DOSEN PEMBIMBING
Assalamualaikum WR.WB
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada ibu drg. Widya Puspita Sari, MDSc selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing kami dalam kegiatan tutorial yang kami jalani.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Wassalam,
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa, manusia mengalami dua pertumbuhan
gigi geligi. Gigi sulung (gigi desidui) mulai erupsi pada usia kurang lebih enam bulan.
Keduapuluh gigi sulung tersebut telah selesai erupsi pada usia kurang lebih tiga tahun.
Kemudian terdapat suatu keadaan dimana gigi sulung dan gigi permanen berada dalam
satu lengkung yang dinamakan periode gigi bercampur. Pada akhir usia dua belas tahun,
hampir seluruh gigi sulung exfoliated atau tanggal dari soketnya dan digantikan oleh gigi
permanen. Gigi permanen tersebut mulai erupsi pada usia kurang lebih enam tahun
sampai usia tujuh belas dan dua puluh satu tahun.
Erupsi gigi mungkin mendapat perhatian yang besar bagi para orang tua, terutama
bagi para orang tua yang baru memiliki anak. Seringkali orang tua berpikir bahwa ada
sesuatu perkembangan yang salah pada anak mereka jika gigi tidak tampak pada saat
yang semestinya. Padahal waktu erupsi gigi sangatlah bervariasi. Banyak faktor yang
mengkontribusi terjadinya variasi ini. Termasuk diantaranya adalah riwayat keluarga,
etnik/ras, vitalitas selama perkembangan janin, posisi gigi di dalam lengkung rahang,
ukuran dan bentuk dari lengkung gigi itu sendiri dan dalam proses erupsi gigi permanen
ketika tanggalnya gigi desidui
Hasil perkembangan yang salah terutama selama pergantian gigi-gigi sulung dengan
gigi-gigi permanen dapat menyebabkan terjadinya anomali pada masa gigi permanen.
Secara normal, gigi sulung akan tanggal beberapa saat sebelum gigi permanen
penggantinya erupsi, namun sering dijumpai adanya gigi sulung yang tetap bertahan pada
lengkung gigi melebihi waktu normal yang disebut dengan persistensi atau over-retained
primary tooth.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Apa ayat dan hadits terkait pertumbuhan dan perkembangan gigi ?
2. Bagaimana proses pertumbuhan dan perkembangan gigi ?
3. Apa saja struktur jaringan pendukung gigi ?
4. Bagaimana gangguan pada proses pertumbuhaan dan perkembangan gigi?
1. 3 Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui ayat dan hadits yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan
gigi
2. Menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan gigi
3. Menganalisa dan menjelaskan struktur dari jaringan pendukung gigi
4. Mengetahui gangguan apa saja yang terjadi akibat kegagalan pertumbuhan dan
perkembangan gigi
BAB 2
PEMBAHASAN
Tidak semua gigi tumbuh dan berkembang pada waktu yang bersamaan.
Perkembangan gigi pertama pada embrio ditemukan didaerah anterior mandibula dalam
usia sekitar lima sampai enam minggu. Benih gigi berasala dari dua jaringan embrio,
yaitu ektodermal yang akan membentuk organum enameleum dan enameleum serta
jaringan mesodermal yang akan membentuk struktur penunjang gigi termasuk pulpa dan
dentin.
Menurut Harshanur (1991), perkembangan dan pertumbuhan gigi terbagi kedalam tiga
tahap, yaitu:
HERIDITER (Keturunan)
Sudah lama diketahui bahwa faktor heriditer sebagai penyebab maloklusi. Kerusakan
genetik mungkin akan tampak setelah lahir atau mungkin baru tampak beberapa tahun setelah
lahir. Peran heriditer pada pertumbuhan kraniofasial dan sebagai penyebab deformitas
dentofasial sudah banyak dipelajari, tetapi belum banyak diketahuai bagian dari gen yang
mana berperan dalam pemasakan muskulatur orofasial.
