Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI

Di susun oleh :

Achsanu Nadiya istawa P20624221042

Aerine Seftiani P20624221054

Airiza Anisa P20624221075

Anita P20624221070

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TASIKMALAYA

PROGRAM D III KEBIDANAN CIREBON

TAHUN 2022

Jl. Pemuda No 38 Telpon (0231) 203556, 200277, Fax (0231) 200277 Kota Cirebon

Email:d3bidan.cirebon@poltekkestasikmalaya.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul ‘PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI’ ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Pengantar Asuhan Kebidanan. Dalam mengerjakan tugas ini, kami banyak memperoleh bantuan
serta bimbingan dari dosen kami. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada : Ibu Lisnawati, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah Pengantar Asuhan Kebidanan.

Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan
didalamnya. Karena kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan makalah kami selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami umumnya dan khususnya kepada pembaca. Amin

Terima Kasih

Cirebon, 18 Januari 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................................6

2.1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO........................................................................6

2.2 STRUKTUR DAN FUNGSI AMNION.............................................................................................11

2.3 STRUKTUR DAN FUNGSI TALI PUSAT..........................................................................................13

2.4 STRUKTUR DAN FUNGSI PLASENTA...........................................................................................16

BAB III........................................................................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA 22

3
BAB I

PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Konsepsi secara formal didefinisikan sebagai persatuan antara sel telur dan sel
sperma,yang menandai awal suatu kehamilan. Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang
terpisah,tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian itu adalah
pembentukan gamet (telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan
implantasi embriodi dalam uterus. Jika semua peristiwa ini berlangsung baik, maka proses
perkembangan embriodan janin dapat dimulai.
Konsepsi dapat terjadi jika memenuhi beberapa kriteria yaitu senggama harus terjadi
pada bagian siklus reproduksi yang tepat ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat
pada saat ovulasi,pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama
ejakulasi,tidak ada hambatan atau barrier yang mencegah sperma untuk membuahi ovum

.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan embrio?
2. Bagaimana struktur dan fungsi amnion?
3. Bagaimana struktur dan fungsi tali pusat?
4. Bagaimana struktur dan fungsi plasenta?

.3 Tujuan
1. Agar mahasiswi dapat memahami tentang Pertumbuhan Dan Perkembangan Hasil
Konsepsi
2. Agar mahasiswi mampu menjelaskan dan menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan
Embrio,amnion,tali pusat dan plasenta

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO

Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio tahap awal perkembangan manusia diawali dengan
peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa
fertilisasi. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan
melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan
menjadi embrio.Segera setelah fertilisasi, zigot yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel
mitosis, yang disebut pembelahan atau cleavage . Melalui serangkaian tahapan massa sel yang
membelah disebut morula . Setelah mengalami reorganisasi sel dan cairan yang masuk kedalam
sel, morula menjadi blastosit. Saat proses implantasi berakhir pada hari ke 10 atau ke 11 setelah
fertilisasi, periode embrionik telah dimulai.

Fase perkembangan pada embrio memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya. Dalam setiap
tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kondisi
kehamilan manusia serta yang akan dirasakan bunda. Berikut penjelasannya :
1. Fase Morula
Pada fase morula, zigot yang masih mempunyai sel tunggal akan memulai pembelahan.
Pembelahan tersebut dinamakan pembelahan mitosis dan akan membentuk sel-sel baru yang
bernama blastomer. Sel-sel ini mempunyai sifat yang padat berisi dan jumlahnya sebanyak 16
sel. Kemudian, sel blastomer yang berjumlah 16 tersebut akan berkumpul dan membentuk
5
sebuah bola yang dinamakan sebagai morula. Hal ini disebut sebagai morula karena memang
bentuknya menyerupai buah arbei yang bentuknya kecil-kecil serta tidak mempunyai rongga.
2. Fase Blastula
Setelah melewati fase morula, perkembangan berikutnya sampai pada tahapan atau fase
blastula. Pada fase ini, morula yang telah terbentuk akan terus mengalami pembelahan hingga
jumlahnya menjadi 100 sel. Karena jumlahnya lumayan banyak, maka bola tersebut juga akan
membentuk rongga-rongga di dalamnya yang disebut sebagai blastula.
Rongga yang ada tersebut selanjutnya dinamakan kembali sebagai blastosol. Selanjutnya,
massa sel yang terdiri dari asam laktat, piruvat, asam amino, dan juga glukosa akan berkembang
menjadi embrio manusia. Lalu, sel terluar yang membungkus massa akan mengalami
perkembangan menjadi plasenta yang mana hal tersebut memiliki fungsi sebagai makanan
embrio.

