Anda di halaman 1dari 8

1.

Sintesis

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan proses tumbuh kembang


wajah dan leher

a. Wajah

Hari ke-24 1. Terbentuk stomadeum


2. Terbentuk tonjolan jantung
Hari ke-28 1. terbentuk plakoda hidung
(depan)
2. terbentuk plakoda lensa ( lateral )
Hari ke-31 1. terbentuk lubang hidung
2. terbentuk mata
3. terbentuk cekungan nasolacrimal
Hari ke-33 1. terbentuk rongga hidung
2. terbentuk tonjolan nasal lateral
dan medial
3. cekungan nasolacrimal
membesar
Hari ke-35 1. tonjolan nasal lateral dan medial
makin membesar
2. terbentuk telinga bagian luar
Hari ke-40 1. terbentuk dahi
2. terbentuk kelopak mata
3. terbentuk lubang hidung
4. terbentuk rahang bawah
Hari ke-48 1. kelopak mata jelas
2. tonjolan maksila bergerak kea
rah medial
Minggu ke-10 1. kelopak mata tertutup
2. cekungan nasolacrimal jelas
Minggu ke-14 1. terbentuknya philtrum

b. Leher

Laring pada anak yang baru lahir posisinya belum sesuai, dapat
menyebabkan bayi dapat menelan dan bernapas dalam waktu yang
bersamaan

c. Palatum

1
Proses normal pembentukan palatum yaitu selama minggu
kelima kehamilan akan terjadi dua pertumbuhan tonjolan yang
berlangsung dengan cepat yaitu yaitu tonjolan lateral dan medial
hidung. Tunjolan lateral akan tumbuh menjadi ala (sayap hidung) dan
tonjolan medial akan membentuk empat daerah yaitu bagian medial
hidung, bagian medial bibir atas, bagian medial maksila, dan langit -
langit primer yang lengkap. Tonjolan maksila secara otomatis akan
mendekat kearah medial dan lateral hidung tetapi tetap terpisah oleh
adanya groove nasolacrimal. Dua minggu sesudahnya atau minggu
ketujuh, terjadi perubahan pada wajah. Tonjolan maksila terus tumbuh
kearah medial dan mencapai tonjolan nasal medial hingga mideline.
Kemudian secara simultan tonjolan ini saling bertemu, kemudian
tonjolan maksila terus berkembang kearah lateral. Dengan demikian
bibir atas terbentuk, proses ini tidak hanya terjadi di luar tetapi terjadi
pada bagian dalam, dua bagian yang tumbuh keluar dari tonjolan
maksila akan membentuk palatum sekunder yang tumbuh pada
minggu keenam dengan arah tumbuh kebawah mendekati lidah,
namun pada minggu ketujuh, palatum akan naik hingga mencapai
posisi horizontal diatas lidah dan bergabung dengan yang lain dan
membentuk palatum sekunder, bagian palatine bergabung dengan yang
lain dan bergabung dengan palatum primer pada minggu ke-7 hingga
minggu ke-10.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelainan tumbuh


kembang wajah

a. Sindorm Teacher Collins


Bayi dan anak-anak yang menderita sindrom Treacher Collins akan
menderita kelainan bentuk telinga, kelopak mata, tulang pipi, dan
dagu.

b. Cerubism
Munculnya orang-orang dengan kelainan ini disebabkan oleh
hilangnya tulang padamandibula yang diganti oleh tubuh dengan
jumlah jaringan fibrosa yang berlebihan .Dalam kebanyakan kasus,
kondisi memudar ketika anak tumbuh, tetapi dalam beberapa kasus
bahkan lebih jarang kondisi terus merusak wajah orang yang

2
terkena. Kerubisme juga menyebabkan kehilangan gigi
sulung prematur dan tidak erupsi gigi permanen .

c. Sindrom Pierre Robins


Mandibula kecil yang tidak biasa, perpindahan posterior atau
retraksi lidah , dan obstruksi jalan nafas atas . Penutupan atap mulut
yang tidak lengkap ( sumbing langit-langit ) terdapat pada sebagian
besar pasien, dan umumnya berbentuk huruf U.

d. Sindrom Van der Woude


Kelainan genetik yang ditandai oleh bibir sumbing dengan atau
tanpa langit-langit mulut sumbing , dan langit-langit mulut sumbing
saja. kelainan lain yang sering dikaitkan dengan Sindrom Van der
Woude termasuk hipodontia pada 10-81% kasus, langit-langit
melengkung yang sempit, penyakit jantung bawaan, kelainan jantung
dan kelainan otak, secara sindaktil pada tangan,
polythelia, ankyloglossia , dan perlekatan antara bantalan gusi atas dan
bawah.

e. Sindrom Marfan
Penderita Sindrom Marfan cenderung memiliki badan yang
tinggi, eksremitas yang panjang dan jari-jari yang panjang. Pada kondisi yang
berat, penderita bisa memiliki kelainan pada katup jantung dan aorta. Dapat juga
dijumpai kelainan pada paru-paru, mata, dan tulang.

