Anda di halaman 1dari 23

BIOTEKNOLOGI

Dalam
BIOETIKA

Oleh,
Dr. Imam Mahadi, M,Sc

OLEH:
Dr. Imam mahadi, MSc
PENDAHULUAN
Bioetika berasal dari kata `bios' yang berarti hidup atau segala
sesuatu yang menyangkut kehidupan, dan kata `ethicos' yang
berhubungan dengan etika atau moral.

Pada awalnya biotika dikemukakan oleh V.P. Potter,


munculnya konsep ini dilatar belakangi oleh adanya masalah-
masalah yang timbul dari kecerobohan manusia seperti
-polusi lingkungan yang berkembang cepat, sehingga
menyebabkan lingkungan bumi beserta sistem ekologinya dalam
bahaya.

-Masalah lingkungan ini mengancam kelestarian manusia di muka


bumi. Pada saat itu bioetika merupakan ilmu untuk
mempertahankan hidup dalam mengatasi kepunahan lingkungan
dan mengatasi kepunahan manusia.
-Dalam perkembangannya bioetika cenderung mengarah pada
penanganan issu-issu tentang nilai-nilai dan etika yang timbul
karena perkembangan ilmu dan teknologi serta biomedis Misalnya
di bidang medis, bioetika hanya mengarah pada ketentuan atau
kode-kode tentang hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan
dalam tindakan medis seperti transplantasi, kloning, aborsi, bayi
tabung dan lain-lain.
Istilah bioetika secara umumn berarti 'etika tentang
kehidupan'.
Di dalam masyarakat, istilah etika mempunyai 2 arti.
1). Etika sama artinya dengan moral atau moralitas.
Sering kita mendengar atau membaca kalimat seperti berikut
ini: "hal itu tidak etis", "perbuatan itu tidak sesuai dengan
etika yang benar", "kita tidak boleh memikirkan keuntungan
saja, masih ada juga etika". Jika kalimat-kalimat macam itu
dipakai, etika dimaksudkan sebagai nilai-nilai dan norma-­
norma moral yang diterima sebagai pegangan bagi perilaku
kita. Moralitas merupakan suatu aspek penting dalam hidup
manusia pada taraf perorangan maupun sosial dan sekaligus
sebuah aspek yang khas untuk manusia saja. Etika atau
moralitas tidak berperanan sama sekali untuk hewan. Hanya
manusia yang merupakan makhluk moral.
2). etika adalah ilmu.
Etika disini adalah studi tentang moralitas. Etika ini
mempelajari kehidupan baik atau buruk dalam arti moral dan
coba menentukan yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. Etika ini termasuk filsafat dan karena itu disebut
juga etika filosofis atau filsafat moral.
Kemajuan bioetika

Perkembangan bioetika sudah bergulir sejak kira-kira 35 tahun ini, ada 3


ciri utama yang menonjol yaitu;
Bioetika bersifat interdisipliner, internasional dan pluralistis.

1. Bioetika bersifat interdisipliner


Bersifat interdisiplinaritas sering disebut sebagai cita-cita ilmu
pengetahuan, tetapi dalam kenyataan tidak begitu mudah untuk
direalisasikan. Namun, bioetika dalam hai ini cukup berhasil. Bioetika
menjadi semacam "meja bundar" yang mengumpulkan berbagai ilmu
yang menaruh perhatian khusus untuk masalah kehidupan (bios):
ilmu-­ilmu biomedis, hukum, teologi, ilmu-ilmu sosial, tapi tempat
utama diduduki oleh ahli­-ahli etika filosofis. Jika kita melihat pusat-
pusat bioetika atau forum-forum bioetika internasional, yang terutama
menjadi penggerak dalam dialog interdisipliner ini adalah para
etikawan. Hal itu hanya dimungkinkan karena etika filosofis sudah
lama meninggalkan menara gadingnya dan para etikawan tentu harus
bersedia memasuki betul bidang ilmiah yang mereka bicarakan, yang
kadang-kadang sangat kompleks.
2. Bioetika bersifat internasional
internalisasi merupakan suatu ciri yang menandai bioetika sejak
permulaannya. Ilmu pengetahuan menurut kodratnya bersifat
internasional. Karena itu, problem-problem etis yang
ditimbulkan dalam perkembangan ilmu-ilmu hayati bersifat
internasional pula. Dengan demikian, mudah terjadi globalisasi
bioetika yang dilukiskan ke penjuru dunia.
2. Bioetika bersifat pluralistis.
Pluralisme, dalam dialog sekitar bioetika, sebanyak mungkin
golangan dan pandangan diikutsertakan. Moral keagamaan
didengar, bukan saja moral agama mayoritas, tapi juga moral
agama-agama minoritas (kalau ada). Moral sekuler juga tidak
diabaikan. Dialog bioetika diwarnai keterbukaan dan suasana
demokratis. Di negara-negara yang punya peraturan hukum
mengenai masalah kontroversial seperti aborsi atau eutanasia,
sebelum keputusan diambil, diadakan diskusi luas untuk
mendengarkan pendapat semua pihak yang berkepentingan.
Akhirnya tercapai kesepakatan dalam parlemen meski
barangkali tidak disetujui beberapa pihak agama.
Ada 3 wilayah agenda kerja bioetika yang perlu diambil
perhatian agar etika itu dapat diterima oleh seluruh lapisan
masyarakat.

1). Masalah yang menyangkut hubungan antara para penyedia


layanan kesehatan dan para pasien.

2). Masalah keadilan dalam alokasi layanan kesehatan.

3). Masalah paling luas adalah topik-topik etika yang


ditimbulkan oleh kemajuan dramatis dalam ilmu dan teknologi
biomedis.

Topik-topik etika yang paling menonjol saat ini boleh disebut


masalah kloning, penelitian tentang sel-sel induk embrio dan
banyak persoalan dalam konteks reproduksi teknologis.
Misalnya, boleh kita ciptakan saviour siblings? Artinya, embrio
yang sudah melalui skrening genetik dan diimplantasi dalam
rahim ibu semata-mata untuk menyelamatkan saudaranya
yang sakit. Hal ini masih banyak pendapat pro-kontra, apakah
boleh dilakukan atau tidak, sebab ini menyangkut masalah
moral manusia itu sendiri.
Bioetika Lingkungan
Bioteknologi menyebabkan dilema bagi negara berkembang,
di satu pihak memerlukan bioteknologi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan keamanan lingkungan, tetapi
di pihak lain bioteknologi dapat berakibat negatif terhadap
keamanan hayati.
Sebagai negara yang kondisi ekonominya masih tergantung
pada kebaikan negara industri, negara berkembang sulit
menolak bila akan dipakai sebagai ujicoba produk
bioteknologi. Hal ini merupakan masalah tersendiri karena
undang-undang yang dapat melindungi masyarakatnya dari
bahaya pencemaran lingkungan hayati belum ada.

Pada negara-negara berkembang umumnya memiliki


keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan negara-
negara industri, protokol keselamatan hayati sangat perlu
dibuat se­bab dapat:
1. melindungi nebara-negara dunia ketiga atau negara
berkembang dari kemungkinan sebagai tempat ujicoba
perkembangan bioteknologi yang terus berlangsung, yang
dapat mengakibatkan tercemarnya keanekaragaman hayuti
oleh GMO (Genetically Modified Organism),
2. mempermudah kerja sama Internasional dan mencegah
keputusan-keputusan yang dibuat secara sepihak.

3. merupakan persyaratan yang seragam dalam pertukaran


informasi.

4. merupakan peraturan yang mengikat secara hukum bagi


importir dan eksportir untuk mengakui tanggung jawab mereka
dalam kaitannya dengan keanekaragaman hayati.

5. melindungi lingkungan dan persoalan-persoalan yang


berkaitan dengan lingkungan.

6. menjamin bahwa kegiatan bioteknologi yang dilakukan suatu


negara tidak menyebabkan kerusakan lingkungan di negara yang
lain.
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang ikut terlibat
dalam penyusunan protokol keamanan hayati internasional
(International Biosafety Protocol).
Hal ini merupakan suatu niat dari salah satu negara berkembang
untuk mempertahankan keanekaragaman hayatinya dari
pengaruh GMO dan mencegah akibat dampak negatif produk
bioteknologi terhadap pertanian, lingkungan dan kesehatan
masyarakat.

Di Indonesia telah dibuat undang-undang yang dipakai untuk


melindungi keanekaragaman hayati dan kesehatan
masyarakat dari pemanfaatan produk bioteknologi yang
belum teruji.

Undang-undang tersebut antara lain,


1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992, tentang Sistem
Budidaya Pertanian, pasal 16, yang berbunyi: Pemerintah
dapat melarang pengadaan, peredarant dan penanaman benih
tertentu yang merugikan masyarakat, budidaya tanaman,
sumber daya alam lainnya, dan/atau lingkungan hidup.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993, tentang
Analisis mengenai Dampak Lingkungan, pasal 2 ayat (1),
butir (d), (f) dan (g), yang menyatakan: Usaha dan kegiatan
yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan hidup meliputi:
(d) proses dan kegiatan yang hasilnya dupat mempengaruhi
lingkungan sosial danbudaya
(f) introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad
renik
(g) pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non
hayati ..... bagi jenis usaha atau kegiatan tersebut setelah
ditetapkan Menteri dengan mendengar dan memperhatikan
saran dun pendapat instansi yang bertanggung jawab
disusun analisis mengenai dampak lingkungan.

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang pengesahan


konvensi PBB mengenai Keanekaragaman Hayati, bagian
Penjelasan Umum sub-bab Manfaat Konvensi butir 6, yang
menyatakan bahwa salah satu manfaat penyesahan konvensi
ini adalah pengembangan dan penanganan bioteknologi agar
Indonesia tidak dijadikan ajang ujicoba pelepasan GMO
(Genetically Modified Oranism) oleh negara lain (Hari Hartiko,
1995).
Bioetika Dalam Profesi Medis

Salah satu bidang di mana etika sudah lama mendapat


perhatian khusas adalah profesi kedokteran.
Ilmu kedokteran juga merupakan ciptaan Yunani kuno yang
khas. Hippokrates dari Kos (kira-kira 460-370 SM) adalah
orang Yunani kuno yang digelari "bapak ilmu kedokteran"
karena untuk kali pertama memberikan suatu dasar ilmiah
kepada profesi kedokteran dengan melepaskannya dari
suasana gaib dan penuh mistik/dukun yang meliputi profesi
ini sebelumnya.

Hippokrates memberikan dasar etika kepada profesi medis


dengan merumuskan "Sumpah Hippokrates".

Pada tahun 1948 Majelis Umum Asosiasi Kedokteran Dunia


merumuskan suatu versi modern dari Sumpah Hippokrates ini
dalam dokumen yang disebut Deklarasi Jenewa (Declaration
of Geneva) yang men jadi dasar untuk semua kode etik
kedokteran setempat, termasuk juga Kode Etik Kedokteran
Indonesia.
Cantohnya adalah problem-problem baru yang muncul
berhubungan dengan pengembangan intensive care unit (ICU)
yang memakai alat-alat canggih seperti respirator, mulai
dasawarsa 1950-an dan 1960-an.
Dengan teknologi baru ini dimungkinkan bahwa fungsi
pernapasan dan peredaran darah diambil alih oleh mesin. Bila
mesin dihentikan, pasien langsung meninggal karena ia tidak
lagi bisa bernapas secara spontan. Namun. jika pasien hanya
bernapas dengan bantuan mesin, apakah dapat dikatakan
bahwa ia masih "hidup" dalam arti yang sebenarnya?
Perbatasan antara hidup dan mati menjadi kacau!
Permasalahan ini agak cepat mengakibatkan munculnya
pengertian baru tentang kematian, yaitu mati otak: manusia
adalah mati jika seluruh otaknya mati atau tidak memiliki
aktivitas lagi.
Kalau pasien dengan kondisi itu sudah sungguh mati otak, kita
boleh mengambil organ-organnya untuk ditransplantasi pada
pasien lain yang membutuhkan. Prosedur ini sudah sering
terjadi pada transplantasi jantung.
Bioetika Dalam Kloning Manusia

Dalam bioteknologi kita kenal istilah "kloning embrio", atau


tepatnya disebut penggandaan sel kembar artifisial.
Klon (clone) adalah suatu kelompok organisme atau individu
yang mempunyai susunan genetik yang sama. Klon ini
diperoleh dari induk yang sama tanpa melalui perbanyakan
secara seksual. Kloning (Cloning) adalah suatu proses atau
metode perbanyakan atau reproduksi secara aseksual. Secara
teori, semua sel dapat dikloning.

Kloning pada tumbuhan dapat dilakukan dengan stek, cangkok


atau mikropropagasi dengan kultul jaringan/organ atau sel.

Pada hewan dan manusia dilakukan dengan cara memasukan inti


dari sel embrional yang mempunyai sifat totipotensi ke dalam
sel telur yang belum dibuahi. Penggandaan sel kembar secara
buatan ini telah dimulai sejak tahun 1970-an secara terbatas
pada hewan-hewan ternak dan sampel percobaan seperti sapi,
domba, atau tikus.

Jadi bagaimana jika rekayasa genetik itu diterapkan pada


manusia?
Tentu saja kehati-hatian lebih diperlukan lagi, karena akan
menyangkut harkat dan martahat makhluk hidup bernama
manusia, tatanan kemasyarakatan, juga menyangkut masa
depan peradaban bumi ini.

Kloning embrio pada dasarnya adalah penggandaan sel zygot


(sel telur hewan yang telah dibuahi sel sperma) menjadi
beberapa set monozygot mandiri yang mempunyai genetika yang
sama secara sengaja di laboratorium. Ini terjadi dengan
menambahkan zat kimia yang merangsang dua belahan zygot
atau lebih untuk berkembang secara sendiri-sendiri menjadi
masing-masing satu makhluk hidup tunggal.

Proses ini adalah peniruan proses terjadinya bayi kembar satu


telur, di mana pada manusia terjadi proses penggandaan
monozygot dari satu zygot dengan probabilitas terjadinya 1 di
antara 75 kehamilan. Proses kloning embrio ini telah dicoba
secara terbatas pada hewan.
Empat bayi hasil kloning manusia
Sisi positif

1. Akan memberi kita pengetahuan dan pencerahan yang lebih


dalam tentang genetika.

2. Saat ini, telah banyak usaha para peneliti untuk membuat


hewan transgenik yang mempunyai sifat yang diharapkan,
seperti menghasilkan susu yang mengandung hormon tubuh
manusia. Prosedur kloning embrio akan mempermudah
penggandaan untuk menghasilkan ternak transgenik yang
benar-benar murni membawa sifat yang diharapkan.

3. Khususnya pada manusia, kloning embrio adalah etis, karena


dia bisa diharapkan dapat memberi pencerahan pada
mekanisme keguguran berulang yang dialami oleh ibu hamil
yang sampai sekarang belum diketahui penyebabnya,
sehingga dapat menolong para pasien seperti ini.
Menghasilkan beberapa sel zygot untuk ditanam dalam rahim.
Akan tetapi tidak semua wanita bisa memproduksi sel telur
lebih dari satu walaupun dengan induksi hormon. Prosedur
kloning embrio memungkinkan wanita-wanita seperti ini
untuk mempuyai peluang kehamilan yang lebih besar.
4. Selama ini untuk memperbesar probabilitas pasangan mandul
dengan proses bayi tabung adalah dengan merangsang indung
telur untuk menghasilkan sel telur lebih dari satu dan
mencampurkannya dengan jutaan sel sperma agar bisa
menghasilkan beberapa sel zygot untuk ditanam dalam rahim.
Akan tetapi tidak semua wanita bisa memproduksi sel telur
lebih dari satu walaupun dengan induksi hormon. Prosedur
kloning embrio memungkinkan wanita-wanita seperti ini
untuk mempmyai peluang kehamilan yang lebih besar.

5. Memungkinkan penyediaan organ tubuh sang calon bayi.


Ketika dia menjadi besar dan dalam perjalanan hidupnya
membutuhkan cangkok organ tubuhnya, misalnya karena
rusak oleh penyakit.
Sisi negatif

1. Kloning embrio manusia, walaupun secara prosedur adalah


peniruan proses penggandaan sel kembar pada manusia,
tanpa proses artifisial lainnya, apakah secara etis
keagamaan/syariah proses buatan ini diperbolehkan?

2. Proses kloning embrio memungkinkan untuk membuat sel


monozygot kembar dalam jumlah banyak. Sehingga etika
untuk memusnahkan sel monozygot dalam pemanfaatannya
akan menjadi permasalahan ketika zygot dipercayai sebagai
awal kehidupan.
3. Walaupun proses kloning embrio tidak terlalu artifisial
seperti kloning sel dewasa, pemanfaatannya untuk
menciptakan kelas yang terdiri dari orang-orang unggul
untuk kepentingan kekuasaan suatu kelompok tidak bisa
diabaikan.
4. Akan menimbulkan bahaya psikologi.
5. Metode kloning manusia merendahkan atau mengurangi
nilai sosial dan merendahkan penghargaan nilai kemuliaan
manusia.
6. Menghilangkan keseimbangan fitrah mahluk hidup.
7. Menghentikan evolusi alamiah pada mahluk hidup.
Kloning Manusia Dalam Perspektif Islam
Allah telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk dan
memulikannya atas semua makhluk-Nya (Qs At-Tin (95):4) dan
(Qs. Al­Isra' (17):70). Dari manifestasi pemuliaan inilah Islam
tetap menjaga fitrah manusia secara konsisten untuk
memelihara dan menjaga kaidah umum yang lima yang
merupakan fondasi berdirinya eksistensi hidup manusia, yaitu
memelihara jiwa, akal, agama, harta dan keturunan. Sehingga
apabila terjadi pelanggaran (breach) terhadap salah satu dari
lima kaidah tersebut, hidup manusia akan cacat dan rusak.

Berkenaan dengan keturunan dan reproduksi manusia, Allah


menjadikan dengan hikmahNya perkawinan secara legal (al
jawaz al­syar'i) yang sudah ditetapkan syarat-syarat, batasan-
batasan dan aturan­-aturannya (Qs Ar-Rum (30) :21). Dari
perkawinan yang sah inilah, akan melahirkan anak (keturunan)
melalui hikmah dan kehendakNya, yaitu dengan bertemunya air
sperma laki-laki (spermatozoa) dan sel telur perempuan (ovum)
(Qs. At-Thariq (86) :5-7).
Hukum Syar'i tentang Kloning Janin Manusia

Mayoritas ulama' mengharamkan kloning janin manusia.

Dalil-dalil Atas Pengharaman Kloning


Para ulama yang mengharamkan kloning janin manusia
memiliki beberapa dalil yang menguatkan pendapat
mereka, di antaranya:
1. Kloning sangat bertentangan dengan al-qaa'idah al-kulliyah
al-khams yang dibawa oleh Islam untuk memelihara
eksistensi hidup manusia.

2. Setiap anak manusia yang lahir memiliki satu hubungan


kejadian dan keturunan dengan bapaknya, ia berasal dari
sperma bapaknya. Dan memiliki dua hubungan dengan
ibunya, yaitu; pertama, hubungan kejadian dan keturunan,
dan kedua, hubungan asalnya, yaitu dari sel telur (ovum)
ibunya. Abu Bakar Abdullah Abu Zaid mengatakan bahwa
air mani (sperma) yang dihargai dianggap mulia ialah yang
berasal dari kedua pasangan-suami istri yang merupakan
pemberian Allah Swt kepada hamba-Nya (Qs. An-Nahl
(16) :78) dan (Qs. Az-Zumar (39) :6).
3. Anak (keturunan) harus berasal dari perkawinan yang sah
(al-zawaj al­syar'i) antara suami-istri. Seluruh keadaan yang
dintervensi oleh pihak ketiga terhadap hubungan suami-istri
(al-'alaaqah al-zaujiyah)-baik itu melalui rahim, sel telur,
sperma atau sel tubuh lain yang digunakan dalam proses
kloning diharamkan (tidak dibenarkan oleh syari'at).

4. Kloning menjadikan manusia menyalahgunakan


kehormatannya­bentuk yang telah diciptakan oleh Allah Swt.
Mengubah dan memperburuk serta menyia-nyiakan ciptaan
Allah adalah perbuatan syetan yang diperingatkan oleh-Nya
agar kita tidak mengikutinya (Qs. An-Nisa (4) :118-119).

5. Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk-Nya dilengkapi


dengan insting dan fitrah yang berbeda-beda. Salah satu dari
insting tersebut adalah keinginan yang kuat untuk melakukan
perkawinan-melalui hubungan seksual secara sah (syar'i)-
antara laki-laki dan perempuan untuk dapat mendapatkan
keturunan secara sah, sedangkan kloning menyelewengkan dan
menghancurkan fitrah ini.
6. Kloning menghancurkan tatanan keluarga yang bangunannya
suami-­istri, yang telah diikat oleh tali cinta dan kasih-sayang.
Sementara itu, kloning menghancurkan bangunan tersebut.

7. Kloning menyalahi identitas seseorang, keistimewaan-


kesitimewaan, kepribadiannya serta menipiskan (tatanan) sosial
yang stabil. Selain itu, ia juga membongkar-menghancurkan
fondasi keturunan, kerabat, shilaturrahmi, dan eksistensi
keluarga yang saling mengikat dalam syari'at Islam.

8. Pengharaman kloning berdasarkan pada kaidah ishuliyah yang


berbunyi dar'ul mafaasid muqaddamun 'alaa jalb al-mashaalih
(menolak datangnya kerusakan lebih diutamakan daripada
mengambil maslahah/manfaat). Tidak diragukan lagi, bahwa
praktek kloning manusia mengandung banyak kemudharatan
(bencana), walaupun sedikit banyaknya ada juga manfaatnya
Sekian
Dan
Terima kasih

Ada pertanyaan?????.......

Anda mungkin juga menyukai