PRAKTIKAN:
NAMA :………………………………………………………
STAMBUK :………………………………………………………
KELOMPOK :………………………………………………………
ASISTEN :……………………………………………………….
MAKASSAR
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Pedoman Praktikum Dental
Anatomi dan Orocollifacial ini, setelah berbagai hambatan yang harus dilalui. Kami sadar
bahwa pedoman praktikum ini masih jauh dari sempurna. Kami terbuka terhadap kritikan
dan saran agar dapat menyusun yang lebih baik dimasa mendatang, sehingga bagian Dental
Anatomi dan Orocollifacial dapat memberikan bahan ajar yang selalu mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang terbaru oleh karena bahan kuliah Dental
Anatomi dan Orocollifacial yang baik, sangat diperlukan oleh mahasiswa/i kedokteran gigi
untuk menjadi dasar dalam mempelajari bidang-bidang ilmu kedokteran gigi lebih lanjut.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan diktat kuliah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga penuntun praktikum inibermanfaat bagi sejawat dan kalangan
mahasiswa/i. Aamiin...
TIM PENYUSUN
OROCOLLIFACIAL
ii
KOORDINATOR BLOK
SEKRETARIS BLOK
SEKERTARIS BENDAHARA
Andi Tenri Rezki Oji Alvian Akbar Zakiyah Wahyuni Khairih Bin Tahir
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iv
Tata Tertib......................................................................................................................... v
BAB II Orocollifacial......................................................................................................... 4
BAB IV Embriologi........................................................................................................... 30
BAB VI Nomenklatur........................................................................................................ 40
BAB X Morfologi.............................................................................................................. 63
Daftar Pustaka
iv
TATA TERTIB PRAKTIKUM
……………………… ……………..
vi
BAB I
1.1 ALAT
1
Gergaji Kecil Penggaris
1.2 BAHAN
Spirtus Air
2
Korek Api Pensil dan Penghapus
Koran Gunting
3
BAB II
ANATOMI OROCOLIFACIAL
A. TULANG (OS)
Os Frontale adalah tulang tunggal yang besar pada garis tengah yang
Os Parietale adalah sepasang tulang yang melindungi otak bagian atas, lateral
dan posterior.
saraf ke wajah dan mulut. Os temporale selain menjadi lantai dasar otak, juga
Ada beberapa tulang yang membentuk penampilan wajah kita sekarang ini.
Tulang fasial terletak di bawah dahi, dan sebagian besar menyusun bagian anterior
cranium. Lima tulang utama pada wajah adalah, mandibula, dua maxilla, dan dua
os zygomaticum. Tulang wajah yang lebih kecil terdiri atas os vomer, dua os
(turbinate).
4
A. TEMPOROMANDIBULA JOINT (TMJ)
Ada tiga bagian artikulasi untuk setiap TMJ : Condylus mandibulae, fossa
5
B.2. Ligamentum yang mendukung dan membatasi gerakan sendi
6
A. OTOT-OTOT (MUSCULUS) MULUT
7
C.2. Ringkasan otot-otot yang menggerakkan dan mengontrol mandibula
Elevasi mandibula
kontraksi bilateral dari tiga pasang otot. Musculus temporalis (serabut vertikal)
mandibula sampai pada posisi dimana mandibula akan mendapat tekanan nyata
yang di aplikasikan oleh dua pasang otot (menutup mulut) lainnya. Musculus
Depresi mandibula
Retrusi
8
Protrusi
Gerakan lateral
merupakan nervus yang khusus mempersarafi bagian rongga mulut. Nervus trigeminus
merupakan saraf terbesar diantara nervi cranialis yang lain dan merupakan saraf sensorik
Nervus trigeminus bercabang menjadi tiga divisi utama (atau tiga cabang saraf) .
mandibularis).
menyuplai sensasi umum (sentuhan, rasa sakit, tekanan dan temperatur) pada kulit
dari sepertiga atas wajah termasuk kulit dahi dan bagian anterior kulit kepala, serta
kulit di sekitar bola mata, kelopak mata, dan hidung, dan bagian dari mukosa nasal
9
D.2. Divisi 2 (Nervus Maxillaris)
rasa sakit, tekanan dan temperatur) ke kulit sepertiga tengah wajah dan palatum,
keluar dari neurocranium melalui foramen ovale. Berjalan ke dalam ruang di medial
arcus zygomaticus dan ramus mandibulae, serta inferior dari os temporale, di sebut
spatium infratemporalis.
10
A. PEMBULUH DARAH (VASCULAR) RONGGA MULUT
E.1. Arteri
Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang berjalan dari jantung ke
gigi.
11
E.2. Vena
Vena cenderung lebih lurus dari arteri. Dalam banyak hal, perjalanan hampir
mirip arteri. Tetapi pembuluh darah vena adalah pembuluh darah balik yang artinya
dia membawa darah dari gigi kembali ke jantung beda dengan arteri yang membawa
12
13
E.3. Pembuluh limfa
jaringan yang di luar dari kapiler darah kemudian mengembalikan cairan ini ke sistem
vaskular. Pada area kapiler arteri, tekanan darah melebihi tekanan osmotik, sehingga
cairan lolos ke dalam ruang jaringan. Pada area kapiler vena, tekanan darah lebih
rendah, dan tekanan osmotik menjadi lebih tinggi, memaksa 90% cairan jaringan
kembali pada area kapiler vena. Sedangkan 10% lainnya adalah limfa, yang berjalan
ke dalam lumen kapiler limfe dan kemudian dikumpulkan dalam nodus dan
kanker, jumlah cairan terlepas abnormal (bersama sel-sel khusus untuk melawan
Infeksi di daerah dagu dan struktur di dekatnya termasuk ujung lidah, jaringan
sekitar incisivum bawah bagian depan lantai mulut, bibir bawah, dan gingiva dialirkan
atas permukaan glandula salivarius submandibularis dan dapat dipalpasi medial dan
anterior dari angulus mandibulae, dengan nodus yang paling menonjol dari rantai ini
Nodi submandibulare mengalirkan limfe pada struktur intraoral yang lain, termasuk
semua gigi atas dan bawah, gingiva facial dan palatal (kecuali di sekitar gigi anterior
rahang bawah), lantai dasar mulut bagian posterior, sisi samping lidah bagian anterior,
pipi dan bagian samping hidung, bibir atas dan bagian lateral bibir bawah. Sinus
14
Nodi parotidicus terletak di atas glandula parotis di depan telinga, menerima
limfa dari daerah di sekitar glandula parotis, termasuk kulit kepala, telinga, pipi, dan
kelopak mata. Nodi parotidei dan nodi submandibulare, dan limfa yang berlebihan
yang disebabkan dari radang tenggorokan, mengalirkan cairan limfe ke dalam nodi
seperti jerawat atau ulcer aptosa terbentuk pada bibir bawah, akan berdrainase ke nodi
dengan nodi parotidei dari sisi wajah, akan berdrainase ke nodi servicale.
Pembengkakan nodus servikalis dapat disebabkan oleh infeksi pada bibir bawah.
