Anda di halaman 1dari 6

FILSAFAT KEBUDAYAAN

D
I
S
U
S
U
N

OLEH

1. EKA D. LUMBAN BATU ( 18100012 )


2. RIDANA LAIA ( 18100017 )
3. IBRAM PASARIBU ( 18100010 )
4. SOZANOLO GIAWA ( 18100009 )

Mata Kuliah : Logika dan Filsafat


Dosen : Drs. Poltak Panjaitan, M.Pd

Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas HKBP Nommensen
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Filsafat merupakan salah satu disiplin ilmu yang menjadi sumber utama dari berbagai
ilmu di dunia pendidikan.Seperti yang telah kita ketahui, bahwa manusia adalah makhluk
yang yang  berpengetahuan. Pengetahuan manusia ialah semua yang diketahui oleh manusia.
Adapun pembagiaan dari jenis pengetahuan manusia adalah sains, filsafat dan mistik. Karena
fisafat merupakan salahsatu jenis pengetahuan yang dimiliki oleh manusia, maka dapat
dikatakan bahwa filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia yang logis saja, tentang objek-
objek yang abstrak.
Walaupun objek kajiannya adalah suatu hal yang abstrak, namun dapat pula objek
filsasat berupahal yang kongkret, tapi hal yang ingin diketahuinya adalah bagian yang
abstraknya. Suatu teori filsafat dikatakan benar jika dapat dipertanggungjawab kan secara
logis dan tidak akan pernah dibuktikan secara empiris selama-lamanya. Jika objek tersebut
suatu waktu dapat dibuktikan secara empiris, maka ia akan berubah menjadi ilmu.
Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah
kumpulan teori pendidikan yang hanya dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan tidak
akan dapat dibuktikan secara empiris.
Dari beberapa uraian di atas, maka ada hubungan yang erat antara filsafat dan
kebudayaan yang dapat dijadikan suatu bahan diskusi untuk memperluas khazanah keilmuan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kebudayaan?
2.      Apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan?
3.      Apa hubungan antara filsafat dan kebudayaan?
C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian kebudayaan.
2.      Untuk mengetahui apa saja wujud dan unsur-unsur kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
FILSAFAT KEBUDAYAAN

A.    Pengertian Filsafat dan Kebudayaan


Secara general,kebudayaan merupakan seluruh karetaristik para angota sebuah
masyrakat , termasuk peralatan , penetahuan dan cara berpikir dan cara bertindak yang telah
terpolakan[1]
Kebudayaan menurut Mukti Ali (1982 : 4) adalah budi daya, tingkah laku manusia.
Tingkah laku manusia digerakkan oleh akal dan perasaannya. Yang mendasari adalah ucapan
hatinya yang merupakan keyakinan dan penghayatannya terhadap sesuatu yang dianggap
benar. Apa yang dianggap benar itu besar atau kecil adalah agama. Dan agama, sepanjang
tidak diwahyukan adalah hasil pemikiran filsafat.
Gazalba (1979 : 72) mendefenisikan kebudayaan sebagai “cara berfikir dan cara
merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang
membentuk kesatuan social dalam suatu ruang ruang dan satu waktu”. Cara berfikir dan
merasa merupakan kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara
berlaku dan cara berbuat atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah. Pendapat lain
menyatakan bahwa budaya atau kebudayaan adalah formulasi dari tida unsur daya, yaitu daya
cipta, daya rasa, dan daya karsa (cipta, rasa, karsa).

Berikut devinisi kebudayaan menurut beberapa ahli :


1)      Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadan dan kemampuan yang lain serta kebiasaan
yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
2)      Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajri dan
hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh
anggota masyarakat lainnya.
3)      Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik
dari manusia dengan belajar.
4)      Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang dicptakan oleh manusia.

B.     Wujud Kebudayaan dan Unsur-unsurnya


1.      Wujud Kebudayaan
Menurut prof. dr. koentjaraningrat, wujud kebudayaan itu dapat diklasifikasikan pada
tiga macam:
1)      wujud kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
dan sebagainya. Wujud pertama adalah ideal kebudayaan yang sifat abstrak, tak dapat diraba
dan di foto, layaknya dalam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak
tersimpan di arsip-arsip kartu komputer, pita komputer dan sebagainya.
2)      wujud kebudayaan sebagi kompleks aktifitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat. Wujud ke dua ini adalah yang disebut system sosial atau social sistem, yaitu
mengenai tindakan berpola manusia itu sendiri. yang berintegrasi satu sama lainya dari waktu
kewaktu yang selalu menurut pola tertentu.
3)      wujud kebudayaan sebagai wujud hasil karya manusia. Wujud ketiga ini adalah yang disebut
kebudayaan fisik yaitu seluruh fisik hasil karya manusia dalam masyarakat sifatnya sngat
konkrit berupa benda-benda yang bisadiraba, difoto, dandilihat. dan tiga wujud tersebut tidak
saling lepas satu samalainnya dalam masyarakat.[2]

Dari ketiga wujud tersebut, kebudayaan dapat termanifestasi pada beberapa aspek
sebagai berikut:
a.       Bahasa ( tulisan maupun lisan).
b.      Sistem teknologi (peralatan dan perlengkapan hidup manusia)
c.       Sistem mata pencarian ( matapencarianhiudpdanekonomi)
d.      Organisasi social (organisasi kemasyarakatan)
e.       Sistem pengetahuan
f.       Kesenian (seni rupa, seni sastra, seni tari dan sebagainya)
g.      Religi.

2.      Unsur-unsur Kebudayaan
Prof. M.M Djojodigoeno menyatakan bahwa kebudayaan atau budaya adalah daya
dari budi, yang berupa cipta, karsa, dan rasa. Sehingga unsur-unsur didalamnya tiga aspek
tersebut.
1)      Cipta : kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal, yang ada pada
pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa ilmu
pengetahuan.
2)      Karsa : kerinduan manusia untuk menginisafi tentang hal sangkanparan. Dari mana manusia
sebelum lahir (sangkan) dan kemana manusia sesudah mati (paran) hasilnya berupa norma-
norma keagamaan, kepercayan, timbulnya bermacam-macam agama, karna kesimpulan
manusia berbeda-beda pula.
3)      Rasa : kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk
menikmati keindahannya. Manusia merindukan keindahan dan mennolak keburukan/
kejahatan.Buah perkembangan rasa ini menjelma menjadi norma yang kemudian
menghasilkan bermacam-macam kesenian.

C.    Hubungan Filsafat dan Kebudayaan

Pada pokoknya kebudayaan adalah semua ciptaan manusi ayang berlangsung dalam
kehidupan. Pendidikan dan kehidupan adalah suatu hubungan antara proses dengan isi, yaitu
pendidikan adalah proses pengeporar kebudayaan dalam arti membudayakan manusia aspek
lain dari fungsi pendidikan adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap mental, tingkah
laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Jadi hubungan pendidikan dengan kebudayaan
adalah juga hubungan nilai demokrasi. Dimana fungsi pendidikan sebagai pengoper
kebudayaan mempunyai tujuan yang lebih utama yaitu untuk membina kepribadian manusia
agar lebih kreatif dan produktif yakni mampu menciptakan kebudayaan.[3]
Perlu didasari bahwa manusia sebagai pribadi, masyarakat, bangsa dan negara hidup
dalam suatu sosial budaya. Maka membutuhkan pewarisan dan pengambangan sosial budaya
yang dilakkan melalui pendidikan. Agar pendidikan berjalan dengan baik. Maka
membutuhkan filosofis dan ilmiah berbagai sifat normatif dan pedoman pelaksanaannya.
Karena pendidikan harus secara fungsamental yang berazas filosofis yang menjamin tujuan
untuk meningkatkan perkembangan sosial budaya, marbtabat bangsawa, kewibawaan dan
kejayaan negara.
Pentingnya kebudayaan untuk mengembangkan suatu pendidikan dalam budaya
nasional mengupayakan, melestarikan dan mengembangkan nilai budaya-budaya dan pranata
sosial dalam menunjang proses pengembangan danpembangunan nasional serta melestarikan
nilai-nilai luruh budaya bangsa. Merencanakan kegairahan masyarakat untuk menumbuhkan
kreaktivtas ke arah pembaharuan dalam usaha pendidikan yang tanpa kepribadian bangsa.
Kebudayaan mempunyai fungsi yang besari bagi mnausia dan masyarkat, berbagai
macam kekuatan harus dihapi sepert kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan
masyarakat memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil ciptaanya.
Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi
hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharakan dengan pendidikan yang akan
mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar dia tidak punah dan terjaga
untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil
karya manusia yang akan menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam
melindungi manusia terhadal alam lingkungannya.
Sehingga kebudayaan memiliki peran :
a.      suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
b.      wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
c.       sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
d.      pembeda manusia dengan binatang
e.       petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
f.       pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimnaa seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain.
g.      sebagai modal dasar pembangunan

Kebudayaan masyarkat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayan yang


bersumber pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dlaam melindungi masyarakt
terhadap lingkungan di dalamnya.
Apabila dibandingkan defenisi kebudayaan dan defenisi filsafat, bertemu dalam hal
berfikir. Filsafat ialah cara atau metode berfikir sistematik dan universal yang berujung pada
setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi
pada cipta, rasa, dan karsa sikap hidup dan pandangan hidup (Gazalba). Dengan demikian,
jelaslah filsafat mengendalikan cara berfikir kebudayaan. Di balik kebudayaan ditemukan
filsafat. Perbedaan kebudayaan dikembalikan kepada perbedaan filsafat.
Tuhan menentukan nilai melalui agama. Manusia menentukan nilai melalui filsafat.
Kebudayaan berpangkal pada manusia, maka yang menentukan kebudayaan adalah filsafat.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal, antara
lain :
1.      kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa. kebudayaan sebagai “cara berfikir dan
cara merasa, yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan sekelompok manusia, yang
membentuk kesatuan social dalam suatu ruang ruang dan satu waktu”. Cara berfikir dan
merasa merupakan kebudayaan bathiniah, sedangkan manifestasinya dalam bentuk cara
berlaku dan cara berbuat atau cara hidup adalah kebudayaan lahiriah.
2.      Kebudayaan memiliki tiga wujud atau peran yaitu: a) kebudayaan sebagai kompleks ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. b) kebudayaan sebagi kompleks aktifitas
serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. c) kebudayaan sebagai wujud hasil
karya manusia.
3.      Hubungan antara Filsafat dan kebudayaan ialah filsafta sebagai cara atau metode berfikir
sistematik dan universal yang berujung pada setiap jiwa, sedangkaan kebudayaan adalah
salah satu hasil berfilsafat yang termaniferstasi pada cipta, rasa, dan karsasikap hidup dan
pandangan hidup

Anda mungkin juga menyukai