3. Fase Gastrula
Dalam fase gastrula, sel-sel yang telah terbentuk dalam fase blastula akan mengalami
perombakan-perombakan. Perombakan tersebut akan menghasilkan 3 buah lapisan germinal.
Lapisan ini juga sering disebut sebagai lapisan embriogenik yang nantinya akan menghasilkan
lapisan-lapisan yang ada di dalam embrio nantinya.
Adapun, lapisan yang akan terbentuk pada fase ini meliputi sebagai berikut:
 Lapisan ektoderm yang merupakan lapisan paling luar dari embrio.
 Lapisan mesoderm yang merupakan lapisan tengah.
 Lapisan endoderm yang merupakan lapisan inti sel dari embrio yang akan mengalami
perkembangan menjadi janin.
4. Fase Organogenesis

6
Fase terakhir dari tahapan perkembangan pada embrio yakni fase organogenesis. Dalam
fase ini, sel-sel tubuh akan mulai terbentuk secara lengkap tahap demi tahap. Pembentukan ini
berasal dari tiga lapisan sel germinal yang sudah terbentuk pada tahapan gastrula. Setiap lapisan
germinal akan membentuk organ yang berbeda-beda pada janin.
Diketahui secara rinci, setiap lapisan akan membentuk organ sebagai berikut:
 Lapisan ekstoderm akan membentuk lapisan epidermis, saraf, mata, dan juga telingan
bagian dalam.
 Lapisan mesoderm akan membentuk berbagai macam otot, organ reproduksi, sel darah,
dan sistem ekskresi.
 Lapisan endoderm akan membentuk sistem pencernaan, kelenjar tiroid, hati, paru-paru,
sel pankreas, dan juga organ reproduksi manusia.

 14 Hari Pertama
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30
jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak menuju rahim. Setelah membelah
menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel terus berkembang dan bertambah jumlahnya
sehingga membantu blastokis terpaut pada endometrium. Pembuluh darah primitif untuk embrio
mulai berkembang pada mesoderm. Blastokista mendapat makanan dari sitoplasmanya sendiri.
 Hari ke 14-28
 Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh darah pada vili korion primitif
plasenta. Sirkulasi embrio/maternal telah terbentuk dan darah dapat beredar. Kepala embrio
dapat dibedakan dari badannya. Tunas-tunas tungkai dan lengan mulai tampak. Jantung
menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
 Hari 28-42
Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke 6. Lengan mulai memanjang dan
tangan mendapatkan bentuknya. Mata dan telinga mulai terbentuk. Gerakan janin dapat
terdeteksi dengan USG.
 Minggu ke 8-10
Kepala fleksi ke dada dan mempunyai ukuran yang sama dengan tubuh. Leher panjang
sehingga tidak menyentuh dagu. Jari tangan dan kaki sudah terbentuk, hidung dan telinga
terbentuk. Kelopak mata terbentuk tetapi tertutup sampai dengan minggu ke-25. Usus

7
mengalami penonjolan samapai ke funikulis ubilikalis karena tidak cukup ruang abdomen.
Insersi funikulis sangat rendah pada abdomen.
 Minggu ke 10-12
Berat janin 14 gram. Telinga terlihat jelas, sirkulasi fetal telah berfungsi, terdapat reflex
mengisap dan menelan. Traktus renalis mulai berfungsi, kelopaka mata an genitalia eksterna
terbentukMinggu ke 12-16Berat janin 100 gram, genitalia lebih jelas terbentuk, kulit merah
dan tipis sehingga pembuluh darah terlihat. Timbunan lemak subkutan terjadi menjelang
minggu ke 16, rambut dan lanugo mulai tumbuh, tungkai lebih panjang daripada lengan.
 Minggu ke 20-24
Kulit sangat berkeriput karena lemak di subkutan terlalu sedikit. Lanugo menjadi sangat
gelap dan vernix kaseosa meningkat.
 Minggu ke 24-28
Semua organ telah tumbuh dengan baik, mata terbuka, alis dan bulu mata berkembang
dengan baik. Lemak di subkutan lebih banyak sehingga kerutan di kulit berkurang. Testis
mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum.
 Minggu ke 28-32
Lanugo mulai berkembang, tubuh mulai membulat karena ada simpanan testis, testis
telah turun.
 Minggu 32-36
Sebagian besar lanugo terlepas, tetapi kulit masih tertutup vernix kaseosa. Tetstis pada
janin laki-laki sudah terdapat di skrotum. Ovarium pada janin perempuan masih berada di
sekitar kavitas pelviks. Umbilikus terletak lebih di pusat abdomen.Minggu ke 28-32 Lanugo
mulai berkembang, tubuh mulai membulat karena ada simpanan testis, testis telah turun.
 Minggu 32-36
Sebagian besar lanugo terlepas, tetapi kulit masih tertutup vernix kaseosa. Tetstis pada
janin laki-laki sudah terdapat di skrotum. Ovarium pada janin perempuan masih berada di
sekitar kavitas pelviks. Umbilikus terletak lebih di pusat abdomen.
 Minggu 36-40
Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi keadaan
inimerupakan keuntungan untuk memudahkan lewatnya janin melalui jalan lahir. Terdapat

8
cukup jaringan lemak subkutan. Berat badan mencapai 1kg. Gerakan pernapasan janin dapat
diidentifikasi dengan USG.

9
2.2 STRUKTUR DAN FUNGSI AMNION

Amnion merupakan membran internal yang membungkus janin dan cairan ketuban.
Amnion merupakan membran transparan, tipis dan licin tetapi sangat kuat yang dapat dikelupas
dari khorion sampai daerah insersi tali pusat. Membran amnion melekat erat pada khorion.
Menutupi permukaan foetal plasenta sampai pada insersi tali pusat dan kemudian berlanjut
sebagai pembungkus tali pusat hingga umbilikus janin. Amnion atau air ketuban merupkan
elemen dari kehamilan yang sangat penting untuk di ketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan
acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin.
1. . Struktur Amnion
 Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc.
 Berwarna putih keruh, berbau amis, dan terasa manis.
 Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008.
 Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urat, kreatinin,sel-sel
epitel, rambut lanugo, f\erniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6%
gram/liter
2. Selaput Janin (Amrion dan Korion)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, vili meliputi seluruh lingkaran
permukaan korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, vili pada kutub embrional membentuk
struktur korion lebat seperti semak-semak (korion frondosum) sementara. Lalu, vili
pada kutub embrional mengalami degenerasi, menjadi tipis dan halus disebut korion laeve.
Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi desidua, juga
mencerminkan perbedaan kutub embrional dan abembrional, yaitu:
1. Desidua di atas korion frondosum menjadi desidua basalis.
2. Desidua yang meliputi embrioblas/kantong janin di atas korion laeve menjadi desidua
kapsularis.
3. Desidua di sisi/bagian uterus yang abembrional menjadi desidua parietal is.
Antara membran korion dan membran amnion terdapat rongga korion. Dengan
berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat menyatunya membran amnion dan
membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion
(amniochorionic membranea). Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh

10
menyatunya korion laeve dengan desidua parietalis.
Khorion merupakan membran eksternal yang berwarna putih dan terbentuk dari villi-villi
sel telur yang berhubungan dengan des idua kapsularis. Membran ini berlanjut dengan tepi
plasentadan melekat pada lapisan uterus. Korion terdiri dari 4 lapisan :
1. Lapisan seluler
2. Lapisan retikuler padat
3. Pseudo-basement membrane
4. Trofoblas
Amnion merupakan membran transparant berwarna abu-abu yang melapisi korion.
Selaput ini menutup pars fetal plasenta dan tali pusat. Kantung amnion berisi cairan amnion
dan janin berada dalam cairan tersebut. Selaput amnion terdiri dari 5 lapisan :
1) Lapisan seluler
2) Membrana basalis
3) Stratum kompaktum
4) Stratum fibroblast

3. Cairan Amnion
Cairan amnion disebut juga liquor amnii adalah cairan jernih berwarna seperti
jerami,dengan reaksi alkalis dan dengan demikian dapat dibedakan dari urine ibu setelah
pecahnya membrane. Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga atau ruangan
amnion. Mula-mula ruangan amnion merupakan rongga kecil saja tapi kemudian mengelilingi
seluruh janin. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion,
mesoderm, chorion dan lapisantipis dari deciduas.
4. Fungsi Amnion
Adapun fungsi amnion,sebagai berikut :
 Proteksi : melindungi janin terhadap trauma dari luar
11
 Mobilisasi : memungkinkan ruang gerak bagi janin
 Homeostasis : menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam-basa (pH) dalamrongga
amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin.
 Mekanik : menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterine(terutama
pada persalinan.
 Pada persalinan : membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang
steril,sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
Fungsi cairan amnion secara khusus
Fungsi amnion pada kehamilan
 Memungkinkan fetus bergerak bebas
 Memungkinkananggota badan fetus berkembang dan bergerak tanpa salingmenekan satu
sama lain; tanpa tertekan oleh badan fetus dan dinding uterus.
 Menyeimbangkan tekanan intrauteri dan bekerja sebagai pereedam goncangan.
 Menstabilkan suhu intrauteri.
Fungsi amnion pada persalinan
 Bekerja sebagai bantalan untuk melindungi kepala fetus terhadap tekanan
 Mempertahankan lingkungan fetus tetap steril
 Bekerja sebagai baji (wedge) untuk membantu dilatasi serviks
 Mengurangi efek kontraksi uterus terhadap peredaran darah plasenta
 Menyediakan douche (siraman) steril bagi jalan lahir tepat sebelum kelahiran pada saat
accus amnioticus pecah
2.3 STRUKTUR DAN FUNGSI TALI PUSAT

12
Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Merupakan saluran
kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan, sebab selama dalam rahim, tali pusat ini lah
yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalam nya. Tali
pusat (Funikulus umbilicus) atau disebut juga funis merentang dari umbilicus janin ke
permukaan fetal plasenta yang mempunyai panjang 50-55 cm. Warnanya dari luar putih dan
merupakan tali yang berpilin. Tali pusat membugkus dua buah pembuluh darah yang sudah
diambil oksigen nya dari dalam tubuh janin, vena umbilicus yang tunggal membawa darah yang
sudah di bersihkan dari plasenta kedalam janin.

1. Struktur Tali Pusat

Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal plasenta.Warnanya dari luar
putih dan merupakan tali yang berpilin. Panjangnya ± 55 cm (30– 100 cm) dan diameter 1– 1,5
cm. Pembuluh-pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri sehingga
pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan
diberi nama simpul palsu. Struktur tali pusat terdiri dari 2 arteri dan 1 vena umbicalis serta jelly
Wharton.
3 pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang,
tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi
janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin didalam funiculus umbilicalis
dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah
(kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi
relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga
pembuluh darah tersebut yaitu :
a. Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran
darah
fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.
b. Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta
dimana
produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk diekskresikan.
c. Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh

13
darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga
berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh
darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang continue untuk
janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli
warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang
terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus
umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal
atau tipis.

2. Fungsi Tali Pusat


Tali pusat mempunyai fungsi sebagai:
1. Media transportasi nutrisi dan oksigen dari plasenta ke tubuh janin
2. Media transportasi untuk pengeluaran sisa metabolisme janin ke tubuh ibu

14
3. Media transportasi zat antibodi dari ibu ke janin
4. Media transportasi zat antibodi dari ibu ke janin

3. Sirkulasi Tali Pusat


a. Fetus dalam rahim ibu mempunyai dua kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu oksigen
dan nutrisi serta membuang produk sisa yang dihasilkan oleh sel-selnya. Struktur yang
bertanggung jawab memenuhi kebutuhan fetus adalah plasenta. Plasenta mempunyai banyak
vilus yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus dan menembus dinding uterus yaitu
endometrium.
b. Endometrium kaya dengan aliran darah ibu. Jaringan kapilari darah fetus berada di dalam
vilus. Darah yang kaya oksigen dan nutrien dibawa melalui vena umbilicalis. Sebaliknya
darah yang sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat,
mengandung produk sisa seperti karbon dioksida dan urea. Produk sisa ini akan meresap ke
membran dan masuk darah ibu. Darah ibu dan darah fetus dalam vilus sangat rapat, akan
tetapi kedua darah tersebut tidak bercampur karena dipisahkan oleh suatu membran.
c. Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral, vitamin, hormon, dan antibodi dari
darah ibu perlu menembus membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat
dalam vilus. Selain oksigen dan nutrien, antibodi dari darah ibu juga meresap ke dalam
darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini melindungi fetus dan bayi yang dilahirkan
daripada jangkitan penyakit.

2.4 STRUKTUR DAN FUNGSI PLASENTA

15
Plasenta atau yang juga sering disebut dengan ari-ari adalah organ dalam kandungan yang
dapat ditemukan pada masa kehamilan. Plasenta merupakan organ yang berperan sangat penting
dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.
Fungsi utama dari plasenta ialah untuk memberikan nutrisi dan pertukaran produk-produk
metabolisme antara janin dan ibu. Plasenta manusia memiliki diameter rata-rata 15-22 cm
dengan berat sekitar 470 gram. Tebal pada bagian tengah organ ini biasanya sekitar 2,5-5 cm,
pada plasenta juga terdapat tali pusar “umbilical cord” yang terbentuk dari pembuluh darah.

1. Fungsi Plasenta (Ari-Ari)


Adapun fungsi plasenta:
Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron, dan
sebagainya (cari / baca sendiri).
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan
melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini
diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi
yang dialami ibunya).
Adapun fungsi plasenta “ari-ari” yang diantaranya yaitu:
 Pernapasan
Janin sebagai manusia yang masih dalam tahap perkembangan dan pertumbuhan tentu
membutuhkan oksigen, nah oksigen yang dihirup oleh ibu akan dialirkan kepada janinnya
melalui tali pusar. Lalu organ ini akan mengedarkan darah yang berisi oksigen dari ibu ke janin
melalui proses difusi, kemudian karbondioksida yang terbentuk akan dibawa melalui tali pusar
dan berdifusi ke tubuh ibu dengan bantuan sistem peredaran darah, sebelum akhirnya
dikeluarkan melalui sistem pernapasan ibu.
 Nutrisi

16
Plasenta dapat mengubah glukosa menjadi glikoden “bentuk karbohidrat yang dapat
disimpan di hati sebagai cadangan glukosa”, nutrisi yang didapatkan oleh janin akan berguna
untuk pertumbuhan dan pembentukan jaringan ketika dibutuhkan.
 Eksresi “Pembuangan”
Plasenta akan membuang setiap produk limbah yang tidak diperlukan oleh tubuh janin
“contohnya urea dan karbodioksida”.
 Pertahanan “Kekebalan Tubuh
Fungsi pertahanan pada plasenta dicapai dari dua cara yaitu kimia dan fisik. Secara kimia
fungsi pertahanan ini berjalan melalui fungsi enzim, dimana plasenta akan menetralisir aktivitas
toksik yang dicurigai. Selain itu ibu juga memberikan antibodinya pada janin, sedangkan secara
fisik sudah terbentuk struktur yang diciptakan sedemikian rupa sehingga bayi terlindungi dengan
baik. Pertahanan “kekebalan” tubuh sangatlah penting bagi janin, karena hati mereka belum
mampu mengatasi unsur berbahaya yang berasal dari darah ibu.
 Produksi Hormon
Plasenta juga berperan dalam memproduksi beberapa hormon antara lain yaitu:
1. Human Chorionic Gonadotripin “HCG”
Berfungsi untuk mencegah terjadinya menstruasi dan menjaga kehamilan.
2. Chorionic Somatomammotropin “Placental Lactogen”
Memiliki fungsi khusus dalam hubungannya dengan nutrisi bagi ibu dan janin.
3. Estrogen
Berfungsi untuk membantu pembesaran uterus, pembesaran dan perkembangan payudara.
4. Progesteron
Berfungsi untuk memberikan nutrisi awal bagi embrio dan mencegah kontraksi uterus
spontan yang dapat menyebabkan keguguran.
5. Tirotropin Korionik Dan Relaksin
Hormon penunjang “hanya memberikan sedikit perubahan/dampak” dalam kehamilan.
Plasenta “dewasa”
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai
pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu. Plasenta “dewasa” / lengkap yang
normal :
1. bentuk bundar / oval

17
2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. berat rata-rata 500-600 g
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di
samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis
desidua basalis.
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat.
Korion diliputi oleh amnion.
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-
700 cc/menit (aterm).
Pada kehamilan multipel / kembar, dapat terjadi variasi jumlah dan ukuran plasenta dan
selaput janin.
2. Struktur Dan Bagian Plasenta (Ari-ari)

Plasenta berbentuk bundaran yang merupakan kumpulan jaringan dengan lebih dari 200
pembuluh darah. Letak plasenta dalam rahim normalnya pada bagian korpus uterus. Plasenta
dikelilingi oleh lapisan amnion, plasenta ini berisi pembuluh darah lanjutan dari tali pusat,
plasenta terdiri dari 3 bagian utama yaitu:

 Bagian Pada Janin “Fetal Portion”


Bagian janin ini terdiri dari struktur yang disebut korion frondosum dan vili. Korion frondosum
merupakan membran yang melindungi janin yang terdiri dari tropoblas. Sedangkan vili dari
plasenta yang matang terdiri dari:
1. Vili koriali

18
2. Ruang-ruang interviler
3. Amnion yang melapisi dinding permukaan plasenta pada bagian bawah lapisan amnion
ini terdapat cabang-cabang pembuluh darah tali pusar.
 Bagian Pada Ibu “Maternal Portion”
Merupakan permukaan yang menghadap ke dinding rahim, berwarna merah dan terbagi oleh
celah-celah yang berasal dari jaringan ibu. Pada bagian ini terdapat desidua kompakta yang
terbentuk dari 15-20 struktur berupa bulatan yang disebut kotiledon. Juga terdapat struktur yang
disebut desidua basalis pada bagian maternal, desidua basalis pada plasenta matang disebut
lempeng korion.
 Tali Pusar
Tali pusar merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin. Tali pusar
memiliki panjang sekitar 50-55 cm, diameter sekitar 1-2,5 cm “sebesar jari”. Tali pusar terdiri
dari 2 arteri dan 1 vena. Fungsi utama dari tali pusar ialah untuk menghubungkan plasenta
dengan bagian tubuh janin sehingga dapat menyalurkan oksigen, antibodi dan komponen lain
yang diperlukan janin.
Tali pusar terdiri dari dua arteri dan satu vena, vena umbilicalis akan membawa darah
dari ibu ke janin, sedangkan arteri umbilicalis membawa darah dari janin ke ibu. Vena
umbilicalis ini berfungsi mengalirkan darah yang mengandung oksigen juga nutrisi dalam bentuk
sederhana seperti:
 Karbohidrat dalam bentuk glukosa
 Protein dalam bentuk asam amino
 Lemak dalam bentuk asam lemak
 Vitamin
 Mineral
 Air

19
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pertumbuhan dan perkembangan janin merupakan proses awal seorang manusia
terbentuk, yang melibatkan  semua bidang ilmu diantaranya adalah genetika, pematangan gamet,
pengangkutan ovum dan sperma, kapasitasi sperma dan reaksi akrosom, fertilisasi, pembelahan
sel, perubahan zigot dan transpor selama minggu pertama kehidupan, implantasi, embriologi,
fetologi, dan malformasi kongenital maupun abnormalitas.

SARAN
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan semua mahasiswa mahasiswi untuk meningkatkan
pengetahuan dan wawasan mengenai Asuhan Kebidanan Mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan
Hasil Konsepsi . Serta bermanfaat terutama bagi institusi/bidan dan insitusi kesehatan lainnya sebagai
bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati, A. D. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba Medika.

21

Anda mungkin juga menyukai