Anda di halaman 1dari 2

Tiap jenis organisme memiliki jumlah kromosom yang khas.

Banyak dari organisme tingkat


tinggi bersifat diploid, dengan dua set kromosom homolog. Variasi dalam jumlah set kromosom
(ploidi) umum ditemukan di alam. Diperkirakan satu pertiga dari angiosperma memiliki lebih
dari dua set kromosom (poliploid). (Elrod & Stansfield 2007 : 148)
Pada dasarnya, Kromosom dibedakan atas autosom atau kromosom tubuh dan kromosom
kelamin atau kromosom seks (Elrod & Stansfield 2007 : 148). Autosom merupakan kromosom
yang tidak mempunyai hubungan dengan penentuan jenis kelamin. Kromosom kelamin
merupakan sepasang kromosom yang menentukan jenis kelamin, jenisnya ada dua macam yaitu
kromosom-X dan kromosom-Y
Penggolongan kromosom manusia dalam kariotipe terbagi dalam 7 grup, yaitu grup A sampai dengan
grup G ( Russel 1994 : 194).

1. Grup A. Terdiri atas kromosom nomor 1, 2 dan 3. berukuran besar. Kromosom 1 dan 3


digolongkan kromosom metasentrik, sedangkan kromosom 2 cenderung submetasentrik.
2. Grup B. Terdiri atas kromosom nomor 4 dan 5. Digolongkan sebagai kromosom submetasentrik
dan memiliki ukuran besar.
3. Grup C. Terdiri atas kromosom nomor 16-20 ditambah kromosom X. Merupakan kromosom
submetasentrik berukuran sedang.
4. Grup D. Terdiri atas kromosom nomor 13-15. Digolongkan sebagai kromosomakrosentrik dan
memiliki ukuran sedang.
5. Grup E. Terdiri atas kromosom nomor 16-18. Berukuran sedang-kecil. Kromosom 16
digolongkan sebagai kromosom metasentrik, sedangkan kromosom 17 dan 18 digolongkan
submetasentrik.
6. Grup F. Terdiri atas kromosom nomor 19 dan 20. Digolongkan kromosommetasentrik dan
berukuran kecil.
7. Kromosom G. Terdiri atas kromosom nomor 19 dan 20, ditambah kromosom Y.Kromosom G
termasuk kromosom akrosentrik dan berukuran kecil

Berdasarkan variasi jumlah kromosom, terdapat istilah euploidi dan aneuploidi. Istilah
euploidi digunakan bagi organisme yang mempunyai kromosom kelipatan angka dasar (n), dan
istilah aneuploidi digunakan bagi jumlah kromosom yang bukan kelipatan dari n. Euploidi terdiri
dari monoploid (n), diploid (2n), dan poliploid (kelipatan angka dasar lebih dari 2n, seperti
triploid (3n) dan tetraploid (4n) ), sedangkan Istilah poliploid digunakan pada suatu individu
yang memiliki jumlah kromosom lebih dari dua set kromosom (2n). (Elrod & Stansfield 2007 :
148 – 150)
Poliploidi memiliki dua tipe, yaitu autopoliploid, yang merupakan pengingkatan jumlah
kromosom homolog yang dapat terjadi karena adanya kegagalan mitosis atau meiosis. Kegagalan
kromosom untuk berpisah pada tahap anafasi, mutasi somatik, dan penggunaan zat kimia yang
dapat menghambat terbentuknya benang spindel seperti kolkisin. (Moore 1976: 38, Crowder
1993: 297) Lalu ada Alloploliploidi, yang merupakan pengingkatan jumlah kromosom
nonhomolog akibat adanya penyatuan gamet-gamet yang belum tereduksi (2n) dari jenis diploid
yang berbeda (hibridisasi interspesifik) (Elrod & Stansfield 2007 : 149).
Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon, yang dari
ikatan tersebut menghasilkan nukleosom. Nukleosom kemudian akan membentuk lilitan-lilitan
yang sangat banyak yang menjadi penyusun dari kromatid. (Elrod & Stansfield 2007 : 102)
Kromatid adalah bagian lengan kromosom yang terikat satu sama lainnya oleh sentromer.
Nama jamak dari kromatid adalah kromonema, yang biasanya terlihat pada pembelahan sel masa
profase dan kadang-kadang interfase.
Lalu ada sentromer, yang merupakan satu daerah yang tidak mengandung informasi genetik.
Pada masa pembelahan, sentromer merupakan struktur yang sangat penting sebab dibagian inilah
lengan kromosom (kromatid) saling melekat satu sama lain pada masing-masing bagian kutub
pembelahan. Bagian dari kromosom yang melekat ini disebut dengan istilah kinetokor. (Elrod &
Stansfield 2007 : 240)
Kromomer merupakan akumulasi dari materi kromatid yang kadang terlihat paa pembelahan
masa interfase. Pada kromosom yang telah mengalami pembelahan berkali-kali, biasanya
struktur berbentuk manik-manik ini sangat jelas terlihat. Telomer merupakan bagian berisi DNA
pada kromosom, berfungsi untuk menjaga stabilitas ujung kromosom agar DNA tidak terurai.
(Elrod & Stansfield 2007 : 240)

Anda mungkin juga menyukai