LINGKUNGAN
Ada beberapa pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan pada pertumbuhan
dan perkembangan kraniofasial :
1. TRAUMA
a).Trauma prenatal
Hipoplasia mandibula dapat disebabkan oleh tekanan intrauterin atau trauma selama
kelahiran. “Vogelgesicht” pertumbuhan mandibula terhambat berhubungan dengan
ankilosis persendian temporomandibularis, mungkin disebabkan karena cacat perkembangan
oleh trauma.
Asimetri. Lutut atau kaki dapat menekan muka sehingga menyebabkan asimetri
pertumbuhan muka dan menghambat pertumbuhan mandibula.
2. AGEN FISIK
Ekstraksi prematur gigi susu Bila gigi susu hilang sebelum gigi permanen pengganti mulai
erupsi (mahkota terbentuk sempurna dan akar mulai terbentuk), tulang akan terbentuk diatas
gigi permanen, menyebabkan erupsi terlambat, terlambatnya erupsi akan menyebabkan gigi
yang lain bergeser ke arah ruang yang kosong.
Jenis makanan
Pada masyarakat primitif, diet yang berserat merangsang otot mastikasi bekerja keras,
menambah beban fungsi pada gigi. Diet semacam ini mencegah karies, mempertahankan
lebar lengkung gigi tetapi menyebabkan atrisi pada gigi.
Pada masyarakat modern, diet berubah menjadi lunak dan kurang berserat,
menyebabkan beberapa maloklusi dan kariogenik. Berkurang fungsi penguyahan dan
menyebabkan kontraksi lengkung gigi, tidak terjadi atrisi, tidak terjadi penyesuaian oklusal
seperti yang terjadi pada perkembangan normal.
KEBIASAAN BURUK
Mengisap jempol dan mengisap jari. Bila kebiasaan ini sudah tampak pada minggu
pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh problem makan. Bila kebiasaan ini dilakukan
pada anak usia yang lebih lanjut biasanya disebabkan oleh problem psikologis. Arah dan
kekuatan pada gigi-gigi selama mengisap jempol menyebabkan incisivus atas tertekan ke
labial, incisivus bawah tertekan ke lingual, otot-otot pipi menekan lengkung gigi didaerah
lateral ke arah lingual.
Menjulurkan lidah
Diastemata dan open bite anterior merupakan akibat dari kebiasaan menjulurkan lidah.
Mengisap bibir dapat sendiri atau bersamaan dengan mengisap ibu jari. Dapat
dilakukan pada bibir atas atau pada bibir bawah.Bila dilakukan dengan bibir bawah maka
maloklusi yang ditimbulkan adalah labioversi gigi depan atas open bite lunguoversi gigi
depan rahang bawah.
Posture
Mengigit kuku
Menyebabkan malposisi gigi.
Kebiasaan menggendong bayi hanya pada satu sisi menyebabkan kepala dan muka
menjadi asimetri. Kebiasaan atau posisi tidur, dengan bantal atau dengan lengan, bertopang
dagu. Kebiasaan mengigit pensil dan lain-lain.
PENYAKIT
Penyakit sistemik
Sifilis
TBC tulang
Kelainan endokrin
Penyakit-penyakit lokal
MALNUTRISI
Selama anak dalam kandungan, ibu harus memperoleh cukup kalsium, fosfor vit A, C, D
untuk menjamin kebutuhan foetus akan zat-zat tersebut. Zat-zat ini dengan pengawasan
fungsi hormon yang seimbang merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan tulang.
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya bahwa pertumbuhan dan
perkembangan gigi geligi dimulai pada umur 4 bulan dalam kandungan.
Semua benih gigi geligi sudah mulai berkembang pada umur 6 bulan
dalam kandungan. Baru pada usia 6-8 bulan gigi sulung pertama kali
erupsi dan pada usia 2-3 tahun gigi sulung sudah lengkap yaitu 20 buah
gigi sulung. Lalu pada umur 17-21 tahun pertumbuhan gigi permanen
sudah sempurna yaitu dengan tumbuhnya 32 gigi permanen.
Erupsi gigi dipengaruhi oleh asupan nutrisi yang diterima. dan
umumnya anak yang kekurangan atau kelebihan nutrisi mempengaruhi
erupsi gigi. Termasuk anak yang terlahir prematur.
Daftar Pustaka