PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti
norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner
tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu
kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang.
Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik.
Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia,
transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas
pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja,
demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap
penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang
dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta.
Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajah Mada Yogyakarta
yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International Exchange dan
Pertemuan Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada
waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan center for Bioethics and
Medical humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan
Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di
Jakarta, dan Pertemuan IV tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya
Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun 2002,
diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh
Indonesia pada masa datang.
B. Tujuan Makalah
1. Untuk Sejarah Bioetika ?
2. Untuk Perkembangan bioetika ?
3. Tantangan Masyarakat Terhadap Permasalahan Bioetika ?
BAB II. PEMBAHASAN
A. Sejarah Bioetika
Bioetika dicetuskan pada tahun tujuh puluhan, sedang bioetika sebagai konsep
sudah merupakan kekayaan (heritage) umat manusia ribuan tahun yang lalu.
Pemahaman tentang bioetika sudah harus menjadi kewajiban para ilmuan dengan
semakin cepatnya perkembangan teknologi modern terutama yang bergerak
dibidang ilmu hayati. Bioetika dapat dipandang sebagai suatu etika atau pedoman
seorang ilmuwan atau seorang ahli bioteknologi. Bioetika dapat dideskripsikan
sebagai cara pandang manusia terhadap kehidupan berkaitan dengan moral dalam
berinteraksi dan pertanggungjawabannya dengan mahluk hidup dalam
kehidupannya. (Abdul Rizal, 2008)
Orang yang pertama kali menciptakan istilah “bioethics” adalah Van
Resselaer Potter, seorangpeneliti biologi dibidang kanker dan Profesor di
Universitas Wisconsin. Awal tahun 1971 ia menerbitkan bukunya Bioethics: Bridge
to the Future. Tahunn sebelumnya ia sudah menulis sebuah artikel yang menyebut
istilah yang sama yaitu Bioethics, the Science of Survival. Kemudian Potter
mengakui bahwa istilah ini dengan tiba-tiba muncul dalam pemikirannya, sebagai
semacam ilham. Ia memaksudkan bioetika sebagai suatu ilmu baru yang
menggabungkan pengetahuan ilmu hayati dengan pengetahuan tentang sistem-
sistem nilai manusiawi dari etika. Dengan demikian, dua kebudayaan ilmiah yang
senantiasa terpisah dapat memperkuat dan memperkaya satu sama lain. Hal itu perlu
supaya bangsa manusia dapat bertahan hidup. Sebagai tujuan terakhir bidang baru
ini ialah melihat not only to enrich individual lives but to prolong the survival of the
human species in an acceptable form of society (bukan saja memperkaya kehidupan
indovidual, tetapi memperpanjang bertahan hidupnya spesies manusia dalam bentuk
yang dapat diterima oleh masyarakat).
Tidak lama kemudian andre Hellegers dan rekan-rekannya mulai memakai
juga kata Bioethics. Hellegers adalah ahli kebidanan, fisiologi fetus dan demografi
yang berasal dari belanda dan bekerja di Universitas Georgetown, Washington D.C.
Ia berfikir bahwa dia sendiri (bersama rekan-rekannya) menciptakan istilah itu
untuk pertama kali dan memang mungkin terjadi demikian, tak tergantung dari
Potter. Namun, lebih probabel adalah Hellegers membaca kata itu dalam artikel atau
buku Potter, lalu melupakan asal-usul itu dan secara spontan memberi isi baru
kepada istilah ini. Yang pasti adalah Hellegers memakai kata “Bioetika” seperti
dimengerti kemudian. Ia memaksudkan bioetika sebagai kerja sama antara ilmu-
ilmu hayati, ilu sosial, dan etika dalam memikirkan masalah-masalah
kemasyarakatan dan moral yang timbul dalam perkembangan ilmu-ilmu biomedis.
(Bertens, K., 2009).
B. Perkembangan Bioetika
Definisi bioetika telah diberikan oleh beberapa fihak, baik oleh individu
ataupun lembaga. Oxford University memberikan definisi bioetika sebagai The
study of moral and social implications of techniques resulting from advances in the
biological sciences. Sedangkan filosof Van Rasselar Potter memberikan definisi
bioetika sebagai A new discipline which combines biological knowledge with a
knowledge of human value systems, which would build a bridge between the
sciences and the humanities, help humanity to survive and sustain, and improve the
civilized world (Mepham, 2005). Dalam definisi Potter ini, bioetika merupakan
suatu disiplin keilmuan yang baru, yang merupakan kombinasi antara pengetahuan
hayati (biologi) dengan pengetahuan sistem nilai manusia.
Perkembangan Bioetika di Indonesia
1. Lingkungan
Biologi adalah ilmu pengetahuan yang paling lekat dengan manusia dalam
alam lingkungan kehidupannya. Pada akhir decade 1990-an Olson mengangkat
topik-topik genetika, keragaman hayati, ilmu syaraf (neuroscience), evolusi serta
moral dan etika dalam bahasannya mengenai masa depan perkembangan ilmu
hayati dan sekaligus merupakan strategi masa depan bagi pengembangannya.
Objek kajian hayati/biologis meliputi klasifikasi dan sistematik, morfologi
atau struktur, fisiologi atau operasional hidup, anatomi dan sitologi atau struktur
mikroskopik, proses yang khas seperti pertumbuhan dan aspek metabolisme serta
kajian aspek aplikasi hayati/biologi seperti rekayasa genetika,
transgenik/cloning, kultur jaringan, breeding, hibridisasi dan rekayasa hayati
lainnya.
Akal merupakan faktor utama dalam proses mendapatkan ilmu. Faktor akal
ini yang membedakan manusia dari hewan, maka dapat diterima dalam
menemukan ilmu biologi Islam, penggunaan pancaindera yang sehat dan akal
yang sehat untuk memahami kebenaran hakekat dari fenomena hayati organisme
tumbuhan dan hewan/manusia yang hidup.
Aristoteles 300 SM menyatakan pemikirannya, bahwa binatang atau
mahluk kecil itu munculnya begitu saja dari benda yang mati. Pemikiran itu
dianut juga oleh Needham, pendeta orang Irlandia yang pada tahun 1745-1750
mengadakan percobaan dan penelitian dengan variasi emulsi dan cairan biji-
bijian, daging dan substrat lainnya. Air rebusan yang disediakan disimpan rapat-
rapat dalam wadah tertutup, namun mikroorganisme dapat muncul dan hidup
pada media tersebut. Kesimpulannya, kehidupan baru dapat muncul dari benda
yang mati. Pendapat ini terkenal dengan teori abiogenesis (mahluk muncul begitu
saja dari barang mati) atau juga disebut teori generatio spontanea (mahluk itu
terjadi begitu saja muncul secara spontan). Tetapi kemudian, pendapat
Aristoteles dan Needhan tersebut dibantah oleh Spallanzani (1729-1799) yang
membuktikan bahwa perebusan dan penutupan botol yang dilakukan Needhan
tidak akurat.
Schultze 1836 dan Schroeder dan Dusch pada 1854 serta Louis Pasteur
tahun 1865 membuktikan bahwa tidak ada kehidupan baru dari benda mati.
Pendapat ini dikenal dengan semboyan Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo
(kehidupan itu berasal dari telur, dan telur itu berasal dari sesuatu yang hidup).
Penelitian saintis barat tersebut belum dapat menjawab dari mana asal mahluk
kecil (bakteri) bermula. Mereka berhenti disana, tidak ada panduan atau petunjuk
yang mengarahkan pada suatu keyakinan yang berada di luar rasio mereka.
Kemajuan Bioteknologi berbasis Biologi Molekuler dan Teknologi
Rekayasa Genetika (Transgenic Experiment, Cloning, Stem Cell Experiment dan
lain- lain) menyentuh martabat dan harkat hidup organisme. Perkembangan di
bidang bioteknologi kedokteran/farmasi terjadi pada tahun 1978 pada saat
industri Genentech di AS berhasil menyisipkan gen sintetik penyandi sintesis
hormon insulin manusia ke dalam bakteri Escherissia coli, dan sebagaimana
diharapkan, bakteri E. coli tersebut akhirnya memproduksi hormon insulin
manusia dalam jumlah yang banyak.
2. Sosial
3. Psikologi
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan pada makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa
bioteknologi merupakan metode, teknik, dan ilmu yang membatasi perkembangan
teknologi yang berkaitan dengan kesejahteraan manusia dengan ikatan moral,
agama, dan lingkungan sehingga hasil-hasil dari perkembangan ilmu yang berkaitan
dengan eksistensi manusia di dunia tidak bekerja sebaliknya dengan menghalangi
dan merusak eksistensi kehidupan manusia.
Pada perkembangannya, bioetika yang awalnya hanya berupa wacana,
berkembang menjadi cara untuk mengatur batasan-batasan suatu penelitian dan
perkembangan teknologi, pada masa sekarang ini telah berkembang menjadi sangat
pesat dengan terbentuknya lembaga-lembaga yang turut serta mengatur bidang-
bidang yang berkaitan dengan eksistensi manusia. Pada perkembangannya di
Indonesia, bioetika sudah diatur dan dikendalikan oleh pemerintah dimana telah
terdapat peraturan perundang-undangan yang mengatur penelitian-penelitian para
ilmuwan dengan mengutamakan perlindungan nilai-nilai dan norma-norma agama,
masyarakat, dan lingkungan serta biodiversitas yang menjamin eksistensi manusia
dibumi.
B. Saran
Bertens, K., 2009. Perspektif Etika Baru, 55 Esai tentang Masalah Aktual. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta.
Brown, L. R., Kane. 1994. Full House. Reasessing the Earths Population Carrying
Capacity.
Ho, M. W. 1999. Special Safety Concerns of Transgenik Agriculture and Related Issue
Breffing Paper for Minester of State for the Environment, May 1999.
OLEH :
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkah dan rahmat-Nya kami dapat meyelesekan makalah kami tentang “Makalah
mengenai biopirasi dalam pandangan etika mengenai Eutanasia“
kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini kami menerima saran
dan keritikan dari pembaca.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kita dapanya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………………
A. Latar Belakang……………………………………………………………………...
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...
BAB II. PEMBAHASAN…….……………………………………………………….
A. Pengertian sejarah bioetika………………………………………………………...
B. Sejarah perkembangan bioetika…………………………………………………….
C. tantangan masyarakat terhadap permasalahan bioetika…………………………...
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………….
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..