Anda di halaman 1dari 15

Penalaran Induktif dan Deduktif

Staf pengajar Bahasa Indonesia


FKG UPDM(B)
PENGERTIAN
Merupakan  proses berpikir yang sistematis untuk
memperoleh kesimpulan atau pengetahuan yang dapat
bersifat ilmiah dan tidak ilmiah.

Dalam pengertian yang lain, penalaran adalah suatu


proses berpikir yang logis dengan berusaha menghubung-
hubungkan fakta  untuk memperoleh suatu kesimpulan
Secara umum, ada dua jenis penalaran atau
pengambilan kesimpulan, yakni penalaran induktif
dan deduktif.
1. Penalaran Induktif
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang
bertolak dari sesuatu yang khusus menuju sesuatu
yang umum.
Penalaran Induktif dapat dilakukan dengan tiga cara:
A. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak
dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa untuk
menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian
dari gejala atau peristiwa itu.
Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus
yang diperoleh melalui pengalaman, observasi,
wawancara, atau studi dokumentasi.
Sumbernya dapat berupa dokumen, statistik,
kesaksian, pendapat ahli, peristiwa-peristiwa politik,
sosial ekonomi atau hukum. Dari berbagai gejala atau
peristiwa khusus itu, orang membentuk opini, sikap,
penilaian, keyakinan atau perasaan tertentu.
Beberapa contoh penalaran induktif dengan cara
generalisasi adalah sebagai berikut:
1) Berdasarkan pengalaman, seorang ibu dapat
membedakan atau menyimpulkan arti tangisan
bayinya, sebagai ungkapan rasa lapar atau haus, sakit
atau tidak nyaman.
2) Berdasarkan pengamatannya, seorang ilmuwan
menemukan bahwa kambing, sapi, onta, kerbau,
kucing, harimau, gajah, rusa, kera adalah binatang
menyusui.
B. Analogi
Analogi adalah suatu proses yag bertolak dari
peristiwa atau gejala khusus yang satu sama lain
memiliki kesamaan untuk menarik sebuah
kesimpulan.
Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan
karakteristik di antara dua hal, maka kesimpulannya
akan menyiratkan ”Apa yang berlaku pada satu hal,
akan pula berlaku untuk hal lainya”.
c. Hubungan Kausal (Sebab Akibat)
Penalaran induktif dengan melalui hubungan kausal
(sebab akibat) merupakan penalaran yang bertolak
dari hukum kausalitas bahwa semua peristiwa yang
terjadi di dunia ini terjadi dalam rangkaian sebab
akibat. Tak ada suatu gejala atau kejadian pun yang
muncul tanpa penyebab.
2. Penalaran Deduktif
Penalaran deduksi adalah suatu proses berpikir yang
bertolak dari sesuatu yang umum (prinsip, hukum,
teori atau keyakinan) menuju hal-hal khusus.
Berdasarkan sesuatu yang umum itu, ditariklah
kesimpulan tentang hal-hal khusus yang merupakan
bagian dari kasus atau peristiwa khusus itu.
Penalaran deduktif dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran yang
menghubungkan dua proposisi (pernyataan) yang
berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan
yang merupakan proposisi yang ketiga. Proposisi
merupakan pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya atau dapat ditolak karena kesalahan
yang terkandung didalamnya.
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan,
peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan.

Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh pengamatan,


peninjauan atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun
menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Atas dasar itu, sebuah karya tulis ilmiah
harus memenuhi tiga syarat:
1. Isi kajian berada pada lingkup
pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaan menggunakan
metode ilmiah
3. sesuai dengan persyaratan sebagai suatu
sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa
penalaran menjadi bagian penting dalam proses
melahirkan sebuah karya ilmiah.
Penalaran yang dimaksud adalah penalaran logis yang
mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi
atau sentimen kelompok.
Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah
metode berpikir keilmuan harus menggabungkan
cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif.
Metode berpikir keilmuan selalu ditandai dengan
adanya:
1. Argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajian berkaitan antara argumentasi
teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan
yang dikaji.
Sekian dan
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai