Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ASPEK HUKUM PEMERINAH

DISUSUN OLEH
JORA KUMALA PUTRI (B20005)
MARLIANA INDI RAHMAWA (B20007)
NADIA DWI WAHYUNI (B20010)
FARADILA LUKIA PAMESYA (B20014)

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penyelesaian sengketa di dalam
dan di luar jalur peradilan dengan tepat waktu.
Makalah Penyelesaian sengketa di dalam dan di luar jalur peradilan disusun guna
memenuhi tugas Ibu Hutari Puji Astuti SST.Mkes pada mata kuliah Etika Dan Hukum
Kesehatan di Universitas Kusuma Husada Surakarta.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang Penyelesaian sengketa di dalam dan di luar jalur peradilan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Hutari Puji Astuti
SST.Mkes selaku dosen pengampu mata kuliah Etika Dan Hukum Kesehatan. Tugas
yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
A. Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung (tets tube baby) yang kita kenal adalah bayi yang didapatkan
melalui proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim sehingga terjadi embrio tidak
secara alamiah, melainkan dengan bantuan ilmu kedokteran. (Hasan, 1998, 70)
Inseminasi buatan ialah pembuahan pada hewan atau manusia tanpa melalui
senggama (sexual intercourse Dalam dunia kedokteran, bayi tabung diartikan sebagai
” bayi yang dalam kejadiannya, proses pembuahannya terjadi di luar tubuh wanita”.
(Djamil, 1995, 103)
Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yang
terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk membantu
pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang” pembuahan “ sel telur wanita
oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari indung telur
wanita dengan alat yang disebut "laparoscop" ( temuan dr. Patrick C. Steptoe dari
Inggris ). Sel telur itu kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk kecil dari kaca dan
dipertemukan dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah terjadi pembuahan di
dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil pembuahan itu dimasukkan lagi ke
dalam rahim sang ibu untuk kemudian mengalami masa kehamilan dan melahirkan
anak seperti biasa.
Istilah bayi tabung berasal dari bahasa asing In Vitro Fertilization (Pembuahan
yang dilakukan di dalam tabung). Bayi Tabung bukanlah bayi yang dibesarkan di
dalam tabung seperti arti harfiahnya namun proses pertemuan antara sperma dan sel
telur dilakukan diluar tubuh dan dilakukan pada semacam wadah berupa cawan atau
tabung. Pada istilah kedokteran mungkin lebih dikenal dengan nama In Vitri
Fertilization and Embryo Transfer (IVF-ET).
Bayi tabung dapat didefinisikan dengan penjelasan sebagai berikut: pada
kondisi yang pertama, yaitu tertutupnya uterus yang merupakan tempat bercampurnya
sperma dengan sel telur. Prosesnya dengan mengeluarkan sel telur dari perempuan,
kemudian disuntikkan kepada sperma laki-laki yang telah diambil dan dicampurkan di
dalam tabung di luar tubuh. Setelah menjadi zigot janin yang berkembang tersebut
dipindahkan untuk disimpan kembali pada rahim si perempuan tadi.
Pada kondisi kedua, yaitu cacat atau gangguan yang melebar pada rahim,
prosesnya dengan mengeluarkan sel telur perempuan yang kemudian dikawinkan
dengan sperma laki-laki pada sebuah tabung di luar tubuh, kemudian setelah menjadi
zigot, janin yang berkembang tersebut dipindahkan dan dititipkan pada rahim
perempuan lain (rahim pinjaman). Karena proses pemindahan tersebut melalui tabung
di luar tubuh manusia, maka janin tersebut disebut dengan istilah bayi tabung.
(Mutaqin, 2009, 114).
B. Tekhnik Inseminasi Buatan
Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan dalam dunia
kedokteran antara lain, pertama: Fertilazation in Vitro (FIV) dengan cara mengambil
sperma suami dan ovum istri kemuudian diproses di Vitro (tabung) dan setelah terjadi
pembuahan, lalu ditransfer ke rahim istri. Kedua, Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT)
dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri dan setelah dicampur terjadi
pembuahan, maka segera ditanam saluran telur (tuba palupi). Teknik kedua ini terlihat
lebih alamiah, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi
ejakulasi melalui hubungan seksual. (Utomo, 2003, 88)

C. Tekhnik Bayi Tabung


Pertanyaan:
Apa saja tekhnik tekhnik yang digunakan dalam bayi tabung?

Jawab:
1. Teknik bayi tabung sperma kosong
Pada kasus cairan air mani tanpa sperma (azoospermia), mungkin akibat penyumbatan
atau gangguan saluran sperma, kini bisa dilakukan pengambilan sperma dengan
teknik operasi langsung pada saluran air mani atau testis. Tekniknya ada dua, MESA
(Microsurgical Sperm Aspiration) dan TESE (Testicular Sperm Extraction). Pada
MESA, sperma diambil dari tempat sperma dimatangkan dan disimpan (epididimis).
Sedangkan pada TESE, sperma langsung diambil dari testis yang merupakan pabrik
sperma.
2. Teknik Bayi Tabung Bedah Laparoskopik
Operasi bedah laparoskopik merupakan teknik bedah yang dilakukan dengan cara
membuat lubang kecil di dinding perut dan mengangkat kandung empedu dengan
instrument khusus menggunakan sistem endokamera melalui layar monitor.
Operasi ini digunakan dalam prosedur bayi tabung untuk memasukkan sel telur yang
sudah dibuahi oleh sel sperma dan berkembang menjadi zigot ke dalam tuba fallopi si
pasien wanita untuk kemudian agar dapat tumbuh secara alamiah menjadi bayi.
D. Prosentase Keberhasilan Bayi Tabung
Pertanyaan:
Berapa prosentase keberhasilan bayi tabung?
Jawab:
Tingkat keberhasilan bayi tabung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Ketika kali pertama dia menangani bayi tabung pada 80-an, tingkat keberhasilannya
berkisar 30–40 persen. Namun, semakin pesat perkembangan zaman, tingkat
keberhasilan pun meningkat. Kini, kisarannya 70–80 persen. ”Apalagi jika program
bayi tabung dilakukan lebih dari dua kali. Tingkat keberhasilannya juga sampai 80
persen,”.
Namun, dia tidak memungkiri bahwa tingkat keberhasilan tersebut tidak
mutlak berlaku bagi setiap pasangan. Apalagi, penyebab faktor infertilitas bisa
bermacam-macam.
Sebagai dokter spesialis andrologi, menemukan fakta bahwa permasalahan infertilitas
lebih banyak bersumber pada laki-laki.
”Kebanyakan memang pihak sang suami yang mengalami masalah dengan
kesuburan,”
Dari sekian banyak kasus, yang sering ditemui adalah pria dengan kondisi
sperma kurang baik. Kurang baik itu bisa dari segi kualitas, mobilitas kurang aktif,
atau tidak berbentuk sempurna, yakni berbentuk oval dengan ekor. Penyebab kualitas
sperma yang buruk bisa bermacam-macam. Di antaranya infeksi atau kelainan
genetika. Namun, kondisi tersebut bukan berarti vonis mati.
Dia menuturkan, banyak kelahiran bayi tabung berhasil meski kualitas
spermanya buruk. contoh pasangan yang bisa langsung hamil setelah sekali menjalani
program bayi tabung.
Meski demikian, banyak juga pasangan yang tidak menyerah. Sudah tiga kali
mengalami kegagalan program bayi tabung. Faktor usia, juga berpengaruh pada
keberhasilan program bayi tabung.

E. Keunggulan Dan Kelemahan Bayi Tabung


Pertanyaan:
Apa keunggulan & kelemahan bayi tabung?
Jawab:.
Program bayi tabung sebagai salah satu teknik rekayasa reproduksi memiliki
sejumlah keunggulan dan kelemahan.
1. Keunggulan program bayi tabung adalah dapat memberikan peluang kehamilan
bagi pasutri yang sebelumnya menjalani pengobatan infertilitas biasa, namun tidak
pernah membuahkan hasil. Sedangkan kelemahan dari program ini adalah tingkat
keberhasilannya yang belum mencapai 100 persen. Di Indonesia misalnya, tingkat
keberhasilan tertinggi program bayi tabung.
2. Kelemahan adalah, rentang waktu untuk mengikuti program ini cukup lama dan
memerlukan biaya yang mahal, berkisar antara 35 juta rupiah – 40 juta rupiah.
F. Faktor Penyebab Dilakukannya Bayi Tabung
Pertanyaan:
Faktor faktor apa saja penyebab dilakukannya bayi tabung?
Jawab:
Ada dua faktor penyebab, antara lain:
Faktor penyebab dari perempuan:
1. Berpuncak dari masalah kegagalan untuk telur menetas ataupun kegagalan
'ovulation'. Maknanya telur wanita tidak dapat dikeluarkan daripada kilang ovari pada
waktu tertentu. Wanita yang tidak dapat mengeluarkan telur atau gagal untuk ovulasi
mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Antaranya masalah kegemukan yang
dikaitkan dengan gangguan hormon wanita. Wanita ini biasanya akan mempunyai
ovari yang bengkak disebabkan telur-telur ini terperangkap dalam kilang ovari.
Kegagalan penetasan telur mungkin disebabkan gangguan hormon yang mungkin
disebabkan kandungan hormon susu ataupun prolactin yang tinggi sekali.
2. (a.) Kondisi rahim. Adanya infeksi, bakteri, jamur, parasit, tumor, kista, polip,
dsb.(b.) Faktor saluran telur tersumbat.(c.) Faktor kantung telur,al: kegagalan ovulasi
dan pelepasan hormon.Faktor penyebab dari laki laki: abnormalitas spermab,
gangguan fungsi dan produksi antara lain kelainan pada testis/buah zakar, penurunan
kadar hormon,kelainan gen, infeksi, gangguan aliran/perjalanan sperma. (hasil
wawancara dengan PROF. DR SAMSUL HADI spesialis bayi tabung di RS. Dr.
Soetomo Surabaya)

G. Jenis Jenis Bayi Tabung


Bayi tabungdilihat dari asal sperma yang dipakai dapat dibagi dua yaitu:
1. bayi tabung dengan sperma sendiri atau AIH (Artificial Insemination Husband).
2. bayi tabung dengan bukan sperma suami atau lazim disebut donor, disingkat AID
(Artificial Insemination Donor). (Hasan, 1998, 75)

H. Ketentuan Hukum Bayi Tabung


Inseminasi permanian (pembuahan) buatan telah lama dikenal bahkan dipraktekkan
orang. Para sahabat Nabi pun pernah melakukannya pada tumbuh-tumbuhan. Setelah
nabi Muhammad hijrah/ migrasi ke madinah, ia melihat penduduk melakukan
pembuahan buatan (penyilangan/perkawinan) pada pohon kurma. Lalu Nabi
menyarankan agar tidak usah melakukannya. Kemudian ternyata buahnya banyak
yang rusak dan setelah itu dilaporkan kepada Nabi, maka ia berpesan sebagai berikut:
‫أَبِرُّ وْ ا أَ ْنتُ ْمأ َ ْعلَ ُمبِأ ُ ُموْ ِر ُد ْنيَا ُك ْم‬
“Lakukanlah pembuahan buatan! Kalian lebih mengetahui tentang urusan dunia
kalian”

Jika dalam tumbuh-tumbuhan diperbolehkan sebagaimana peristiwa diatas,


maka berdasarkan analogi itu inseminasi buatan terhadap hewan pun diperbolehkan,
karena kedua-duanya sama-sama diciptakan untuk kepentingan manusia.
Keberhasilan pada kedua makhluk Allah itu berkembang kepada inseminasi buatan
terhadap manusia. (Hasan, 1998, 72)
Untuk inseminasi buatan pada manusia dengan sperma suami sendiri, baik
dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina atau
uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan di luar rahim (bayi tabung),
maka hal ini dibolehkan asal keadaan suami dan istri tersebut benar-benar
membutuhkan untuk memperoleh keturunan. Hal ini telah disepakati oleh para ulama.
(Hasan, 1998, 75)
Di antaranya, menurut Mahmud Syaltut bahwa bila penghamilan itu
menggunakan air mani si suami untuk istrinya maka yang demikian itu masih
dibenarkan oleh hukum dan syariat yang diikuti oleh masyarakat yang beradab. Lebih
lanjut beliau katakan ....“dan tidak menimbulkan dosa dan noda”. Disamping itu
tindak lanjut yang demikian dapat dijadikan sebagai suatu cara untuk memperoleh
anak yang sah menurut syari’at yang jelas ibu bapaknya.
Alasan lain dibolehkan inseminasi buatan dengan sperma suami sendiri,
karena berhubungan ada kelainan perangkat dalam diri si istri maupun suami atau
karena si suami kehabisan spermanya yang telah disumbangkan kepada bank sperma
ketika ia masih subur. Terlepas dari itu semua, asal inseminasi itu dilakukan dengan
sperma suami yang sah, hal itu diperbolehkan, sehingga anak yang lahir anak yang
sah dan jelas iu bapaknya
.
1. Ketentuan Dibolehkannya Bayi Tabung
Jadi pada prinsipnya dibolehkan bayi tabung itu bila keadaannya benar-benar
memaksa pasangan itu untuk melakukannya dan bila tidak akan mengancam keutuhan
rumah tangganya (terjadi perceraian) sesuai dengan kaidah Ushul Fiqh:
َّ ‫ْال َحا َجةُ تَ ْن ِزلُ َم ْن ِزلَةَال‬
‫ضرُوْ َر ِة‬
“Hajat itu keperluan yang sangat penting diberlakukan seperti keadaan darurat”.
Demikian pula pendapat Yusuf el Qardhawi: “Apabila pencangkokan yang
dilakukan itu bukan air mani suami, maka tidak diragukan lagi adalah suatu kejahatan
yang sangat buruk sekali dan suuatu perbuatan munkar yang lebih hebat daripada
pengangkatan anak.”
Inseminasi buatan dengan menggunakan sperma donor para ulama
mengharamkannya, seperti pendapat Yusuf el Qardhawi katanya....”Islam juga
mengharamkan apa yang disebut pencangkokan itu bukan dari sperma suami...”
Pada inseminasi buatan dengan menggunakan sperma suami sendiri tidak
menimbulkan masalah pada semua aspeknya, bahkan ulama memujinya sebagai suatu
cara untuk membantu pasangan mandul untuk memperoleh keturunan yang sah. Tidak
demikian halnya pada inseminasi buatan yang menggunakan sperma donor, maka hal
itu telah banyak menimbulkan masalah di antaranya masalah nasab. (Hasan, 1998, 77)
Kelompok pertama dari peserta muktamar Muhammadiyah XXI di Klaten
berpendapat, bahwa bayi tabung menurut proses dengan sperma dan ovum dari suami-
istri yang sah hukumnya mubah, dengan syarat sebagai berikut: (Djamil, 1995, 104)

Anda mungkin juga menyukai