Dari sini, limfe kembali melalui drainase vena dari sistem kardiovaskular. Pada
sisi kiri, drainase melalui ductus thoracicus, yang mengalirkan limfe ke dalam vena
pada pertemuan antara vena subclavia sinistra dan vena jugularis interna, yang
isinya pada pertemuan antara vena subclavia dextra dan vena jugularis interna.
15
BAB III
TERMINOLOGI
Terminologi anatomi gigi merupakan istilah-istilah yang digunakan dalam anatomi gigi
Terminologi ini tidak hanya untuk kepentingan mempelajari anatomi gigi saja tetapi
merupakan dasar dari istilah-istilah yang sering dijumpai dalam bidang kedokteran gigi.
Tujuan mempelajari terminologi agar memudahkan kita untuk memahami anatomi gigi itu
sendiri sekaligus agar diperoleh persamaan persepsi dalam bidang kedokteran gigi baik
tempat cavum orbita, cavum nasalis, palatum, serta melekat pada tengkorak dan
mastikasi.
16
Maksila Mandibula
Menurut buku senarai istilah kedokteran gigi, Garis median adalah garis yang berada di
tengah suatu tubuh atau struktur (wajah) yang membagi wajah menjadi dua bagian yang
d. Foramen insisivus.
f. Spina mentalis.
17
3.4 Terminologi Berdasarkan Arah
a. Superior : atas
b. Inferior : bawah
c. Dextra : kanan
d. Sinistra : kiri
e. Anterior : depan
f. Posterior : belakang
3.5 Dentisi
Dentisi adalah kelompok gigi geligi yang terdapat pada kedua rahang. Pada manusia
dikenal 2 macam dentisi, yaitu dentes decidui (primary dentition) yaitu gigi sulung yang
keseluruhan berjumlah 20 dan dentes permanentes (permanent dentition) yaitu gigi permanen
a.1. Insisivus ( I ) : berjumlah 4 pada rahang atas dan rahang bawah. Dan berjumlah 2
pada kuadran kanan dan kiri yaitu insisivus sentral (I1) yang berada didekat garis
median dan insisivus lateral (I2) yang berada setelah I2 dari garis median.
18
a.2. Caninus (C) : berjumlah 2 pada rahang atas dan rahang bawah. Dan berjumlah 1
a.3. Molar (M) : berjumlah 4 pada rahang atas dan rahang bawah. Dan berjumlah 2
pada kuadran kanan dan kiri yaitu molar pertama (M1) dan molar kedua (M2).
b.1. Insisivus ( I ) : berjumlah 4 pada rahang atas dan rahang bawah. Dan berjumlah 2
pada kuadran kanan dan kiri yaitu insisivus sentral (I1) yang berada didekat garis
median dan insisivus lateral (I2) yang berada setelah I2 dari garis median.
b.2. Caninus (C) : berjumlah 2 pada rahang atas dan rahang bawah. Dan berjumlah 1
b.3. Premolar (P) : berjumlah 4 pada rahang atas dan rahang bawah. Dan berjumlah
2 pada kuadran kanan dan kiri yaitu Premolar pertama (P1) dan premolar kedua
(P2).
19
b.4. Molar (M) : berjumlah 6 pada rahang atas dan rahang bawah. Dan berjumlah 3
pada kuadran kanan dan kiri yaitu molar pertama (M1), molar kedua (M2), dan
a. Gigi anterior : terdiri dari caninus kanan sampai caninus kiri baik pada rahang atas
b. Gigi posterior : terdiri dari premolar pertama (P1) sampai molar ketiga (M3) baik
pada regio kanan atau kiri maupun rahang atas atau bawah.
20
3.8 Bagian-Bagian Gigi
a. Mahkota anatomis/corona anatomica : bagian dari gigi (dalam mulut atau pada
a. Akar anatomis/radix anatomica : bagian dari gigi yang ditutupi oleh sementum.
b. Akar klinis/radix clinica : bagian gigi yang tidak terlihat karena ditutupi oleh
gingiva.
3.8.2 Enamelum (enamel) = email : Lapisan keras gigi yang berwarna putih, translusen, dan
warna dari gigi. Makin tipis email, maka gigi tampak semakin kuning oleh karena
3.8.3 Dentinum (dentine) = dentin : Jaringan keras yang membangun bagian terbesar gigi
3.8.4 Sementum : lapisan luar gigi yang berwarna kuning dan menutupi dentin pada radix
anatomica.
3.8.5 Pulpa : jaringan lunak pada kavitas atau ruang ditengah mahkota dan akar yang disebut
21
3.8.6 Apex radicis dentis yaitu bagian dari akar yang merupakan ujung dari akar gigi.
3.8.7 Apex cuspidis : titik tertinggi suatu cuspis dentis (puncak gigi).
3.8.8 Linea cervicalis (cervical line) = garis servikal : junction cement enameli (cement
enamel junction) : Garis batas antara corona anatomica dengan radix anatomica
3.8.9 Cingulum : suatu ketinggian yang terdapat pada 1/3 cervical permukaan palatinal atau
22
3.8.10 Fissura pertumbuhan (developmental groove) : suatu celah atau parit sempit
berbatas tajam yg terbentuk selama perkembangan gigi dan biasanya memisahkan lobi
atau bagian utama gigi. Kalau celah tersebut dangkal disebut sulcus dan kalau dalam
disebut fissure.
3.8.11 Fissura tambahan (suplemental groove) : suatu parit kecil & tidak teratur yg
3.8.12 Fossa (e) : suatu cekungan atau kedalaman yang ditemukan pada permukaan lingual
beberapa gigi anterior atau pada permukaan occlusal semua gigi posterior.
3.8.13 Fovea (Pit)/ Foveola : suatu cekungan kecil (dan kadang-kadang dalam) yg terdpt pd
tempat persilangan dua atau lebih fissura pertumbuhan. Fovea juga kadang2 terdpt pd
23
3.8.14 Crista (crest = ridge) = galengan = pemateng
distal permukaan lingual gigi anterior, atau pada pinggiran mesial atau distal
berjalan turun dari setiap apex cuspidis kearah pusat permukaan gigi posterior.
24
e. Crista obliqua (obliqua ridge) : suatu ketinggian pada gigi molar rahang atas yang
menyilang permukaan occlusal secara miring & merupakan perpaduan dua crista
distobuccalis.
permukaan gigi:
c. Facialadalah muka
f. Sisi distal adalah sisi yang bertolak belakang dengan garis tengah
25
b. Atas : Permukaan Palatal adalah permukaan gigi yang menghadap ke palatum.
gigi sebelahnya, yang terletak dalam satu lengkung gigi; permukaan mesial dan
permukaan distal.
g. Permukaan insisal adalah permukaan gigi yang digunakan untuk memotong dan
26
3.9.2 Permukaan gigi posterior
a. Permukaan bukal adalah permukaan gigi yang menghadap pada bukal (pipi).
d. Permukaan proksimal
e. Permukaan mesial
f. Permukaan distal
g. Permukaan oklusal adalah permukaan gigi yang menghadap ke arah garis oklusi
27
3.10.2 Poin angle (titik sudut)
tersebut.Sebagai contoh, pertemuan dari permukaan mesial, buccal dan oklusal pada
3.11 Oklusi
Oklusi adalah hubungan kontak antara gigi-gigi dirahang atas dengan gigi-gigi di
a. oklusi sentris: merupakan hubungan kontak antara gigi-gigi di rahang atas dan rahang
28
b. oklusi aktif: merupakan hubungan kontak antara gigi-gigi rahang atas dan rahang
Relasi sentris adalah hubungan mandibula dengan maksilla, dimana kedua kepala sendi
(kaput) berada pada keadaan paling dorsal dalam cekungan sendi (fosa glenoid) tanpa
29
BAB IV
EMBRIOLOGI GIGI
Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang dari
interaksi antara sel epitel rongga mulut dan sel bawah mesenkim. Setiap gigi berbeda secara
anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya adalah sama pada semua gigi.
Tanda – tanda pertama dari perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah
anterior mandibula pada usia 5-6 minggu. Setelah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di
daerah anterior maksila, perkembangan berlanjut kea rah posterior dari kedua rahang.
Pembentukan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Lamina gigi adalah suatu
pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut (ektodermal) yang meluas
sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat gigi-geligi akan muncul
kemudian. Lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar masenkim. Lapisan ektodermal
pulpa, semen, membran periodontal, dan tulang alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan
a. Tahap pertumbuhan
a.1. tahap inisiasi
a.2. Tahap Proliferasi
a.3. Tahap histodiferensiasi
a.3. Tahap morfodiferensiasi
b. Erupsi intraoseus
b.1. Tahap Aposisi
b.2. Tahap Kalsifikasi
c. Tahap erupsi
d. Atrisi erupsi
e. Resorpsi.
30
Gmbar 4.1. Tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi. (A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud
stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi, Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut
dengan tahap kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I) Resesi gingiva dan
kehilangan jaringan pendukung sehingga terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler.
A. TAHAP PERTUMBUHAN
31
Gambar 4.4 tahap inisiasi. (1) Proliferated oral epithelium (2) Dental lamina (3) Permanent teeth ridge (4)
Enamel organ (5) Jaw mesenchyme (6)Oral cavity.
Tahap ini merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Tahap
inisiasi merupakan penebalan jaringan ektodermal dan pembentukkan kuntum gigi yang
dikenal sebagai organ enamel pada minggu ke-10 IU (intrauteri). Perubahan yang
paling nyata dan paling dominan adalah proliferasi jaringan ektodermal dan jaringan
mesenkimal yang terus berlanjut Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut
berproliferasi lebih cepat daripada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang
Bila terjadi gangguan pada tahap inisiasi akan mengakibatkan kelainan dalam
jumlah gigi yaitu anadonsia (jumlah gigi kurang dari normal) dan hiperdonsia/ gigi
32
A.2. Tahap Proliferasi (Cap Stage)
Gambar 4.8 Cup stage. (1.) Dental papilla (2) Dental sac (3) Internal enamel epithelium / inner dental
epithelium (4)External enamel epithelium / outer dental epithelium (5) Jaw mesenchyme (6 )Proliferated
epithelium of the oral cavity (7)Dental lamina (8)Permanent teeth ridge (9)Stellate reticulum.
Tahap ini dimulai pada minggu ke-11 IU, lapisan sel-sel mesenkim yang berada
papila gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel
mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous,
disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang
alveolar.
Bila terjadi gngguan pada tahap ini kan mengakibatkan kelainan dalam jumlah gigi
33
A.3. Tahap Histodiferensiasi (Bell Stage)
Tahap ini adalah spesialisasi dari sel-sel, yang mengalami perubahan histologist
dalam susunannya. Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam
(inner email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai
ameloblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila
imperfekta.
34
A.4. Tahap Morfodiferensiasi (Late Bell Stage)
Pada tahap ini susunan dari sel-sel pembentuk sepanjang dentino enamel dan
dentino cemental junction yang akan datang, yang memberi garis luar dari bentuk dan
Pada tahap ini Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan
untuk menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum
deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian
dalam tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas
junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap macam
gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel ameloblas
dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya
Gambar 4.14. Tahap morfodiferensiasi (late bell stage) dan keterangannya (1) Stellate Reticulum (2) internal
enamel epithelium (3) Enamel (4) Dentin (5) Predentin (6) lapisanodontoblas (7) dental papilla (8)
Ameloblast
35
Bila terjadi gangguan pada tahap ini akan mengakibatkan kelainan dalam bentuk
dan ukuran gigi seperti Hutchinson, mulberry molar, makrodonsia dan mikrodonsia.
B. ERUPSI INTRAOSEUS
Tahap aposisi adalah pengendapan dari matriks enamel dan dentin dalam lapisan
tambahan. Pada tahap ini Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email,
dentin, dan sementum. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke
36
B.2. Tahap Kalsifikasi
kalsium. Tahap ini merupakan suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam
kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami
deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan
Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi
seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh
faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk mahkota
C. TAHAP ERUPSI
Tahap Erupsi adalah Pergerakan gigi ke dalam rongga mulut. Erupsi gigi merupakan
suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari awal pembentukan melalui beberapa
Ada dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif.
Erupsi aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak
mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai mencapai
oklusi fungsional dalam rongga mulut, sedangkan erupsi pasif adalah pergerakan gusi ke
arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang dan akar klinis bertambah
pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan epitel di daerah apikal.
Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di rongga mulut,
yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus, molar satu, dan molar dua
dimana terdapat sepasang pada maksila dan mandibula masing-masing.Pada usia 6 bulan
setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula yang merupakan gigi yang pertama
37
muncul di rongga mulut, dan berakhir dengan erupsinya gigi molar dua maksila sedangkan
Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun kecuali gigi
permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring dengan pertumbuhan
D. ATRISI ERUPSI
Atrisi adalah ausnya permukaan gigi karena lamanya pemakaian waktu berfungsi.
E. RESORPSI
Resorpsi adalah penghapusan dari akar-akar gigi susu oleh aksi dari osteoklast.
38
BAB V
MASA ERUPSI
i1 i2 c m1 m2
7,5 9 18 14 24
6 7 16 12 20
I1 I2 C P1 P2 M1 M2 M3
39
BAB VI
NOMENKLATUR
Nomenklatur adalah cara menulis gigi-geligi. Ada beberapa cara nomenklatur, yaitu :
1. Cara Zsigmondy
2. Cara Palmer’s
3. Cara 2 Angka (FDI = Federation Dental International)
4. Cara Amerika
5. Cara Applegate
6. System Scandinavian
7. Cara Haderup
8. Cara G. B. Denton
9. Cara Utrecht / Belanda
1. Cara Zsigmondy
Gigi geligi dinyatakan dalam angka 1-8 untuk gigi permanen di mulai dari insisivus
pertama sampai molar ketiga dan huruf A-E untuk gigi decidui dimulai dari insisivus
Gigi Tetap
87654321 12345678
87654321 12345678
Gigi Decidui
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
40
Contoh: 2 = Incisivus lateral kiri RA
Gigi Tetap
7 = Molar 2 kanan RB
2. Cara Palmer’s : cara yang paling mudah dan universal untuk dental record
Gigi Tetap:
87654321 12345678
87654321 12345678
Gigi Decidui:
EDCBA ABCDE
EDCBA ABCDE
Contoh:
4 = Premolar 1 kiri RA
Gigi Tetap
5 = Premolar 2 kanan RB
D = Molar 1 kiri RA Gigi Susu
C = Caninus kanan RB
41
3. Cara 2 angka (FDI = Federation Dental International)
Gigi geligi dinyatakan dalam angka 1-8 untuk gigi permanen yang di mulai dari
gigi insisivus pertama sampai molar ketiga dan angka 1-5 untuk gigi susu yang dimulai
Gigi Tetap
1 2
4 3
Gigi Decidui
5 6
8 7
Angka pertama menunjukan kuadran gigi dan angka kedua menunjukan elemen gigi .
Contoh : P1 atas kanan = 14 Gigi Tetap
I2 bawah kiri = 31
C bawah kanan = 83
Gigi Susu
M2 atas kiri = 65
42
4. Cara Amerika : dengan menghitung dari atas kiri, kekanan, kebawah kanan lalu
bawah kiri.
Gigi Tetap:
16 1514 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
17 1819 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
X IX . . . . . VI V IV . . . . . . I
5. Cara Applegate
kebalikan dari cara Amerika, yaitu dengan menghitung dari kanan atas, ke kiri, ke kiri
bawah, lalu ke kanan bawah (cara yang banyak dipakai oleh para dokter gigi di AS
sekarang ini).
43
Gigi Tetap:
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17
Gigi Decidui:
I II . . V VI . . . . X
XX XIX . . XVI XV . . . XI
6. System Scandinavian
7. Cara Haderup
Gigi Tetap
+ +
- -
44
Gigi sulung : tinggal di tambah 0 di depan angka
8. Cara G. B. Denton
Gigi Tetap
2 1
3 4
Gigi Decidui
b a
c d
Contoh : 1.1 = Insisivus Cental kiri RA
Gigi Tetap
3.3 = Caninus kanan RB
a.5 = M 2 kiri RA
Gigi Susu
c.3 = Caninus kanan RB
45
BAB VII
A. JARINGAN GIGI
Jaringan gigi terdiri dari beberapa jaringan yang membentuk. Secara garis besar,
Email adalah, lapisan putih, pada permukaan luar yang merupakan pelindung
yang paling keras dalam tubuh. Kandungan mineralnya adalah kalsium hidroksiapatit
95% (terkalsifikasi). Subtansi sisanya adalah 5% air dan matriks email. Email
berkembang dari organ email (ektoderm) dan merupakan produk dari sel-sel epitelial
A.2. Dentin
Dentin adalah jaringan keras yang berwarna kekuningan di bawah email dan
sementum dan menyusun bagian dalam setiap mahkota serta akar gigi. Meluas dari
rongga pulpa pada bagian tengah gigi keluar ke arah permukaan dalam email (pada
mahkota) atau sementum (pada akar). Dentin normalnya tidak terlihat kecuali pada
radiograf gigi atau apabila email atau sementum aus atau terpotong ketika
mempreparasi gigi dengan bur, atau rusak karena karies. Dentin yang matang terdiri
atas 70% kalsium hidroksiapatit, 18% bahan organik (serabut kolagen) dan 12%
air, menyebabkannya lebih keras dari sementum tetapi lebih lunak dan sedikit lebih
mudah rusak dari pada email. Dentin berkembang dari papila dental embrionik
(mesoderm). Sel-sel yang membentuk dentin di sebut odontoblas, yang berada pada
kavitas atau ruang di tengah mahkota dan akar yang di sebut kavitas pulpa (rongga
pulpa). Rongga pulpa mempunyai bagian mahkota (kamar pulpa) dan bagian akar
(saluran pulpa atau saluran akar). Rongga pulpa di kelilingi oleh dentin kecuali
Dentin
Pulpa
Sementum
Foramen apikal
Periodontium adalah jaringan pendukung gigi di dalam mulut yang terdiri dari
Tulang alveolar adalah bagian dari tulang maxilla atau mandibula yang
mengelilingi akar gigi. Fungsi dari tulang alveolar adalah sebagai penyangga gigi.
Ketebalan tulang alveolar di pengaruhi oleh ada atau tidaknya gigi yang di sangga.
47
B.2. Gingiva
Gingiva adalah jaringan lunak mulut yang menutupi tulang alveolar rahang,
dan merupakan satu-satunya bagian periodontium yang dapat terlihat pada mulut.
Gingiva cekat merupkan gingiva yang melekat erat pada tulang alveolar.
bebas dan gigi. Sulkus gingiva tidak terlihat secara visual, tetapi dapat di
ruangan di antara permukaan gigi dan lengkung servikal dari gingiva bebas
yang meluas di antara gigi. Papila yang sehat menyesuaikan dengan ruang
B.3. Sementum
Sementum adalah lapisan luar berwarna kuning yang menutupi akar gigi.
Sementum sangat tipis terutama pada garis servikal. Ketebalan rata-rata 50-100 µm
bila satu µm adalah seperjuta meter. Terdiri atas 65% kalsium hidroksiapatit, 35%
bahan organik (serabut kolagen), dan 125 air. Melfi, menyatakan bahwa kandungan
mineral dari sementum kira-kira 50%. Sementum memiliki kekerasan kira-kira seperti
48
tulang, tetapi jauh labih lunak dari email. Berkembang dari sulkus dental (mesoderm)
Ligamen periodontal adalah suatu ligamen yang sangat tipis yang tersusun
dari banyak serabut jaringan yang melekatkan lapisan luar akar gigi (yang di tutupi
oleh sementum) ke lapisan tipis tulang alveolar yang padat, yang mengelilingi setiap
gigi. Ligamen periodontal terdiri dari serat-serat periodontal yang tersusun atas serat
49
C. Gambaran Radiografi Struktur Gigi
Keterangan :
50
Keterangan :
a. Email f. Apeks
b. Dentin g. Periodontal
e. Saluran akar
51
BAB VIII
Namun pada umunya setiap manusia memiliki panjang gigi yang berbeda-beda.
52
Untuk pengukuran panjang gigi dilakukan dengan menggunakan alat ukur Sigmat atau
53
Cara Mengukur Gigi
Gigi anterior
Gigi posterior
Keterangan : A. Panjang Korona, B. Panjang Akar, C. Diameter mesio distal korona, D. Kurva mesial
dari garis servikal
Gigi anterior
Gigi posterior
54
BAB IX
Kavitas pulpa merupakan kavitas yang terdapat pada bagian dalam gigi berisi saraf dan
pasokan darah ke gigi, kavitas ini dibagi menjadi kamar pulpa (dibagian koronal) dan saluran
Kamar pulpa adalah bagian paling oklusal atau insisal dari kavitas pulpa.
Terdapat satu kamar pulpa pada setiap gigi dapat berada sebagian didalam pada gigi
anterior, namun pada gigi posterior, sering ditemukan pada bagian servikal dari akar.
Dindingnya merupakan bagian terdalam dari dentin. Setiap kamar pulpa memiliki atap
pada perbatasan insisal atau oklusalnya, sering dengan penonjolan yang dikenal tanduk
pulpa.
Kamar pulpa pada gigi dengan beberapa akar memiliki dasar pada bagian servikal
dengan orifis untuk setiap saluran akar. Jumlah tanduk pulpa yang ditemukan pada gigi
bertonjol (molar, premolar, dan kaninus) biasanya satu tanduk untuk setiap tonjol
fungsional, dan untuk gigi muda, adalah tiga (ketiga lobus fasial masing-masing berisi
satu tanduk, yaitu lobus setiap satu mamelon. Pengecualian adalah satu tipe insisal lateral
55
atas (disebut peg lateral dengan tepi insisal menyerupai sebuah tonjol) yang hanya
Saluran akar (saluran pulpa) merupakan bagian dari kavitas pulpa yang berada
didalam akar gigi. Saluran akar menghubungkan kamar pulpa melalui orifis kanal pada
dasar kamar pulpa, dan saluran pulpa terbuka kebagian luar gigi melalui permukaan yang
disebut dengan foramen apikal. Foramen ini paling sering ditemukan pada atau dekat
56
a. Tipe saluran akar
Bentuk dan jumlah saluran akar telah dibagi menjadi 4 konfirugasi atau tipe
2) Konfirugasi tipe II, III, dan IV : memiliki dua saluran atau satu saluran yang
2) Tipe II : dua saluran terpisah dari kamar pulpa, namun menjadi satu saluran saat
mendekati apeks dan membentuk satu saluran apikal dan satu foramen apikal .
3) Tipe III : dua saluran terpisah dari kamar pulpa dan tetap terpisah, keluar dari
4) Tipe IV : satu saluran dari kamar pulpa, namun terpisah menjadi dua saluran
Kanal aksesoris (lateral) juga dapat ditemukan, paling sering berada pada bagian
58
3. Bentuk Pulpa Pada Gigi
a. Kamar pulpa dan tanduk pulpa gigi anterior
pada insisif sentral atas. Namun pada gigi insisif muda dapat menampilkan konfirugasi
dari tiga mamelon, yaitu mengasilkan tiga tanduk pulpa yang berada pada sisi mesial,
tengah dan distal. Ingat bahwa pada dasarnya gigi anterior memiliki akar tunggal. Jumlah
59
Gambar 9.6. Gigi kaninus tampak mesial
Sumber : scheid RC, and Weiss. Woelfel Dental Anatomy. Ed.8.
Saat gigi premolar dengan arah mesiodistal ean dilihat dari sisi fasial (atau
lingual). Batas oklusal atau atap pulpa melengkung dibawah tonjol, menyerupai
lengkungan dari permukaan oklusal. Tanduk pulpa pada atap terlihat di bawah
setiap tonjol, dan memiliki panjang relative mendekati ketinggian relatif jadi
tanduk bakal lebih dari tanjol panjang dari pada tanduk lingual.
Pada umumnya, gigi premolar memiliki satu tanduk pulpa pada setiap tonjol
fungsional. Oleh karena itu, gigi premolar dengan dua tipe toonjol sering memiliki
dua tanduk pulpa tetapi premolar kedua bawah dengan tipe tiga-tonjol memiliki
tiga tanduk pulpa, dan premolar pertama bawah dengan satu tonjol lingual tanpa
fungsi mungkin hanya memiliki satu tanduk pulpa, serupa dengan kaninus.
60
Gambar 9.7. C (premolar 1 atas) A (premolar 1 bawah)
Sumber : scheid RC, and Weiss. Woelfel Dental Anatomy. Ed.8.
Pada premolar pertama atas seringkalai memiliki dua akar (satu bukal dan satu
lingual) serta dua saluran (satu dalam setiap akar). Bahkan gigi premolar pertama atas
dengan akar tunggal hampir selalu memiliki dua saluran (satu dalam akar bukal dan
satu dalam akar lingual, adalah 90% meskipun insiden yang kecil
Kamar pulpa pada gigi molar pertama dan kedua atas lebih lebar bukolingual
61
Pada gigi molar pertama dan kedua bawah, kamar pulpa lebih lebar mesiodistal
dibandingkan dengan bukolingul (seperti benutk mahkotanya). Seperti pada semua gigi
bertonjol
62
BAB X
MORFOLOGI
63
A.1. INCISIVUS CENTRAL RA
Gigi incisivus central rahang atas adalah gigi kesatu di rahang atas, yang terletak di
bagian kiri dan kanan dari garis tengah / median. Gigi ini berfungsi untuk menggigit dan
memotong makanan
Keterangan :
1. Apeks Akar
2. Garis Servikal
3. Crest Labial
4. Kontak Distal
5. Kontak Mesial
6. Mahkota
7. Akar
8. Crest labial
Insisif sentral
Mahkota lebih besar, lebih lebar ke servikal. Sudut mesial insisal
adalah sudut lurus. Kontak distal lebih dekat ke linger insisal. Ujung
64
Insisif sentral
Insisif sentral
daripada fasial
Insisif sentral
65
A.2. INCISIVUS LATERAL RA
Gigi incisivus lateral rahang atas adalah gigi dua di rahang atas, yang terletak di
bagian kiri dan kanan dari garis tengah / median. Gigi ini mempunyai fungsi yang sama
dengan gigi incisivus sentral di dalam mulut yaitu untuk menggigit dan memotong
makanan.
Keterangan :
1. Apeks Akar
2. Garis Servikal
3. Crest labial
4. Groove disto labial
5. Groove mesio labial
6. Titik Kontak distal
7. Titik Kontak mesial
8. Edge Incisal Labial
Insisif lateral
66
Insisif lateral
Insisif lateral
67
Insisif lateral
Gigi incisivus central rahang bawah adalah gigi pertama di rahang bawah, yang
terletak di bagian kiri dan kanan dari garis tengah / median. Pada umumnya, gigi ini
Insisif sentral
Insisif sentral
69
Insisif sentral
Insisif sentral
Gigi incisivus lateral rahang bawah adalah gigi kedua di rahang bawah, yang
Zygmondy : 2 2
Masa erupsi : 7-8 tahun
70
Insisif lateral
Insisif lateral
Insisif lateral
71
Insisif lateral
C. CANINUS
Gigi caninus adalah gigi ketiga dari garis median, dan satu-satunya gigi di rahang
72
Kaninus atas
Kaninus atas
di tengah.
Kaninus atas
73
C.2. CANINUS RAHANG BAWAH
Zygmondy : 3 3
Masa erupsi : 9-10 tahun
Kaninus bawah
lebih tumpul.
74
Kaninus bawah
Kaninus bawah
Keterangan :
1. Apeks akar
2. Garis servikal
3. Groove disto bukal
4. Titik kontak mesial 75
5. Titik kontak distal
6. Ujung cusp
D.2. PREMOLAR 2 RAHANG ATAS
76
Ciri yang membedakan premolar pertama dan kedua atas dari
aspek bukal
Sudut tonjol bukal lebih tajam. Sudut tonjol bukal lebih tumpul.
Ciri yang membedakan premolar kiri dan kanan atas dari aspek
bukal
Lingir tonjol mesial lebih panjang. Lingir tonjol mesial lebih pendek.
Cekungan lebih sering mesial dari Cekungan lebih sering distal dari
77
Ciri yang membedakan premolar pertama dan kedua atas dari aspek
lingual
Tonjol lingual lebih pendek dua Tonjol bukal sangat sedikit lebih
Ciri yang membedakan premolar kiri dan kanan atas dari aspek
lingual
Lingir tonjol mesial lebih panjang Lingir tonjol mesial lebih pendek dari
78
E. PREMOLAR RAHANG BAWAH
E.1. PREMOLAR 1 RAHANG BAWAH
Zygmondy : 4 4
Masa erupsi : 10-12 tahun
Zygmondy : 5 5
Masa erupsi : 11-12 tahun
79
Ciri yang membedakan premolar pertama dari premolar kedua
runcing dari kontak mesial. Tonjol Tonjol kurang tajam. Akar lebih
Ciri yang membedakan premolar kanan dan kiri bawah dari aspek
bukal
80
Ciri yang membedakan premolar pertama dari premolar kedua bawah
jauh lebih sempit pada lingual. lingual. Mahkota agak lebar dilingual.
Ciri yang membedakan premolar kanan dan kiri bawah dari aspek lingual
Linger marginal mesial lebih rendah Lingir marginal distal lebih rendah
sering ada.
81
Ciri yang membedakan premolar pertama dan kedua bawah dari
aspek proksimal
miring. Tonjol lingual jauh lebih tidak begitu miring. Tonjol lingual
Oklusal dapat dilihat banyak dari Oklusal dari mesial tidak terlihat
terlihat.
82
Ciri yang membedakan premolar pertama dan kedua bawah dari
aspek oklusal
Gigi ke-6 dari garis median di rahang atas, dan gigi yang terbesar di rahang atas.
Memiliki 4 cusp dan 1 cusp tambahan yang disebut carabelli dan memiliki 3 akar yang
divergent.
mm)
83
MORFOLOGI
Aspek buccalis
◦ Facies buccalis lebih lebar dari gigi P, tapi cervico occlusalnya lebih pendek
◦ Dari 5 cusp, yang terlihat 4 cusp ari aspek ini kecuali distopalatinalis
◦ Dari buccal tampak ke 3 akar : radix mesiobuccal, radix distobuccal, radix palatinal
(sebagian)
◦ Akar palatinal tampak di antara percabangan akar buccal dan lebih panjang kira-kira
1mm
◦ Pinggiran oklusal dibagi oleh fissura pertumbuuhan buccalis menjadi 2 bagian, yaitu
Aspek palatinal
◦ Garis servikal hampir lurus
84
◦ Cusp carabelli lebih rendah 2mm dan terpisah dari cusp mesiopalatinal oleh fissura
cusp carabelli
Aspek mesial
radix mesiobuccal.
85
Aspek distal
◦ Terlihat 3 akar (mesiobuccal, distobuccal dan palatinal)
◦ Crista marginalis distalis kurang menonjol dan lebih rendah dari crista
marginalis mesialis
Aspek oklusal
◦ Berbentuk belah ketupat
◦ Corak oklusal berbentuk H
◦ Terdapat 5 cusp
◦ Cusp mesiopalatinal : tumpul
◦ Cusp mesiobuccal : agak tajam
◦ Cusp distobuccal : paling tajam
◦ Cusp distopalatal : paling kecil dan bervariasi ukurannya
◦ Cusp carabelli
86
◦ Crista tranversalis : dibentuk oleh crista triangularis mesiobuccal dan crista
triangularis mesiopalatinal
secara miring
mesialis
distalis
87
d b a c
F.2. MOLAR 2 PERMANEN RAHANG ATAS
Merupakan gigi ke-7 dari garis median pada lengkung rahang atas. Mirip dengan
palatinalis : 13 mm)
MORFOLOGI
• Aspek buccalis
◦ Corona M2 lebih pendek cervico occlusal dan lebih sempit arah mesiodistal
dibanding M1
◦ Terlihat 2 cusp
◦ Cusp distobuccal lebih kecil, fissura bucalis terletak lebih jauh ke distal
◦ Terlihat 3 akar
◦ Kedua radix buccalis terletak sejajar dan hampir sama panjang serta
membelok ke distal
88
• Aspek palatal
◦ Terlihat 3 cusp (cusp mesiopalatinal, distopalatinal dan distobuccal)
• Aspek mesial
• Aspek distal
◦ Cusp mesial dapat terlihat karena cusp distopalatinal dan distobuccal lebih
pendek
89
• Aspek occlusal
Merupakan gigi ke-8 atau gigi terakhir dari garis median pada lengkung rahang atas.
90
MORFOLOGI
• Aspek buccalis
◦ Jarak cervico-occlusal dan medio-distal lebih kecil dari M2
◦ Akar menyatu sehingga kadang terlihat memiliki satu akar. Ukurannya lebih
• Aspek palatal
◦ Tampak cups palatinal yang besar
◦ Kadang masih dapat ditemukan fissura palatinalis
• Aspek Mesial
◦ Tampak akar yang berfusi
91
• Aspek distal
◦ Sebagian permukaan oklusal dan hampir seluruh permukaan buccal dapat
• Aspek occlusal
reduksi/menghilang.
92
Ciri yang membedakan molar pertama dan kedua atas dari apek
bukal
distobukal.
93
Ciri yang membedakan molar pertama dan kedua atas dari aspek
Palatal
tidak ada.
Ciri yang membedakan molar pertama dan kedua atas dari aspek
proksimal
Beberapa akar melebar kea rah luar Sedikit akar yang melebar. Tidak
tonjol mesiolingual
94
Ciri yang membedakan molar pertama dan kedua dari aspek
oklusal
setengah lingual.
M1 RB merupakan gigi ke-6 dari garis median, dan pada umumnya gigi ini adalah
gigi terbesar di RB. M1 RB memiliki 5 cusp, dan 2 akar (akar mesial dan akar distal).
Mahkota : 7,5 mm
MORFOLOGI GIGI
• Aspek Bukal
2. Terdapat 2 fissura :
3. Terlihat 3 cusp yang terbentuk (cusp mesiobukal, cusp distobukal, dan cusp
distalis)
4. Terlihat 2 akar (akar mesial dan akar distal), serta tampak bifurcation radiks
• Aspek Lingual
96
4. Terlihat 2 cusp yang terbentuk, yaitu cusp mesiolingual dan cusp distolingual
• Aspek Mesial
• Aspek Distal
97
3. Dapat terlihat 2 akar (akar mesial dan akar distal), dan sebagian akar mesial
• Aspek Oklusal
- fossa centralis
98
4. Terdapat 5 cusp (sesuai urutan dari besar ke kecil)
- cusp mesiobukal
- cusp mesiolingual
- cusp distolingual
- cusp distobukal
- cusp distalis
- cusp mesiolingual
- cusp distolingual
- cusp mesiobukal
- cusp distobukal
- cusp distalis
6. Terdapat crista marginalis mesialis dan crista marginalis distalis yang mebatasi
99
7. Terdapat 2 crista transversalis yang dibentuk oleh :
M2 RB merupakan gigi ke-7 dari garis median. M2 RB memiliki 4 cusp, dan 2 akar
: Mahkota : 7 mm
• Aspek Bukal
1. Terdapat fissura pertumbuhan bukalis yang memisahkan cusp mesiobukal dan cusp
distobukal
100
2. Kontur terbesar terletak pada 1/3 servikal
3. Terlihat 2 akar (akar mesial dan akar distal), dimana akar distal cenderung lebih
• Aspek Lingual
2. Terlihat 2 cusp yang terbentuk, yaitu cusp mesiolingual dan cusp distolingual
3. Kedua cusp lingual lebih tinggi dari cusp bukal, sehingga hanya cusp-cusp lingual
yang terlihat
• Aspek Mesial
1. Akar mesial melengkung, sehingga sebagian akar distal mungkin dapat terlihat
101
3. Servikal linenya lurus
• Aspek Distal
1. Dari aspek distal, hampir sama dengan M1 RB, hanya saja pada M2 RB tidak
• Aspek Oklusal
- fossa centralis
102
- fossa triangularis mesialis
- cusp mesiobukal
- cusp mesiolingual
- cusp distobukal
- cusp distolingual
7. Terdapat crista marginalis mesialis dan crista marginalis distalis yang mebatasi
103
Ciri yang membedakan molar pertama dan molar kedua bawah
distobukal dan distal. Dua alur dan distobukal. Satu alur bukal.
104
Ciri yang membedakan molar pertama dan kedua bawah dari aspek
lingual
Sebaran akar lebih lebar,akar lebih Sebaran akar kurang, akar lebih
meruncing ke lingual.
aspek proksimal
lebar fasiolingual.
105
Ciri yang membedakan molar pertama dan kedua bawah dari aspek
oklusal
Biasanya lima tonjol : tiga bukal dan Biasanya empat tonjol dua bukal dan
dua lingual. Linger servikal bukal dua lingual. Linger bukal lebih
lingual.
106
BAB XI
ANOMALI GIGI
dari bagian-bagian tubuh. Anomali gigi adalah abnormalitas gigi yang berkisar dari insisif
lateral atas permanen berbentuk pasak (peg-shaped), sampai yang jarang terjadi, yaitu
b. Gangguan perkembangan
c. Gangguan metabolisme
Anadonsia total (anadonsia sejati) adalah absennya satu set gigi secara
kongenital.
107
A.2. Anadonsia Sebagian
Gigi permanen yang paling sering absen adalah gigi molar ketiga, dengan
molaer ketiga atas absen lebih sering dari pada molar ketiga bawah.
Gigi kedua yang paling sering absen adalah gigi insisif lateral atas permanen
(kira-kira 1-2% dari populasi mengalami absen salah satu atau kedua insisif atas)
Gigi ketiga yang paling sering absen adalah gigi premolar kedua bawah
(dengan 1% populasi mempunyai satu atau dua premolar kedua bawah yang
absen).
Gigi supernumerari (gigi ekstra) adalah gigi yang mengalami kelebihan jumlah
normal pada setiap kuadran : (kuadran gigi sulung : I-2, C-1, M-2; sedangkan kuadran
gigi permanen adalah : I-2, C-1, P-2, M-3). Gigi ekstra atau supernumerari terjadi pada
Lokasi yang paling sering untuk gigi supernumerari pada gigi geligi
permanen terletak pada garis tengah rahang atas (mesioden). Mesioden adalah
108
gigi supernumerari yang kecil, yang terbentuk di antara dua insisif sentral.
Mempunyai mahkota berbentuk konus dan akar yang pendek. Biasa terlihat di
dalam rongga mulut. Tetapi bila mengalami unerupsi akan ada diastema.
Gambar11.4. distomolar
antara regio premolar pertama dan premolar kedua. Gigi supernumerari yang
terlihat di area ini biasanya terlihat mirip premolar normal dalam ukuran dan
bentuk.
109
Gambar11.5. supernumerari pada gigi premolar
Gigi molar ketiga atas mempunyai bentuk mahkota yang paling berfariasi
di bandingkan gigi permanen lainnya, di ikuti molar ketiga bawah. Anomali ini
dapat berupa mahkota berbentuk pasak yang kecil sampai versi malformasi
Gigi berbentuk konus, melebar kea rah servikal dan meruncing ke arah
110
c. Geminasi atau gigi kembar
yang kembar Nampak dobel lebarnya disbanding gigi tunggal dan kemungkinan
bertakik.
Gambar11.7. geminasi
d. Fusi
obeng, lebar pada bagian servikal dan sempit di bagian insisal dengan tepi
insisal yang bertakik sedangkan Molar Mulberry yaitu molar pertama mungkin
mempunyai anatomi oklusal yang dibuar dari multi tuberkel dengan tonjol
yang tidak berkembang, oleh karena bentuk yang mirip buah beri pada
111
Gambar 11.9. Insisif hutchinson
ekstra tersebut terletak pada lingir distal, disebut tuberkolum sektum. Tonjol
talon (seperti cakar hewan) adalah tonjolan kecil pada permukaan lingual gigi
anterior atas atau bawah permanen. Gigi mungkin juga menunjukkan tonjolan
email ekstra yang kecil yang disebut tuberkel atau tonjolan aksesori ekstra
makrodonsia (gigi yang sangat besar, tetapi bentuknya normal) dapat muncul
sebagai gigi tunggal, beberapa gigi, atau semua gigi dalam gigi-geligi.
meliputi singulum dan lingir marginal yang menonjol, mirip bentuk sekop
113
C.2. Morfologi Akar Abnormal
a. Mutiara Email
Mutiara email(email pearl) adalah nodulus yang kecil bulat pada email
Pada taurodonsia yang disebut juga gigi sapi atau prisma, kamar pulpanya
114
c. Dilaserasi
Dilaserasi adalah pembengkokan yang parah atau distorsi angular dari akar
gigi. Kejadian yang tidak biasa ini mungkin merupakan hasil dari cedera
traumatik atau ruang yang kurang untuk perkembangan, seperti sering terjadi
d. Dens In Dente
Dens in dente (gigi dalam gigi) adalah anomali perkembangan yang
disebabkan oleh invaginasi organ email ke dalam mahkota gigi. Secara klinis,
nampak paling sering sebagai celah yang dalam didekat singulum gigi insisif.
115
e. Konkresensi
Konkresensi (concrescence) melibatkan fusi superfisial atau
pertumbuhan bersama dari hanya sementum dua akar gigi yang berdekatan.
Tidak seperti fusi, gigi ini biasanya bergabung setelah bererupsike rongga
abnormal yang kerdil. Kondisi ini sering herediter, tetapi akar kerdil yang
terisolasi atau umum juga dapat terjadi dari gerakan ortodontik gigi(dengan
g. Hipersementosis
sekitar akar setelah gigi erupsi. Ini mungkin disebabkan oleh trauma.disfungsi
116
Gambar 11.21. Hipersementosis
Akar aksesori yang biasanya terjadi pada gigi yang akarnya terbentuk
tekanan. Molar ketiga adalah gigi berakar banyak yang sering menunjukkan
117
Gambar 11.23. Impaksi
premolar kedua atas. Kadang-kadang pada insisif atas, premolar pertama, atau
premolar kedua bawah. Gigi mungkin mengalami rotasi pada sumbunya sebesar
180.
118
D.4. Ankilosis
akar gigi benar-benar berfusi dengan prosesus alveolaris atau tulang alveoral.
DISKOLORISASI)
Malformasi gigi yang lain mungkin berhungan dengan keturunan atau cedera
selama pembentukan dan oleh karena itu, bisa menganai gigi daripada satu atau dua gigi
tertentu. Kondisi ini bukan anomali, tetapi dokter gigi harus bisa membedakannya dari
Ada beberapa istilah yang harus anda ketahui agar mengerti bagian ini. Pertama,
akhiran plasia merujuk pada pembentukan atau perkembangan. Displasia adalah istilah
Hipoplasia adalah bentuk displasia yang mengacu pada perkembangan jaringan yang
tidak sempurna.
Displasia email adalah istilah yang digunakan untuk menyebut gangguan sel
a. amelogenisis imperfekta
merujuk pada ameloblas atau sel pembentuk email, dan “genesis” merujuk pada
119
Gambar 11.26. Amelogenesis Imperfekta
b. Fluorosis
Fluorosis adalah kondisi yang disebabkan selama pembentukan emai,
Secara klinis, semua gigi permanen dapat terkena ,bergantung pada lamanya
120
d. Hipomaturasi ( Hipoplasia Fokal)
sebagai spot perubahan warna terlokalisasi atau area deformitas pada gigi.
Selama pembentukan email, kondisi ini disebabkan trauma, infeksi lokal dari
gigi sulung di dekatnya yang mengalami abses, atau beberapa gangguan lain
dalam maturasi matriks email, yang kemungkinan besar terjadi pada gigi
Displasia dentin terjadi dua kali lebih sering daripada displasia email( 1 dalam
a. Dentinogenesis imperfekta
b. Pewarnaan tetrasiklin
apabila antibiotik tetrasiklin dikomsumsi oleh wanita hamil, bayi, atau anak
selama waktu pembentukan dan kalsifikasi gigi, akan dapat memengaruhi dentin
pada dosis obat, menjadi kuning atau coklat kelabu. Pewarnaan yang terjadi dapat
121
menyeluruh pada gigi-geligi sulung tetapi juga dapat mengenai beberapa gigi
Reaksi terhadapa cedera sebenarnya bukan anomali tetapi perubahan yang unik
dalam marfologi gigi terkait penyebab khusus. Kondisi ini harus dikenali sehingga
a. Atrisi
Atrisi adalah ausnya email(dan akhirnya dentin) karena pergerakan gigi bawah
terhadap gigi atas selama fungsi normal dan keadaan ini diperberat oleh pengerotan
122
b. Abrasi
Ausnya struktur gigi karena kegiatan mekanis disebut abrasi. Contoh abrasi
yang umum (kadang disebut abrasi karena menyikat gigi) adalah hilangnya email
c. Erosi
Erosi adalah hilangnya struktur gigi karena bahan kimia (bukan mekanis) dan
mengenai permukaan halus serta oklusal. Erosi dapat disebabkan oleh asupan
asam sitrat(seperti lemon) yang berlebihan, minuman bersoda, atau akibat dari
123
DAFTAR PUSTAKA
1. Schied, Rickne C. Woelfel’s Dental Anatomy, 8th edition , Philadelphia : Wiliam &
Wilkins. 2013
124
PROSEDUR KERJA PEMBUATAN UNSUR DARI WAX
1. Malam merah (wax) digaris terlebih dahulu dengan ukuran 13 mm (lihat gambar)
2. Panaskan malam merah tersebut diatas Bunsen,kemudian dilipat lipat sesuai dengan
garis yang dibuat sehingga membentuk seperti sebuah balok (lihat gambar)
3. Tentukan dan gambar bagian corona dan radiks dari unsur yang akan dibuat
dibuat
5. Ukir model (yang telah digambar pada malam) tersebut dengan menggunakan pisau
6. Pada saat mengukir,perhatikan dengan seksama bentuk anatomi dari unsure yang
7. Bersihkan dan haluskan model malam dengan menggunakan sikat gigi lalu haluskan
125
PROSEDUR KERJA PEMBUATAN UNSUR DARI GIPS
126
ODONTOGENESIS
1 Mampu menyebutkan
dan menjelaskan
odontogenesis
2 Mampu menunjuk
bagian-bagian gambar
dan tahap
odontogenesis
3 Mampu menyebutkan
anomali dari tiap tahap
odontogenesis
4 Mampu menjelaskan
teori induksi
5 Mampu menyebutkan
nama lain dari tiap
tahap odontogenesis
6 Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
127
RASIO AKAR MAHKOTA
No Gigi geligi Nilai panjang Nilai panjang Nilai diameter Nilai kurva
korona akar mesiodistal mahkota-
korona akar
1 Insisivus
2 Caninus
3 Premolar
4 Molar
5 Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
128
INCISIVUS CENTRALIS/LATERALIS MAXILLA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
129
CANINUS MAXILLA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
130
PREMOLAR SATU/DUA MAXILLA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
131
MOLAR SATU/DUA MAXILLA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
132
INCISIVUS CENTRALIS/LATERALIS MANDIBULA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
133
CANINUS MANDIBULA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
134
PREMOLAR SATU/DUA MANDIBULA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
135
MOLAR SATU/DUA MANDIBULA
UNSUR :
MULAI SELESAI
Balok
Labial/Buccal
Mesial/Distal
Palatal/Lingual
Incisal/Oklusal
Penghalusan
Rata-rata
Makassar,…………………….
…………………………………
136
DAFTAR NILAI PRAKTIKUM
137
4. DAFTAR NILAI TUGAS PENDAHULUAN
NO MATERI NILAI KETERANGAN
1. INCISIVUS SENTRALIS MAXILLA
2. INCISIVUS LATERALIS MAXILLA
3. CANINUS MAXILLA
4. PREMOLAR SATU MAXILLA
5. PREMOLAR DUA MAXILLA
6. MOLAR SATU MAXILLA
7. MOLAR DUA MAXILLA
8. MOLAR TIGA MAXILLA
9. INCISIVUS SENTRALIS MANDIBULA
10. INCISIVUS LATERALIS MANDIBULA
11. CANINUS MANDIBULA
12. PREMOLAR SATU MANDIBULA
13. PREMOLAR DUA MANDIBULA
14. MOLAR SATU MANDIBULA
15. MOLAR DUA MANDIBULA
16 MOLAR TIGA MANDIBULA
17. MODEL GIPS
RATA - RATA
NILAI :
138
7. DAFTAR NILAI RATA-RATA PRAKTIKUM
NO DAFTAR NILAI NILAI KETERANGAN
1. PEKERJAAN LABORATORIUM (MODELER
MALAM/GIPS)
2. LAPORAN PRAKTIKUM
3. RESPONSI
4. TUGAS PENDAHULUAN
5. MAKALAH
6. UJIAN PRAKTIKUM
NILAI AKHIR PRAKTIKUM
Makassar,…………………………
Koordinator praktikum
Dental Anatomi dan Orocollifacial
…………………………………..
139