Anda di halaman 1dari 14

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

JARINGAN PENDUKUNG GIGI

Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kelas B

Bonita Suroso ( 201911031) Christina Johny (201911036)


Bunga Latifah (201911032) Cynthia Triska F (201911037)
Carenina Claudia H (201911033) D Jihan Tasya Firna (201911038)
Carissa Devina Putri (201911034) Diah Ayu Sri R (201911039)
Choi Jae Hyeon (201911035) Dianna Brilianty R (201911040)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, berkat, taufiq, dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI” ini
dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun guna melengkapi nilai pada mata kuliah
Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama).
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis butuhkan guna menyempurnakan makalah yang akan datang. Penulis
berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Jakarta, 30 Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..2
BAB I Pendahuluan : 1. Latar Belakang…………………………………………………………..3
2. Rumusan Masalah……………………………………………………….4
3. Tujuan Penulisan………………………………………………………...4
BAB II Pembahasan : 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Pendukung Gigi……....….5
BAB III Penutup : Kesimpulan………………………………………………………….........13
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang harus diperhatikan, khususnya
pada pertumbuhan gigi permanen anak. Pada tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, tidak
sedikit ditemukan kasus pada anak yang mengalami gangguan erupsi gigi, hal ini dapat
menyebabkan kelainan-kelainan pada pertumbuhan gigi. Erupsi gigi merupakan proses
pergerakan gigi dari bawah gingiva hingga menembus gingiva, yang ditandai dengan adanya 1 /3
mahkota gigi di sekitar gingiva dan biasanya diikuti dengan adanya pembengkakan dan rasa sakit
di sekitar gingiva pada gigi yang erupsi tersebut. Erupsi gigi geligi ini bertahap seiring dengan
bertambahnya umur. Erupsi gigi permanen pada anak ditandai dengan tumbuhnya gigi molar
pertama pada rahang bawah di usia 6 - 7 tahun.
Waktu erupsi gigi permanen pada tiap anak berbeda-beda dan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti faktor nutrisi, ras, genetik, hormonal, jenis kelamin, geografis, status
ekonomi, serta budaya. Pada tahap erupsi gigi ini dapat terjadi gangguan erupsi gigi, misalnya
terlambat atau cepatnya gigi permanen erupsi berdasarkan umur tiap anak, 2 hal ini dapat
menyebabkan kelainan-kelainan pada tahap erupsi gigi permanen. Oleh karena itu, erupsi gigi
permanen pada anak merupakan hal yang harus diperhatikan. Status gizi merupakan status
kesehatan tiap individu yang diukur dari tinggi badan dan berat badan berdasarkan umur. Status
gizi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu status gizi baik dan status gizi buruk.
Status gizi dipengaruhi oleh asupan nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Berdasarkan penelitian dari Almonaitiene R, et al.1 di Lithuania, didapatkan beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari gigi permanen pada anak, yaitu faktor genetik, jenis
kelamin, nutrisi, status gizi, sosial-ekonomi, dan hormonal. Pada anak-anak dengan status gizi
yang baik, pertumbuhan dan perkembangan gigi permanennya berjalan dengan normal,
sedangkan pada anak-anak yang mengalami obesitas pertumbuhan dan perkembangan gigi
permanennya cenderung lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak yang status gizinya normal
atau baik. Erupsi gigi permanen pada anak-anak obesitas rata-rata lebih cepat 1.2 - 1.5 tahun
sebelumnya dari erupsi gigi permanen yang normal.1 Selain itu, menurut penelitian Thomaz
EBAF, et al.2 yang dilakukan di Bahia, diperoleh hasil kekurangan gizi kronik pada anak-anak

3
usia dini dapat menyebabkan tertundanya erupsi gigi, serta status gizi dapat dikaitkan dengan
maloklusi gigi, yaitu pada anak-anak yang menderita gizi buruk dapat menyebabkan perubahan
spasial gigi pada rahang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan pendukung gigi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan pendukung gigi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Jaringan Pendukung Gigi


Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan suatu benih gigi. Benih
gigi berasal dari dua jaringan embrio yaitu bagian yang berkembang dari lamina gigi yang
berasal dari ectodermal dan bagian lain yang berasal dari mesenkim yang terletak di bawah
ectodermal.
Benih gigi dibentuk oleh tiga organ, yaitu:
1. Organ enamel, tumbuh diatas lamina gigi yang berasal dari epitel dimana lapisa
dalamnya akan membentuk enamel.
2. Dental papilla, berkembang dari dasar jaringan mesenkim dan akan membentuk
dentin dan berada di sekitar ruang sentral dari dentin sebagai pulpa.
3. Kantung gigi (organ periodontal) juga berkembang dari jaringan dasar mesenkim,
akan membentuk struktur penyangga gigi, sementum, tulang alveolar dan selaput
periodontal.
Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang sama. Tanda-tanda pertama dari
perkembangan gigi pada embrio ditemukan di daerah anterior mandibula waktu usia d5 sampai 6
minggu, sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian
berlanjut posterior dari kedua rahang.
Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina adalah suatu pita
pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel dimulai dengan jaringan ektodermal yang
meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat mana gigi-gigi akan
muncul kemudian. Gigi berasal dari dua jaringan embrional, yaitu ektoderm yang membentuk
enamel, dan mesoderm yang membentuk dentin, sementum, pulpa, dan juga jaringan-jaringan
penunjang. gigi dibagi Pertumbuhan dan perkembangan menjadi tiga tahap, yaitu perkembangan,
kalsifikasi, dan erupsi.

5
Gambar 1. Siklus hidup gigi

2.1.1 Tahap Perkembangan Gigi


Tahap perkembangan gigi adalah sebagai berikut:
1. Inisiasi (Bud Stage)
Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut.
Sel-sel tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih
cepat dari pada sel sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang

6
menebal di regio bukal lengkung gigi dan meluas sampai seluruh bagian
maksila dan mandibula.

Gambar 2. Tahap Inisiasi (Bud Stage)

2. Proliferasi (Cap Stage)


Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam
mengalami proliferasi, memadat, dan tervaskularisasi membentuk papila
gigi yang kemudian membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel
mesenkim yang berada di sekeliling organ gigi dan papilla gigi memadat
dan fibrous, disebut kantong gigi yang akan menjadi sementum,
membrane periodontal, dan tulang alveolar.

Gambar 3. Proliferasi (Cap Stage)

3. Histodiferensiasi (Bell Stage)


Sel-sel email dalam menjadi semakin panjang dan silindris, disebut
sebagai ameoblas yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel
bagian tepi dari 6 apilla gigi menjadi odontoblast yang akan
berdiferensiasi menjadi denim.

7
Gambar 4. Histodiferensiasi (Bell Stage)

4. Morfodiferensiasi
Proses ini terjadi sebelum deposisi matriks dimulai. Morfologi gigi
dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam tersusun sedemikian rupa
sehingga batas antara epite email dan odontoblast merupakan gambaran
yang akan terbentuk. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada
daerah tempat sel-sel ameloblast dan odontoblast yang akan
menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan ukurannya.

Gambar 5. Tahap Morfodiferensiasi

5. Aposisi
Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin,
dan sementum. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang
bergerak ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi 25%-30%.

8
2.1.2 Tahap Kalsifikasi Gigi
Kalsifikasi terjadi dengan pengendapan garam-garam kalsium anorganik selama
pengendapan matriks. Kalsifikasi enamel dan dentin sangat sensitif pada perubahan-perubahan
metabolik yang kecil pada anak-anak. Kalsifikasi jaringan ini tidak seragam tetapi sifatnya
bervariasi selama perkembangan yang berbeda dari pertumbuhan individu beda pada jenis
kelamin, dan bersifat bilateral simetris. Perempuan biasanya menunjukkan perkembangan yang
mendahului laki-laki, dan pada rahang bawah lebih dahulu daripada rahang atas. Bila terjadi
gangguan pada tahap kalsifikasi ini akan mengakibatkan kelainan struktur jaringan keras gigi.

2.1.3 Tahap Erupsi Gigi


Pergerakan gigi ke arah rongga mulut dimulai ketika gigi masih di dalam tulang rahang.
Erupsi merupakan proses yang dimulai terus-menerus segera setelah mahkota terbentuk. Pada
saat yang sama, tulang rahang bertambah panjang dan tinggi sehingga terdapat gerakan dari
seluruh benih gigi susu ke arah permukaan oklusal. mahkota gigi yang telah terbentuk dalam
bentuk dan ukuran tertentu tampak penuh dan menumpuk ketika masih di dalam pertumbuhan
tulang yang kecil. Gangguan-gangguan pada erupsi gigi lebih umum daripada gangguan-
gangguan pada pembentukan dan kalsifikasi gigi dan biasanya disebabkan oleh pencabutan yang
belum pada waktunya (prematur) daripada gangguan endokrin atau gangguan karena tidak
berfungsinya bagian yang lain.
a. Erupsi Dini
Kadang gigi insisivus satu bawah sebuah atau dua buah telah erupsi pada
saat bayi dilahirkan. Gigi tersebut akan lepas sebelum gigi aslinya erupsi. Erupsi
gigi yang dini umumbagi tipe anak yang kurus dan biasanya bersifat keturunan.
b. Erupsi yang Terlambat
Dalam batas-batas normal gigi susu pertama mungkin tidak tampak
sampai anak berusia 1 tahun. Selanjutnya erupsi yang terlambat memberi kesan
suatu gangguan sistem dari nutrisi atau endokrin.

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi Gigi

9
Erupsi normal gigi permanen dalam rongga mulut terjadi selama rentang
waktu usia kronologis yang berbagai macam dan dapat dipengaruhi oleh sejumlah
faktor. Faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor lokal dan faktor
umum.
a. Genetik
Beberapa penulis menyatakan bahwa faktor hereditas lebih
berpengaruh dalam perkembangan gigi serta erupsi gigi. Dalam penelitian
longitudinal dan cross-sectional dilaporkan terdapat perbedaan waktu
antar tumbuhnya gigi pada ras yang berbeda. Gigi permanen lebih dulu
tumbuh pada ras anak-anak Afrika dan Afrika-Amerika daripada ras anak-
anak Asia dan Kaukasia. Terdapat kelainan genetik tertentu yang dapat
mempengaruhi erupsi gigi. Kelainan genetik tersebut dapat dibagi menjadi
kelainan pada pembentukan email dan atau kelainan pada pembentukan
folikel email (misalnya, amelogenesis imperfecta, Hurler’s Syndrome,
mucopolysaccharidosis VI) dan kelainan pada aktivitas osteoclastic
(misalnya, Cleidocranial dysplasia, osteopetrosis).
b. Jenis Kelamin
Terdapat persamaan pendapat dalam penelitian pada pertumbuhan
gigi bahwa pertumbuhan gigi pada wanita lebih cepat dibandingkan
dengan laki-laki. Terdapat perbedaan yang signifikan pada insisivus lateral
dan caninus rahang atas, serta caninus rahang bawah. perbedaan waktu
erupsi gigi rata-rata 4-6 bulan. Perbedaan erupsi paling sering pada
kaninus permanen. Lebih cepatnya erupsi gigi permanen pada wanita
disebabkan karena adanya pematangan yang lebih awal.
c. Nutrisi
Meskipun data pengaruh gizi terhadap pertumbuhan gigi permanen
kurang, tetapi terdapat bukti bahwa kekurangan gizi kronis pada anak-
anak dalam waktu yang lama dapat menyebabkan erupsi gigi tertunda.
Meskipun pada satu penelitian melaporkan bahwa bahwa gigi molar dan
insisivus permanen lebih cepat erupsi pada kelompok anak usia 6 tahun
yang mengalami kekurangan protein- malnutrisi pada usia dini. tetapi

10
kurangnya sampel dan tidak adanya laporan status gizi pada
pemeriksaan.1 Peran protein dalam menunjang pertumbuhan tubuh dan
berbagai jaringan termasuk pertumbuhan jaringan tulang seperti
mandibula sangat penting. Kekurangan protein atau yang biasa disebut
defisiensi protein juga dapat mempengaruhi dimensi panjang mandibula.
d. Faktor Sosial-Ekonomi
Dalam sejumlah penelitian telah ditemukan bahwa anak-anak dari
latar belakang sosial-ekonomi yang lebih menunjukkan pertumbuhan gigi
yang lebih awal daripada anak-anak dari latar belakang sosial-ekonomi
yang rendah. Diperkirakan bahwa anak-anak dari sosial-ekonomi yang
lebih tinggi mendapatkan perawatan kesehatan yang lebih baik, gizi dan
faktor yang mempengaruhi perkembangan awal gigi.
e. Tinggi Badan dan Berat Badan
Sebuah hubungan positif antara tinggi badan dan berat badan
terhadap pertumbuhan gigi telah diteliti sebelumnya. Anak-anak yang
lebih tinggi dan lebih berat pertumbuhan giginya lebih cepat. Penelitian
tentang obesitas anak-anak dan pertumbuhan gigi juga menunjukkan
sebuah hubungan. Anak-anak yang mengalami obesitas lebih cenderung
cepat pertumbuhan giginya, rata-rata pertumbuhan giginya lebih cepat 1.2
– 1.5 tahun sebelumnya dibandingkan dengan anak-anak dengan berat
badan yang normal.

f. Hormon
Gangguan kelenjar endokrin biasanya memiliki efek yang
mendalam pada tubuh, termasuk gigi. Pertumbuhan gigi yang cepat telah
diteliti dan berkaitan dengan sekresi androgen adrenal yang meningkat,
sedangkan efek dari kelebihan pertumbuhan hormon pada pertumbuhan
gigi kurang dijelaskan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Benih gigi dibentuk oleh tiga (3) organ, organ enamel, dental papilla dan kantung gigi.
Pertumbuhan gigi dibagi menjadi lima (5) tahap, inisiasi atau yang sering disebut dengan bud
stage, proliferasi atau yang disebut juga dengan cap stage, histodiferensiasi atau yang disebut
juga dengan bell stage, morfodiferensiasi dan yang terakhir aposisi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi juga, ada
faktor genetik, jenis kelamin (dimana perempuan pertumbuhan giginya lebih cepat dari pada
laki-laki), nutrisi, faktor sosial-ekonomi, tinggi dan berat badan dan juga hormon.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Pudyani, P. S. (2001). Pengaruh Kekurangan Kalsium Pre-Postnatal terhadap Kepadatan


Gigi dalam Menunjang Perawatan Ortodontik Studi Eksperimental Laboratoris pada
Tikus. Journal of Dentistry Indonesia, 8(1), 1-8.
2. Andriany, P. (2008). Nutrisi pada pertumbuhan gigi pra-erupsi. Jurnal Kedokteran
Syariah Kuala, 8(1), 57-60.

13

Anda mungkin juga menyukai