Anda di halaman 1dari 17

MAXILLA

1. CORPUS MAKSILA 
Seluruh bagian diisi sinus paranasal (sinus maksila).
letak :di inferior bagian tiap maksila dan di lateral lubang cavitas nasi
2. SULCUS PALATINUS MAJOR /Pterygopalatinus
merupakan batas tepi posterior  corpus maksila
3. SINUS MAXILLARIES
·  Ciri   : sinus terbesar, memiliki arah drainase melawan gravitasi
·  Letak : di os maksila dekster dan sinister (dalam corpus os maksila)
·  Muara  : Meatus nasi medius melalui hiatus semilunar
4. FACIES ORBITALIS
Dilalui : n.infraorbitalis, n. zygomaticus, a. infraorbital, v. opthalmicus
inferior melalui fissure orbitalis inferior
5. CANALIS INFRAORBITALIS
Fungsi  : tempat percabangan a. infraorbital untuk suplai dentes inci
& canini & sinus maksilaris, memberi suplai struktur dekat orbita
6. SULCUS INFRAORBITALIS
Merupakan lanjutan fissuraorbitalis superior
·  Letak : di posterior & menyilang sekitar 2/3 bagian fissure orbitalis
inferior
·  Arah : ke anterior menyebrangi paries inferior orbita
·  Ciri   : berhubungan dgn canalis infraorbitalis → membuka ke
regio facial di foramen infraorbital
7. MARGO INFRAORBITALIS
Batas tepi superior corpus maksila
·  Letak: di atas foramen infraorbital
·  Fungsi  :sebagai origo musculus levator labii superior
Desita
8. B. Facies anterior → dilalui a., v., n. Infraorbitalis, terdiri atas foramen
infraorbitalis, fossa canina, spina nasalis anterior, sutura zygomaticomaxillaris
9. FORAMEN INFRAORBITALE 
Tempat berakhir pemanjangan fissure orbitalis inferior 
• Letak : di facies anterior corpus maksila, tepat di bwh margo
jnfraorbitalis orbitae
• Fungsi : dilalui N., V. infraorbitalis
10.FOSSA CANINA
Area depresi di bwh foramen infraorbitalis
• Fungsi : perlekatan m levator anguli oris
11. INCISURA NASALIS
Proyeksi di palatum durum yg mengarah ke garis tengah  
• Fungsi : bag superiornya untuk perlekatan m dilatator nares
posterior
12. SPINA NASALIS ANTERIOR
 Pertemuan os maksila dex-sin yg berlanjut ke superior
13. Sutura zygomaticomaxillaris → melalui 
Sutura zygomaticomaxillaris, Os zygomaticus berartikulasi dengan Os
maxillaris 
14. C. Facies infratemporalis → facies infratemporalis memiliki tuberositas
pada dinding posterior sinus maxillaris sehingga disebut sebagai tuber maxilla/
eminentia maxillaris. 
Izul
15. Foramina alveolaria 
Merupakan beberapa bukaan kecil pada permukaan Facies infratemporalis
maxilla yang berlanjut menjadi canal alveolaris untuk lewatnya pembuluh darah
alveolar dan saraf alveolar superior posterior ke gigi atas

16. Canales alveolares 


Merupakan lanjutan dari Foramina Alveolaria pada Facies Infratemporalis yang
dilalui oleh rami nervus alveolaris superior posterior dan pembuluh darh ke gigi.

17. Tuber maxillae (eminentia maxillae) 


Tuberositas Maxillaris adalah tulang keras, besar dan bulat pada permukaan luar
rahang atas. Berlokasi di area gigi posterior, dibelakang gigi molar dan ditutupi
oleh jaringan keras gusi.  

18. D. Facies nasalis 


Merupakan bagian dari os maxilla yang menghadap ke cavitas nasi. Pada
permukaan ini terdapat hiatus maxillaris yang merupakan muara dari sinus
maxillaris.

19. Sulcus lacrimalis 


Lanjutan dari fossa sacci lacrimalis, os lacrimal yang kemudian berlanjut
menjadi canalis nasolacrimalis yang secara in vivo dilalui oleh ductus
nasolacrimalis.

20. Crista conchalis 


Terdapat di sebelah lateral facies nasalis yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya concha nasalis inferior.

21. Margo lacrimalis 


Merupakan batas dari maxilla yang berartikulasi dengan os lacrimale 
Atika
22. Hiatus maxillaries :Hiatus maksilla merupakan muara dari sinus maksilla di
Medial membentuk dasar dari piramid dan berisi lubang besar.Sinus maksilaris
terdapat pada dinding lateral korpus maksilaris bermuara dihiatus maksilaris
kemudian kerongga hidung hiatus semilumaris media.
23. Processus frontalis:berartikulasi dengan processus maxillaris os frontal →
sutura frontomaxilloris.Merupakan lempeng kuat yang menonjol ke atas,medial
dan belakang dari maksilla dan membentuk bagian dari batas lateral hidung
24. Crista lacrimalis anterior :crista lacrimalis anterior di depan pintu masuk
canalis nasolacrimalis.Merupakan penojolan tulang pada processus frontalis
maksilla.Sakus lakrimalis diselubungi oleh lapisan fasia lakrimalis, yang
melekat ke posterior ke krista lakrimalis posterior dan ke anterior ke krista
lakrimalis anterior
25. Incisura lacrimalis : Incisura lacrimalis terletak diantara crista lacrimalis
anterior dan margo infraorbitolis. incisura lacrimalis berlanjut ke atas sebagai
sulcus lacrimalis. 
26. Crista ethmoidalis 
Di bawah bagian atas prosesus frontalis maksila terdapat tonjolan miring, krista
ethmoidalis, ujung posteriornya berartikulasi dengan konka nasalis tengah,
sedangkan bagian anterior disebut agger nasi; puncak membentuk batas atas
atrium meatus tengah.
27. Processus zygomaticus 
adalah tonjolan segitiga kasar, terletak pada sudut pemisahan permukaan
anterior, zigomatikus, dan orbital. Di depan membentuk bagian dari permukaan
anterior. Di belakangnya cekung, dan merupakan bagian dari fossa
infratemporal. Di atasnya kasar dan bergerigi untuk artikulasi dengan tulang
zygomatic. Di bawahnya terdapat batas melengkung yang menonjol yang
menandai pembagian antara permukaan anterior dan infratemporal.berartikulasi
dengan processus maxillaris ossis zygomaticus → sutura zygomaticomoxillaris
pada arcus zygomaticus
28. Processus palatinus ;
membentuk 2/3 anterior dari palatum durum
• Palatum durum dibentuk oleh
processus palatinus ossis maxillaris
• lamina horizontalis ossis palatinus
• Processus palatinus dexter dan sinister: sutura palatina mediana

Haydar
29. Crista nasalis 
merupakan garis tengah yang terletak di dasar rongga hidung, dibentuk
oleh penyatuan dua buah tulang yaitu tulang maksila dan tulang palatine
Septum nasi membagi cavum nasi menjadi dua ruang, kanan dan kiri.
Septum dibentuk oleh tulang dan tulang rawan. Bagian tulang yang
membentuk septum salah satunya adalah krista nasalis maxilla, dan yang
lainnya yaitu lamina perpendikularis os ethmoid, os vomer, dan krista
nasalis palatum
30. Canales incisive 
Salah satu dari beberapa kanal tulang yang berasal dari dasar rongga
hidung menuju ke dalam fossa insisivus pada permukaan palatal rahang
atas, berfungsi menyampaikan saraf nasopalatina dan cabang dari arteri
palatine.
Pada pembukaan foramen incisivus, lubang dua kanal lateral terlihat;
mereka diberi nama canales incisive atau foramina Stensen.
Melalui masing-masing dari mereka naik cabang terminal arteri palatine
yang lebih besar sementara saraf nasopalatina turun, untuk
beranastomosis dengan cabang septum posterior arteri sphenopalatina dan
saraf palatine yang lebih besar masing-masing.
31. Spinae palatinae 
struktur berbentuk tonjolan (ridges) yang terletak lateral pada permukaan
inferior bagian maksila palatum durum yang memisahkan sulkus palatina.
32. Sulci palatini 
sejumlah lekukan pada permukaan bawah prosesus palatina maksila yang
menjadi letak dari  pembuluh dan saraf palatina.
33. Sutura incisive 
Pertemuan antara dua tulang, dari fossa incisiva ke gigi caninus.
Merupakan Penutupan sutura maxilla yang memisahkan maxilla dan
premaxilla. Saat embriogenik dari premaxilla ke maxilla.
34. Processus alveolaris 
Os maxilla desxter dan sinister di bagian medial saling berartikulasi
membentuk sutura intermaxillaris. Lengkung yang terbentuk dari batas
bebas processus alveolaris disebut arcus alveolaris. Akar gigi geligi
tertanam pada alveoli dentalis processus alveorlaris. Alveoli dentalis gigi
satu dan yang lainnya dipisahkan oleh septum interalveolarisa.
Sedangkan septum interradicularia memisahkan akar satu dengan yang
lainnya pada gigi berakar jamak. Permukaan eksterna dari processus
alveolaris mengalami penonjolan akibat desakan akar gigi yang disebut
dengan juga alveolaria. Pada permukaan internal di area midlline terdapat
foramen incisiva yang dilalui oleh nervus dan arteri nasopalatinus. Secara
in vivo foramen ini di tutupi oleh papilla incisiva.