f. Sindrom Down

Penderita Down syndrome memiliki kelainan fisik khas, yang


kadang bisa dideteksi sebelum lahir, antara lain:

a) Ukuran kepala lebih


b) Bagian belakang kepala datar.
c) Sudut mata luar naik ke atas.
d) Bentuk telinga kecil atau tidak normal.

g. Sindrom dysplasia cleidocranial

3
Displasia cleidocranial adalah suatu kondisi yang terutama
mempengaruhi perkembangan tulang dan gigi. Individu
dengan displasia cleidocranial biasanya memiliki tulang klavikula
yang kurang berkembang atau tidak ada.

h. Cleft lip dan Cleft Palate


Celah bibir dan atau langitan merupakan kelainan yang sering terjadi.
Celah bibir atau cleftlip adalah suatu keadaan terbukanya bibir
sedangkan celah langitanatau cleftpalateadalah kelainan terbukanya
langit-langit rongga mulut. Hal ini merupakan suatu perkembangan
bibir dan langit-langit mulut atau palatum yang tidak sempurna semasa
janin terbentu

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor kelainan tumbuh


kembang wajah dan leher

a. Umur

Umur adalah hal yang sangat diperhatikan dalam penyelidikan


epidemiologi. Angka – angka kesakitan maupu kematian didalam hampir
semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur dan juga biasanya
semakin bertambah umur seseorang kemampuan organ tubuh dan daya
tahan tubuh mulai berkurang sehingga dapat membahayakan dan
meningkatkan resiko pada janin.

b. Gizi

Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa


kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status
kesehatan ibu hamil selama hamil serta guna pertumbuhan dan
perkembangan janin. Kebutuhan ibu hamil secara garis besar adalah

4
asam folat , energy, protein, zat besi, kalsium, dan zinc. Dimana pada
saat waktu kehamilan jika kekurangan zn dapat menghambat pada proses
pembentukan tulang

c. Genetik

Kelainan – kelainan yang terjadi akibat kelebihan atau kekurangan


jumlah kromosom baik autosom maupun seks kromosom pada orang tua
dapat diturunkan atau diwariskan dari orang tua ke keturunannya.

d. Mekanis

Truma dan cairan ketuban yang kurang dapat menganggu proses


pertumbuhan janin dan dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi
yang dilahirkan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Wajah berkembang lebih lambat dibandingkan kranium pada periode
intra uterin, sehingga pada awal kelahiran ukuran wajah terlihat lebih kecil
daripada ukuran total kepala. Wajah terus tumbuh setelah masa kelahiran,
sedangkan pertumbuhan kranium menjadi lebih lambat, sehingga pada usia
dewasa perbandingan ukuran kepala dan wajah menjadi lebih proporsional.
Mata mulai tampak pada mudigah berusia 22 hari sebagai sepasang alur
dangkal di samping otak depan. Petunjuk pertama terbentuknya telinga dapat

5
ditemukan pada mudigah berusia 22 hari sebagai suatu penebalan ectoderm
permukaan di kedua sisi romben sefalon. Lidah mulai muncul pada embrio di
minggu keempat dalam bentuk dua tonjol laterallingual dan satu tonjol di
medial yang disebut dengan tuberculum impar. Ketiga tonjolan iniberasal dari
arkus faringeal I. Perbandirigan perkembangan mandibula dan maxilla Kedua
tulang ini berkembang sebagai pusat penulangan yang berhubungan erat
terhadap saraf pada daerah bifurkasi, kedua tulang tersebut mempunyai
elemen neural dan alveolaris keduanya membentuk cartilago sekunder pada
saat penluasan ke belakang. Dalam pembentukan laring dan faring, yang
berperan adalah lengkung faring ketiga, keempat, dan keenam. Kelainan yang
dapat terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan wajah dan leher
diantaranya adalah cleft lip dan cleft palate serta Treacher Collin Syndrome.
Hal tersebut juga dipengaruhi oleh umur ibu saat kehamilan, gizi, tertogenik,
psikologis, genetik atau mekanis seperti trauma yang dialami ketika masa
kehamilan.

B. SARAN

Kami menyadari masih banyak kekurangan dari kelompok kami. Oleh


karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
penyempurnaan kelompok kami di masa mendatang.

6
Daftar Pustaka

Sadler, T.W. 2010. Langman Embriologi Kedokteran. Edisi 10. Jakarta : EGC

http://www.academia.edu/10358947/PERTUMBUHAN_DAN_PERKEMBANGAN_
BR ANCHIAL_APPARATUS

Suhendriyah. Perkembangan Cranium dan Rangka Wajah. Jurnal Fakultas


Kedokteran Gigi Universitas Gajah Mada

Andrew D. Dixion, Buku Pintar anatomi Untuk kedokteran gigi, edisi ke 5 2.

Neil S.Norton, Netters Head and Neck Anatomy for Dentistry , Saunders, 2007 3.

Mary Bath-Balogh cs, Illustrated Dantal Embriology, Histology. And anatomy 3 rd


edition Elsevier Saunders. 4.

7
Sadler, T. W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Anda mungkin juga menyukai