berpengaruh besar dan
dapat meninggalkan cacat yang permanen pada anak.

Ibu memiliki peranan yang penting pada ekologi anak selama


masa tumbuh kembang anak, yaitu pengaruh biologisnya terhadap
pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap
pertumbuhan pos natal dan perkembangan kepribadian. Pemberian
ASI merupakan plasenta eksternal karena payudara menggantikan
fungsi plasenta tidak hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi,
tetapi juga sangat mempunyai arti dalam perkembangan anak
karena seolah-olah hubungan ibu dan anak tidak terputus setelah
anak dilahirkan.

Beberapa faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan


anak setelah dilahirkan yaitu terdiri dari lingkungan biologis,
faktor fisik, faktor psiososial dan faktor keluarga dan adat istiadat.
Lingkungan biologis terdiri dari beberapa faktor, diantaranya yaitu
gizi, perawatan kesehatan, imunitas, dan penyakit kronis. Makanan
memegang peranan penting dalam tumbuh kembang anak,
kebutuhan makanan anak berbeda dengan orang dewasa. Satu
aspek yang perlu diperhatikan adalah keamanan pangan yang
mencakup pembebasan makanan dari berbagai racun fisika, kimia
dan biologis. Perawatan kesehatan yang teratur merupakan fakor
penting, pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin
setiap bulan akan menunjang pada tumbuh kembang anak.

19
Pemberian imunisasi akan membuat anak terhindar dari
penyakitpenyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh
kembangnya dan pendidikannya.

Faktor fisik terdiri dari beberapa faktor, diantaranya yaitu


cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi lingkungan
dan keadaan rumah. Musim kemarau yang panjang/adanya bencana
alam dapat berdampak pada tumbuh kembang anak karena dapat
menyebabkan asupan gizi yang kurang pada anak. Sanitasi
lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan
lignkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh
kembangnya. Akibat dari kebersihan yang kurang, anak akan
sering sakit, seperti diare, cacingan, tifus, hepatitis, malaria dan
demam berdarah. Keadaan perumahan yang layak dengan
konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya serta
tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.

Faktor psikososial diantaranya yaitu stimulasi, motivasi


belajar, teman sebaya, stress, cinta dan kasih sayang dan kualitas
interaksi anak-orang tua. Anak yang mendapat stimulasi yang
terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang/tidak mendapat stimulasi. Motivasi
belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar. Teman sebaya diperlukan
untuk proses sosialisasi dengan lingkungan anak, tetapi perhatian
dari orang tua tetap dibutuhkan untuk memantau dengan siapa anak
tersebut bergaul. Stress pada anak juga berpengaruh terhadap
tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, rendah
diri, terlambat bicara dan nafus makan menurun. Salah satu hak
anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan
kasih sayang dan perlakuan yang adil dari orang tuanya agar anak
tidak tumbuh menjadi anak yang sombong dan bisa memberikan
kasih sayang kepada sesamanya. Interaksi timbale balik antara

20
anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.
Anak akan terbuka kepada orang tuanya sehingga komunikasi
dapat dua arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama
karena adanya kedekatan dan kepercayaan antara orang tua dan
anak.

Faktor keluarga dan adat istiadat diantaranya yaitu pendapatan


keluarga dan pendidikan orang tua. Pendapatan keluarga yang
memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua
dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer
maupun sekunder. Pendidikan orang tua yang baik Embriologi dan
Tumbuh Kembang Rongga Mulut 18 akan membuat orang tua
dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
pengasuhan anak yang baik.9

BAB 3

PENUTUP

21
3. 1 Kesimpulan
Penting untuk setiap dokter gigi mengetahui teori-teori tentang tumbuh
kembang kraniofasial yang dikemukakan oleh berbagai ahli dengan latar belakang
pemahaman yang berbeda-beda. Kita harus juga memahami tumbuh kembang
basis cranium, dimana basis cranii merupakan kumpulan tulang-tulang yang
terletak dibawah otak dan menjadi pembatas antara cranium dan wajah. Lalu ada
tumbuh kembang cranium vault, dimana cranium vault ialah tulang yang menutup
bagian atas atau permukaan luar otak. Ruang kranium merupakan tulang pipih
yang dibentuk secara langsung melalui pembentukan tulang (osifikasi) secara
intramembran, tanpa didahului pembentukan kartilago, tumbuh kembang
kompleks nasomaksila, lalu ada tumbuh kembang mandibular, dimana mandibula
merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobile dan merupakan tulang yang
sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital antara lain pengunyahan,
pemeliharaan jalan udara, berbicara, dan ekpresi wajah, juga memahami
bagaimana kurva pertumbuhan, dan beberapa factor yang mempengaruhi
pertumbuhan seperti factor genetic dan factor lingkungan.

22
DAFTAR PUSTAKA
1. Sobotta J, Paulsen F, Waschke J, Klonisch T, Hombach-Klonisch S.
Sobotta : atlas of human anatomy [Vol. 1], [Vol. 1],. München:
Elsevier/Urban & Fischer; 2011.
2. Singh G. Textbook of orthodontics. 2015.
3. Aa
4. Bb
5. Berkovitz, B. K., Holland, G. R., & Moxham, B. J. (2017). Oral Anatomy,
Histology and Embryology E-Book. Elsevier Health Sciences.
6. Dwi, Laelia. 2018. “Premature Loss dan Perkembangan Rahang” dalam
Insisiva Dental Journal.

7. Alexander, M.A., Matthews, D. J. 2010. Pediatric Rehabilitation Fourth


Edition. United States of America. Demos Medical Publishing.

8. Retno hayati : Kajian Tumbuh Kembang Dentokraniofasial untuk


Kedokteran Gigi. Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. 2003;10
(Edisi Khusus): 454-461
9. Primasari A. Embriologi dan Tumbuh Kembang Rongga Mulut. Medan:
USU Press, 2018: 4-6 dan 14-18
10. Avery, JK. Oral Development and Histology, 3rd edition. New York:
Thieme Medical Publishing, 2002: 16

23

Anda mungkin juga menyukai