Anda di halaman 1dari 19

DOSEN : PATAR SIBAGARIANG

KELOMPOK 5 ETIKA KRISTEN


1. VIKTOR ALEXANDER BAENE
2. EKA D. LUMBAN BATU
3. WINDA M. SILABAN
PENGERTIAN BAYI TABUNG DAN
ABORSI, DAN PANDANGAN ALKITAB
DAN ETIKA KRISTEN TERHADAP ABORSI
DAN BAYI TABUNG
Apa itu bayi tabung?
Bayi tabung adalah suatu proses pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar tubuh
perempuan, tepatnya di dalam sebuah tabung pembuahan. Setelah sel telur sudah
berhasil dibuahi dan menghasilkan embrio, maka akan dipindahkan ke dalam rahim.
Secara medis proses bayi tabung disebut dengan in vitro fertilization (IVF).
Namun, Untuk sebagian perempuan berusia di atas 40 tahun, disarankan sebagai
metode untuk mengatasi infertilitas atau ketidaksuburan.
Selain itu, beberapa kondisi seperti di bawah ini  yang kemungkinan menyebabkan
sulit hamil dan disarankan menggunakan prosedur bayi tabung.
1. Kelainan genetik
2. Kondisi kesehatan yang tengah menderita penyakit serius seperti kanker
3. Gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan jalur sel
telur
4. Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur minimal
5. Endometriosis
6. Produksi sperma dengan kuantitas yang rendah
7. Masalah sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma
8. Sperma yang tidak mampu melewati cairan leher rahim
9. Alasan dari masalah ketidaksuburan yang tidak diketahui
Bayi Tabung dan Pandanga Etika Kristen
A.     Sejarah Bayi Tabung
Penemuan bayi tabung dipelopori sejumlah dokter Inggris.  Bayi tabung pertama
lahir ke dunia ialah Louise Brown. Ia lahir di Manchester, Inggris, 25 Juli 1978 atas
pertolongan Dr. Robert G. Edwardsdan Patrick C. Steptoe.  Sejak itu, klinik untuk
bayi tabung berkembang pesat.  Teknik bayi tabung ini telah menjadi metode yang
membantu pasangan subur yang tidak mempunyai anak akibat kelainan pada organ
reproduksi anak pada wanita.
Sejak kelahiran Louise Brown, teknik bayi tabung atau In Vitro Fertilization (IVF)
semakin populer saja di dunia. Di Indonesia, teknik bayi tabung (IVF) ini pertama
kali diterapkan di Rumah Sakit Anak-Ibu (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, pada 1987.
 Teknik bayi tabung yang kini disebut IVF konvensional itu berhasil melahirkan bayi
tabung pertama, Nugroho Karyanto, pada 2 Mei 1988.  Setelah itu lahir sekitar 300
"adik" Nugroho, di antaranya dua kelahiran kembar empat.
Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional In
Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini
semakin diminati oleh negara-negara di dunia.  Kesuksesan program bayi tabung
tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran.  Upaya untuk mengukir tinta emas
sejarah bayi tabung terus berlanjut.
B.     Pengertian Bayi Tabung
Bayi tabung adalah individu atau bayi yang pembuahannya terjadi
diluar tubuh wanita, dengan cara mempertemukan sel gemet betina
(ovum) dengan sel jantan (spermatozoon) dalam sebuah bejana
(petri disk) yang didalam bejana telah disediakan medium yang
cocok (suhunya dan lembabnya) dengan didalam rahim sehingga
ayigote (hasil pembuahan) yang terjadi dari dua sel tadi menjadi
morulla (moerbei) dan kemudian menjadi blastuta (pelembungan).
 Pada stadium blastuta calon bayi dimasukkan (diinflantasikan)
dalam selaput lendir wanita yang siap untuk dibuahi dalam masa
subur (sekresi). Teknik ini biasa dikenal dengan Fertilisasi in Vitro
(FIV).
Jadi bayi tabung adalah metode untuk membantu pasangan subur
yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan  sel telur wanita
oleh sel sperma pria.
C.     Tujuan Bayi Tabung
Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidakmungkin
memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan yang permanen.
 Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pula pada pasutri
yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh
keturunan.
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF KEHADIRAN BAYI TABUNG
A.    Dampak Positif
Anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri (pasutri).  Tapi faktanya, tak semua pasutri dapat dengan
mudah memperoleh keturunan.  Data menunjukkan, 11-15 persen pasutri usia subur mengalami kesulitan
untuk memperoleh keturunan, baik karena kurang subur (subfertil) atau tidak subur (inferti).
Membantu Pasangan Suami-Istri Berketurunan
Kemajuan teknologi dan biologi kedokteran telah berhasil membantu pasangan yang mengalami masalah
kesuburan untuk memperoleh buah cinta mereka, bahkan bisa memilih jenis kelamin serta diagnosis
gangguan genetik bakal janin.  Di Tanah Air, teknologi yang bisa dinikmati baru sampai pada pembuatan
bayi tabung.  Di Makmal Terpadu FKUI harga ditawarkan cukup terjangkau dengan satu siklus sekitar 30-
40 juta rupiah. Namun yang menjadi masalah keberhasilan bayi tabung di Indonesia masih kecil, sekitar
10%.
B.     Dampak Negatif
Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara tidak
alami. Artinya, proses pembuahan dilakukan secara buatan.
Metode pembuahan buatan ini tidak menutup kemungkinan
menimbulkan risiko.  Adanya dugaan cacat bawaan sebagai
dampak bayi tabung  maupun pembuahan buatan lain.
a.       Merupakan Tindakan Pembunuhan
Secara etika dan moral sebagian masyarakat menolak karena
proses pembuahan pada bayi tabung dilakukan dengan
menggunakan dengan cawan petri sehingga embrio yang
diperlukan yang dimasukkan kembali kerahim, sedangkan sisanya
“dibuang”.  Hak hidup embrio yang dibuang inilah yang
dipermasalahkan, sebab banyak yang memandang hal ini sebagai
tindakan pembunuhan.
PANDANGAN ETIKA KRISTEN TERHADAP BAYI
TABUNG
Norman L Geisler, di dalam buku Etika Kristen Pilihan
dan Isu, memberikan lima pandangan  mengenai etika
yang harus dipegang oleh orang Kristen didalam
menjalankan kehidupannya serta didalam pengambilan
keputusan etika dan moral:
 
Etika Kristen haruslah  berdasarkan kepada kehendak
Allah.
Dalam pandangan ini, kita sebagai orang Kristen harus
 mengambil keputusan etika  terhadap bayi tabung,
dengan meletakkan bayi tabung pada “bejana” kehendak
ALLAH, dalam hal ini Alkitab haruslah menjadi standar
utama penilaian terhadap bayi tabung, apakah sesuai atau
tidak ?.
Etika Kristen bersifat mutlak.
Etika Kristen yang berlaku dan yang kita pegang berdasarkan Alkitab tersebut,
tidaklah diperbolehkan untuk dikompromikan dengan isu- isu yang tidak sesuai
dengan standar etika Kristen, pada point manapun. Etika Kristen berdasarkan wahyu
Allah.
Karena etika Kristen berdasarkan wahyu ALLAH maka etika Kristen tidaklah boleh
disejajarkan dengan standar etika yang bersumber dari apapun diluar wahyu ALLAH.
Etika Kristen bersifat menentukan.
Orang Kristen berdasarkan etika yang dipegang dan dilaksanakan didalam hidupnya,
harus berani menentukan langkahnya, berpihak atau menolak bayi tabung pada
manusia
Etika Kristen itu Deontologis.
Etika Kristen itu bersifat seperti sebuah aturan yang wajib dan mengikat. Jika secara
penilaian etika Kristen menyetujui kloning pada manusia, maka kita juga wajib
menyetujuinya, akan tetapi jika etika Kristen menentang bayi tabung maka itu juga
bersifat mengikat bagi kita untuk menentang bayi tabung
PANDANGAN ALKITAB TENTANG PENERAPAN BAYI TABUNG
Melanggar Hukum ke-6 (Jangan Membunuh)
Masalah utama di dalam bayi tabung dari perspektif  Kristen adalah berhubungan dengan embrio-
embrio “yang terbuang” Sebagian besar metode-metode dalam teknologi reproduksi memaksa
untuk mengorbankan banyak embrio guna mendapatkan satu embrio yang lebih unggul dan dapat
bertahan hidup.  Dengan kata lain, kita sengaja menyebabkan kematian banyak manusia.  Pilihan
untuk mengikuti proses bayi tabung secara etika dan moral maupun iman kristen adalah pilihan
salah.
·        Ayub 1:21Alkitab dengan jelas berkata bahwa kita tidak berdaulat atas hidup kita sendiri.
“Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil”.
·        Ulangan 32:39 Allah berkata kepada Musa, “Akulah yang mematikan dan Akulah yang
menghidupkan” .
·        Kejadian 1: 21,27Allah yang menciptakan kehidupan. dan dia sendirilah yang menopangnya
(Kis 17:28).
·        Kej 9:6, Kel 20:13  Karena itu kita tidak mempunyai hak untuk mengambil hidup yang tidak
bersalah.
Segala sesuatu dalam hidup ini adalah atas kuasa Tuhan. Dengan demikian jelas bahwa bukan
manusia yang berkuasa untuk menciptakan kehidupan. Bayi tabung merupakan kegiatan yang
melanggar ketetapan Allah karena manusia berusaha menciptakan kehidupan.
Secara medis, teknik bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF) tidak dipermasalahkan.  Tetapi
menurut iman Kristen sebaiknya tidak dilakukan walaupun jika dalam proses IVF sel telur dan
sperma yang digunakan memang dari pasangan suami-istri yang sah. Namun demikian, IVF juga
menyisakan masalah yang jika dilihat dari iman Kristen tidaklah diperbolehkan. Masalahnya
adalah dalam proses IVF, IVF akan mengambil beberapa sel telur dan sperma dari pasangan
suami-istri tersebut sehingga nanti akan tercipta beberapa “batch” hasil pembuahan. Batch yang
menunjukkan hasil pembuahan terbaiklah yang kemudian akan dikembangkan selanjutnya dalam
rahim si ibu. Sementara hasil pembuahan lain yang juga berhasil terjadi tetapi dianggap
“kualitasnya kurang prima” dibuang/dimusnahkan.  Pemusnahan bayi-bayi yang lain ini yang
termasuk dalam pembunuhan, yang berarti melanggar hukum ke-6.  Teknik bayi tabung yang
dikembangkan kemudian ternyata juga tidak menjawab masalah-masalah yang ditimbulkan,
bahkan memperrumit dan menambahnya dengan masalah pelik yang baru.
PANDANGAN KRISTEN TENTANG ABORSI
 

Definisi Aborsi
Menurut Fact About Abortion, Info Kit on Women’s Health oleh Institute
for Social, Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi
didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur
(ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus), sebelum usia janin
(fetus) mencapai 20 minggu.
Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi
keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran
(dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung
itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan sebagai pengguguran
kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu secara
sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda
(sebelum bulan ke empat masa kehamilan).
Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu: 
·   Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun.  Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.
·        
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28
minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu
maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
·        
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan
atas indikasi medik.  Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai
penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua
atas pertimbangan medis yang matang
    Alasan Melakukan Aborsi

1.   Alasan Medis
Adakalanya kelainan yang dapat membahayakan jiwa si ibu jika ia hamil, misalnya
penyakit jantung. Meskipun sudah diperingatkan oleh dokter, adakalanya kehamilan
terjadi tanpa direncanakan. Jika hal itu terjadi dokter dihadapkan kepada pilihan
menolong jiwa si ibu dengan menggugurkan kandungan ataukah membiarkan janin
tumbuh menjadi bayi, ibu meninggal.
a.      untuk menyelamatkan jiwa si ibu/wanita
b.      untuk menjaga kesehatan ibu/wanita 
c.      untuk mencegah gangguan yang berat dan tetap terhadap kesehatan wanita
d.      untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan fisik atau mental wanita atau salah
satu anak dalam keluarga
e.     untuk mencegah bahaya terhadap jiwa atau kesehatan wanita
f.      untuk mencegah kelahiran dengan fisik atau mental yang berat
2.      Hamil Karena Perkosaan
Ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri sebenarnya bebas nilai (tidak bernilai buruk atau baik). Yang
menjadi pertanyaan lain adalah haruskah seorang yang menjadi korban perkosaan yang hamil melakukan aborsi
terhadap janin yang dikandungnya. Hal tersebut kembali kepada korban tersebut, untuk itu sebelum mengambil
sikap untuk menggugurkan kandungan korban perlu mendapatkan perhatian yang lebih, terutama dari
konsultan ataupun dukungan moril dari keluarga. Karena aborsi diharapakan dapat menjadi jalan terakhir dari
permasalahan tersebut. Karena bagaimanapun bayi yang dikandung akibat perkosaan tidak bersalah.
3.       Bayi yang dikandung cacat
Kemajuan teknologi kedokteran telah memungkinkan manusia mengetahui janin sejak masih dalam kandungan.
Bukan saja tentang jenis kelaminnya saja, tetapi juga tentang apakah janin tersebut menderita cacat atau tidak.
Salah satu cacat berat yang dapat dideteksi sejak dini adalah kelainan fisik atau mental yang disebut sebagi
sindroma down. Dalam keadaan seperti ini, dokter tidak dapat mengelakkan diri dari keharusan
memberitahukan hal itu kepada orangtuanya, agar mereka siap mental menghadapi serta dapat menentukan
rencana kedepan. Ada kemungkinan pasangan orangtua itu lebih memilih untuk mengugurkan kandungannya
4.      Sosial ekonomi
Tidak dapat kita pungkiri kebutuhan manusia semakin lama semakin meningkat. Sedangkan
untuk memuaskan kebutuhan tersebut kadangkala terdapat banyak keterbatasan.
Berdasarkan survey yang telah dilakukan maka salah satu penyebab aborsi adalah karena
kemiskinan, dimana seseorang melakukan aborsi karena tidak sanggup untuk membiayai
kehidupan anak tersebut kelak, sehingga jalan yang diambil adalah dengan melakukan
aborsi.
5.      Hamil diluar nikah
Perlakuan dan tingkah negatip yang dilarang dalam norma-norma dalam masyarakat pun
menjadi tren dikalangan anak muda saat ini. Salah satunya adalah seks bebas diantara anak
muda yang nantinya akan menyebabkan kehamilan diluar nikah. Salah satu jalan yang
ditempuh ketika seseorang wanita hamil diluar nikah adalah aborsi.
Pandangan Kristen Tentang Aborsi
Gereja Kristen protestan  saat ini masih kesulitan untuk mengatasi masalah aborsi yang masih tinggi.
Diantaranya seperti sebuah kebijakan-kebijakan Negara, dimana Negara tersebut masih memperbolehkan
diadakannya aborsi.
Dalam perintah Allah yang ke-6  berbunyi “Jangan Membunuh”, gereja masih bertanya-tanya, dalam situasi
dan kondisiyang rumit, apakah perintah ini masih berlaku? Dan kalau kita melihat konteksnya, maka perintah
ini ditujukan untuk manusia.
Alkitab sebagai sumber acuan hidup orang Kristen, tidak pernah secara khusus berbicara mengenai soal
aborsi. Namun demikian, ada banyak ajaran Alkitab yang membuat jelas apa pandangan Allah mengenai
aborsi. Yeremia 1:5 memberitahu kita bahwa Allah mengenal kita sebelum Dia membentuk kita dalam
kandungan. Mazmur 139:13-16 berbicara mengenai peran aktif Allah dalam menciptakan dan membentuk
kita dalam rahim. Keluaran 21:22-25 memberikan hukuman yang sama kepada orang yang mengakibatkan
kematian seorang bayi yang masih dalam kandungan dengan orang yang membunuh. Hal ini dengan jelas
mengindikasikan bahwa Allah memandang bayi dalam kandungan sebagai manusia sama seperti orang
dewasa. Bagi orang Kristen aborsi bukan hanya sekedar soal hak perempuan untuk memilih. Aborsi juga
berkenaan dengan hidup matinya manusia yang diciptakan dalam rupa Allah (Kejadian 1:26-27; 9:6).
Sikap Orang Kristen Terhadap Pelaku Aborsi
 
Etika Kristen dalam melihat masalah aborsi harus
dilandasi oleh sikap yang etis dan kristiani, bukan
sikap kebencian apalagi mengutuk dan juga dilandasi
oleh sikap empati, kasih, bukan hukuman atau
penghakiman. Celakanya masalah aborsi telah
terbungkus oleh banyak label, mitos. Kita tidak tahu
apa sebenarnya masalah yang esensial, sehingga kita
juga tidak tahu apa yang harus dilakukan
SEKIAN DAN TERIMAKSIHHHHHHHHHHH

Anda mungkin juga menyukai