Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gigi merupakan salah satu organ yang mempunyai peranan penting bagi

tubuh manusia, diantaranya berfungsi untuk pengunyahan, estetik, dan berbicara.

Kehilangan gigi dapat dialami siapa saja terlebih mereka yang kurang

memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya, data dari WHO tahun 2012 tentang

kesehatan mulut menunjukan bahwa 30% populasi di dunia pada usia 65-74 tahun

mengalami kehilangan seluruh gigi(Mokodompit I Rifon, 2015).

Berdasarkan laporan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2013

Persentase kehilangan gigi di Indonesia pada usia 35-44 tahun yaitu sebesar 0,4%,

semakin meningkat pada usia 65 tahun ke atas yaitu sebesar 17,6%(Mokodompit I Rifon,
2015; Siagian Krista V, 2016; Jatuadomi dkk, 2016).

Persentase perawatan gigi berupa pemasangan gigi tiruan di daerah

Sulawesi Selatan Berdasarkan RISKESDAS 2007 yaitu sebesar 4,8%(Riset kesehatan

dasar, 2007)
. Kehilangan gigi yang masih cukup banyak ini menggambarkan besarnya

kebutuhan akan perawatan prostodonsia. Perawatan prostodonsia dalam hal ini

diperlukan untuk memperbaiki serta mempertahankan fungsi gigi melalui

pembuatan gigi tiruan sebagai pengganti gigi asli yang telah hilang dan digunakan

untuk mengembalikan fungsi fonetik, mastikasi, dan estetik(Mokodompit I Rifon, 2015).

1 1
Kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut semakin

meningkat ditandai dengan adanya kebutuhan pembuatan gigi tiruan(Naini Amiyatun,

2011).
Gigi tiruan adalah alat tiruan yang digunakan untuk menggantikan gigi yang

telah hilang atau tanggal. Gigi tiruan disebut juga protesa, prosthesis atau

denture(Padu Fonda. dkk. 2014), gigi tiruan lepasan berbasis akrilik merupakan gigi tiruan

yang paling banyak digunakan saat ini dan terbuat dari bahan resin akrilik yang

telah memenuhi syarat sebagai bahan basis gigi tiruan karena tidak bersifat toksik,

tidak mengiritasi jaringan, mempunyai sifat fisik dan estetik yang baik, serta harga

yang relatif murah(Bagaray David A. dkk. 2014).

Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2006), pembuatan gigi tiruan dapat

dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter gigi, profesi dokter gigi merupakan

tugas mulia bagi kehidupan manusia dalam bidang kesehatan khususnya

kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai kompetensi tersebut, pendidikan

dokter gigi yang merupakan pendidikan profesi harus didasari oleh keilmuan yang

kokoh.(Konsil Kedokteran Indonesia 2006)


. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No. 1871 / Menkes / Per / IX / 2011 pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa, tukang

gigi juga memperoleh kewenangan dalam pembuatan gigi tiruan, akan tetapi

hanya sebatas pembuatan gigi tiruan sebagian / seluruh gigi tiruan lepasan dari

akrilik dan juga memasang gigi tiruan lepasan( Peraturan Menteri Kesehatan 2011).

Salah satu faktor yang mempengaruhi presepesi masyarakat terhadap

kebutuhan pemakaian gigi tiruan adalah pendidikan.(Putranti dwi. .T dan chandra .H. 2011)

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pengetahuan.

Seseorang dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan lebih mengerti dan

2
mempunyai daya serap yang baik terhadap informasi yang didapat sehingga

pengetahuan yang diperoleh semakin baik, seseorang dengan tingkat pendidikan

lebih tinggi akan lebih mengerti dan peduli tentang cara memelihara gigi tiruan

dan kesehatan rongga mulutnya dibandingkan seseorang dengan tingkat

pendidikan rendah(Bagaray David A. dkk. 2014).

Selain tingkat pendidikan yang telah disebutkan diatas, faktor ekonomi atau

pendapatan masyarakat juga merupakan faktor yang berpenga

ruh terhadap tindakan pememeliharaan kebersihan gigi tiruan serta kesehatan

rongga mulut, status ekonomi atau pendapatan merupakan prediktor utama yang

paling penting bagi seseorang dalam mengambil keputusan untuk melakukan

suatu perawatan (Bagaray David A. dkk. 2014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lumunon Thirsa O, dkk pada tahun

2014 di Desa Treman Kecamatan Kauditan menunjukan bahwa faktor ekonomi

merupakan faktor penentu utama dalam pemanfaatan jasa tukang gigi. Responden

sebagian besar 86,54% sangat setuju bahwa faktor pembiayaan yang terjangkau

sebagai faktor penentu dalam pemanfaatan jasa tukang gigi . Perawatan gigi tiruan

membutuhkan biaya yang tidak sedikit, apabila berobat ke dokter gigi akan

dikenakan biaya untuk jasa pelayanan di samping biaya pembuatan gigi tiruannya,

sedangkan apabila ke tukang gigi hanya dikenankan biaya pembuatan gigi tiruan.

Biaya dokter gigi wajar lebih mahal dibandingkan dengan tukang gigi karena

waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk menempuh pendidikan agar memperoleh

kompetensi sebagai dokter gigi tidak sedikit(Lumunon Thirsa O. dkk. 2014 & Angraeni Ayu. dkk. 2013).

3
Berdasarkan kajian diatas FAKTA : lebih banyak masyarakat yang

memanfaatkan provider tukang gigi untuk membuat gigi tiruan dengan hasil

yang kurang memuaskan .HARAPAN : provider tukang gigi memberikan

hasil pelayanan yang maksimal (gigi tiruan) (hasil survey) buatkan!

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah yang dapat diambil yaitu

1. bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan pemilihan provider


pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada masyarakat di
kecamatan Biringkanaya tahun 2018?
2. bagaimana hubungan tingkat pendapatan dengan pemilihan provider
pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada masyarakat di
kecamatan Biringkanaya tahun 2018?
3. bagaimana hubungan tingkat kepercayaan masyarakat dalam pemilihan
provider pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada masyarakat di
kecamatan Biringkanaya tahun 2018?
4. Faktor apa yang paling berhubungan dalam pemilihan provider pembuat
gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada masyarakat di kecamatan
Biringkanaya tahun 2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui beberapa factor yang berhubungan dengan pemilihan

provider tukang gigi dalam pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada

masyarakat

4
1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat pendidikan dengan


pemilihan provider pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada
masyarakat
2 Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat pendapatan dengan
pemilihan provider pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada
masyarakat
3 Untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat kepercayaan masyarakat
dalam pemilihan provider pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada
masyarakat
4 Untuk mengetahui faktor apa yang paling berhubungan dalam pemilihan
provider pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada masyarakat

4.1 Manfaat Penelitian

4.1.1 Peneliti

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang hubungan tingkat

pendidikan dan pendapatan dengan pemilihan provider pembuat gigi tiruan

lepasan berbahan akrilik pada masyarakat di kecamatan Biringkanaya tahun

2018.

4.1.2 Teoritis

Mampu memberikan informasi tentang hubungan tingkat pendidikan dan

pendapatan dengan pemilihan provider pembuat gigi tiruan lepasan berbahan

akrilik pada masyarakat di kecamatan Biringkanaya tahun 2018.

4.1.3 Praktisi

Memberikan masukan pada siapa informasi hasil penelitian tentang

hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan dengan pemilihan provider

5
pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada masyarakat di kecamatan

Biringkanaya tahun 2018. (pada pdgi)

4.1.4 Institusi

Memberikan informasi kepada pascasarjana universitas muslim indonesia

berupa hasil penelitian tentang hubungan tingkat pendidikan dan pendapatan

dengan pemilihan provider pembuat gigi tiruan lepasan berbahan akrilik pada

masyarakat di kecamatan Biringkanaya tahun 2018, dan sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian.

6
7

Anda mungkin juga menyukai