MANDIBULA
Afifah 
35. Corpus mandibulae 
Corpus mandibulae
Corpus adalah bagian horizontal tulang mandibula. Di anterior corpus kiri dan
kanan bergabung pada median line membentuk tulang berbentuk U dan
berbentuk seperti tapal kuda. Corpus mandibulae memiliki 2 permukaan, yakni:

1. Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini terdapat suatu linea
oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir anterior ramus menuju ke
bawah dan ke muka serta berakhir pada tuberkum mentale di dekat garis tengah.
Selain itu, terdapat juga foramen mentale yang terletak di atas linea oblikum.

2. Permukaan internus

Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak sebuah linea
milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar ke tiga menuju ke
bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea milohyodea ini merupakan
origo dari m. milohyodeus.
36. a. Basis mandibulae 
Merupakan bagian dasar mandibula di sepanjang corpus mandibula
37. b. Symphisis mandibulae
 Symphysis mandibulae memiliki kerutan yang samar, yang merupakan salah
satu simphisis yang paling menonjol yang memisahkan basis mandibula.
Terdapat dua muskulus yang berorigo pada simphisis mandibula yaitu m.
geniohyoid dan m. genioglossus.
38. c. Protuberantia mentalis 
Tonjolan tulang pada bagian terdepan dari basis mendibulae. Simfisis dari
permukaan luar mandibula dan membungkus suatu segitiga, tonjolan, yang
tertekan dipusat tapi dibesarkan di kedua sisi untuk membentuk tuberkulum
mental. Tulang ini berperan dalam pembentukan dagu seseorang.
39. d. Tuberculum mentale 
Pada bagian garis median tepat di atas perlekatan mylohyoideus terdapat dua
tuberkulum kecil, tuberkulum mentale, yang akan bergabung untuk membentuk
sayap vertikal dari tulang. Daerah ini merupakan perlekatan m. geniohyoideus
dan genioglossus.
40. e. Foramen mentale 
Foramen mentale merupakan lubang di bagian bukal mandibula biasanya di
daerah bawah dan diantara gigi premolar. Saraf aferen dari bibir bawah dan
gingiva labial melewati foramen ini, bersama-sama dengan pembuluh darah dan
menyatu dengan cabang insisif dari saraf alveolaris inferior yang terletak di
dalam tulang
Widya
41. f. Linea obliqua externa (crista buccinatoria) 
Dari ujung processus coronoideus, ujung anterior ramus akan
menuju ke arah corpus tulang dan bergabung dengan linea oblique
externa pada permukaan luar korpus. Linea ini menjadi makin samar
dengan makin ke bawahnya permukaan tersebut ke arah foramen mentale.
Linea ini memisahkan prosessus alveolaris di bagian atas dengan elemen
basal dari tulang di bagian bawah.
42. g. Linea obliqua interna 
Linea Oblique Interna terdapat pada rahang bawah tepatnya pada
bagian posterior yang memanjang sebelah kanan dan kiri, di area lingual,
berupa garis radiopak melintang sepanjang molar bawah. Jumlah linea
oblique interna ada dua buah yakni pada bagian kanan dan kiri
mandibula.
43. h. Fossa digastrica 
Fossa digastrika terdapat pada kedua sisi garis median antara linea
mylohyoidea di bagian atas dan tepi bawah corpus tulang di bagian
bawah. Di dalam fossa ini terdapat origo venter anterior m. digastricus.
44. i. Spina mentalis 
Spina mentalis merupakan proyeksi tulang kecil pada median
posterior mandibula, bagian atas merupakan tempat origo m.
genioglossus dan bagian bawah tempat origo m. geniohyoideus.
45. j. Linea mylohyoidea
Linea mylohyoidea tampak sebagai rigi oblik yang berjalan ke
belakang dan lateral dari area spina mentalis menuju ke area di bawah
dan belakang gigi molar tiga. Linea mylohyoidea membentuk suatu krista
bertingkat yang berfungsi sebagai tempat melekatnya m. mylohyoideus
dan membatasi ketinggian dasar/lantai mulut.
46. k. Torus mandibularis 
Torus mandibularis ialah tonjolan tulang di sisi lingual mandibula,
di dekat akar Dentes canini dan Dentes premolars
Reyhan
47.  Fovea sublingualis 
lekukan dangkal di kedua sisi permukaan bagian dalam corpus
mandibula,terletak superior dari garis mylohyoid dansebagai  tempat kelenjar
sublingual.
48. m. Fovea submandibularis 
lekukan pada permukaan medial korpus mandibula terletak inferior terhadap
garis mylohyoid yang menjadi letak kelenjar submandibular.
49. n. Pars alveolaris 
bagian dari corpus mandibula yang mengelilingi dan menopang gigi bawah.
50. Arcus alveolaris 
margin bebas dari processus alveolar mandibula tempat dimana gigi mandibula
muncul.
51. Alveoli dentales 
soket pada rahang sebagai tempat akar gigi  di dalam prosesus alveolaris dengan
ligamen periodontal . 
52. Septa interalveolaria 
bagian dari tulang alveolar yang memisahkan letak antara satu dentes(gigi)
dengan dentes(gigi) yg lain.
53. Septa interradicularia 
bagian dari tulang alveolar yang memisahkan letak akar dari satu buah
dentes(gigi).
Fatin
54. Juga alveolaria 
Susunan gigi di mandibula yang menyerupai busur, berjumlah 16, dan memiliki
variasi kedalamannya sesui dengan jenis giginya.
55. Trigonum retromolare 
daerah segitiga di posterior gigi molar mandibula ketiga
56. Fossa retromolaris 
Retromolar fossa adalah fossa dangkal terletak jauh ke paling posterior molar
57. 2. Ramus mandibula 
pada permukaan lateralnya datar dan ditandai oleh tonjolan miring pada bagian
bawah, memberi perlekatan pada hampir seluruh messeter. Pada permukaan
medial terdapat foramen mandibula untuk pusat pembuluh dan saraf alveolar
inferior. Batasnya tidak teratur dan diatasnya terletak tulang tajam, lingula
mandibula yang berikatan pada sphenomandibular, pada bagian bawah dan
belakang terdapat alur mylohyoid yang berjalan ke bawah dan tempat dari
perkumpulan pembuluh dan saraf mylohyoid.
58. a. Angulus mandibulae 
Terletak di belakang dan di bawah foramen mandibulae, permukaan dalam
ramus biasanya kasar karena merupakan daerah insersi m. pterygoideus
medialis. Daerah inilah yang disebut dengan angulus mandibulae.
59. b. Tuberositas masseterica
Permukaan kasar pada aspek eksternal dari angulus mandibula, sebagai tempat
serat-serat otot masseter.

Bila
60. c. Tuberositas pterygoidea → Permukaan kasar internal ramus dekat angulus
mandibulae, sebagai tempat untuk m. pterygoideus medial.

61. d. Processus condylaris → Proc. condylaris memiliki bentuk cembung dari


belakang dan dari sisi ke sisi, serta lebih meluas pada bagian posterior
dibandingkan pada permukaan anterior. Dari ujung lateral kondilus terdapat
tuberkulum kecil untuk perlekatan ligamen temporomandibula. Proc. condylaris
bersendi dengan os temporale pada articulatio temporomandibularis (TMJ).

62. e. Fovea pterygoidea → Permukaan cekung di sisi paling atas medial ramus
dari mandibula, terletak di belakang lengkungan mandibula atau incisura
mandibula dan dibawah prosessus condyloid terletak di permukaan anterior
mandibula serta berfungsi sebagai pelengkap pada otot pterigoideus lateral.

63 f. Caput mandibula → Caput mandibulae mempunyai diameter mesiodistal


20-25 mm dan diameter anteroposterior 10 mm. Dari depan ke belakang caput
tampak berbentuk conveks dan sedikit conveks bila dilihat dari samping. Pada
saat lahir, caput mandibulae umumnya terletak sedikit diatas proc. alveolaris.
Pada individu dewasa, dengan terjadinya penambahan tinggi vertikal dari ramus
mandibula, caput mandibulae akan terletak dengan jarak yang bervariasi diatas
facies occlusalis gigi geligi. N. auriculotemporalis berhubungan erat dengan
daerah tulang ini.

64. g. Collum mandibula → Colum mandibula adalah krista tulang yang ber
pada kutub  luar  caput  mandibula dan merupakan bagian dari proccesus
condyle yang menopang kepala mandibula. Berperan juga pada proses
pengunyahan, dimana otot pengunyah yang berperan adalah muskulus
pterygoideus lateralis yang memiliki fungsi menarik collum mandibula ke
depan.

65.h. Processus coronoideus → Proc. coronoideus pada permukaan lateralnya


datar dan ditandai oleh tonjolan miring pada bagian bawah, tempat perlekatan
pada hampir seluruh m. masseter. Pada permukaan medial terdapat foramen
mandibula untuk pusat pembuluh dan saraf alveolar inferior, memiliki batas
yang tidak teratur, dan diatasnya terdapat tulang tajam. Selain itu, terdapat
lingula mandibula yang berikatan pada sphenomandibular.
\

MAXILLA
1. Corpus maxillae / body maxillae 
Maksila secara anatomis dapat dibagi menjadi badan (corpus maxillae)
dan prosesus tulangnya, prosesus zygomaticus, prosesus frontalis,
prosesus alveolaris dan prosesus palatinus. →  Bagian tengah rahang atas
diisi oleh sinus maksilaris; meliputi permukaan orbital, hidung, anterior,
dan infratemporal dan mendukung empat prosesus, frontal, zygomatic,
palatine, dan alveolar.
 Sulcus palatinus major (A)
alur vertikal pada permukaan rahang atas pelat tegak lurus tulang
palatine; itu berartikulasi dengan rahang atas untuk membentuk kanal
untuk saraf palatine yang lebih besar.
 Sinus maxillaries (B)
adalah yang terbesar dari sinus, mengisi tubuh rahang atas. Bentuknya
agak piramidal. Sinus maksilaris bilateral terletak di lateral rongga hidung
dan di bawah orbit.Setiap sinus maksilaris bermuara ke meatus nasi
tengah rongga hidung dengan lubang yang disebut hiatus maksila.
 Facies orbitalis (C)
Fasies orbital segitiga dan halus membentuk sebagian besar dasar orbital.
Secara medial dibatasi oleh tepi yang tidak teratur, yang memiliki
lekukan di depan, incisura lacrimalis. Di belakang incisura lakrimal,
rahang atas berartikulasi dengan tulang lakrimal, lamina papiracea dari
tulang ethmoid dan proses orbital tulang palatine.

Pada bagian oksipital, permukaan orbita dibatasi oleh tepi tulang yang
membulat yang membentuk batas anterior fisura orbitalis inferior. Secara
frontal, bertemu dengan margin orbital bawah, yang menyatu secara
medial ke dalam prosesus frontalis dan secara lateral ke dalam prosesus
zigomatikus.

Struktur wajah orbital yang mencolok adalah sulkus infraorbital, di mana


arteri infraorbital, vena infraorbital dan saraf infraorbital berjalan. Sulkus
berakhir secara rostral di kanal infraorbital, yang muncul kembali sebagai
foramen infraorbital pada permukaan tulang di margin orbital bawah.

 Canalis infraorbitalis (D & optional)


Kanal infraorbital adalah kanal tulang kecil di dasar rongga mata (orbit).
Kanal infraorbital berjalan di tulang rahang atas (maksila) antara sulkus
infraorbital dan foramen infraorbital, yang merupakan lubangnya ke
permukaan tengkorak wajah. Di dalamnya jalankan:
Arteri infraorbital
Vena infraorbital
saraf infraorbital

 Sulcus infraorbitalis (C)


Alur pada permukaan orbita rahang atas yang berjalan ke depan menjadi
kanal infraorbital. Saraf infraorbital berjalan di alur dan kanal untuk
keluar melalui foramen infraorbital di bagian depan tengkorak tepat di
bawah orbit.
 Margo infraorbitalis (C)
adalah bagian maksila dari tepi orbita. Ini merupakan kelanjutan medial
dengan proses frontal, dan lateral dengan proses zygomatic.
 Facies anterior (C)
Fasies anterior rahang atas menghadap ke anterior dan lateral. Di bagian
bawah menunjukkan rangkaian tulang yang menandai posisi akar gigi
rahang atas. Di atas akar gigi seri ada lekukan, fossa incisivus (fossa gigi
seri). Ini adalah asal otot depresor septi nasi dan pars alaris otot nasalis.
Kaudal ke fossa tajam - di perbatasan dengan punggungan alveolar -
permukaan otot orbicularis oris dimulai.
 Foramen infraorbitale (C)
adalah lubang di tulang rahang atas tengkorak yang terletak di bawah
margin infraorbital orbit. Ini mentransmisikan arteri dan vena infraorbital,
dan saraf infraorbital, cabang dari saraf maksilaris. 
 Fossa canina (cessa 1)
Dalam anatomi muskuloskeletal kepala manusia, di permukaan lateral
fossa insisivus maksila terdapat lekukan yang disebut fossa kaninus. Ini
lebih besar dan lebih dalam (tajam) dari fossa insisivus dan dipisahkan
oleh ridge vertikal, eminensia kaninus, sesuai dengan soket gigi kaninus.
Fossa kaninus adalah daerah yang tertekan pada permukaan anterior
tubuh rahang atas yang terletak di bawah foramen infra-orbital. Fosa
kanina adalah tempat asal otot levator angulis oris.
  Incisura nasalis ✓ (cessa 1)
Merupakan takik yang tajam terletak pada permukaan anterior rahang
atas, membentuk batas lateral apertura piriformis. Menempel pada
Dilatator naris posterior dan berakhir di bawah pada prosesus yg tajam
yang membentuk tulang belakang hidung anterior dari sisi yang
berlawanan.
 Spina nasalis anterior ✓ (cessa 1)
adalah penonjolan tulang di cranium yang berfungsi sebagai penanda
sefalometrik. Spina nasalis anterior dibentuk oleh penyatuan dua tulang
rahang atas pada sutura intermaksila. Terletak di permukaan lubang
hidung, di bagian paling atas dari philtrum dan jarang patah.
 Sutura zygomaticomaxillaris ✓ (cessa 3)
Garis yang menghubungkan antara proc. zygomatic maksila dan proc.
maxillary dari os. zygomaticus. Biasanya sering terlibat dalam fraktur
zygomaticomaxillary complex (ZMC).
 Facies infratemporalis ✓ (cessa 1)
Permukaan infratemporal rahang atas membentuk area posterior rahang
atas dan terletak di belakang prosesus zigomatikus. Pada permukaan
tengah, terdapat tuberositas, yaitu tuberositas maksila, yang berkembang
selama pertumbuhan sinus maksilaris.
 Foramina alveolaria ✓ (cessa 1)
Foramina alveolar adalah beberapa bukaan kecil pada permukaan
infratemporal tubuh maksila yang menuju ke kanal alveolar untuk
lewatnya saraf alveolar superior posterior dan pembuluh darah ke gigi
atas.
 Canales alveolares 
Canalis alveolaris adalah lubang di tengah permukaan infratemporal
maksila. Canalis alveolaris mengarah ke foramina alveolar
mentransmisikan pembuluh darah dan perjalan saraf alveolar superior
posterior ke gigi. 
Tuber maxillae (eminentia maxillae) ✓ (cessa 2)
Tuberositas maksila (atau eminensia maksilaris) adalah eminensia bulat
di bagian bawah permukaan infratemporal tubuh maksila. Tuberositas
maksilaris adalah situs asal untuk beberapa serat otot pterygoid medial.
 Facies nasalis ✓ (cessa 4)
Permukaan hidung rahang atas memiliki lubang besar yang disebut
sebagai osteum rahang atas yang menghubungkan sinus maksilaris
dengan rongga hidung. Di segmen posterior permukaan hidung terdapat
alur turun yang hampir vertikal, sulcus palatina mayor rahang atas.
Dilengkapi dengan alur pelengkap tulang palatine yang menuju ke kanal
palatine yang lebih besar dan mengandung nervus palatina mayor dan
arteri palatina descendens.
 Sulcus lacrimalis ✓ (cessa 4)
merupakan cekungan vertikal di sepanjang tepi depan atas dinding medial
orbit. Sulcus ini dibentuk dengan mencocokkan sulcus pada tulang rahang
atas dan lakrimal, menahan kantung lakrimal dan mengarah ke kanal
lakrimal.

 Crista conchalis (v) (widya 1)


berada di lateral dari cavitas nasi yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya concha nasalis inferior.
 Margo lacrimalis (v) (widya 1)
batas dari maxilla yang berartikulasi dengan os lacrimale
 Hiatus maxillaries (v) (widya 2)
pembukaan yang membentuk saluran drainase sinus maksilaris.
2. Processus frontalis (v) (widya 1)
Terletak diantara os nasalis dan os lacrimalis. Permukaan medialnya
merupakan bagian dari medial nasal lateral. 
 Crista lacrimalis anterior (v) (widya 3)
berada di permukaan processus frontalis dan merupakan suatu rigi tulang
yang terletak di depan pintu masuk canalis nasolacrimalis
 Incisura lacrimalis (v) (widya 3)
Terletak diantara crista lacrimalis anterior dan margo infraorbitalis.
 Crista ethmoidalis  (v) (widya 1)
Pada facies nasalis terdapat crista ethmoidalis memanjang antero-
posterior yang berguna untuk pertautan os conchae nasalis dorsalis.
3. Processus zygomaticus (v) (widya 3)
processus zygomaticus ossis maxilla berartikulasi dengan processus
maxillaris ossis zygomaticus membentuk sutura zygomaticomaxillaris
pada arcus zygomaticus.
4. Processus palatinus (v) (widya 1)
processus palatinus os maxillae membentuk ⅔ anterior dari palatum
durum. processus palatinus dexter dan sisnister beratikulasi membentuk
sutura palatina mediana.
5. Processus alveolaris (widya 3)
adalah bagian horizontal dari os maxilla yang berisi soket gigi. Pada
maxilla, proses alveolar adalah punggungan di permukaan inferior. Itu
membentuk bagian paling tebal dari maxilla.

 Crista nasalis 
merupakan garis tengah yang terletak di dasar rongga hidung, dibentuk
oleh penyatuan dua buah tulang yaitu tulang maksila dan tulang palatine;
dan sebagai tempat melekatnya vomer.
 Canales incisive 
Salah satu dari beberapa kanal tulang yang berasal dari dasar rongga
hidung menuju ke dalam fossa insisivus pada permukaan palatal rahang
atas, berfungsi menyampaikan saraf nasopalatina dan cabang dari arteri
palatine  yang beranastomosis dengan cabang septal dari arteri
sphenopalatina.
 Spinae palatinae 
struktur berbentuk tonjolan (ridges) yang terletak lateral pada permukaan
inferior bagian maksila palatum durum yang memisahkan sulkus palatina.
 Sulci palatini 
sejumlah lekukan pada permukaan bawah prosesus palatina maksila yang
menjadi letak dari  pembuluh dan saraf palatina.
 Sutura incisive 
garis penyatuan dua bagian rahang atas yaitu premaxilla dan postmaxilla;
sudah ada sejak saat lahir dan dapat bertahan sampai usia tua.

MANDIBULA
 Basis mandibulae
batas inferior mandibulae yang membulat dari corpus mandibula.
 Symphisis mandibulae
merupakan penyatuan fibrocartilago dari dua bagian mandibula
pada saat janin.

 Protuberantia mentalis
merupakan elevasi dari tulang yang berbentuk segitiga di bagian
luar mandibula yang terletak pada sumbu medial.
 Tuberculum mentale ✓ [fatin cantik]
Pada bagian garis median tepat di atas perlekatan mylohyoideus
terdapat dua tuberkulum kecil, tuberkulum mentale, yang akan
bergabung untuk membentuk sayap vertikal dari tulang. Daerah ini
merupakan perlekatan m. geniohyoideus dan genioglossus.
 Foramen mentale ✓[fatin cantik]
Foramen mentale merupakan lubang di bagian bukal mandibula
biasanya di daerah bawah dan diantara gigi premolar. Saraf aferen
dari bibir bawah dan gingiva labial melewati foramen ini, bersama-
sama dengan pembuluh darah dan menyatu dengan cabang insisif
dari saraf alveolaris inferior yang terletak di dalam tulang.
 Linea obliqua externa (crista buccinatoria) [fatin manis]✓ 
Dari ujung processus coronoideus, ujung anterior ramus akan
menuju ke arah corpus tulang dan bergabung dengan linea oblique
externa pada permukaan luar korpus. Linea ini menjadi makin
samar dengan makin ke bawahnya permukaan tersebut ke arah
foramen mentale. Linea ini memisahkan prosessus alveolaris di
bagian atas dengan elemen basal dari tulang di bagian bawah.
 Linea obliqua interna [fatin manis]✓
Linea Oblique Interna terdapat pada rahang bawah tepatnya pada
bagian posterior yang memanjang sebelah kanan dan kiri, di area
lingual, berupa garis radiopak melintang sepanjang molar bawah.
Jumlah linea oblique interna ada dua buah yakni pada bagian kanan
dan kiri mandibula.
 Fossa digastrica ✓ [fatin imut]
Fossa digastrika terdapat pada kedua sisi garis median antara linea
mylohyoidea di bagian atas dan tepi bawah corpus tulang di bagian
bawah. Di dalam fossa ini terdapat origo venter anterior m.
digastricus.
 Spina mentalis ✓ [fatin imut]
Spina mentalis merupakan proyeksi tulang kecil pada median
posterior mandibula, bagian atas merupakan tempat origo m.
genioglossus dan bagian bawah tempat origo m. geniohyoideus.
 Linea mylohyoidea ✓ [fatin imut]
Linea mylohyoidea tampak sebagai rigi oblik yang berjalan ke
belakang dan lateral dari area spina mentalis menuju ke area di
bawah dan belakang gigi molar tiga. Linea mylohyoidea
membentuk suatu krista bertingkat yang berfungsi sebagai tempat
melekatnya m. mylohyoideus dan membatasi ketinggian
dasar/lantai mulut.
 Torus mandibularis ✓ [fatin imut]
Torus mandibularis ialah tonjolan tulang di sisi lingual mandibula,
di dekat akar Dentes canini dan Dentes premolars
 Fovea sublingualis✓ [fatin imut]
Fovea sublingualis merupakan sebuah lekukan kecil pada
mandibula untuk kelenjar sublingual.
 Fovea submandibularis ✔️
 Pars alveolaris ✔️= merupakan bagian dari mandibula yang
berdekatan dengan gigi yang berisi alveolus gigi
 Arcus alveolaris ✔️= Perbatasan melengkung yang
dibentuk oleh batas bebas dari proses alveolar
 Alveoli dentales ✔️=adalah soket pada rahang tempat
akar gigi ditahan dalam prosesus alveolaris dengan
ligamen periodontal . Istilah awam untuk alveoli gigi
adalah soket gigi . Sebuah sendi yang menghubungkan
akar gigi dan alveolus disebut gomphosis (jamak
gomphoses )
 Septa interalveolaria  ✔️=Septum interalveolaris adalah
dinding yang terletak diantara dua alveolus. Septum
interalveolaris terdiri dari dua epitel gepeng tipis yang
mengandung kapiler, fibroblast, elastin, retikuler, dan
makrofag.
 Septa interradicularia  (belum maaf)
 Juga alveolaria  ✔️= susunan gigi mandibula yang
menyerupai bususr berjumlah 16 dan memiliki variasi
kedalamannya sesuai dengan jenis giginya
 Trigonum retromolare ✔️= area segitiga yang dibatasi
oleh temporal crest pada sisi medial,batas anterior
ramus pada sisi lateral dan bagian posterior dari area
molar ketiga
 Fossa retromolaris ✔️= fossa dari mandibula terletak
posterior ke molar tiga

2. Ramus mandibula (UDAH SEMUA)


a. Angulus mandibulae 
Terletak di belakang dan di bawah foramen mandibulae, permukaan
dalam ramus biasanya kasar karena merupakan daerah insersi m.
pterygoideus medialis. Daerah inilah yang disebut dengan angulus
mandibulae. membentuk proc, conylaris dan coronoideus
b. Tuberositas masseterica 
Tempat melekatnya m. masseter
c. Tuberositas pterygoidea 
Tempat melekatnya m pterygoidea
d. Processus condylaris 
Processus posterior pada ramus mandibula yang berartikulasi dengan
fossa mandibulae
e. Fovea pterygoidea 
f. Caput mandibula 
Badan dari tulang mandibula yang berbentuk seperti tapal kuda horizontal
g. Collum mandibula 
h. Processus coronoideus
Bagian antcrior ujung atas ramus mandibulae

 Crista nasalis 
merupakan garis tengah yang terletak di dasar rongga hidung, dibentuk
oleh penyatuan dua buah tulang yaitu tulang maksila dan tulang palatine;
dan sebagai tempat melekatnya vomer.
 Canales incisive 
Salah satu dari beberapa kanal tulang yang berasal dari dasar rongga
hidung menuju ke dalam fossa insisivus pada permukaan palatal rahang
atas, berfungsi menyampaikan saraf nasopalatina dan cabang dari arteri
palatine  yang beranastomosis dengan cabang septal dari arteri
sphenopalatina.
 Spinae palatinae 
struktur berbentuk tonjolan (ridges) yang terletak lateral pada permukaan
inferior bagian maksila palatum durum yang memisahkan sulkus palatina.
 Sulci palatini 
sejumlah lekukan pada permukaan bawah prosesus palatina maksila yang
menjadi letak dari  pembuluh dan saraf palatina.
 Sutura incisive 
garis penyatuan dua bagian rahang atas yaitu premaxilla dan postmaxilla;
sudah ada sejak saat lahir dan dapat bertahan sampai usia tua.
 Basis mandibulae
batas inferior mandibulae yang membulat dari corpus mandibula.
 Symphisis mandibulae
merupakan penyatuan fibrocartilago dari dua bagian mandibula
pada saat janin.

 Protuberantia mentalis
merupakan elevasi dari tulang yang berbentuk segitiga di bagian
luar mandibula yang terletak pada sumbu medial.

Anda mungkin juga menyukai