Anda di halaman 1dari 28

BIOETIKA

ADE AYU OKSARI, S.SI., M.SI.

SUMBER :
PROF. DR. IR. TIEN R. MUCHTADI, MS & KUSWANTO
DIALEKTIKA TEKNOLOGI
TANTANGAN (BID.TEKNOLOGI)

 Pengembangan pesat ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan hayati dan


informatika, membawa tantangan besar dalam sistem nilai ilmu pengetahuan yang
relatif “mapan”sejak akhir perang dunia I ;
 Kemajuan bioteknologi berbasis biologi molekuler dan teknologi rekayasa genetika:
transgenic experiment, cloning, stem cell experiment, dll, menyentuh martabat dan
harkat hidup organisme (khususnya manusia)
 Perumusan kebijakan arah pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi terancam kehilangan kebijakan etika ilmu pengetahuan dan etika
penelitian;
 Peninjauan etika diluar bidang kesehatan, dalam hal perlakuan manusia terhadap
lingkungan hidupnya, terhadap sesama makhluk hidup daridunia flora, fauna dan
jasad renik, mengarahkan perlunya pembahasan menyeluruh dalam kerangka
‘bioetika
 Diperlukan rambu-rambu berperilaku (etika) bagi para pengelola ilmu
pengetahuan, ilmuwan dan ahli tekonologi yang bergerak di bidang biologi
molekuler dan teknologi rekayasa genetika :
 Bioetika akan dapat berfungsi :
1. Pemanduan,
2. Pengawalan, dan
3. Pemantauan dan pengawasan.
PENGERTIAN BIOETIK

 Bioetika ialah suatu disiplin baru yang menggabungkan pengetahuan biologi


dengan pengetahuan mengenai sistem nilai manusia, yang akan menjadi jembatan
antara ilmu pengetahuan dan kemanusiaan, membantu menyelamatkan
kemanusian, dan mempertahankan dan memperbaiki dunia beradab. (Van Potter,
1970s)
 Bioetika ialah kajian mengenai pengaruh moral dan sosial dari teknik-teknik yang
dihasilkan oleh kemajuan ilmu-ilmu hayati. (Honderich Oxford, 1995)
 Bioetika bukanlah suatu disiplin. Bioetika telah menjadi tempat bertemunya
sejumlah disiplin, diskursus , dan organisasi yang terlibat dan peduli pada
persoalan etika, hukum, dan sosial yang ditimbulkan oleh kemajuan dalam
kedokteran, ilmu pengetahuan, dan bioteknologi. (Onara O’Neill, 2002)
 Bioetika mengacu pada kajian sistematis, plural dan interdisiplin dan penyelesaian
masalah etika yang timbul dari ilmu-ilmu kedokteran, hayati, dan sosial, sebagaimana
yang diterapkan pada manusia danhubungannya dengan biosfera, termasuk masalah
yang terkait dengan ketersediaan dan keterjangkauan perkembangan keilmuan dan
keteknologian dan penerapannya. (Preliminary Draft Declaration on Universal
Norms on Bioethics, UNESCO, 2005)
 Naskah final UD-BHR (2005) dalam upaya mencari jalan tengah akhirnya
menyepakati rumusan ’netral’dengan mencantumkan ’scope’(‘cakupan’): Pernyataan
(=Declaration) ini diarahkan pada masalah-masalah etika yang terkait dengan
kedokteran, ilmu-ilmu hayati dan teknologi-teknologi yang terkait, sebagaimana yang
diterapkan pada manusia, dengan memperhatikan dimensi-dimensi sosial, hukum,
dan lingkungannya.”
 Sahin Aksoy dalam BioMed Central Medical Ethics, 2002, merumuskan :

 Etika dapat diuraikan sebagai bagian cabang dari filsafat terapan yang mencari
’perangkay perilaku apa yang benar apa yang salah, yang baik dan yang jelek di dalam
suatu keadaan tertentu;
Bioetika, sementara itu, ialah semacam ilmu pengetahuan yang menawarkan
pemecahan masalah bagi konflik moral yang timbul dalam tindakan dan praktek
kedokteran dan ilmu hayati”
Jadi :
 Bioetika terkait dengan kegiatan yang mencari jawab dan menawarkan pemecahan
masalah dari konflik moral
 Konflik moral yang dimaksud meliputi konflik yang timbul dari kemajuan pesat
ilmu-ilmu pengetahuan hayati dan kedokteran, yang diikuti oleh penerapan
teknologi yang terkait dengannya
 Dalam pada itu bioetika dapat pula dilihat sebagai cabang ilmu pengetahuan
tersendiri yang berkenaan dengan konflik tersebut.
CIRI-CIRI BIOETIKA

 Interdisiplinerilitas -melibatkan ilmu biomedis, hukum, ilmu sosial,


teologi, dll.
 Internasionalisasi –problem-problem etis yang ditimbulkan dalam
perkembangan ilmu-ilmu hayati bersifat internasional
 Plularisme -banyak golongan dan pandangan diikutsertakan
3 INSTRUMEN INTERNASIONAL
TERKAIT BIOETIKA

 Universal Declaration on Human Genome and Human Rights,


UNESCO 29thGeneral Conference (1997)
 International Declaration on Human Genetic Data(ID-HGD),
UNESCO 32ndGeneral Conference; deklarasi ini juga memuat
ketentuan-ketentuan mengenai human proteomic data(2003)
 Universal Declaration on Bioethics and Human Rights,(UD-BHR)
UNESCO 33rdGeneral Conference (2005)
ILMU PENGETAHUAN INDONESIA YANG
TERKAIT “BIOETIKA” DALAM SISTEM PBB
DASAR HUKUM

PerUndang-Undangan
 Perubahan Keempat UUD 45 Pasal 31 ayat (5) yang menyatakan
bahwa“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agamadan persatuan bangsa untuk memajukan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia”
 Undang-Undang No.18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan IPTEK pada pasal 22 yang mengamanatkan bahwa
Pemerintah menjamin kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara serta
keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup
 Undang-Undang No. 7 tahun 1996 tentang Pangan; pasal 13 yang mengantisipasi
produk pangan yang dihasilkan melalui rekayasa genetika
 Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan
Varietas Tanaman yang memberikan batasan-batasan perlindungan
 Keputusan Bersama Menristek, MenKes dan Mentan Tahun 2004
tentang Pembentukan Komisi Bioetika Nasional
 UU No 13 tahun2010 tentangHortikultura
UU No. 18/2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK
(RPP Peneltian Berisiko Tinggi)

 Pasal 22
 Pemerintah menjamin kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara serta keseimbangan tata
kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup.
 Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah
mengatur perizinan bagi pelaksanaan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang berisiko tinggi dan berbahaya dengan memperhatikan
standar nasional dan ketentuan yang berlaku secara internasional
 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah
UU No. 18/2002 Tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK

PP No. 41/2006 Perizinan Melakukan Litbang bagi Perguruan TinggiAsing, Lembaga
Litbang Asing dan Badan Usaha Asing dan Orang Asing
 Pasal 20
1)Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Litbang Asing dan Badan Usaha Asing dan Orang Asing
tidak membawa sampel dan/atau spesimen bahan litbang keluar wilayah NKRI
 Pasal 21
1)Dalam melaksanakan kegiatan litbang i Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Litbang Asing dan
Badan Usaha Asing dan Orang Asing tetap menghormati adat istiadat dan norma-norma
kebudayaan yang berlaku di tempat kegiatan litbang
TUGAS KOMISI BIETIKA NASIONAL
(PASAL 2 PP NO. 41/2006)

 Memajukan telaah masalah yang terkait dengan prinsip-prinsip bioetika,


 Memberi pertimbangan kepada Pemerintah mengenai aspek bioetika dalam
penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek yang berbasis pada ilmu
pengetahuan hayati, dan
 Menyebarluaskan pemahaman umum mengenai bioetika
FUNGSI KOMISI BIETIKA NASIONAL
(PASAL 3 PP NO. 41/2006)

 Fungsi (Pasal 3):


 Penelaahan prinsip-prinsip bioetika dalam memajukan iptek serta mengkaji
dampaknya pada masyarakat
 Peninjauan etika terhadap arah perkembangan iptek, khususnya ilmu-ilmu hayati
 Pemberian pertimbangan kepada pemerintah
 Pengembangan pedoman nasional bioetika
 Pelayanan informasi dari dan kepada pemerintah masyarakat luas
 Penguatan jaringan antar kelompok yang berkepentingan dengan aspek etika
 Penyelenggaraan kerjasama di forum internasional
 Penyelenggaraan fungsi-fungsi lain di bidang bioetika yang berkaitan dengan tugas
komisi
KEGIATAN RISET

 Riset di bidang bioteknologi dilakukan oleh banyak Universitas/Lembaga


Penelitian: PAU Biotek IPB, ITB, dan UGM; FKUI; FMIPA UI, Jur. Biologi;
LBM Eijkman; Puslit Bioteknologi LIPI, Puslit Biologi LIPI; Balitbang DepTan;
BPPT, dll.
 Jenis riset berbasis biologi molekuler dan rekayasa genetika: eksperimen
transgenik di bidang pertanian
 Tantangan luar yang boleh jadi akan masuk: kloning, eksperimen stem cells (=sel
punca), xerotransplantasi, dll.
ISU PENTING

 Hubungan antar penyedia dan penerima layanan kesehatan


 Keadilan dan alokasi layanan kesehatan –layanan kesehatan
merupakan hak asasi manusia
 Kemajuan Iptek kesehatan –misalnya: kloning, penelitian stem cell,
dll.
PENELITIAN TANAMAN
PENELITIAN TANAMAN

 Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, penelitian dibidang tanaman juga


semakin berkembang.
 Setiap penelian tanaman hakekatnya harus ditujukan untuk kemaslahatan manusia
(dan ekonomis?, dipertimbangkan manfaat dan mudharatnya).
 Penelitian tanaman yang bertujuan untuk kemaslahatan manusia, harus
1. Menggunakan bahan yang baik,
2. Dipersiapkan dengan benar,
3. Mengikuti prosedur yang benar, dan
4. Menghasilkan produk yang baik.
 Diperlukan aturan untuk menentukan bahan penelitian yang baik, menentukan
prosedur yang benar serta menangani produk penelitian dengan benar sehingga
proses maupun hasil penelitian tidak mengganggu kemaslahatan manusia.
 Perlu diingat bahwa tidak ada yang bermanfaat saja tanpa segi merugikan,
sebaliknya tidak ada yang hanya merugikan saja, tanpa segi menguntungkan.
 Yang perlu diperhatikan adalah sebanyak mungkin memunculkan segi
menguntungkan dan sesedikit mungkin aspek merugikan.
BAHAN TANAMAN

 Penggunaan bahan yang baik meliputi


1. Nilai bahan itu sendiri
2. Cara mendapatkan bahan tersebut.
3. Faktor dalam bahan tanaman (gen) maupun faktor luar (lingkungan) dari
tanaman harus dipertimbangkan.
PROSEDUR

 Prosedur yang benar, meliputi


1. Prosedur untuk mendapatkan bahan,
2. Prosedur penanganan bahan,
3. Prosedur pelaksanaan penelitian,
4. Prosedur pelepasan produk penelitian harus dilaksanakan dengan benar.
 Penelitian dibidang tanaman meliputi penelitian dasar dan terapan, mulai dari
pemuliaan tanaman, budidaya sampai pascapanen
BIODIVERSITY AND BIOETHIICS

Di luar bidang kedokteran dan kesehatan umumnya, berikut ini ilustrasi dari dunia lingkungan
hidup yang tidak kalah pentingnya:

Arbain, 2005:
 Dalam 20 tahun ini tidak akan ada lagi hutan tropis dataran rendah dan tinggi di Sumatera,
Kalimantan dan Sulawesi, jika kecepatan penggundulan hutan di Indonesia secepat seperti
sekarang ini.
 Tanah akan berubah menjadi perkebunan kelapa sawit, karet, kopi, kakao, dll.
 Dengan begitu, beberapa tanaman berbunga bersama dengan sejumlah serangga, jamur,
bakteri, dll akan menghilang selamanya; lingkungan hidup baru mungkin tidak akan
mendukung tumbuh berkembangnya makhluk-makhluk hidup ini.
 Sementara pada saat yang sama keanekaragaman hayati Indonesia
secara ilmiah, budaya dan komersial belum tergarap.
 Ada kemungkinan adanya tumbuhan yang mempunyai nilai
komersial yang belum diungkap atau dikenali seperti gaharu, gambir,
nilam, dll.
 Banyak tumbuhan yang menghilang dengan cepat; berkejar-kejaran
dengan waktu.

Apa peran bioetika di sini ?


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai