Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 5 STOMATOGNATHY

MODUL 3 GIGI DAN JARINGAN PENYANGGA

Disusun Oleh : Kelompok 1

JIHAN FADHILAH NIM. 1710025001

MUHAMMAD ERWHYN SALIM NIM. 1710025002

AIN RICHLATUL AZIMAH NIM. 1710025004

PARDEDE GIOVANNI NIM. 1710025014

NASYA FEBRINA PUTRI NIM. 1710025015

LAURENSIA OKTAVIA RAMADHAN NIM. 1710025016

RINA NABILA NIM. 1710025027

NIDA ULFAH NIM. 1710025026

NAUFAL FATHURAHMAN DALING NIM. 1710025028

AULYA NANDA FADIA USMAN NIM. 1710025038

Tutor :
drg. Sinar Yani, M.Kes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kiranya pantaslah kami
memanjatkan puji syukur atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kami, baik
kesempatan maupun kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
Laporan diskusi kelompok 1. Laporan ini dapat hadir seperti sekarang ini tak
lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami
selama proses pembuatan laporan ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa laporan ini masih ada hal-hal yang belum
sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun
dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan
hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan laporan ini kedepannya.
Akhirnya, besar harapan kami agar kehadiran laporan diskusi kelompok ini
dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting
adalah semoga dapat turut serta menambah ilmu pengetahuan kepada pembaca.

Samarinda, 18 Februari 2018


Hormat Kami,

Kelompok I
ABSTRAK

Gigi adalah alat pencernaan yang amat penting yang mempunyai fungsi utama untuk
merobek dan mengunyah makanan agar mudah dicerna. Umumnya, gigi terdiri dari
beberapa bagian utama yaitu: enamel, dentin, pulpa dan sementum. Sedangkan,
secara anatomis gigi dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian secara makroskopis dan
mikroskopis. Gigi juga memiliki jaringan penyangga yang dapat mendukung gigi
sehingga tidak mudah lepas dari soketnya yang disebut jaringan periodontal. Jaringan
periodontal adalah sistem yang kompleks dan memiliki kepekaan tinggi terhadap
tekanan. Jaringan periodontal terdiri dari gingiva, sementum, ligamen periodontal dan
tulang alveolar.

ABSTRACT

Teeth are a very important digestive tool that has the primary function of tearing and
chewing food for easy digestion. Generally, the tooth consists of several main parts
namely: enamel, dentin, pulp and cementum. Whereas, anatomically the tooth is
divided into two parts, the part is macroscopic and microscopic. Teeth also have a
support network that can support the teeth so it is not easily separated from the socket
called the periodontal tissue. Periodontal tissue is a complex system and has high
sensitivity to pressure. Periodontal tissue consists of gingiva, cementum, periodontal
ligament and alveolar bone.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................... …..ii

Daftar Isi...................................................................................................... ….iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Tujuan……………………………………………………………………………..1

C. Manfaat .....................................................................................................1

BAB II ISI

A. Skenario.....................................................................................................2

B. Identifikasi Istilah.......................................................................................2

C. Identifikasi masalah...................................................................................3

D. Analisa Masalah........................................................................................3

E. Strukturisasi...............................................................................................6

F. Learning objective.....................................................................................6

G. Belajar Mandiri..........................................................................................7

H. Sintesis.....................................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................29

B. Saran.......................................................................................................29

Daftar Pustaka...............................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaringan periodontal adalah jaringan yang terdapat di sekitar gigi tempat gigi
tertanam dan membentuk lengkungan rahang dengan baik (Depkes RI,
1999). Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi
gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi
sehingga tidak terlepas dari socketnya (Poltekkes, 2010).
Jaringan periodontal adalah sistem yang kompleks dan memiliki kepekaan tinggi
terhadap tekanan. Prevalensi untuk penyakit periodontal mendekati 14% pada cakupan
usia yang luas, termasuk anak-anak dan orangtua. Periodontitis dimulai dengan
hilangnya tulang alveolar kemudian pembentukan pocket disekitar gigi, yang pada
akhirnya menyebabkan gigi goyang dan lepas. Pocket periodontal dapat dideteksi
dengan sebuah probe periodontal dan diperkirakan besarnya dengan mengukur jarak
dari tepi gusi sampai dasar pocketperiodontal. Pada jaringan periodontal yang sehat,
tidak didapatkan adanya perlekatan epitel yang longgar atau pembentukan pocket, dan
celah gusi dalamnya ± 2 mm. Faktor resiko untuk penyakit periodontal adalah plak gigi,
kalkulus, usia, genetik, dan diabetes.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, kami tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai Jaringan periodontal.

B. Tujuan
Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat
menjelaskan anatomi dan fisiologi dari Gigi dan Jaringan periodontal yang meliputi
bagian-bagian gigi dan jaringan periodontal secara makroskopis dan mikroskopis,
komposisi dari masing-masing bagian gigi dan jaringan periodontal, serta inervasi dan
vaskularisasi pada bagian jaringan periodontal.

C. Manfaat
Hasil penullisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai
bahan masukan mengenai seputar gigi dan jaringan penyangga, yaitu struktur
penyusun gigi dan jaringan periodontal . selain itu untuk mengetahui fisiologi jaringan
periodontal, komposisi gigi dan jaringan periodontal dan inervasi dan vaskularisasi
jaringan periodontal.
BAB II

ISI

1. SKENARIO
Gambar apa ya koq begini ???
Gambar dibawah ini email dari Madan kepada John

Percakapan antara Madan dan John.


A : “Hai John, udah terima email ku tentang gambar gigi dan jaringan penyangga?”
B : “Udah Dan, kapan donk kita bisa belajar bersama ? aku masih kurang bisa memahami
tentang gambaran mikroskopik gigi. Susah banget ya praktikum histologi tadi ?”
A : “Iya, susah banget. Bagaimana dengan struktur dan komposisi gigi? Apa perlu kita
diskusikan juga John?”
B : “Iya donk Dan. Ok, nanti kita juga belajar jaringan periodontal gigi ya?”
A : “Waduh, banyak banget ya yang perlu kita pelajari? Ya udah, ketemu besok ya dikampus
?”

2. Identifikasi Istilah Sulit

1. Enamel = suatu lapisan keras yang mampu menahan rangsangan mekanik dan
kimiawi; tidak dapat mengalami regenerasi
2. Dentin = jaringan keras berwarna kekuningan dibawah email, menyusun bagian akar
dan mahkota
3. Jaringan periodontal = jaringan yang menyangga gigi
4. Sementum = jaringan yang membungkus akar gigi; tempat perlekatan ligamen
periodontal
5. Gingiva = bagian mukosa mulut; dilapisi epitel berkeratin; menutupi tulang alveolar
6. Sulkus gingiva = ruang sempit berbentuk V di gingiva bebas; berperan dalam
penyakit periodontal
7. Epithelium junction = sinonim semento-enamel junction; pertemuan mahkota dan
akar
8. Gingivodental = serat jaringan ikat dalam gingiva; membantu menahan jaringan
gingiva fiber
9. Ligamen periodontal = pembuluh darah kompleks; yang melekatkan ke sementum
dan tulang alveolar.

3. Identifikasi Masalah
1. Apa saja struktur penyusun gigi ?
2. Apa saja komposisi dari struktur penysusun gigi ?
3. Apa saja jaringan periodontal pada gigi?
4. Inervasi dan vaskularisasi jaringan periodontal ?
5. Struktur gingiva?
6. Fungsi masing masing jaringan periodontal?

4. Analisa Masalah
1. • makhkota
• radiks / akar
• serviks / leher
• foramen apikal
• apikal
2. • enamel terdiri atas 90% bahan anorganik seperti ion, kalsium fosfat dan sisanya
adalah bahan organik dan air. Hidroksiapatit pada enamel berbeda dengan kalsium
lainya.
• dentin terdiri atas 70% kristal hidroksiapatit dan 17% air
• pulpa disusun oleh odontoblas, matrik, fibroblas untuk mensintesis kolagen
• sementum terdiri atas 40% kalsium hidkroksiapatit
• dentin terdiri tadi 70% kalsium hidroksiapatit, fosfoprotein, dan kondronin sulfat.
3. 1. Gingiva
2. sementum
3. ligamen periodontal
4. tulang alveolar

4. 1. vaskularisasi : jaringan periodontal di vaskularisasi oleh arteri infraorbitaljs, arteri


intraseptal dan beberapa arteri yang merupakan percabangan dari arteri alveolar.

2. inervasi : jaringan periodontal memiliki persarafan yanh sama dengan gigi.

5. stuktur gingiva terbagi menjadi tiga bagian, yaitu gingiva bebas, attached gingiva dan
interdental gingiva.

6. gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh


lingkungan rongga mulut. Lalu sementum memiliki fungsi Melekatkan dan menahan
gigi tetap pada posisinya dengan bantuan serabut ligamen periodontal, dan ligamen
periodontal sendiri untuk menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi juga menopang gigi
pada soketnya

5. Strukturisasi
Gigi dan Jaringan
Penyangga

Anatomi Fisiologi Komposisi Vaskularisasi Inervasi

Makroskopis

Mikroskopis

6. Learning Objective
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang struktur anatomi gigi dan jaringan
periodontal, baik secara makroskopis maupun mikroskopis.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang fisiologi jaringan periodontal.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang komposisi dari gigi dan jaringan
periodontal.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang inervasi dan vaskularisasi pada gigi
dan jaringan periodontal.

7. Belajar Mandiri
Masing-masing anggota diskusi melakukan proses belajar mandiri yang dilaksanakan
dari hari Selasa, 20 Februari 2018 sampai dengan hari Kamis tanggal 22 Februari 2018
dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan pada step 5 untuk mengetahui lebih dalam
terhadap materi yang akan dibahas pada diskusi kelompok kecil ( DKK ) dengan
menggunakan referensi yang telah tersedia dan mengembangkan apa yang anggota
kelompok pahami dari pembelajaran tersebut.

8. Sintesis
1.Struktur anatomi gigi dan Jaringan Periodontal

ENAMEL : Bervariasi dari kekuning - kuningan sampai putih keabu - abuan


 Melapisi seluruh mahkota gigi (secara anatomis) dan melindungi dentin
 Merupakan bagian yang paling keras dari tubuh
 Dapat menerima tekanan yang besar kira-kira 100,000 psi.
 Dibentuk oleh sel2 epitel (ameloblast) yang kehilangan fungsinya ketika mahkota telah
lengkap
STRUKTUR ENAMEL ANTARA LAIN :

ENAMEL PRISMATA/ENAMEL ROD

 Terdapat di permukaan gigi


 Hampir tegak lurus dengang arah bergelung (huruf S)
 Penampang melintang hexagonal tak sempurna (seperti lubang kunci)
 Terdapat garis HUNTER SCHREGER yang terlihat secara mikroskopis
GARIS RETZIUS

 garis pembentukan email


 garis dari dento enamel junction ke permukaan gigi
 dentino enamel junction à batas dentin dan enamel
ENAMEL CUTICULA

 membran yang menutupi permukaan enamel


 menghilang sesudah enamel (gigi) menjalankan fungsinya
ENAMEL LAMELLAE

 matriks dentin yang berkembang masuk ke dalam enamel, panjang lebih dari ½ t
ebal enamel
ENAMEL TUFT

 matriks dentin yang masuk ke dalam enamel dengan akhiran mengurai

ENAMEL SPINDLE

 matriks dentin yang masuk ke dalam enamel dengan akhiran menebal


DENTIN : berwarna kuning terang yang terlihat radiolucent daripada enamel dan
merupakan bagian terbesar dari gigi

 Ruang pulpa terletak pada permukaan dalam dentin


 Lebih keras dari tulang tetapi lebih lunak dibandingkan enamel
 Mempunyai kemampuan tetap tumbuh dan memperbaiki

STRUKTUR-STRUKTUR DENTIN ADALAH :

TUBULUS DTUBULUS DENTIN

 Canal yang terdapat pada jaringan dentin


 Berjalan dari pulpa ke perifer à s shape
INTERGLOBULAR SPACE

 Daerah yang tampak sebagai bercak-bercak hipokalsifikasi


 Pada sediaan gosok nampak sebagai bercak hitam yang berderet pada daerah di
sekitar dento enamel junction interglobular dentin
TOME’S GRANULAR LAYER

 Bintik-Bintik Hipokalsifikasi Halus Pada Daerah Daerah Perbatasan Antara Dentin


Dengan sementum
GARIS OWEN / EBNER

 Cross sections dentin tubulus


 Identik dg garis2 retzius garis kontur dr dentin
 Beberapa keadaan garis ebner jelas
 Sebagai garis2 gelap garis2 dr owen
Macam – macam dentin :

 Peritubular dentin ; dinding tubuli ; Kalsifikasi : tinggi


 Interlobular dentin ; diantara tubuli ; Kalsifikasi : tinggi
 Mantle dentin Lapisan paling luar Dentin yang pertama kali terbentuk
 Circumpulpal dentin ; lapisan sekitar pulpa ; dibentuk setelah mantle dentin
Primary dentin

 dibentuk sebelum foramen apical sempurna


 dibentuk lebih cepat
 mineralnya lebih banyak dibandingkan secondary

Secondary dentin

 dibentuk setelah foramen apical sempurna


 dibentuk lebih lambat dan mineral lebih berkurang dibandingkan primary dentin

Tertiary dentin ; dibentuk karena ada rangsangan ; pola tubuli tidak teratur

PULPA
Pulpa gigi adalah bagian di tengah-tengah gigi yang terdiri dari jaringan hidup
yaitu jaringan ikat dan sel yang disebut odontoblast. Pulpa gigi
merupakan bagian dari kompleks dentin pulpa (endodontium). Vitalitas kompleks pulpad
entin, baik selama kesehatan dan setelah cedera, tergantung pada aktivitas
sel pulpa dan proses signaling yang mengatur perilaku sel (Bath-Balogh & Fehrenbach,
2011)

Gambar: Pembagian komponen-komponen yang menyusun gigi.

Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini
adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagianintegral dari dentin yang
mengelilinginya. Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan
giginya, yang terkait dengan umur pasien.Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh
pada macam terapi pulpa yangdiperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera(Walton &
Mahmoud, 2008)

Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi.Bentuk garis
luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa
mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rongga
pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai
4 pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-zat makanan, mengandung sel-
selsaraf atau sensori (Walton & Mahmoud, 2008).

Pulpa menurut Walton & Mahmoud (2008) terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

1. Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah
korona gigi dan selalu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigimempunyai kemampuan
untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga
pulpa.
2. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.

3. Atap kamar pulpa, terdiri dari dentin yang menutup kamar pulpa sebelahoklusal atau
insisisal.

4. Dasar pulpa, yaitu bagian terdasar dari kamar pulpa yang berwarna lebihgelap dari
daerah di sekitarnya.

5. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat
pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuaidengan
jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari satu saluran.

6. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeksakar berupa
suatu lubang kecil.

7. Supplementary canal , Beberapa akar gigi mungkin mempunyai lebihdari satu


foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 ataulebih cabang dekat apikalnya
yang disebut multiple foramina / supplementary canal
8. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihubungkan dengan
ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu saluran
pulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah
mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.

Jaringan Periodontal

Jaringan periodontal adalah jaringan pendukung gigi yang sebenarnya terdiri dari
beberapa jaringan, tetapi telah menjadi salah satu yakni disebut jaringan pendukung gigi
atau penyangga gigi yang terdiri dari ligament periodontal, procesus alveolaris,
cementum dan gingiva (Mahfoed dan Zein, 2005).

Bagian-bagian Jaringan Periodontal :

Gingiva

Ginggiva merupakan bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan linggir
(ridge) alveolar. Berfungsi melindungi jaringan dibawah perlekatan gigi terhadap pengaruh
lingkungan rongga mulut. (Susanto, 2009)

Gingiva tergantung pada gigi-geligi, bila ada gigi geligi, hingiba juga ada dan bila gigi
dicabut gingiva akan hilang. Gingiva berwarna merah muda, tepinya seperti pisau dan
scallop agar sesuai dengan kontur gigi geligi. Gingival dibagi menjadi 2 daerah yaitu: gingiva
tepi dan gingiva cekat (Susanto, 2009)

Gingiva yang sehat dideskripsikan sebagai “salmon orcoral pink”. Gingiva yang sehat bisa
juga tampak agak gelap pada orang kulit hitam tapi terkadang juga pada Kaukasian atau
oriental (Rateitschak, 1985).Gingiva disebut juga sebagai mukosa oral dan dibagi menjadi 3
tipe :

1. Mukosa mastikasi : bagian yang menempel pada batasan bawah tulang dan diselimuti
parakeratin atau epitelium keratin. Contoh : gingiva yang menutupi jaringan palatum
durum.
2. Mukosa dasar : komposisi jaringan lunak dengan bagian yang tidak menempel dengan
struktur batasan bawah dan diselimuti oleh epitelium keratin. Contoh : bibir, pipi, dasar
mulut, permukaan inferior dari lidah, palatum mole, uvula dan mukosa alveolar.
3. Mukosa special : mukosa ini menutupi dorsal lidah dan beradaptasi dengan memiliki
sensasi perasa (Hoag, 1990)

Gingiva dapat dilihat sebagai fitur klinis atau secara anatomi dapat dibedakan
menjadi, antara lain :

1. Marginal gingival
2. Attached gingiva
3. Interdental gingiva

Marginal Gingival

Marginal gingival/ unattached gingiva merupakan bagian tepi gingiva yang


menyelimuti gigi seperti kerah pada baju. Pada 50% kasus, batas marginal gingiva
dengan attached gingiva ditandai dengan adanya cerukan dangkal yang disebut free
gingival groove. Marginal gingiva umumnya memiliki lebar 1mm, membentuk dinding
jaringan lunak dari sulkus gingiva. Marginal gingiva dapat dipisahkan dengan
permukaan gigi dengan menggunakan probe periodontal.

Attached Gingiva

Attached gingiva berhubungan dengan marginal gingiva. Ini terlihat jelas dan erat
terikat pada dasar periosteum tulang alveolar. Gingiva melekat dan meluas ke mukosa
alveolar yang relatif longgar dan bergerak. Attached gingiva adalah jarak antara
mukogingival junction dna proyeksi pada permukaan eksternal dari bawah sulkus
gingiva atau poket periodontal.

Lebar gingiva tergantung dari bentuk wajah dan mulutnya. Yang terbesar
umumnya diwilayah insisivus (3,5 – 4,5 mm pada rahang atas dan 3,3 – 3,9mm di
mandibula) dan berkurang dibagian posterior, dengan lebar paling tidak di daerah
premolar pertama (1,9 mm pada rahang atas dan 1,8 mm di mandibula).

Karena mukogingival junction tidak bergerak sepanjang hidup manusia,


perubahan lebar pada attached gingiva disebabkan oleh pembentukan akhir koronal.
Lebar attached gingiva meningkat dengan usia dan pada gigi supraerupted. Pada aspek
lingual mandibula ini, attached gingiva berakhir di muko-alveolar junction yang dilapisi
selaput lendir di dasar mulut. Permukaan palatal dari gingiva melekat pada rahang atas
yang terlihat bercampur dengan mukosa dan palatum durum

Interdental Gingiva

Interdental gingiva menempati embrassure gingiva, yang merupakan ruang


interproksimal dibawah daerah kontak gigi. Interdental gingiva dapat berbentuk piramidal
atau memiliki “col”. Pada yang pertama, ujung satu papila terletak langsung dibawah titik
kontak, yang terakhir menyajikan depresi valley-like yang menghubungkan fasial dan
lingual papilla serta sesuai dengan bentuk kontak interproksimal.

Bentuk gingiva dalam ruang interdental tergantung pada titik kontak antara dua
gigi yang berdampingan dan ada atau tidak adanya beberapa derajat resesi. Permukaan
lingual dan fasial meruncing ke arah bidang kontak interproksimal, dan permukaan
mesial dan distal sedikit cekung. Batas lateral dan ujung papilla interdental dibentuk oleh
lanjutan dari gingiva marginal dari gigi yang berdekatan. Jika diastema hadir, gingiva
secara tegas terikat atas tulang interdental dan bentuk permukaan, halus bulat tanpa
papilla intedental

Sementum
Sementum merupakan jaringan menyerupai tulang yang tipis dan keras yang
menyelimuti akar anatomi gigi dan temat melekatnya serabut sharpey. Sementum
dibentuk oleh sementoblas yang berkembang dari sel-sel mesenkim yang tidak
terdiferensiasi dalam jaringan ikat folikel dentalis. Sementum tersusun dari 45-50% berat
material anorganik (hidroksi apatit) dan 50-55% berat material organik dan air. Material
organiknya sebagian besar terdiri atas kolagen dan protein polisakarida. Sementum
merupakan jaringan avaskuler. Sementum berwarna kuning muda. Sementum
merupakan jaringan dengan kadar fluor tertinggi diantara jaringan yang termineralisasi
dan bersifat permeable terhadap berbagai material. Terdapat 2 macam sementum, yaitu
acellular dan cellular cementum. Lapisan sementum aselular sementum adalah suatu
jaringan hidup yang mendominasi separuh bagian korona akar. Sementum seluler lebih
sering ditemukan di daerah separuh apical akar. (Sumawinata, 2003).

Dari sifat fisik dan kimiawinya, sementum lebih mirip tulang dibandingkan
jaringan keras lain dari gigi. Sementum terdiri atas matriks serat-serat kolagen,
glikoprotein, dan mukopolisakarida yang telah mengapur. Sementum umumnya
bertumbuh sangat lambat, namun dapat mengalami hyperplasia sebagai respons
terhadap iritasi menahun. (Fawcett, 2002).

Struktur Sementum

Menurut Manson & Eley (1993) secara umum sementum dibagi menjadi dua, yaitu
sementum aseluler (primer) dan sementum seluler (sekunder). Keduanya mengandung
matrix alcified interfibrilar dan fibril kolagen.

1. Sementum seluler

Tipe sementum yang ditemukan di daerah apikal dan region furkasi gigi. Mengandung
sementosit yang berada dalam lakuna, berhubungan melalui suatu sistem anastomosis
kanalikuli. Terdapat dua sumber serat kolagen, yaitu Sharpey`s fiber dan kelompok serat yang
merupakan bagian matriks sementum yang dibentuk sementoblast.

2. Sementum aseluler

Tipe sementum ini menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yang berupa
lapisan hyaline tipis. Mempunyai garis incremental yang berjalan paralel pada permukaan
akar gigi. Terdiri atas Sharpey`s fiber yang terkalsifikasi.

3. Sementum intermediate

Tipe ini ditemukan pada bagian sementodentinal junction. Dapat bersifat sebagai
sementum maupun dentin.

Sedangkan menurut Newman, et al (2006), terdapat suatu klasifikasi yang jauh lebih
rumit dari sementum. Klasifikasi ini diberikan oleh Schroeder:

4. Acellular afibrillar cementum (AAC)

ACC merupakan produksi dari sementoblas dan ditemukan pada daerah coronal
sementum dengan ketebalan 1 sampai 15 mikron. Tidak mengandung serabut kolagen
intrinsik maupun ekstrinsik. Hanya mengandung substansi dasar yang termineralisasi.
5. Acellular Extrinsic Fiber Cementum (AEFC)

AEFC merupakan produk dari fibroblas dan sementoblas. Hampir seluruhnya terdiri
atas gulungan padat serabut Sharpey dan sedikit sel. Dapat ditemukan pada sepertiga akar.
Ketebalannya antara 30 sampai 230 mikron.

6. Cellular Mixed Stratified Cementum (CMSC)

Terdiri atas serabut Sharpey (ekstrinsik) dan serabut intrinsik serta kemungkinan
mengandung sel. Merupakan produk bersama fibroblas dan sementoblas. Ditemukan pada
bagian sepertiga apikal dan furkasio. Ketebalan antara 100 sampai 1000 mikron.

7. Cellular Intrinsic Fiber Cementum (CIFC)

Mengandung sel, namun tidak mengandung serabut kolagen ekstrinsik. Dibentuk oleh
sementoblas.

8. Intermediete Cementum

Zona yang susah didefinisikan, terletak pada bagian cementoenamel junction.


Mengandung komponen seluler Hertwig's sheath di dalam substansi dasar yang
termineralisasi. (Newman, et al, 2006).
Sementum memiliki ketebalan bervariasi tergantung lokasinya. Ketebalan pada
setengah koronal sebesar 10-60 mikron, pada sepertiga apikal ketebalan 150-200 mikron.
Ketebalan terbesar terdapat pada daerah apeks dan daerah furkasi. Dengan meningkatnya
usia, ketebalan sementum juga meningkat (Dalimunthe, 2005).

TULANG ALVEOLAR

Prosesus alveolar terbagi menjadi dua yaitu tulang alveolar sebenarnya (Alveolar
proper bone) dan tulang alveolar pendukung (Alveolar supporting bone).

1 Tulang Alveolar Sebenarnya (Alveolar proper bone)

Tulang alveolar yang sebenarnya adalah tulang yang membatasi alveolus atau
soket tulang yang berisi akar gigi. Tulang alveolar yang sebenarnya adalah bagian dari
jaringan periradikular.
Tulang alveolar yang sebenarnya terdiri dari bundel tulang di tepi alveoli dan
tulang yang berlamela ke arah pusat prosesus alveolar. Gambaran radiografik tulang
alveolar sebenarnya disebut lamina dura. Tulang alveolar yang sebenarnya dapat juga
disebut sebagai plat kribriform. Istilah ini timbul karena banyaknya foramina yang
melubangi tulang. Foramina ini berisi pembuluh darah dan saraf yang mensuplai gigi –
gigi, ligamen periodontal, dan tulang.

2 Tulang Alveolar Pendukung (Alveolar supporting bone)

Tulang alveolar pendukung adalah tulang yang mengelilingi tulang alveolar sebenarnya
dan merupakan penyokong dari soket.

Tulang alveolar Pendukung terdiri atas 2 bagian yaitu:

 Keping Kortikal Eksternal. Dibentuk oleh tulang Havers dan lamella tulang kompak yang
terdapat di dalam dan luar lempeng pada prosesus alveolar. Keping kortikal ini lebih tipis
di maksila dibandingkan di mandibula. Dan lebih tebal dibagian molar serta premolar pada
regio mandibula.7

Keping kortikal eksternal berjalan miring ke arah koronal untuk bergabung dengan tulang
alveolar sebenarnya dan membentuk dinding alveolar dengan ketebalan sekitar 0,1 –
0,4 mm.3

 Tulang Spons (Tulang kanselus). Inilah tulang yang mengisi ruang antara tulang kompak
dan tulang alveolar sebenarnya. Septum interdental terdiri dari tulang spons yang
mendukung tulang dan menutupi bagian dalam dari tulang kompak.4
Sumber : Oral Anatomy, Histology, and Embryology. B.K.B Berkovitz.Mosby.2009 (a. Keping
alveolar bagian buccal. b.Keping alveolar bagian lingual. c. Interdental septum. d. Interradicular
septum)

Ligamen Periodontal
Ligamen periodontal adalah jaringan fibrosa yang kuat, fleksibel, berisi
serat elastik maupun non-elastik yang terdapat disekitar gigi, menghubungkan
antara cementum dengan tulang alveolar.Pada ligament ini terdapat:
1. Jaringan syaraf yang berfungsi proprioseptif
2. Pembuluh darah
Ligamen adalah suatu ikatan yang biasanya menghubungkan dua buah tulang.
Akar gigi berhubungan dengan soketnya pada tulang alveolar melalui struktur jaringan
ikat yang dapat dianggap sebagai ligamen. Ligamen periodontal tidak hanya
menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi juga menopang gigi pada soketnya dan
menyerap beban yang mengenai gigi. Beban selama mastikasi, menelan dan berbicara
sangat besar variasinya, juga frekuensi, durasi dan arahnya. Struktur ligament biasanya
menyerap beban tersebut secara efektif dan meneruskannya ke tulang pendukung.(
Manson, J.D. and Eley, Bary M,. 1993)

Lebar ruang ligament periodonsium bervariasi menurut usia, lokasi gigi, dan
besarnya tekanan yang diberikan pada gigi tersebut. Sisi mesial lebih tipis daripada sisi
distal, karena adanya pergeseran mesial fisiologis. Gigi yang tidak digunakan
mempunyai ligamentum periodontal yang tipis dan arah serabut principal hilang. Gigi
yang digunakan secara normal mempunyai ligamentum periodonal yang lebih tebal dan
konfigurasi serabut principal yang normal. Pada oklusi fungsional, ruang ligamen
periodonsium besarnya sekitar 0,25 mm±10 mm, sedangkan bila tekanan yang diterima
tidak normal, ruang ligamen periodonsium menjadi lebih lebar. (Fedi, Peter .F, dkk.
2004.)

Gambar 1.Jaringan periodontal (anatomi)


Sumber : Woelfels’s dental anatomy , hal :199

Histologi Ligamen Periodontal

Akar gigi masing-masing dibungkus lapis kolagen padat, membentuk membran


periodontal atau ligamen periodontal. Ligamentum Periodontal adalah struktur jaringan
penyangga gigi yang mengelilingi akar gigi dan melekatkannya ke tulang alveolar.
Ligamen periodontal berkembang dari jaringan ikat sirkuler yang mengelilingi benih gigi.
Jaringan ikat sirkuler akan berdifferensiasi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang
dekat ketulang, lapisan dalam sepanjang sementum, dan suatu lapisan intermediat yang
terdiri atas serat-serat yang tidak teratur. Serat-serat intermediat ini akan menebal dan
tersusun sesuai kebutuhan fungsi ketika gigi mencapai puncak oklusalnya. Folikel gigi
tersebut bersambung dengan ektomesenkhim dari papilla dental dan terdiri dari sel-sel
fibroblastic yang tidak berdifferensiasi yang juga berkembang menjadi fibroblast.
Bersamaan dengan proses erupsi dan berfungsinya gigi, serat-serat utama ligament
periodontal menjadi tersusun lebih teratur dan bertambah tebal.2

Gambar 2. Histologi ligamen periodontal


Sumber : Texbook of Dental, Oral Histology and Embryology with Multiple Choice
Questions

Serat-seratnya mirip berjalan ke atas dari sementum ke tulang sehingga tekanan


pada gigi menekan serat-serat yang tertanam dalam tulang. Berkas kasar serat kolagen
menyusup ke dalam sementum seperti halnya serat Sharpey meluas dari periosteum ke
dalam tulang. Orientasi serat-serat dari ligamen periodontal bervariasi pada tingkat
berbeda sepanjang akar. Bila gigi tidak dipakai, serat-serat itu agak berombak namun
melurus bila mahkotanya ditekan. Jadi ligamen periodontal dengan erat menahan gigi
pada sakusnya (kantong) dan masih memungkinkan sedikit bergerak.2
Gambar 3. Ligamentum Periodontal
Sumber : Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi (2010)

Ligament periodontal memiliki serat-serat utama. Serat-serat tersebut berasal dari


serat kolagen yang mana serat kolagen tersebut diproduksi oleh sel-sel tertentu. Serat-serat
tersebut juga diatur oleh posisinya. Posisi tersebut dibagi menjadi 6 kelompok, antara lain :

a) Serat transeptal
Serat utama ini merupakan serat transisi antara serat gingiva dan serat
ligamentum periodontal. Serat ini meluas ke interproksimal, di atas puncak septum
interdental dan tertanam pada sementum gigi-geligi yang bertetangga.
b) Serat puncak alveolar (alveolar cest)
Serat ini meluas dan berjalan miring dari sementum tepat di bawah epithelial
attachment, menuju puncak tulang alveolar. Fungsi serat ini menolong menahan gigi di
dalam soketnya jika ada tekanan ke arah apikal dan menahan gigi jika ada tekanan
lateral.
c) Serat horizontal
Serat ini meluas agak tegak lurus ke sumbu panjang gigi dari sementum ke
tulang alveolar. Fungsinya sama dengan fungsi serat puncak alveolar.
d) Serat obliq (serat miring)
Serat ini merupakan kelompok yang paling besar diantara kelompok serat utama
ligamentum periodontal. Serat ini berjalan miring dari sementum menuju tulang alveolar.
Fungsi serat ini menahan tekanan vertikal yang mengancam gerakan akar masuk ke
dalam soketnya.
e) Serat apikal
Serat ini menyebar dari bagian apikal gigi ke tulang alveolar pada dasar soket
gigi. Fungsi serat ini menjaga gigi dalam soketnya dan menahan kekuatan yang
memungkinkan gigi terangkat keluar dari soketnya.
f) Serat interradikular
Serat ini meluas dari sementum percabangan akar gigi ke puncak septum
interradikular. Fungsi serat ini membantu menstabilkan gigi tetap di dalam soketnya.

Keterangan:

1. TSF : Serat Transeptal

2. ACF : Serat Puncak Alveolar

3. HF : Serat Horizontal

4. OF : Serat Obliq

5. AF : Serat Apikal

6. IRF : Serat Interradikular

Gambar 4. Kelompok serat utama ligamen periodontal.

Sumber : Gingival Diseases - Their Aetiology, Prevention and Treatment Dr.Fotinos


Panagakos. InTech USA (2011)

Adapun sel-sel yang memproduksi serat kolagen yang dimiliki oleh ligamen periodontal,
antara lain :

1. Fibroblas, sel-sel berbentuk kumparan dengan inti oval dan prosesus sitoplasmik yang
panjang. Biasanya sejajar dengan kolagen, dengan prosesusnya terbungkus disekitar
bundle tersebut.
2. Osteoblas atau sel pembentuk tulang ditemukan dipinggir ligament periodontal
melapisi soket tulang. Dalam keadaan aktif berbentuk kuboidal dan dapat menimbun
suatu lapisan matriks, disebut estoid, diantaranya dan tulang dewasa. Bila tidak aktif,
kelihatan sebagai sel gepeng dan dapat menyerupai fibroblast.
3. Osteoklas atau sel peresorpsi tulang ditemukan dipinggir tulang pada masa
pengubahan bentuk tulang. Sel bernuklei banyak dengan batas suatu kerut atau garis-
garis kearah daerah resorpsi tulang.
4. Sementoblas, terletak di garis pinggir ligament periodontal berhadapan dengan
sementum. Sementoblas, dengan prosesus sitoplasmik, terlihat kuboidal bila pada
suatu lapisan tunggal, atau skuamus bila pada lapisan multiple.
5. Sementoklas, sel yang merepsorpsi sementum, tidak ditemukan pada ligament
periodontal normal, karena pada umumnya sementum tidak berubah bentuk dan hanya
ditemukan pada pasien dengan kondisi patologik tertentu.
6. Sisa sel epitelial malassez, sisa selubung akar epithelial hertwig. Berlokasi pada sisi
sementum ligament periodontal.
7. Sel mast, ditemukan didekat pembuluh darah, adalah sel-sel besar, bulat/oval dengan
nuklai bulat yang terletak ditengah, dan bergranula merah di sitoplasmanya.
8. Sel makrofag, di dekat pembuluh darah, menyerupai fibroblast, tetapi dengan prosesus
yang lebih pendek dan kecil dan nuclei yang berwarna agak gelap.

2. Fisiologi jaringan periodontal


Gingiva

Fungsi utama dari gingiva adalah proteksi atau perlindungan. Hal itu disebabkan karena
gingiva mempunyai lapisan epitel squamous stratificatum yang dimana fungsi dari epitel tersebut
antara lain melekatkan bagian koronal gingiva dengan gigi, pertahanan fisik terhadap infeksi,
membunuh mikroorganisme dengan memproduksi antibiotik secara lokal dan membunuh
mikroorganisme dan sel-sel yang terinfeksi oleh limfosit intraepitelial

Sementum

Fungsi dari sementum antara lain sebagai berikut :


1. Sebagai pelindung akar gigi,

2. Sebagai penyanggah gigi terhadap jaringan periodontal lainnya,

3. Memberi makanan, terutama fosfor untuk gigi.

Ligamen Periodontal

Fungsi dari ligamen periodontal antara lain sebagai berikut

A. Fungsi fisikal/suportif:
1. Menghantarkan tekanan oklusal ke tulang alveolar
2. Melekatkan gigi ke tulang alveolar
3. Mempertahankan hubungan jaringan gingiva ke gigi
4. Menahan dampak tekanan oklusal (shock absorption)
5. Sebagai wadah jaringan lunak yang melindungi pembuluh darah dan saraf dari
cedera akibat tekanan mekanis tulang.

B. Fungsi formatif/remodeling :
Dapat berperan formatif/remodeling karena ligamen periodontalmegandung sel-sel
yang dapat membentuk maupun meresorbsi struktur periodontal pendukung (tulang
alveolar, sementum, dan ligamen periodontal).Sel mesenkim yang tidak berdifferensiasi,
(berada disekeliling pembuluhdarah) berdiferensiasi menjadi sel-sel khusus, diantaranya:
 osteoblas yang membentuk tulang
 sementoblas yang membentuk sementum
 fibroblas yang membentuk serabut jaringan ikat
 Sel-sel multinukleus (berasal dari makrofag darah):
 osteoklas (sel peresorbsi tulang)
 odontoklas (sel peresorbsi gigi)
Contoh fungsi formatif/remodeling ligamen periodontal antara
lain, pembentukan dan resorbsi tulang alveolar dan sementum pada prosesmigrasi/perg
erakan gigi secara fisiologis ke arah mesial.

C. Fungsi nutritif/nutrisional:
Fungsi ini dimungkinkan oleh adanya sistem vaskularisasi yang baik padaligamen
periodontal, yang menjamin pasok nutrien ke sementum, tulangalveolar dan gingiva dan
tersedianya drainase limfatik.
D. Fungsi sensori:
Fungsi sensori dimungkinkan oleh adanya reseptor bagi rasa sakit dantekanan
pada ligamen periodontal. Ini berasal dari saraf-saraf dental yangmenembus fundus
alveolus masuk ke ruang ligamen periodontal, dimanasaraf-saraf tersebut akan
kehilangan selubung mielinnya (myelinated sheath)dan menjadi nerve ending.
Jaringan saraf yang bersifat propriosepsi memungkinan seseorangmerasakan
kekuatan yang diberikan kepada gigi geligi, gerakan gigi dantempat benda asing
pada atau diantara permukaan gigi. Rasa propioseptif inidapat menggerakkan
mekanisme refleks protektif yang membuka
rahang bawah untuk mencegah injuri pada gigi-
gigi dan ligament periodontal bilaseseorang menggigit benda keras. Propioseptif
memungkinkan lokalisasidaerah inflamasi pada ligament periodontal.

Tulang Alveolar

Fungsi dari tulang alveolar antara lain sebagai berikut :

1. Penyokong dan penyangga gigi yang utama

2. Proteksi

3. Tempat perlekatan ligamen periodontal

4. Menjaga homeostasis mineral

3 . Komposisi Gigi dan Jaringan Periodontal

1. Email

Email merupakan bahan terkeras dari tubuh yang berasal dari epitel (ectodermal).
Email terdiri dari 96% komposisi inorganic, yaitu Kristal hidroksiapatit yang juga ditemukan
pada tulang,kartilago terklasifikasi, dentin dan sementum. Empat persen sisanya terdiri
dari air dan materi organic fibrosa.

Email mengandung jutaan rod atau prisma yang berjalan dari dentoenamel
junction menuju permukaan gigi. Prisma tersebut diperkirakan berdiameter 4 – 7 μm pada
gigi sulu dan 6 – 8 μm pada gigi permanen di antara setiap prisma terdapat matriks
protein. Selama pembentukan mahkota, matrik organic hamper selalu terlibat dalam
menentukan ukuran dan orientasi Kristal. Materi organic yang mengelilingi Kristal dan
mengisi ruangan yang ada di antara Kristal – Kristal tersebut adalah enamelin. Enamelin
adalah protei bermolekul tinggi yang terdiri dari asam aspartate, serin, glisin, prolin dan
asam glutamate. Protein ini terus menetap pada email yang telah dewasa.

Sebagian besar mineral yang terkandung dalam email adalah kalsium yang rata –
rata mempunyai komposisi sebesar 35.8% dan fosfor sebesar 17.4%. kalsium
berkombinasi dengan fosfor sebagai mineral kedua terbanyak setelah kalsium untuk
membentuk tulang dan gigi. Mayoritas fosfor di salam tubuh terdapat dalam bentuk ion
fosfat. Setelah selesainya kalsifikasi, kalsium dan fosfor tidak dapat ditarikdari apatit gigi
seperti yang terjadi pada tulang. Fungsi utama dari kalsium adalah untuk mempunyai
beberapa fungsi, tetapi dua fungsi utamanya adalah sebagai mineral pembentukan tulang
dan gigi serta produksi dan transfer dari high energy phosphates. Sebagai tambahan,
fosfor mempunyai peras dalam absorpsi dan transportasi zat gigi, komponen metabolit
esensial, dan mengatur kesimbangan asam – basa.

Komposisi email juga berbeda dengan dentin. Dentin memiliki serat – serat Tome’s
dan odontoblas, lebih sedikit zat anorganik. Tetapi tidak mempunyai keratin. Email
hamper seluruhnya terdiri atas zat anorganik, sedangkan sel – sel ameoblas telah hilang
pada waktu gigi bererupsi. Jadi, email merupakan suatu zat yang berbeda dari pada
bahan keras lain. Email paling keras, tetapi karena email pada gigi tipis, email juga paling
getas atau rapuh. Selain itu juga email tidak memiliki sel sehingga tidak dapat tumbuh
lebih tebal dan tidak mempunyai daya reparative jika rusak atau patah.

2. Dentin

Dentin mengandung 70% bahan anorganik (dari beratnya) yang komponen


utamanya adalah hidroksiapatit. Bahan organiknya merupakan 20% dari berat dentin
yang komponen utamanya adalah bahan serat –serat kolagen yang terpendam dalam
bahan dasarnya yang amorf. Sisanya adalah air. Dentin juga memiliki cabang odontoblas
atau serat Tome’s yang kemudian dilanjutkan ke dalam badan sel odontoblas terus ke
pulpa. Pada odontoblas terdapat banyak ujung saraf yang berasal dari pulpa.

3. Pulpa

Pulpa merupakan bagian pusat dari gigi, terdiri dari pembuluh darah, saraf, dan
jaringan ikat, serabut kolagen, fibroblast, odontoblas, dan substansi dasar
(glikosaminoglikan). Pulpa juga merupakan tempat yang paling sensitive dalam gigi, di
pulpa merupakan pusat dari percabangan ujung saraf – saraf yang masuk melalui
odontoblas yang berguna sebagai saraf sensoris gigi.

4. Sementum

Sementum adalah jaringan keras yang menutupi permukaan akar gigi, merupakan
jaringan mesensim yang tidak mengandung pembuluh darah, dan berperan sebagai
tempat perlekatan serat – serat ligament periodontal. Sementum juga terdiri dari
hidroksiapatit, zat organic dan air, dimana hidroksiapatit sebesar 61%, zat organic
sebesar 27% dan air sebanyak 12%. Sementum juga terdiri atas serat – serat kolagen
yang keras dan substansi dasar interfibril.

Serat kolagen yang berada di dalam berasal dari 2 sumber utama :

a. Serat – serat sharpey (ekstrinsik), yang merupakan bagian dari serat – serat
principal ligament periodontal yang tertanam didalamnnya dan dibentuk oelh
fibroblast.
b. Serat – serat yang dimiliki oleh matriks sementum (instrinsik), dan diproduksi oleh
sementoblas.

5. Gingiva

Gingiva merupakan jaringan lunak yang melapisi tulang dan gigi. Gingiva
mengandung substansi dasar interseluler yang terdiri atas mukopoli-sakarida dan
glikoprotein. Substansi ini membantu pengaturan distribusi air, elektrolit dan juga
metabolism jaringan. Sel yang paling banyak terdapat di jaringan ikat gingiva adalah sel
– sel plasma, fibroblast, sel – sel mast, dan limfosit. Gingiva juga memiliki elemen –
elemen selular, salah satunya yang terpenting adalah fibroblast. Fibrobals banyak di
jumpai di antara bundle – bundle serat. Fibroblas berasal dari mesenchyme dan berperan
pentinga dalam perkembangan, pemeliharaan dan perbaikan jaringan ikan gingiva sama
seperti halnya jaringan ikat lain dalam tubuh, fibroblast mensintesis kolagen dan serat –
serat elastic, begitu juga glikoprotein dan glikosaminoglikans dari substansi interseluler
yang tidak berbentuk fibroblast juga mengatur degradasi kolagen melalui fagositosis dan
sekresi kolagenase.
Sel mast, yang didistribusikan ke seluruh tubuh, banyak terdapat di dalam jaringan
ikat mukosa mulut dan gingiva. Makrofag dan histiosi yang menetap berada di jaringan
ikat gingiva sebagai komponen system fagosit mononuklir yang berasal dari monosit
darah.

Pada gingiva yang secara klinis normal, sejumlah kecil sel – sel plasma dan
limfosit dijumpai di dalam jaringan ikat di dekat dasar sulkus gingiva. Netrofil dapat terlihat
dalam jumlah yang relative tinggi, baik di dalam jaringan ikat maupun di dalam sulkus
gingiva. Selain itu juga pada gingiva juga terdapat pembuluh darah dari arteri maksilaris.

6. Ligament Periodontal

Ligament periodontal terdiri atas kumpulan kumpulan pembuluh darah dan sel –
sel jaringan ikat yang sangat banyak. Ligament terletak di sekeliling akar gigi dan
berhubungan dengan dinding tulang alveolar bagian dalam. Di sekeliling kolagen ligament
periodontal terdapat jaringan ikat longgar yang di dalamnya terdapat sel – sel, pembuluh
darah, saluran limfe, dan saraf. Di dalam ligament periodontal terdapat 4 jenis sel, yaitu:
sel jaringan ikat, sisa – sisa sel epitel, sel system imun, dan sel yang berkaitan dengan
elemen – elemen neurovascular. Sel – sel jaringan ikat terdiri atas fibroblast, sementoblas,
dan osteoblast. Fibroblast merupakan jenis sel yang paling banyak ditemukan di dalam
ligament periodontal, berbentuk oval dan memanjang. Semua sel – sel tersebut berperan
dalam merusak maupun membentuk jaringan ligament periodontal, sementum dan tulang
alveolar, kecuali sisa – sisa epitel Malassez.

Sel – sel epitel Malassez didapati secara emnyeluruh pada ligament periodontal
dekat ke permukaan sementum, dan paling banyak dijumpai pada daerah apical dan
servikal. Jumlahnya akan berkurang dengan bertambahnya umur.

7. Tulang Alveolar

Tulang alveolar adalah bagian dari maksila dan mandibular yang mendukung dan
membentuk soket gigi (alveoli). Tulang alveolar memiliki komposisi yang hampir mirip
dengan tulang, yaitu memiliki hidroksiapatit sebesar 45%, zat organic 30% dan air sebesar
25%. Zat organic salah satunya adalah kolagen mukopolisakarida. Di tulang alveolar juga
mempunyai osteosit (sel – sel tulang), osteoblast, osteoklast.

4 . Inervasi dan Vaskularisasi Jaringan periodontal


Vaskularisasi utama dari jaringan periodontal yang paling utama adalah arteri carotis
eksterna yang kemudian bercabang menjadi arteri maksillaris.

Untuk bagian rahang atas di pasok oleh arteri alveolaris superior dan arteri
infraorbitalis. Untuk arteri infraorbitalis lebih fokus ke daerah orbital(mata).

Untuk arteri alveolaris superior lebih fokus ke daerah gigi geligi dan gingiva. Untuk
cabangnya sendiri terbagi menjadi arteri alveolaris superior anterior, arteri superior
anterior medii, dan arteri alveolaris superior posterior. Untuk rahang bawah, di pasok
oleh arteri alveolaris inferior dengan percabangan sama seperti arteri alveolaris superior.

Sebelum memasuki sket gigi, arteri alveolaris superior dan arteri alveolaris inferior
bercabang menjadi arteri infraseptalis, yang memasok darah ke septum interdental.
Setelah masuk ke soket gigi dan sebelum memasuki pulpa, ia memasuki ruangan
periodontal untuk memasok ligament periodontal.

Arteri yang berada dalam ligament periodontal bercabang dan berkumpul satu sama
lain membentuk anyaman yang mengelilingi gigi.

Inervasi

Pada jaringan periodontal, terdapat reseptor saraf untuk nyeri sentuhan dan tekanan,
namun hanya pada ligament periodontal yang terdapat reseptor proprioseptif. Semua
reseptor tersebut berasal dari nervus Trigeminus.

Cabang-cabang nervus Trigeminus yang mempersarafi bagian-bagian gingiva adalah

1. N. Infraorbitalis = Untuk gingiva bagian incisivus, caninus, dan premolar rahang atas
2. N. Alveolaris superior dengan cabang-cabangnya mempersarafi gigi geligi dan
gingivanya
3. N. Palatinus Mayor = Untuk gingiva sisi palatal rahang atas kecuali Incisivus
4. N. Spenopalatinus = Untuk palatal incisivus rahang atas
5. N. Sublingualis = Untuk gingiva bagian lingual rahang bawah
6. N. Mentalis = Untuk gingiva labial Incisivus dan caninus rahang bawah
7. N. Bukalis = Untuk gingiva bagian bukal molar rahang bawah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jaringan periodontal adalah jaringan yang terdapat di sekitar gigi tempat gigi
tertanam dan membentuk lengkungan rahang dengan baik (Depkes RI,
1999). Jaringan periodontal merupakan sistem fungsional jaringan yang mengelilingi
gigi dan melekatkan pada tulang rahang, dengan demikian dapat mendukung gigi
sehingga tidak terlepas dari socketnya (Poltekkes, 2010).
Jaringan periodontal adalah sistem yang kompleks dan memiliki kepekaan tinggi
terhadap tekanan. Prevalensi untuk penyakit periodontal mendekati 14% pada cakupan
usia yang luas, termasuk anak-anak dan orangtua. Periodontitis dimulai dengan
hilangnya tulang alveolar kemudian pembentukan pocket disekitar gigi, yang pada
akhirnya menyebabkan gigi goyang dan lepas. Pocket periodontal dapat dideteksi
dengan sebuah probe periodontal dan diperkirakan besarnya dengan mengukur jarak
dari tepi gusi sampai dasar pocketperiodontal. Pada jaringan periodontal yang sehat,
tidak didapatkan adanya perlekatan epitel yang longgar atau pembentukan pocket, dan
celah gusi dalamnya ± 2 mm. Faktor resiko untuk penyakit periodontal adalah plak gigi,
kalkulus, usia, genetik, dan diabetes.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, kami tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai Jaringan periodontal.

B. Saran
Mengingat masih banyaknya kekurangan dari kelompok kami, baik dari segi
diskusi kelompok kecil, penulisan tugas tertulis dan sebagainya, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari dosen-dosen yang mengajar, baik yang sebagai tutor
ataupun dosen yang memberi materi kuliah, dan dari rekan-rekan kami serta dari berbagai
pihak demi kesempurnaan.

Daftar pustaka

Putri, H. M, drg. 2010. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan
pendukung gigi. EGC: Jakarta
Zubardiah, L. 2011. Jaringan periodonsium anatomi, klinis dan histologi. Universitas
Trisakti: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai