Anda di halaman 1dari 17

MANUAL CSL

Penyusun
drg. Lilies Anggarwati Astuti, Sp.Perio

TEKNIK ANESTESI BLOK


MANDIBULA

Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Muslim Indonesia
2015

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 1


TATA-TERTIB LABORATORIUM KETERAMPILAN KLINIK (CSL)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Keterampilan Klinik


(CSL) Fakultas Kedokteran Gigi UMI, harus mematuhi tata-tertib laboratorium,
seperti di bawah ini.

A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan :


1. Membaca Manual Keterampilan Klinik dan bahan bacaan rujukan
tentang keterampilan yang akan dilakukan,
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku
Penuntun yang bersangkutan
B. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa :
1. Datang tepat waktu.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL
3. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan
layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua mahasiswa
tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T shirt), dan sandal.
Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai menyentuh kerah baju, tidak
diperkenankan mengikuti semua kegiatan pembelajaran.
4. Mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap kegiatandi
Laboratorium Fakutas Kedokteran Gigi UMI. Mahasiswi yang mengenakan
jilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke dalam jas laboratorium.
5. Memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang disertai
dengan No. Pokok Mahasiswa.
6. tas, buku dan lain-lain barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan
latihan yang dilakukan diletakkan pada loker yang telah disediakan.
7. menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium, utamanya
meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi (kertas,
batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telah
disediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas
lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang
mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 2


8. berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum, termasuk
mengikuti kuis,
9. bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi karena
ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang bersangkutan.
10. tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar.
11. tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 3


PENGANTAR

Buku panduan clinical skill lab teknik anestesi blok mandibula ini berisis 4 (empat)
keterampilan utama, yaitu :
1. Keterampilan melatih menggunakan alat oral diagnostic
2. Keterampilan membuka ampul, mengambil cairan anastetikum ke dalam
disposable syringe
3. Keterampilan posisi operator dan pasien yang tepat
4. Keterampilan teknik anestesi blok mandibula
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan
teknik pembukaan ampul, mengambil cairan anastesi lokal dan keterampilan teknik
infiltrasi, juga berisi daftar tilik sebagai lembar penilaian dari instruktur terhadap
mahasiswa sebagai penilaian akhir serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat
keterampilan yang dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Makassar, Maret 2016

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 4


ANASTESI LOKAL

Rasa sakit merupakan salah satu masalah dalam praktek dokter gigi. Beberapa
cara untuk menangani rasa sakit:
- Menghilangkan faktor penyebab
- Menghambat penghantaran impuls rasa sakit
- Meningkatkan ambang rasa sakit
- Mencegah reaksi sakit dengan depresi korteks serebri
- Metode psikosomatik

TEKNIK ANASTESI LOKAL


Adalah metode pencegahan rasa sakit dengan cara menyuntikkan cairan
anastesi lokal pada bagian tertentu dari tubuh dengan tujuan untuk menghambat
konduksi impuls rasa sakit dari sistem saraf perifer ke sistem saraf pusat.
Keuntungan penggunaan anastesi lokal:
- Penderita dalam keadaan sadar
- Gangguan fisiologis rendah
- Angka morbiditas rendah
- Penderita bisa pulang sendiri
- Relatif mudah
- Tidak perlu tenaga tambahan
- Biaya relatif murah
- Tidak perlu puasa

Kelemahan penggunaan anastesi lokal:


- Tidak bisa dilakukan pada penderita dengan rasa takut tinggi, penderita yang
tidak kooperatif (anak-anak, pasien retardasi mental)
- Kemungkinan infeksi pada tempat insersi jarum
- Kemungkinan alergi terhadap obat anastesi lokal
- Tidak bisa digunakan untuk pembedahan yang luas
- Anomali anatomi persarafan

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 5


Penggolongan obat anastesi lokal berdasarkan struktur kimianya dibagi
menjadi 2, yaitu golongan:
a. Golongan ester misalnya procaine, propoxycaine, benzocaine
b. Golongan amida misalnya lidocaine, mepivacaine, bupivacaine, prilocaine.
Golongan ini lebih baik daripada ester dikarenakan lebih poten, efek toksisitas
rendah dan jarang menimbulkan reaksi alergi.

Dosis penggunaan anastesi lokal, dipengaruhi oleh:


- Jenis obat, sifat toksik inheren dan efek vasodilatasinya
- Konsentrasi obat
- Injeksi intravaskuler
- Kecepatan injeksi
- Vaskularisasi jaringan
- Berat badan penderita
- Kecepatan metabolisme dan ekskresi obat

Keuntungan penggunaan vasokonstriktor:


- Meningkatkan lama kerja larutan anastesi lokal
- Menurunkan konsentrasi puncak larutan anastesi di dalam darah sehingga
toksisitas obat berkurang
- Memperkecil volume pemakaian larutan anastesi lokal
- Meningkatkan kedalaman efek anastesi lokal
- Meningkatkan efektivitas larutan anastesi lokal

Dosis toksik penggunaan anastesi lokal lidocaine tanpa vasokonstriktor


sebesar 3-4 mg/kg berat badan atau sekitar (10 ml larutan lidocaine 2%), sedangkan
dosis toksik lidocaine dengan vasokonstriktor sebesar 7 mg/kg berat badan (20-25 ml
larutan lidocaine 2%).

PRINSIP PEMBERIAN ANASTESI LOKAL


Prosedur pencabutan gigi akan menimbulkan rasa nyeri karena adanya trauma
pada struktur-struktur yang terlibat, yaitu:
- Gigi dan ligamen periodontal
- Processus alveolaris
TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 6
- Mukosa gingiva regio labial/bukal
- Mukosa gingiva regio palatal
Anastesi lokal sebelum pencabutan gigi harus mampu memberikan efek
anastesi pada semua struktur yang terlibat.

KLASIFIKASI TEKNIK ANASTESI LOKAL


1. Berdasarkan luas area yang teranastesi:
- Nerve block: untuk menganastesi daerah yang diinervasi oleh batang saraf
utama
- Field block: untuk menganastesi daerah yang diinervasi oleh cabang saraf
terminal
- Lokal infiltration: untuk menganastesi daerah yang diinevasi oleh ujung-
ujung saraf terminal

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 7


- Topical anasthesia: anastesi pada permukaan mukosa atau kulit (free
nerve endings)
2. Berdasarkan tempat insersi jarum:
- Submucosal injection: cairan anastesi lokal diinjeksikan/dideponir ke
dalam jaringan di bawah mukosa

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 8


TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 9
- Paraperiosteal injection: cairan anastesi lokal diinjeksikan/dideponir
sedekat mungkin dengan periosteum tulang sehingga mampu berdifusi
menembus periosteum dan porositas tulang alveolar.
- Intraosseous injection
- Intraseptal injection
- Intraligament/intraperiodontal injection: cairan anastesi lokal
diinjeksikan/dideponir langsung pada membran periodontal dari akar gigi
yang bersangkutan
- Papillary injection: cairan anastesi lokal diinjeksikan/dideponir ke dalam
jaringan di bawah mukosa pada papilla interdental.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 10


PROSEDUR UMUM ANASTESI LOKAL
Alat dan Bahan:
1. kaca mulut
2. pinset
3. sonde
4. masker
5. handscoen
6. lap meja warna putih
7. cotton stick/cotton bud
8. disposable injection syringe 3 cc
9. larutan anastesi local (lidocaine 2% dengan adrenaline 1:80.000) dalam ampul 2
cc
10. kassa
11. larutan antiseptik povidine iodine
12. handuk putih

Persiapan Pasien dan Prosedur Umum Anastesi Lokal


PERSIAPAN PASIEN
1. Pastikan pasien sudah makan atau tidak dalam keadaan lapar sebelum tindakan
anastesi lokal
2. Dudukkan pasien pada posisi semi supine, karena dengan posisi demikian
pasien akan merasa lebih nyaman, prosedur anastesi lebih mudah dan
kemungkinan terjadinya vasovagal syncope dapat dikurangi.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 11


MANDIBULAR NERVE BLOCK
Merupakan teknik anastesi lokal di rongga mulut yang digunakan untuk
menganastesi daerah yang diinevasi oleh batang saraf utama. Nama lain dari teknik ini
adalah blok mandibula.
Mandibular nerve block merupakan gabungan teknik inferior alveolar nerve
block dan lingual nerve block. Metode ini dianjurkan karena injesi
supraperiosteal/paraperiosteal biasanya tidak efektif terutama untuk gigi-gigi molar
rahang bawah.
Saraf yang teranastesi: nervus alveolaris inferior dan cabang-cabangnya yaitu:
rami dentalis, nervus mentalis dan nervus insisivus, dan nervus lingualis beserta
cabang-cabangnya.

Daerah yang teranastesi: corpus mandibula dan bagian inferior ramus


ascendens pada sisi yang dianastesi, mukoperiosteum dan gingiva sisi bukal atau
labial mulai dari foramen mentalis samapai dengan linea mediana, mukosa bibir
bawah dan kulit dagu sisi yang dianastesi, daerah yang diinervasi oleh nervus
lingualis yaitu duapertiga anterior lidah, mukosa dasar mulut, dan mukosa gingiva dan
alveolaris sisi lingual mulai regio retromolar sampai dengan linea mediana.
Pedoman anatomis: linea oblique externa, linea oblique interna, bagian
anterior ramus ascendens dan coronoid notch.
Indikasi untuk pencabutan gigi-gigi posterior rahang bawah ditambah dengan
anastesi bagian bukal dari gigi yang akan di ekstraksi.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 12


PROSEDUR UMUM ANASTESI LOKAL BLOK NERVUS ALVEOLARIS
INFERIOR
PERSIAPAN INFORM CONSENT
1. Sapalah pasien atau keluarganya dengan ramah dan perkenalkan diri anda,
serta tanyakan keadaannya.
2. Berikan informasi umum kepada penderita atau keluarganya mengenai
prosedur perawatan, tujuan dan komplikasi yang mungkin terjadi
3. Mintalah persetujuan tertulis kepada pasien atau keluarga pasien apabila sudah
menyetujui prosedur yang akan dilakukan.

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN


a. Siapkan alat diagnostic dan alat dan bahan untuk keperluan teknik anastesi
lokal.
b. Ambil sebuah disposible syringe, pastikan hal-hal berikut:
a. Masih tersimpan pada pembungkus dan tidak terdapat cacat atau robekan
b. Periksa tanggal kadaluarsa
c. Jarum pada barrel dieratkan terlebih dahulu sebelum membuka
pembungkusnya dengan memutar hub searah jarum jam, kemudian handle
pada syringe didorong sehingga plunger menyentuh ujung barrel, setelah
itu pembungkus syringe dibuka

Gambar 1. Jarum pada barrel dieratkan terlebih dahulu sebelum membuka pembungkusnya dengan memutar hub
searah jarum jam (kiri), kemudian handle pada syringe didorong sehingga plunger menyentuh ujung barrel
(tengah), baru kemudian pembungkus syringe dibuka (kanan)

c. Ambil sebuah ampul yang berisi cairan anastesi lokal, periksa keterangan pada
dinding ampul yang mencantumkan: kandungan, konsentrasi dan volume
larutan anastesi lokal, kandungan dan konsentrasi bahan vasokonstriktor dan
tanggal kadaluarsa cairan anastesi lokal.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 13


d. Sebelum mematahkan leher ampul pastikan bahwa seluruh cairan berada di
bawah leher ampul, apabila ada cairan yang masih berada di atas leher ampul,
lakukan ketukan pada dinding ampul dengan jari tangan atau putar ampul
dengan gerakan sentrifugal sampai seluruh cairan berada di bawah leher
ampul.

Gambar 2. Cara membuka ampul. Ambil sebuah ampul yang berisi cairan anestesi lokal, sebelum
membukanya periksa terlebih dulu apakah seluruh cairan berada di bawah leher ampul, apabila ada
cairan yang masih berada di atas leher ampul (kiri) lakukan ketukan pada dinding ampul dengan jari
tangan (tengah) atau putar ampul dengan gerakan sentrifugal sampai seluruh cairan berada di bawah
leher ampul (kanan)

e. Ambil kassa, letakkan di atas leher ampul, patahkan leher ampul, lalu penutup
jarum pada disposable syringe dibuka, kemudian larutan anastesi local di
dalam ampul tersebut dihisap dengan jarum injeksi sampai seluruh cairan
anastesi lokal berpindah ke dalam barrel tanpa ujung jarum menyentuh
dinding ampul.
f. Setelah semua cairan telah terhisap ke dalam barrel, penutup jarum dipasang
kembali dengan hati-hati jangan sampai ujung jarum menyentuh penutupnya,
kemudian diperiksa apakah ada gelembung udara di dalam barrel. Apabila
terdapat gelembung udara, dilakukan ketukan pada dinding barrel sampai
semua gelembung udara keluar, kemudian dorong cairan dalam barrel dengan
cara mendorong handle disposable syringe sampai terlihat ada cairan yang
keluar dari ujung jarum.

PERSIAPAN PASIEN
1. Posisikan pasien semi supine
2. Operator berdiri di kanan depan pasien
3. Mintalah pasien untuk membuka mulut lebar.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 14


4. Keringkan daerah yang akan menjadi tempat tusukan jarum (fossa
retromolaris/cekungan terdalam) dengan kassa steril lalu ulasi daerah tersebut
desinfeksi dengan menggunakan betadine secukupnya.
5. Palpasi dengan jari telunjuk kiri pada mucobuccal fold gigi-gigi molar rahang
bawah, kemudian telusuri tulang ke arah posterior sampai teraba linea oblique
eksterna dan batas inferior ramus ascendens

6. Insersikan needle ke fossa pterygoideus tepat diantara P1 dan P2 dari arah


kontralateral (berlawanan dengan regio gigi yang akan dianastesi), posisikan
barrel (bagian disposible syringe yang berisi cairan anastesi lokal) sejauh ½
perjalanan jarum atau sejauh kira-kira 10 mm untuk mendapatkan cekungan yang
disebut coronoid notch, untuk tindakan pada sisi kiri, palpasi menggunakan ujung
ibu jari kiri. Catatan: coronoid notch terletak pada garis horizontal yang sama
dengan foramen mandibularis yang merupakan tempat sasaran prosedur teknik
ini. Arah injeksi dengan posisi bevel menghadap tulang.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 15


7. Sejajarkan posisi barrel dan jarum dengan dataran oklusal gigi-gigi mandibula
dan tusukkan jarum ke arah ramus mandibula dan jari telunjuk tangan kiri yang
dipakai untuk patokan (tusukan kira-kira di ujung tengah telunjuk tangan kiri)
sampai menyentuh tulang.

8. Setelah terasa menyentuh tulang, ubahlah posisi barrel menjadi sejajar dengan
gigi-gigi posterior arah yang sama (homolateral) sambil menyusuri tulang linea
oblique interna.
9. Tusukkan jarum ke arah posterior hingga seluruh needle masuk ke jaringan.
10. Jarum ditarik sedikit, aspirasi, kemudian larutan anastesi lokal dideponirkan
perlahan-lahan sebanyak + 1 ml untuk n.alveolaris inferior
11. Dengan posisi yang sama, tarik jarum hingga setengah bagian dan deponirkan
kembali sebanyak + 0,5 ml dengan perlahan-lahan untuk n.lingualis
12. Tarik keluar jarum disposible syringe dengan perlahan-lahan.
13. Sisa larutan anastesi lokal diinjeksikan di sisi buccalfold dari gigi-gigi yang akan
dilakukan ekstraksi sebanyak + 0,5 ml didaerah bukal untuk n.bukalis
14. informasikan kepada pasien bahwa daerah yang akan terasa kebas adalah bibir
bawah dan kulit dagu (diinervasi oleh n. Alveolaris inferior) dan kebas ujung
lidah (diinervasi oleh n.lingualis) pada sisi yang di anastesi serta perlahan akan
hilang dengan sendirinya kurang lebih 2 jam.

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 16


METODE PEMBELAJARAN
1. demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. ceramah
3. diskusi
4. partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan sistem skor

TEKNIK ANESTESI BLOK MANDIBULA Page 17

Anda mungkin juga menyukai