Anda di halaman 1dari 5

Pengemasan DNA

Pengemasan DNA dalam kromosom terjadi pada saat profase. Untai DNA dipintal pada
suatu set protein, yaitu histon yang menjadi suatu unit yang disebut unit nukleosom. Unit-unit
nukleosom satu tersusun padat membentuk benang yang lebih padat dan terpintal menjadi
lipatan-lipatan solenoid. Solenoid lipatan tersusun padat menjadi benang kromatin. Benang-
benang kromatin tersusun memadat menjadi lengan kromatid.

Gambar 1. Proses Pengemasan DNA

Kromosom digunakan sebagai cara untuk mengacu pada dasar genetik dari suatu
organisme baik sebagai diploid atau haploid. Banyak sel eukariotik memiliki dua set kromosom
dan disebut diploid. Sel-sel lain yang hanya berisi satu set kromosom disebut haploid.
Kromosom juga memainkan peran penting dalam fenomena penuaan kematian terkait sel. Pada
ujung kromosom yang disebut telomere segmen. Sebagai DNA sel rusak, telomeres diperpendek.
Setelah telomere telah dikurangi ke tingkat, sel memutuskan bahwa hal itu tidak bisa lagi
memperbaiki dirinya sendiri dan inisiasi apoptosis, proses kematian seluler. Hari ini, banyak
upaya penelitian telah dikhususkan untuk menjelaskan mekanisme tertentu dengan yang telomere
menyebabkan kematian sel.

Pada Sel Prokariotik


Histon H1 letaknya di bagian tepi nukleosom adanya molekul H1 berukuran
lebih besar 20 pb disebut dengan kromatosom. DNA nuklir dihubungkan dengan DNA-
BINDING protein atau yang disebut histones. Beberapa nuclease perlindungan chromatin
(DNA-HISTONE kompleks) mempertahankan struktur kromatin. Brown nuclease
merupakan perlindungan mengadakan percobaan yang kompleks yang diperlakukan
dengan suatu enzim untuk memotong DNA dan memposisikannya pada pasangannya.
Ukuran DNA fragmen menandai adanya posisi dari protein yang kompleks.
Pengemasan terjadi dengan cara pelilitan DNA di sekeliling sumbu nukleosom,
Sumbu nukleosom tersusun atas empat macam histon sumbu: H2A, H2B, H3, dan H4.
Keempat macam histon ini berada dalam bentuk oktamer (dua molekul) protein histon
sumbu bersifat basa / bermuatan positif (banyak arginin dan lisin).
Setiap untai DNA sepanjang 146 pb mengelilingi satu sumbu nukleosom,
sedangkan bagian-bagian DNA lainnya menjadi penghubung (linker) antara satu sumbu
nukleosom dan sumbu nukleosom berikutnya. Pelilitan DNA di sekeliling sumbu
nukleosom berlangsung dengan arah ke kiri atau terjadi superkoiling negatif. Pelilitan
terjadi demikian kuat karena DNA bermuatan negatif, sedangkan histon sumbu
bermuatan positif. Struktur ‘Beads-On-A-String’ yang ditunjukkan di atas menghadirkan
suatu pembongkaran format dari kromatin yang terjadi hanya di nukleus. Terbentuknya
rangkaian heliks nukleosom terlihat sebagai serabut dengan diameter 30 nm yang dikenal
sebagai serabut 30 nm. Histon H1 berfungsi menstabilkan struktur serabut 30 nm.

Gambar 2. Pengemasan DNA Pada Sel Prokariotik

Pada Sel Eukariotik


Berbeda dengan DNA prokariot yang berbentuk sirkuler tertutup, DNA eukariot
merupakan molekul linier yang sangat panjang. Panjang DNA eukariot di dalam nukleus
jauh melebihi ukuran nukleus itu sendiri. Oleh karenanya, agar dapat dikemas di dalam
nukleus, DNA harus dimampatkan dengan suatu cara. Derajat pemampatan (kondensasi)
DNA dinyatakan sebagai nisbah pengepakan (packing ratio)-nya, yaitu panjang molekul
DNA dibagi dengan panjang pengepakannya. Sebagai contoh, kromosom manusia yang
terpendek, yaitu kromosom nomor 21, berisi 4,6 x 107 pb DNA (sekitar 10 kali ukuran
genom E. coli). Ukuran DNA kromosom ini setara dengan panjang 14.000 μm jika DNA
ditarik lurus. Pada kondisi yang paling mampat, yaitu selama mitosis, kromosom tersebut
panjangnya hanya sekitar 2 μm. Angka ini memberikan nisbah pengepakan sebesar 7.000
(14.000/2).
Untuk mencapai nisbah pengepakan totalnya, DNA tidak langsung dikemas ke
dalam struktur terakhirnya (kromatin). Pengemasan DNA dilakukan melalui sejumlah
tingkatan organisasi kromosom. Tingkatan yang pertama diperoleh ketika DNA melilit-
lilit di sekeliling sumbu protein sehingga menghasilkan struktur seperti manik-manik
yang disebut nukleosom. Pada tingkatan ini terdapat nisbah pengepakan sebesar 6.
Tingkatan yang kedua adalah pemutaran sejumlah nukleosom membentuk struktur heliks
yang disebut serabut 30 nm. Struktur serabut 30 nm dijumpai baik pada kromatin
interfase maupun pada kromosom mitosis. Dengan struktur ini nisbah pengepakan DNA
meningkat menjadi sekitar 40. Pengemasan terakhir terjadi ketika serabut 30 nm tersusun
dalam sejumlah kala, struktur tangga, dan domain, yang memberikan nisbah pengepakan
tertinggi sebesar lebih kurang 1.000 pada kromatin interfase dan 10.000 pada kromosom
mitosis.
Kromosom eukariot terdiri atas suatu kompleks DNA-protein yang tersusun
sangat kompak sehingga memungkinkan DNA yang ukurannya begitu panjang tersimpan
di dalam nukleus. Istilah bagi struktur dasar kromosom adalah kromatin, sedangkan
satuan dasar kromatin adalah nukleosom. Dengan demikian, kromatin merupakan satuan
analisis kromosom yang menggambarkan struktur umum kromosom.
Gambar 3. Pengemasan DNA Pada Sel Prokariotik

Anda mungkin juga menyukai